Anda di halaman 1dari 23

KAPANG & KHAMIR

BAB I

PENDAHULUHAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali tempat tempat lembab yang kita

jumpai tetapi kita tidak mengetahui bahwa tempat tersebut terdapat berbagai jenis

mikrooganisme salah satunya jamur , jamur secara umum dibagi menjadi dua

yaitu kapang dan khamir ,keduanya memiliki perbeedaan dimana khamir bersifat

uniseluler dan kapang bersifat multiseluler.

Kapang dan khamir memiliki habitat yang berbeda yaitu pada kapang yang

cendrung hidup pada tempat yang lembab sedangkan khamir tumbuh pada saat

pembusukan makanan( pada makanan yang sudah basi) .

Bila mereka hidup dari benda organik mati yang terlarut, mereka disebut

saprofit. Saprofit menghancurkan sisa – sisa tumbuhan dan hewan yang

kompleks, menguraikannya menjadi zat – zat kimia yang lebih sederhana, yang

kemudian dikembalikan ke dalam tanah, dan selanjutnya meningkatkan

kesuburannya.Jadi mereka dapat menguntungkan bagi manusia.Sebaliknya

mereka juga dapat merugikan kita bilamana mereka membusukkan kayu,

makanan, dan bahan – bahan lainnya.

Pada praktikum kali ini akan dilakukan pada sampel berupa makanan tela-

tela dari ubi, yang dimana dari makanan tersebut akan diambil sampel berupa

jamur yang akan diamati morfologi dan organel- organel pada jamur dengan

menggunakan dua metode yaitu makroskopik dan mikroskopik terebut sehingga

praktikum ini dilakukan.

MUHAMMAD IRSAL MAKKARENNU NUR VICKY SYAFRIANI, S.Farm.


15020160015
KAPANG & KHAMIR

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dala m praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana bentuk morfologi jamur pada sampel tela-tela berjamur yang

diamati dengan metode makroskopik ?

2. Bagaimana bentuk dan morfologi jamur pada sampel tela-tela berjamur yang

diamati dengan metode mikroskopik ?

C. Maksud Praktikum

Adapun yang menjadi maksud dari percobaan ini adalah untuk memahami

bentuk morfologi jamur pada sampel tela-tela berjamur yang diamati dengan

metode makroskopik dan mikroskopik.

D. Tujuan Praktikum

Adapun yang menjadi tujuan dari dilakukannya percobaan ini adalah :

1. Untuk mengetahui bentuk morfologi jamur pada sampel tela-tela berjamur yang

diamati dengan metode makroskopik?

2. Untuk mengetahui bentuk dan morfologi jamur pada sampel tela-tela berjamur

yang diamati dengan metode mikroskopik ?

E. Manfaat Praktikum

Manfaat dilakukan praktikum ini adalah mahasiswa dapat mengetahui bentuk

serta morfologi dari jamur, perbedaan kapang dan khamir, serta jenis jamur yang

tumbuh pada suatu sampel (tela-tela).

MUHAMMAD IRSAL MAKKARENNU NUR VICKY SYAFRIANI, S.Farm.


15020160015
KAPANG & KHAMIR

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Secara evolusi, fungi merupakan bagian dari protozoa, mereka tidak terkait

dengan actinomycates, bakteri miselial yang berifat superficial.Fungsi dibagi

menjadi Zygomycotina (phycomycates), Asomycotina (ascomycates),

Basidiomycotina (basidiomycates) dan Deuteromycotina (fungi imperfekti)

(Jawetz, 2005).

Fungi membutuhkan kondisi kelembapan yang tinggi, persediaan bahan

organic, dan oksigen untuk pertumbuhannya. Lingkungan yang hangat dan

lembab mempercepat pertumbuhan fungi.Fungi tumbuh dengan baik pada kondisi

lingkungan yang mengandung banyak gula dengan tekanan osmotik tinggi dan

kondisi asam yang tidak menguntungkan bagi pertumbuhan bakteri.Hal ini

memungkinkan fungi dapat tumbuh pada selai atau acar (Pratiwi, 2008).

Pada fungi klasifikasi didasarkan pada (Sugyo, 2002) :

1. Produksi konidia atau spora seksual

2. Struktur morfologi dari alat reproduksi

3. Ciri-ciri koloni

4. Sifat hifa

Klasifikasi Fungi (Sugyo, 2002):

1. Chytridomycetes

2. Zygomycates

3. Ascomycates

MUHAMMAD IRSAL MAKKARENNU NUR VICKY SYAFRIANI, S.Farm.


15020160015
KAPANG & KHAMIR

4. Basidiomycates

5. Deuteromycates (Fungi Imperfecti)

6. Mycophycophyta

Secara morfologi, fungi dibagi menjadi tiga tipe utama, yaitu tipe kapang,

khamir, dan cendawan (mushroom). Fungi dalam bentuk uniseluler disebut

khamir, merupakan fungi berbentuk oval atau bola dan ukurannya lebih besar dari

bakteri.Kapang adalah tipe fungi yang terlihat seperti serabut-serabut benang

yang disebut miselia. Miselia terdiri dari filamen-filamen (hifa) panjang yang

bercabang dan saling menjalin (Tortora dkk., 2010). Sementara itu, beberapa

fungi membentuk struktur makroskopik yang disebut tubuh buah

(cendawan).Tubuh buah dapat memproduksi spora dan dari tempat tersebut pula

spora dapat disebarkan (Madigan, 2011).

Khamir dan jamur merupakan kelompok mikroorganisme yang terdiri dari

beberapa ribu spesies.Banyak terdapat ditanah dan udara, bersifat heterotrof dan

mampu beradaptasi dengan lingkungan yang beragam. Jamur umumnya

mengontaminasi berbagai komoditi pangan, peralatan proses dan fasilitas

penyimpanan makanan (Hidayat, 2006).

Jamur merupakan protista nonfotosintesis yang tumbuh dengan bercabang,

jalinan filamen (hifa) yang dikenal dengan sebutan miselium (mycelium).Meskipun

hifa memiliki sekat-sekat. Namun sekat ini berlubang sehingga inti dan sitoplasma

bias leluasa melewatinya. Jadi secara utuh, organism ini adalah coencyte

(berbentuk berinti banyak dengan sitoplasma saling berhubungan) berada dalam

deretan tabung-tabung yang dinding sel. Bentuk misilea disebut mold; jenis lain

seperti ragi, tidak membentuk miselium tapi mudah dikenali sebagai fungsi melalui

MUHAMMAD IRSAL MAKKARENNU NUR VICKY SYAFRIANI, S.Farm.


15020160015
KAPANG & KHAMIR

proses reproduksi seksualnya dan dari adanya bentuk-bentuk peralihan (Jawetz,

2005).

Khamir termasuk fungi tetapi dibedakan dari kapang karena bentuknya yang

bersifat uniseluler. Reproduksi khamir terutama dengan cara pertunasan(Natsir,

2003).Reproduksi khamir, Khamir dapat berkembang baik dengan cara bertunas,

pembelahan membentuk spora aseksual, konyugasi atau reproduksi seksual dan

secara parthenogenesis. Tetapi kebanyakan reproduksinya secara bertunas yang

disebut “budding” dan pembelahan sederhana (Djide, 2008 ).

Sebagai sel tunggal khamir tumbuh dan berkembang biak lebih cepat jika

dibandingkan dengan kapang karena mempunyai perbandingan luas permukaan

dengan volume yang lebih besar. Khamir pada umumnya diklasifikasikan

berdasarkan sifat-sifat fisiologinya dan tidak atas perbedaan morfologinya seperti

pada kapang.Yeast dapat dibedakan atas dua kelompok berdasarkan sifat

metabolismenya yaitu bersifat fermentatif dan oksidatif. Jenis fermentatif dapat

melakukan fermentasi alkohol yaitu memecah gula (glukosa) menjadi alkohol dan

gas contohnya pada produk roti.Sedangkan oksidatif (respirasi) maka akan

menghasilkan CO2 dan H2O. Keduanya bagi yeast adalah dipergunakan untuk

energi walaupun energi yang dihasilkan melalui respirasi lebih tinggi dari yang

melalui fermentasi (Natsir, 2003).

Khamir bersifat fakulatif , artinya khamir dapat hidup dalam keadaan aerob

ataupun anaerob, sedangkan kapang merupakan organisme aerob sejati. Fungsi

tumbuh dalam kisaran temperatur yang luas, dengan temperature optimal berkisar

antara 22-30o C. Spesies fungsi patogenik mempunyai temperatur pertumbuhan

optimal lebih tinggi, yaitu bekisar antara 30-37oC .Beberapa fungi mampu hidup

MUHAMMAD IRSAL MAKKARENNU NUR VICKY SYAFRIANI, S.Farm.


15020160015
KAPANG & KHAMIR

pada temperatur 0oC sehingga menyebabkan kerusakan produk yang disimpan

pada penyimpanan dingin (Pratiwi, 2008).

Berbeda dengan bakeri, jamur dan sebagian kamir dapat tumbuh pada

kisaran pH yang luas, mulai dibawah pH 2 hingga diatas pH 9.Banyak jamur yang

mampu mengubah pH awal substrat sehingga menjadi sesuai bagi pertumbuhan

kebanyakannya. Yang biasa antara pH 4,0 - 6,5 kisaran pH pertumbuhan

kebanyakan khamir dan jamur antara 5 hingga 35o (Hidayat,2006).

Berbagai media dapat digunakan untuk menghitung jumlah jamur dan khamir

yang hidup, bergantung pada sifat alami makan dan spesies jamur yang ada.

Media yang digunakan dapat digunakan dapat ditambahkan antibiotika pada plate

count agar atau dichloran roses Bengal agar dengan teknik pengenceran. Media

yang ditambah gliserol, glukosa, sukrosa, atau NaCl sering digunakan untuk

menghitung jamur xerofil dan khamir osmotoleran. Media tertentu juga

dikembangkan untuk mendeteksi genus dan spesies jamur tertentu (Hidayat,

2006).

Jamur dan khamir biasanya dihutung dengan teknik surface spread plate dari

pada por plate. Teknik ini memaksimalkan penampakan sel terhadap oksigen

udara dan stres suhu pendinginan agar.Spread plate agar dikeringkan semalam

sebelum digunakan (Hidayat, 2006)

Kapang adalah fungi multiseluler yang mempunyai filamen, dan

pertumbuhannya pada makanan mudah dilihat karena penampakannya yang

berserabut seperti kapas. Pertumbuhannya mula-mula akan berwarna putih, tetapi

jika spora telah timbul akan terbentuk berbagai warna tergantung dari jenis

kapang. Kapang terdiri dari suatu thallus (jamak = thalli) yang tersusun dari

MUHAMMAD IRSAL MAKKARENNU NUR VICKY SYAFRIANI, S.Farm.


15020160015
KAPANG & KHAMIR

filamen yang bercabang yang disebut hifa ( tunggal = hypha, jamak = hyphae).

Kumpulan dari hifa disebut miselium ( tunggal = mycelium, Jamak = mycelia)

(Pelczar,2005).

Tubuh atau talus kapang pada dasarnya terdiri dari 2 bagian yaitu miselium

dan spora (sel resisten, istirahat atau dorman).Miselium merupakan kumpulan

beberapa filamen yang dinamakan hifa.Setiap hifa lebarnya 5-10 μm,

dibandingkan dengan sel bakteri yang biasanya berdiameter 1 μm.Disepanjang

setiap hifa terdapat sitoplasma bersama (Syamsuri, 2004).

Banyak kapang atau jamur ini digunakan dalam industry fermentasi, seperti

pembuatan asam-asam organic, pembuatan antibiotika, pembuatan alcohol dan

sebagainya.Sebagai adalah kapang atau jamur yang digunakan untuk member

rasa bagi keju yang baik (Roquefort, Camembert, dan Brie) dan lainya seperti

Pencillium chryssogenin, adalah sumber antioksida penisilin.Dilain pihak tidak juga

jamur maupun khamir dapat menimbulkan penyakit yang gawat pada manusia

(Djide, 2008).

Menurut fungsinya ada dua macam hifa, yaitu hifa fertil dan hifa vegetatif.Hifa

fertil dapat membentuk sel-sel reproduktif atau badan buah (spora).Biasanya arah

pertumbuhannya ke atas sebagai hifa udara.Hifa vegetatif berfungsi mencari

makanan ke dalam substrat. Sedangkan menurut morfologinya, ada 3 macam

hifa: (1) Aseptat atau senosit, hifa seperti ini tidak mempunyai dinding sekat atau

septum; (2) Septat dengan sel-sel uninukleat, sekat membagi hifa menjadi ruang-

ruang atau sel-sel berisi nucleus tunggal, pada setiap septum terdapat pori

ditengah-tengah yang memungkinkan perpindahan nucleus dan sitoplasma dari

satu ruang keruang yang lain, setiap ruang suatu hifa yang bersekat tidak

MUHAMMAD IRSAL MAKKARENNU NUR VICKY SYAFRIANI, S.Farm.


15020160015
KAPANG & KHAMIR

terbatasi oleh suatu membrane sebagaimana halnya pada sel yang khas, setiap

ruang itu biasanya dinamakan sel; (3) Septat dengan sel-sel multinukleat, septum

membagi hifa menjadi sel-sel dengan lebih dari satu nukleus dalam setiap ruang.

(Syamsuri 2004).

B. Uraian Bahan

1. Asam tartrat (Ditjen POM, 1979)

Nama resmi : TARTRAT ACID

Sinonim : Asam tartrat

RM : C4H6O6

Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk putih , tidak berbau,

rasa sangat asam

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam etanol

(95%) P, sukar larut dalam eter P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai zat pemberi suasana asam

2. Gliserol (Ditjen POM, 1979)

Nama resmi : GLYSERUM

Sinonim : Gliserin

RM / BM : C3H8O3/ 92,10

Pemerian : Cairan seperti sirup jernih, tidak berwarna, tidak berbau,

manis diikuti rasa hangat.

Kelarutan : Dapat dicampur dengan air dan dengan etanol 95 %P

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai zat pemberi kelembaban

MUHAMMAD IRSAL MAKKARENNU NUR VICKY SYAFRIANI, S.Farm.


15020160015
KAPANG & KHAMIR

3. Metilen Blue (Ditjen POM, 1979)

Nama resmi : METYLEN BLUE

Sinomin : Biru Metil

Pemerian : Serbuk biru gelap

Kelarutan : Larut dalam air

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai pewarna

4. Potato Dextrosa agar (Safitri, 2007)

a. Komposisi

Potato Infusion from 200 g…………………………..4 g

Dextrose………………………………………………20 g

Agar……………………………………………………15 g

b. Kegunaan

Potato dextrose agar digunakan untuk budidaya jamur.

C. Uraian Sampel

1. Ubi Jalar (Tela-Tela) (Itis.gov)

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Viridiplantae

Infrakingdom : Streptophyta

Superdivision : Embryophyta

Division : Tracheophyta

Subdivision : Spermatophytina

Class : Magnoliopsida

Superorder : Asteranae

MUHAMMAD IRSAL MAKKARENNU NUR VICKY SYAFRIANI, S.Farm.


15020160015
KAPANG & KHAMIR

Order : Solanales

Family : Convolvulaceae

Genus : Ipomoea L

Species : Ipomoea batatas (L.) Lam.

D. Prosedur Kerja (Anonim, 2017)

1. Morfologi Kapang

a. Pengamatan Makroskopik

1) Genus Aspergillus

a) Dipindahkan sedikit biakan kapang dari tabung yang berisi biakan murni

dengan jarum tanam cawan petri yang berisi medium CDA atau PDA

b) Diinkubasikan selama 4-15 hari pada suhu kamar

c) Diamati setiap hari :

a. Perubahan warna yang timbul pada koloni

b. Keadaan permukaan koloni (rata, menggunung, seperti tepung,

berebutir-butir, beludri atau seperti kapas)

c. Ada tidaknya garis-garis radial : adanya garis atau lingkaran

konsentris (zonation)

d. Ada tidaknya kleistitesia

e. Ada tidaknya eksudat drops serta warnanya

f. Ada tidaknya bau yang khas

g. Keadaan bagian belakang koloni

MUHAMMAD IRSAL MAKKARENNU NUR VICKY SYAFRIANI, S.Farm.


15020160015
KAPANG & KHAMIR

2). Genus Rhizopus

a) Diambil sedikit biakan kapang yang murni dan letakkan diatas

permukaan medium pada cawan petri yang berisi medium PDA dan

MEA

b) Diinkubasi selama 3 -7 hari pada suhu kamar

c) Diamati setiap hari :

d) Koloni secara umum (tinggi atau rendah pada permukaan medium

serta warnanya)

e) Keadaan permukaan koloni (seperti kapas, tepung, butir-butir kasar)

f) Ada tidaknya eksudat drops

g) Keadaan bagian belakang koloni

(amati pula dengan menggunakan kaca pembesar (luope) bagian

miselium yang menempel pada dinding cawan petri dan hitung jumlah

fesikelnya)

b. Pengamatan mikroskopik

Cara kerja

1. Dibersihkan gelas objek dan kaca penutup dengan alkohol 70% sampai

bebas lemak, kemudian diteteskan beberapa tetes larutan lactofenol atau

lactofenol cotton blue diatas permukaan gelas objek tersebut

2. Diambil sedikit koloni biakan dengan jarum inokulasi, diletakkan dalam

tetesan lactofenol dan diuraikan dengan jarum preparat dengan cara hati-

hati, Diusahakan miselium basah terkena lactofenol

MUHAMMAD IRSAL MAKKARENNU NUR VICKY SYAFRIANI, S.Farm.


15020160015
KAPANG & KHAMIR

3. Ditutup dengan kaca penutup sedemikian rupa sehingga tidak terdapat

gelembung udara dalam preparat, dibersihkan kelebihan lactofenol

dengan kertas isap

4. Diamati dengan mikroskop memakai lensa obyektif pembesaran 10x,

kemudian dengan pembesaran 40x, untuk melihat morfologi konidia atau

spora, digunakan pembesaran 100x

5. Dicatat dan digambar semua yang diamati seperti : miselium (bercabang

atau tidak, berseptum atau tidak, halus atau kasar) , sterigma, konidia,

spora, konidiofor, kolumela, vesikula, zigospora, klamidiaspora, metula,

fialid, stipe.

2. Morfologi Khamir

1) Dibersihkan kaca obyek dengan memakai alkohol 70% samapai bebas

lemak

2) Teteskan sedikit larutan metilen blue diatas gelas objek

3) Diambil sedikit biakan khamir dengan memakai jarum ose, diletakkan dalam

tetesan metilen blue, dan ditutup dengan kaca pembesar

4) Diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran 100x

5) Digambar dan dicatat : bentuk sel, ada tidaknya pertunasan (budding),

banyaknya tunas (budding) pada setiap sel, askospora, miselium semu

(pseudomycelium).

MUHAMMAD IRSAL MAKKARENNU NUR VICKY SYAFRIANI, S.Farm.


15020160015
KAPANG & KHAMIR

BAB III

METODE KERJA

A. Alat

Adapun alat – alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah batang V,

cawan petri, deglass, engkas, erlenmeyer, gegep kayu, kertas saring, lampu

spritus, mikroskop, oven, objek glass, ose bulat, pinset, rak tabung, spoit 10 ml,

spidol, dan vial.

B. Bahan

Adapun bahan yang digunakan adalah asam tartrat, gliserol, kertas saring,

medium PDA, metilen blue, jamur ubi tela-tela.

C. Cara Kerja

1. Secara Makroskopik

a. Metode Gores

1) Disiapkan alat dan bahan yang digunakan.

2) Diambil 10 ml medium PDA ( Potato Dextrosa Agar) dan dimasukkan

dalam cawan petri steril (dilakukan secara aseptis), dibiarkan memadat.

3) Kemudian diambil 1 ose biakan jamur pada ubi tela-tela dengan

menggunakan ose bulat yang telah disterilkan di lampu spiritus terlebih

dahulu. Kemudian digoreskan dalam medium ( Potato Dextrosa Agar)

4) Diinkubasi selama 3 x 24 jam pada suhu kamar.

5) Diamati dan digambar meliputi bentuk permukaan, warna koloni, bau

khas, radial furrow, growing zone, zonation, exsudate drops, dan reverse

of colony.

MUHAMMAD IRSAL MAKKARENNU NUR VICKY SYAFRIANI, S.Farm.


15020160015
KAPANG & KHAMIR

b. Metode Tuang

1) Disiapkan alat dan bahan yang digunakan

2) Dibuat suspensi jamur ubi tela-tela dengan menambahkan air steril

3) Dimasukkan suspensi jamur ubi jalar ke dalam cawan petri kemudian

4) Diisikan dengan medium PDA sebanyak 9 ml.

5) Diinkubasi selama 3 x 24 jam pada suhu kamar.

6) Diamati dan digambar meliputi bentuk permukaan, warna koloni, bau

khas, radial furrow, growing zone, zonation, exsudate drops, dan reverse

of colony.

2. Secara Mikroskopik

a. Mikroskopik Secara Langsung

1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2) Diambil jamur ubi tela-tela dengan menggunakan ose bulat, lalu

diletakkan diatas objek gelas.

3) Setelah itu diambil 1 tetes metilen blue dan diteteskan di atas sampel.

4) Preparat ditutup dengan deck gelas.

5) Diamati morfologi melalui mikroskop ( dimulai dari perbesaran terkecil)

meliputi Miselium, Konidia, Konidiofor, Spora, Kolumela, Metula, Fialid,

Vesikel, Rhizoid, Sporongiofor, dan Sporangium.

b. Mikroskopik Secara tidak langsung (Slide Culture).

1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2) Diletakkan kertas saring didasar cawan Petri, kemudian diletakkan

batang V ditengah-tengahnya.

3) Diatas batang V diletakkan objek dan deck gelas.

MUHAMMAD IRSAL MAKKARENNU NUR VICKY SYAFRIANI, S.Farm.


15020160015
KAPANG & KHAMIR

4) Disterilkan dengan menggunakan oven

5) Dimasukkan 1 tetes medium PDA (Potato Dextrose Agar) yang telah

disuspensikan dengan 1 tetes asam tartrat ditengah-tengah objek gelas.

6) Setelah itu dimasukkan 1 ose biakkan jamur ubi tela-tela dan ditutup

dengan deck gelas.

7) Diteteskan gliserol 10 % pada ketas saring secukupnya

8) Cawan Petri ditutup.

9) Diinkubasi selama 3 x 24 jam pada suhu kamar yaitu didalam oven suhu

25-27 C

10) Diamati morfologi melalui mikroskop ( dimulai dari perbesara terkecil)

meliputi Miselium, Konidia, Konidiofor, Spora, Kolumela, Metula, Fialid,

Vesikel, Rhizoid, Sporongiofor, Sporangium

MUHAMMAD IRSAL MAKKARENNU NUR VICKY SYAFRIANI, S.Farm.


15020160015
KAPANG & KHAMIR

BAB IV

KAJIAN PRAKTIKUM

A. Data Pengamatan

1. Gambar Hasil Pengamatan

Keterangan :

Metode Tuang (Makroskopik)

Keterangan :

Metode Gores (Makroskopik)

MUHAMMAD IRSAL MAKKARENNU NUR VICKY SYAFRIANI, S.Farm.


15020160015
KAPANG & KHAMIR

Keterangan :

Secara Langsung (Mikroskopik)

Keterangan :

Secara Tidak Langsung (Mikroskopik)

MUHAMMAD IRSAL MAKKARENNU NUR VICKY SYAFRIANI, S.Farm.


15020160015
KAPANG & KHAMIR

2. Tabel Pengamatan

1. Makroskopik (Metode Tuang dan Sebar)


No. Pengamatan Metode
Tuang Gores
1 Bentuk Permukaan Filamentous Irregular
2 Warna Koloni Hijau Lumut Hijau Putih
3 Radial Furrow Ada Ada
4 Groving zone Ada Ada
5 Zonation Moserate Large
6 Exudost Drups (embun) Ada -
7 Colony (Lapisan) Rhizoid 2 Lapis
2. Mikroskopik (Langsung dan Tidak Langsung)
No. Pengamatan Metode
Tidak Langsung Langsung
1 Miselium  
2 Rhizoid
3 Kolumela  
4 Sporangiofor  
5 Sporangium  

B. Pembahasan

Kapang adalah fungi multiseluler yang mempunyai filamen, dan

pertumbuhannya pada makanan mudah dilihat karena penampakannya yang

berserabut seperti kapas. Pertumbuhannya mula-mula akan berwarna putih, tetapi

jika spora telah timbul akan terbentuk berbagai warna tergantung dari jenis

kapang. Kapang terdiri dari suatu thallus (jamak = thalli) yang tersusun dari

filamen yang bercabang yang disebut hifa ( tunggal = hypha, jamak = hyphae).

Kumpulan dari hifa disebut miselium ( tunggal = mycelium, Jamak = mycelia).

MUHAMMAD IRSAL MAKKARENNU NUR VICKY SYAFRIANI, S.Farm.


15020160015
KAPANG & KHAMIR

Khamir termasuk fungi tetapi dibedakan dari kapang karena bentuknya yang

bersifat uniseluler. Reproduksi khamir terutama dengan cara pertunasan. Sebagai

sel tunggal khamir tumbuh dan berkembang biak lebih cepat jika dibandingkan

dengan kapang karena mempunyai perbandingan luas permukaan dengan volume

yang lebih besar. Khamir pada umumnya diklasifikasikan berdasarkan sifat-sifat

fisiologinya dan tidak atas perbedaan morfologinya seperti pada kapang.Yeast

dapat dibedakan atas dua kelompok berdasarkan sifat metabolismenya yaitu

bersifat fermentatif dan oksidatif. Jenis fermentatif dapat melakukan fermentasi

alkohol yaitu memecah gula (glukosa) menjadi alkohol dan gas contohnya pada

produk roti.Sedangkan oksidatif (respirasi) maka akan menghasilkan CO2 dan

H2O. Keduanya bagi yeast adalah dipergunakan untuk energi walaupun energi

yang dihasilkan melalui respirasi lebih tinggi dari yang melalui fermentasi.

Pada percobaan ini dilakukan dengan melihat morfologi dari kapang dan

khamir dengan mengunakan metode makroskopik dan miroskopik dimana pada

percobaan tersebut dilihat dari hasil yang didapat dari pengamatan sampel ubi

tela-tela.

Metode makroskopik pada percobaan ini digunakan metode gores dan

metode tuang. Digunakan ketiga metode ini dilakukan untuk melihat bentuk

koloni,warna koloni, permukaan koloni, inti pusat ,lapisan koloni dan embun dari

jamur setelah diinkubasi selama 3 hari.

Sedangkan metode mikroskopik, digunakan metode mikroskopik langsung

dan tidak langsung untuk melihat morfologi dari sampel jamur ubi tela-tela yang

diamati dibawah mikroskop. Pada metode langsung, jamur dari sampel ubi tela-

tela diamati di bawah mikroskop tanpa diinkubasi terlebih dahulu. Sedangkan

MUHAMMAD IRSAL MAKKARENNU NUR VICKY SYAFRIANI, S.Farm.


15020160015
KAPANG & KHAMIR

pada metode mikroskopik tidak langsung, jamur dari sampel ubi tela-tela

diinkubasi terlebih dahulu di dalam enkas selama 3 x 24 jam.

Pada metode Tuang setelah diinkubasi sampel jamur dari ubi tela-tela

memiliki warna koloni (hijau lumut), bentuk koloni (filamentous), dan lain-lain, serta

jenis dari jamur yang terbentuk ialah berupa kapang dan khamir. Pertumbuhan ini

didasarkan pada hasil pengamatan dimana pada metode tuang ini nampak

terbentuk satu jenis fungi yaitu kapang.

Pada metode Gores, setelah diinkubasi selama 3 hari, terlihat pertumbuhan

dari koloni jamur berupa warna dari koloninya yakni berwarna hijau putih, bentuk

dari koloninya sendiri berbentuk irregular, dan lain-lain, sedangkan untuk jenis

jamur yang terbentuk yaitu khamir. Dimana jenis fungi ini dapat dilihat dari adanya

lendir yang muncul pada medium yang digunakan. Dan juga hasil metode gores

ini diambil dari kelompok 2 karena medium PDA yang ingin digunakan telah

habis.

Pada metode mikroskopik secara langsung didapatkan morfologi kapang dan

juga khamir yang terbentuk berupa sporangium, sporangiofor, miselium dan juga

kolumela. Sedangkan pada pengamatan mikroskopik secara tidak langsung yang

sebelumnya terlebih dahulu diinkubasi selama 3 hari didapati morfologi kapang

dan khamir yang terbentuk yaitu berupa adanya sporangium, sporangiofor,

miselium dan juga kolumela. Sehingga dari hasil pengamatan di bawah mikroskop

ini dapat disimpulkan bahwa bentuk dari jamur yang dapat terlihat yaitu berupa

kapang.

MUHAMMAD IRSAL MAKKARENNU NUR VICKY SYAFRIANI, S.Farm.


15020160015
KAPANG & KHAMIR

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

Pada saat pembuatan atau menyiapkan bahan sebaik-baiknya berhati-hati

agar bahan yang digunakan tetap aseptis dan steril.

MUHAMMAD IRSAL MAKKARENNU NUR VICKY SYAFRIANI, S.Farm.


15020160015
KAPANG & KHAMIR

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2017, Penuntun Praktikum Mikrobiologo Dasar, UMI, Makassar.

Ditjen POM. 1979, Farmakope IndonesiaEdisi III, Depkes RI; Jakarta.

Djide, Natrsir M, 2003. Mikrobiologi Farmasi Dasar. Universitas Hasanudin:


Makassar

Djide,Natsir M, 2008, Dasar-dasar Mikrobiologi,Universitas Hasanudin:Makassar

Hidayat, dkk, 2006, Mikrobiologi Industri, Andi: Yogyakarta

Jawetz, dkk, 2005, Mikrobiologi KedokteranJilid I, Salemba Medika: Jakarta

Madigan, Michael T., David,P.,Clarck, David S., John,M. Martinko. 2011. Brock
Microbiology of microorganisms. San Francisco : Benjamin Cummings
publishing.

Pelczar, M.J dan E.C.S Chan. 2005.Dasar-Dasar Mikrobiologi, UI Press: Jakarta

Pratiwi,Sylvia T, 2008, Mikrobiologi Farmasi, Erlangga : Jakarta

Sugyo, Hastowo, 2002,Mikrobiologi, Rajawali Pers: Jakarta.

Syamsuri, Istamar. 2004, Biologi, Erlangga: Jakarta.

Safitri, Ratu. 2007. Medium Analisis Mikroorganisme. TIM : Jakarta.

MUHAMMAD IRSAL MAKKARENNU NUR VICKY SYAFRIANI, S.Farm.


15020160015
KAPANG & KHAMIR

SKEMA KERJA

MUHAMMAD IRSAL MAKKARENNU NUR VICKY SYAFRIANI, S.Farm.


15020160015

Anda mungkin juga menyukai