Anda di halaman 1dari 8

STASE KEPERAWATAN JIWA

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN


DENGAN REHABILITASI NAPZA
DI WISMA ABIMANYU DI RSJ GRHASIA

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktek Profesi Ners


Stase Keperawatan Jiwa

Disusun Oleh:

BIMA SETIA NUGRAHA


213203008

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XVII


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA
2021
LEMBAR PENGESAHAN

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. O DI WISMA ABIMANYU


RUMAH SAKIT JIWA GRHASIA YOGYAKARTA

Telah disetujui pada


Hari :
tanggal :

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik Mahasiswa

(……………………………………) (…………………………………) (Bima Setia


Nugraha)
LANDASAN TEORI

1. Definisi
Narkotika berasal dari bahasa Inggris “narcotics” yang artinya obat
bius. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan (Undang-undang No.35 tahun 2009).
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku
(Undang-undang No 5 tahun 1997)
Zat Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi
sintetis maupun sintetis yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau
kokaina yang dapat mengganggu sistem saraf pusat. Zat adiktif adalah zat-zat
yang bisa membuat ketagihan jika dikonsumsi secara rutin [ CITATION
Oky21 \l 1033 ].
2. Tahap Ketergantungan NAPZA
a. Abstinence
Suatu periode dimana seseorang sama sekali tidak menggunakan zat
adiktif (narkoba) untuk tujuan rekreasional.
b. Social Use 
Suatu periode dimana individu sudah menyalahgunakan zat adiktif untuk
tujuan rekreasional namun belum mengalami problem yang berkaitan
dengan aspek sosial, finansial, medis dan sebagainya. Yang bersangkutan
masih dapat mengontrol penggunaan zat.
c. Early Problem Use 
Suatu proses dimana seseorang sudah menyalahgunakan zat adiktif dan
sudah mulai berpengaruh pada kehidupan sosial misalnya sudah malas
belajar, bergaul hanya dengan orang-orang tertentu, mulai menjauh dari
keluarga dan lain-lain.
d. Early Addiction 
Tahap dimana seseorang sampai pada perilaku ketergantungan secara fisik
dan psikologis. Pada tahap ini seseorang pecandu akan mengalami
gangguan kehidupan sosial. Seseorang sudah sulit mengikuti kehidupan
normal, ia akan terlibat dalam perbuatan melanggar norma dan nilai yang
berlaku.
e. Severe addiction 
Merupakan tahap akhir dimana seseorang hanya hidup untuk
mempertahankan ketergantung zat. Pada tahap ini seseorang tidak lagi
memiliki kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Bahkan yang
bersangkutan sudah akrab dengan tindakan kriminal (pencurian,
perampokan, pembunuhan dan lain-lain). Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan narkoba yang ia inginkan [CITATION BNN21 \l 1033 ].
3. Jenis-jenis NAPZA
a. Narkotika Golongan 1
Narkotika golongan 1 seperti ganja, opium, dan tanaman koka sangat
berbahaya jika dikonsumsi karena beresiko tinggi menimbulkan efek
kecanduan.
b. Narkotika Golongan 2
Sementara narkotika golongan 2 bisa dimanfaatkan untuk pengobatan
asalkan sesuai dengan resep dokter. Jenis dari golongan ini kurang lebih
ada 85 jenis, beberapa diantaranya seperti Morfin, Alfaprodina, dan lain-
lain. Golongan 2 juga berpotensi tinggi menimbulkan ketergantungan.
c. Narkotika Golongan 3
Narkotika golongan 3 memiliki risiko ketergantungan yang cukup ringan
dan banyak dimanfaatkan untuk pengobatan serta terapi.
d. Narkotika Jenis Sintetis
Jenis yang satu ini didapatkan dari proses pengolahan yang rumit.
Golongan ini sering dimanfaatkan untuk keperluan pengobatan dan juga
penelitian. Contoh dari narkotika yang bersifat sintetis seperti Amfetamin,
Metadon, Deksamfetamin, dan sebagainya.
e. Narkotika Jenis Semi Sintetis
Pengolahan menggunakan bahan utama berupa narkotika alami yang
kemudian diisolasi dengan cara diekstraksi atau memakai proses lainnya.
Contohnya adalah Morfin, Heroin, Kodein, dan lain-lain.
f. Narkotika Jenis Alami
Ganja dan Koka menjadi contoh dari Narkotika yang bersifat alami dan
langsung bisa digunakan melalui proses sederhana. Karena kandungannya
yang masih kuat, zat tersebut tidak diperbolehkan untuk dijadikan obat.
Bahaya narkoba ini sangat tinggi dan bisa menyebabkan dampak buruk
bagi kesehatan jika disalahgunakan. Salah satu akibat fatalnya adalah
kematian (BNN, 2019).
4. Dampak Penggunaan NAPZA
a. Dehidrasi
Penyalahgunaan zat tersebut bisa menyebabkan keseimbangan elektrolit
berkurang. Akibatnya badan kekurangan cairan. Jika efek ini terus terjadi,
tubuh akan kejang-kejang, muncul halusinasi, perilaku lebih agresif, dan
rasa sesak pada bagian dada. Jangka panjang dari dampak dehidrasi ini
dapat menyebabkan kerusakan pada otak.
b. Halusinasi
Halusinasi menjadi salah satu efek yang sering dialami oleh pengguna
narkoba seperti ganja. Tidak hanya itu saja, dalam dosis berlebih juga bisa
menyebabkan muntah, mual, rasa takut yang berlebih, serta gangguan
kecemasan. Apabila pemakaian berlangsung lama, bisa mengakibatkan
dampak yang lebih buruk seperti gangguan mental, depresi, serta
kecemasan terus-menerus.
c. Menurunnya Tingkat Kesadaran
Pemakai yang menggunakan obat-obatan tersebut dalam dosis yang
berlebih, efeknya justru membuat tubuh terlalu rileks sehingga kesadaran
berkurang drastis. Beberapa kasus si pemakai tidur terus dan tidak
bangun-bangun. Hilangnya kesadaran tersebut membuat koordinasi tubuh
terganggu, sering bingung, dan terjadi perubahan perilaku. Dampak
narkoba yang cukup berisiko tinggi adalah hilangnya ingatan sehingga
sulit mengenali lingkungan sekitar.
d. Kematian
Dampak narkoba yang paling buruk terjadi jika si pemakai menggunakan
obat-obatan tersebut dalam dosis yang tinggi atau yang dikenal dengan
overdosis. Pemakaian sabu-sabu, opium, dan kokain bisa menyebabkan
tubuh kejang-kejang dan jika dibiarkan dapat menimbulkan kematian.
Inilah akibat fatal yang harus dihadapi jika sampai kecanduan narkotika,
nyawa menjadi taruhannya.
e. Gangguan Kualitas Hidup
Bahaya narkoba bukan hanya berdampak buruk bagi kondisi tubuh,
penggunaan obat-obatan tersebut juga bisa mempengaruhi kualitas hidup
misalnya susah berkonsentrasi saat bekerja, mengalami masalah keuangan,
hingga harus berurusan dengan pihak kepolisian jika terbukti melanggar
hukum (BNN, 2019)
5. Tahap Pemulihan
a. Tahap rehabilitasi medis (detoksifikasi), tahap ini pecandu diperiksa
seluruh kesehatannya baik fisik dan mental oleh dokter terlatih. Dokterlah
yang memutuskan apakah pecandu perlu diberikan obat tertentu untuk
mengurangi gejala putus zat (sakau) yang ia derita. Pemberian obat
tergantung dari jenis narkoba dan berat ringanya gejala putus zat. Dalam
hal ini dokter butuh kepekaan, pengalaman, dan keahlian guna
memdeteksi gejala kecanduan narkoba tersebut.
b. Tahap rehabilitasi nonmedis, tahap ini pecandu ikut dalam program
rehabilitasi. Di Indonesia sudah di bangun tempat-tempat rehabilitasi,
sebagai contoh di bawah BNN adalah tempat rehabilitasi di daerah Lido
(Kampus Unitra), Baddoka (Makassar), dan Samarinda. Di tempat
rehabilitasi ini, pecandu menjalani berbagai program diantaranya program
therapeutic communities (TC), 12 steps (dua belas langkah, pendekatan
keagamaan, dan lain-lain.
c. Tahap bina lanjut (after care), tahap ini pecandu diberikan kegiatan sesuai
dengan minat dan bakat untuk mengisi kegiatan sehari-hari, pecandu dapat
kembali ke sekolah atau tempat kerja namun tetap berada di bawah
pengawasan [ CITATION BNN191 \l 1033 ].
DAFTAR PUSTAKA

BNN. (2019). Sistem Informasi Rehabilitasi Narkoba. Retrieved 11 14, 2021, from
https://rehabilitasi.bnn.go.id/public/news/read/267

BNN, H. (2019). Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia. Retrieved 11 14,


2021, from https://bnn.go.id/pengertian-narkoba-dan-bahaya-narkoba-bagi-
kesehatan/

BNN, H. (2020). Badan Narkotika Nasional Kabupaten Kuningan. Retrieved 11 14,


2021, from https://kuningankab.bnn.go.id/mengenal-proses-penyalahgunaan-
narkoba-dan-tahapan-pemulihannya/

Oky. (2021). Puspensos Pusat Penyuluhan Sosial. Retrieved 11 14, 2021, from
Puspensos: https://puspensos.kemensos.go.id/apa-itu-narkoba

Anda mungkin juga menyukai