Anda di halaman 1dari 3

DRAF PERTANYAAN UNTUK KELOMPOK 2

TENTANG PSIKOTROPIKA

1. Apakah psikotropika dan narkoba sama, dan jika sama apakah cara pengobatannya
sama ?
2. Metafetamine mengandung apa sehingga bisa mengatasi kasus ADHD para dan
kenapa orang bisa salah menggunakan obat itu ?
3. Jelaskan penggolongan psikotropika dan apakah ada hubungannya dengan narkotika?
4. Bagaimana psikotropika golongan 2 dan 4 digunakan dalam pengobatan?

JAWABAN

1. Narkotika dan psikotropika meskipun sekilas sama namun hukum yang mengatur
keduanya berbeda. Hukum yang mengatur narkotika diatur dalam Undang-
Undang RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang narkotika dan disebutkan bahwa
narkotika merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Sedangkan hukum yang mengatur
Psikotropika adalah Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1997 dimana disebutkan
bahwa Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoatif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.
Cara pengobatan bagi yang kecanduan psikotropika adalah ; Pemeriksaan (untuk
mengetahui sejauh mana kecanduan yang dialami dan efek samping yang
muncul), detoksifikasi ( disini pengguna harus 100% berhenti menggunakan
psikotropika), stabilisasi ( untuk membantu pemulihan jangka panjang dengan
memberkan resep dokter), pengelolaan aktifitas (penderita yang sudah keluar
dari rehabilitas, harus banyak menerima dukungan baik dari keluarga, teman dan
masyarakat, agar mengawasi aktivitas mantan pemakai).
2. ADHD adalah penyakiat gangguan mental yang penderitanya mengalami
kesulitan fokus atau memusatkan perhatian, impulsif, serta hiperaktif. Kandungan
dari metafetamine sehingga mampu mengatasi ADHD para adalah
dimetilamfetamin, deprenil, efedrin, penilprofanolamin, metilefedrin. Dari zat-zat
ini lah berguna untuk penderita ADHD dimana akan membuat penderita ADHD
dapat lebih fokus dan dapat memusatkan perhatiannya.
Orang bisa kecanduan menggunakan psikotropika karena salah satu efek samping
dari Psikotropika itu mengubah perilaku seseorang 180 derajat dari sifat yang asli.
Sebagai contoh yang dulunya dia adalah oarang yang tidak pede berbicara di
depan umum, tapi setelah menggunakan psikotropika dia memiliki keberanian
berbicara di depan umum. Dari efek itu pemakai akan berfikir akan menggunakan
psikotropika itu untuk membantu dia berbicara di depan umum.
3. Psikotropika dibagia atas 4 golongan yaitu :
a) Psikotropika golongan 1 merupakan psikotropika yang hanya dapat
digunakan untuk ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta
mempunyai potensi yang sangat kuatmengakibatkan sindroma
ketergantungan. Contohnya Brolamfetamina, Katinona, Mekatinona.
b) Psikotropika golongan 2 merupakan psikotropika yang berkasiat
pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi luat mengakibatkan sindroma
ketergantungan. Contohnya Amfetamina, Metakualon, Zipepprol.
c) Psikotropika golongan 3 merupakan psikotropika yang berkasiat
pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma
ketergantungan. Contohnya Katina, Amobarbital, Pentasozina.
d) Psikotropika golongan 4 merupakan psikotropika yang berkasiat
pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
sindroma ketegantungan. Contohnya Diazepam, Estazolam, Etinamat.

Psikotropika dan narkotika dua-duanya jika dikonsumsi akan berpotensi


mengakibatkan sindroma ketergantungan dan menganggu kesehatan. Namun
seperti di awal psikotropika dan narkotika sekilas sama namun hukum yang
mengatur berbeda.

4. Psikotropika golongan 2 seperti Amfetamina, biasa digunakan dalam terapi


penyakit ADHD karena akan membantu penderita untuk fokus, namun jika
dikonsumsi tanpa resep dokter maka akan menimbulkan ketergantungan.
Sedangkan psikotropika golongan 4 itu adalah obat atau zat yang penggunannya
luas seperti Diazepam biasa digunakan oleh tenaga medis untuk mengobati
kecemasan, kegelisaan, dan juga termasuk mengobati jenis kejang tertentu.

KESIMPULAN
Selain dari jenis dan golongan psikotropika yang telah dibahas di atas, masih
terdapat psikotropika lain yang tidak mempunyai potensi yang mengakibatkan
sindroma ketergantungan, namun masih digolongkan sebagai obat keras.
Karenanya, peraturan, pembinaan, serta pengawasan harus sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang obat keras. Maskipun
memiliki atau tidak memiliki potensi yang mengakibatkan sindroma
ketergantungan, penggunaan psikotropika akan tetap memberi dampak buruk pada
kesehatan. Maka dari itu, mari jalani hidup sehat diawali dengan berhenti dan
mencegah penyalahgunaan Narkoba.

Anda mungkin juga menyukai