Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI FARMASI

“PENGAMATAN MORFOLOGI FUNGI KAPANG DAN KHAMIR”

DOSEN PEMBIMBING :

SAIFUL BAHRI, S.SI, M.SI

DISUSUN OLEH :
ASHMA CHOIRUNNISA 19330135
KELAS A

PROGRAM STUDI S1 FARMASI FAKULTAS FARMASI


INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fungi (jamur) merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia


jamur atau regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri – ciri
jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal, struktur tubuh, sifat hidup,
habitat, pertumbuhan, dan reproduksinya. Fungi terdiri dari kapang dan khamir. Kapang
bersifat filamentus, sedangkan khamir bersifat uniselular. Istilah cendawan, kapang,
khamir maupunragi sering kali dicampur – baurkan, padahal masing-masing istilah
tersebut memiliki pengertian yang berbeda – beda. Untuk memudahkan istilah – istilah
tersebut, para pakar biologi kemudian menyatukannya ke dalam satu golongan yaitu
jamur atau fungi. Kita mengenal jamur dalam kehidupan sehari – hari meskipun tidak
sebaik tumbuhan lainnya. Hal itu disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada waktu
tertentu, pada kondisi tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya terbatas.
Jamur (fungi) banyak kita temukan disekitar kita. Jamur tumbuh subur terutama
dimusim hujan karena jamur menyukai habitat yang lembap. Beberapa ahli mikologi
membagi jamur menjadi dua kelompok berdasarkan bentuk tubuhnya, yaitu kapang
(mold) dan khamir (yeast). Kebanyakan jamur masuk dalam kelompok kapang. Tubuh
vegetatif kapang berbentuk filamen panjang bercabang yang seperti benang disebut hifa.
Hifa akan memanjang dan menyerap makanan dari permukaan substrat (tempat hidup
jamur). Sedangkan jamur dalam kelompok khamir bersifat uniseluler (berinti satu),
bentuknya bulat atau oval (Medhy,2013).
Pengamatan morfologi sangat penting untuk identifikasi dan determinasi. Bahkan
pengamatan morfologi ini lebih penting daripada pengamatan fisiologis. Terdapat
beberapa cara atau metode pengamatan yaitu dengan pembuatan slide cultur atau
hanging drop. Untuk pengamatan morfologi dapat dilakukan pengamatan secara
makroskopis dan mikroskopis (Medhy, 2013).
Jamur tidak mempunyai batang, daun, dan akar serta tidak mempunyai sistem
pembulu seperti pada tumbuhan tingkat tinggi. Jamur umumnya berbentuk seperti
benang, bersel banyak, dan semua dari jamur mempunyai potensi untuk tumbuh, karena
tidak mempunyai klorofil yang berarti tidak dapat memasak makanannya sendiri
(Medhy, 2013).
Pada ekosistem pangan, khamir dapat tumbuh bersama – sama degan
mikroorganisme melain dan dapat tumbuh bersama berinteraksi saling menguntungkan
atau merugikan Khamir juga berasosiasi dengan mikroorganisme, tanaman, binatang dan
manusia. Interaksi dapat mutalisme, netralisme, sinergisme atau antagonisme
(Mudarwan, 2009).

1.2 Tujuan Percobaan

Untuk mengidentifikasi kelompok kapang dan khamir dengan mengenal ciri –


ciri morfologi kapang dan khamir tersebut baik secara makroskopis maupun
mikroskopis (agar dapat mengetahui genus dan spesies).

1.3 Prinsip Percobaan


Mengamati morfologi kapang dan khamir secara makroskopis dan mikroskopis
di bawah mikroskop.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kapang dan Khamir


Kapang dan khamir merupakan mahluk hidup yang masuk dalam Kingdom Fungi.
Fungi secara morfologi dibagi menjadi Fungi makroskopik dan mikroskopik. Fungi
makroskopik dikenal dengan nama cendawan. Cendawan merupakan Fungi multiseluler
yang sekilas tampak mirip tumbuhan, namun tidak mempunyai organ akar, batang dan
daun, sehingga tubuhnya disebut TALUS (THALLUS). Talus tersusun atas benang-
benang halus yang disebut HIFA. Hifa bercabang-cabang membentuk bangunan seperti
jaring-jaring disebut MISELIUM. Fungi mikroskopik terbagi menjadi 2, yaitu kapang
dan khamir. Kapang merupakan Fungi multiseluler yang memiliki hifa, sedangkan
khamir merupakan Fungi uniseluler (Gambar 9..1).

Makroskopis Cendawan

Fungi Uniseluler
Mikroskopis Khamir

Kapang

Gambar 9.1 Pembagian Fungi secara morfologi

Fungi dapat melakukan reproduksi secara seksual dan aseksual. Alat reproduksi
Fungi berupa SPORA. Bila spora jatuh pada lingkungan yang sesuai, maka akan
tumbuh menjadi hifa yang kemudian bercabang-cabang membentuk miselium.
Pertumbuhan lebih lanjut dari miselium akan membentuk tubuh/talus jamur.
Keberadaan spora seksual menentukan klasifikasi dari Fungi.

2.2 Morfologi Kapang dan Khamir


Yang perlu diamati secara makroskopik :
- Warna koloni
- Banyak koloni
- Ada tidaknya zona pertumbuhan
- Ada tidaknya lingkaran konsentris

2.3 Khamir (Yeast)


Khamir merupakan Fungi mikroskopik uniseluler dengan bentuk sel bulat atau
lonjong. Besar selnya lebih besar dari sel bakteri. Khamir dapat ditemukan di alam,
seperti pada air, tanah, dan debu. Umumnya, Fungi merupakan organisme aerob, akan
tetapi banyak khamir yang mampu hidup dalam kondisi anaerob.
Contoh spesies khamir :
1. Saccharomyces cerevisae
Mampu mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2, berperan penting dalam
industri minuman beralkohol (bir, anggur, champagne)
2. Candida albicans
Penyebab penyakit keputihan pada wanita (Kandidiasis Vagina).

2.4 Kapang
Kapang merupakan Fungi mikroskopik multiseluler, tubuh/talus suatu kapang
terdiri dari 2 bagian, yaitu MISELIUM dan SPORA. Miselium merupakan kumpulan
beberapa filamen (benang) yang dinamakan hifa. Lembaran setiap hifa 5-10 µm
(bandingkan dengan sel bakteri yang biasanya berdiameter 1µm). Kapang dapat
bereproduksi secara seksual dan aseksual. Secara seksual : dengan peleburan nukleus
dari 2 sel induknya. Beberapa spesies kapang :
1. Rhizopus oligosporus : kapang tempe
2. Penicillium chrysogenum : kapang penghasil penisilin
3. Penicillium notatum : kapang penghasil penisilin
4. Aspergillus flavus : kapang penghasil aflatoksin (salah satu penyebab kanker hati)

2.5 Habitat
Terdapat dimana-mana: tanah, air, hewan, tumbuhan, manusia. Ada yang parasit
dan ada yang saprofit.
Arti Beberapa Istilah :
 Konidia/ Konidium : Spora aseksual
 Kolumela : Badan steril tubuh buah kapang
 Konidiofar : Hifa yang menyamngga sel-sel pembentuk konidia
 Apofise : Penyangga kolumela
 Sporagium : Kotak spora/ sel atau organ yang membentuk spora
didalamnya
 Sporangiofor : Hifa yang membawa satu sporagium atau lebih
 Metula : Cabang-cabang akhir konidiofor Aspergilus dan
Penicillium yang ujungnya membentuk fialid
 Fialid : Badan tempat penyangga konidia
 Vesikel : Konidiofor yang melebar atau menggelembung
 Budding : Bertunas
 Rhizoid : Akar pada jamur untuk melekatkan diri pada substrat dan
menyerap nutrisi
 Foot cell : Sel pendukung talus atau kapang
 Stolon : Hifa yang tumbuh secara horizontal
 Septum : Sekat pada hifa jamur
BAB III
METODOLOGI PRATIKUM

3.1 Alat dan Bahan


A. Kapang
1. Rhizopus oryzae
2. Aspergillus oryzae
3. Penicillium chrysogenum
4. Gelas objek dan gelas penutup
5. Larutan laktofenol
6. Jarum tanam atau sonde
7. Alkohol 70% dan pembakar spiritus

B. Khamir
1. Candida albicans
2. Saccharomyces cerevisiae
3. Gelas objek dan gelas penutup d. Larutan laktofenol
4. Jarum ose
5. Alkohol 70% dan pembakar spiritus

3.2 Prosedur Kerja

A. Kapang
1. Bersihkan gelas objek dengan alkohol 70% hingga bebas lemak
2. Teteskan larutan laktofenol di atas permukaan gelas objek
3. Ambil sedikit biakan kapang dan uraikan dengan jarum sonde (preparat)
4. Tutup gelas objek dengan gelas penutup
5. Amati di bawah mikroskop, mulai perbesaran terkecil hingga 1000x

B. Khamir
1. Bersihkan gelas objek dengan alkohol 70% hingga bebas lemak
2. Teteskan larutan laktofenol di atas permukaan gelas objek
3. Ambil sedikit biakan khamir dan uraikan dengan jarum ose (preparat)
4. Tutup gelas objek dengan gelas penutup
5. Amati di bawah mikroskop, mulai perbesaran terkecil hingga 1000x
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Penampakan makroskopik dan mikroskopik dari spesies – spesies fungi Kapang
dan Khamir :
A. Kapang
1. Rhizopus oryzae

2. Aspergillus niger

3. Penicillium chrysogenum
B. Khamir

1. Saccharomyces cerevisiae

2. Candida albicans

4.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini memiliki tujuan yaitu untuk mengidentifikasi kelompok
kapang dan khamir dengan mengenal ciri-ciri morfologi kapang dan khamir tersebut
baik secara makroskopis maupun mikroskopis (agar dapat mengetahui genus dan
spesies).
Pada identifikasi morfologi kapang menggunakan 3 fungi yaitu Rhizopus oryzae,
Aspergillus niger, dan Penicillium chrysogenum. Peran Rhizopus oryzae dalam
kehidupan yaitu berperan dalam pembuatan tempe dan enzim yang dikeluarkan jamur
ini mampu memecah protein menjadi asam amino sehingga tempe mengandung zat gizi
yang lebih tinggi dibandingkan kedelai. Peran Aspergillus oryzae dalam kehidupan yaitu
sering digunakan untuk membuat tape, sake dan banyak digunakan secara komersial
dalam produksi asam sitrat, asam glukonat, dan pembuatan berapa enzim seperti
amilase, pektinase, amiloglukosidase, dan selulase. Peran Penicillium chrysogenum
dalam bidang kehidupan yaitu banyak digunakan untuk meningkatkan kualitas keju.
Jamur ini dapat menurunkan kadar kasein yang sering terdapat dalam keju. Dengan
menurunnya kadar kasein, keju lebih harum, sehingga lebih baik kualitasnya sedangkan
pada bidang farmasi yaitu untuk pembuatan antibiotik.
Pada fungi Rhizopus oryzae diamati ciri – ciri makroskopiknya yaitu warnanya putih
– hitam seperti kapas. Dan memiliki ciri – ciri bagian mikroskopiknya yaitu sporangium,
sporangiophore, group of spesies, stolon, dan rhizoid.
Pada fungi Aspergillus niger diamati ciri – ciri makroskopiknya yaitu warna hitam,
reverse colony putih, memiliki garis radial dan berbutir – butir. Dan memiliki ciri – ciri
bagian mikroskopiknya yaitu coridie, phialide, metule, vesicule, conidiophore, dan
hypho.
Pada fungi Penicillium chrysogenum diamati ciri – ciri makroskopiknya yaitu warna
hijau, memiliki garis radial, meiliki eksudat drops, seperti beludru, eksudat kuning
hialin, pinggir koloni putih. Dan memiliki ciri – ciri bagian mikroskopiknya yaitu
konidia, falid, metula, ramus (branch), dan konidiofor.
Pada ketiga fungi diatas memiliki persamaan pada ciri – ciri makroskopiknya yaitu
memiliki warna koloni putih. Dan memiliki perbedaan pada fungi Aspergillus niger dan
Penicillium chrysogenum yaitu pada bagian vesicule dan hypho fungi Aspergillus niger
memilikinya sedangkan Penicillium chrysogenum tidak memilikinya (memiliki
ramus/branch).

Pada identifikasi morfologi khamir menggunakan 2 fungi yaitu Saccharomyces


cerevisiae, dan Candida albicans.
Peran Saccharomyces cerevisiae dalam kehidupan yaitu untuk membuat tape,
alkohol atau roti. Peran Candida albicans dalam kehidupan yaitu salah satunya dalam
pembuatan ragi.
Pada fungi Saccharomyces cerevisiae diamati ciri – ciri makroskopiknya yaitu
warna putih hingga krem, pinggiran rata, dan mengkilat. Dan memiliki ciri – ciri bagian
mikroskopiknya yaitu bentuk bulat hingga lonjong dan memiliki budding.
Pada fungi Candida albicans diamati ciri – ciri makroskopiknya yaitu warna putih
hingga krem, pinggiran rata, dan mengkilat. Dan memiliki ciri – ciri bagian
mikroskopiknya yaitu bentuk bulat hingga lonjong, memiliki budding, pseudohifa.
Dari kedua fungi diatas yang membedakan yaitu ciri – ciri mikroskopiknya pada
fungi Saccharomyces cerevisiae tidak memiliki pseudohifa sedangkan fungi Candida
albicans memiliki pesudohifa. Dan memiliki kesamaan pada ciri – ciri makroskopiknya
yaitu sama – sama warna putih hingga krem, pinggiran rata, dan mengkilat.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

1. Fungi (jamur) merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia


jamur atau regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri –
ciri jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal, struktur tubuh, sifat
hidup, habitat, pertumbuhan, dan reproduksinya. Fungi terdiri dari kapang dan
khamir.
2. Tujuan praktikum kali ini yaitu untuk mengidentifikasi kelompok kapang dan
khamir dengan mengenal ciri-ciri morfologi kapang dan khamir tersebut baik secara
makroskopis maupun mikroskopis (agar dapat mengetahui genus dan spesies).
3. Pada identifikasi morfologi kapang menggunakan 3 fungi yaitu Rhizopus oryzae,
Aspergillus niger, dan Penicillium chrysogenum.
4. Pada ketiga fungi diatas memiliki persamaan pada ciri – ciri makroskopiknya yaitu
memiliki warna koloni putih. Dan memiliki perbedaan pada fungi Aspergillus niger
dan Penicillium chrysogenum yaitu pada bagian vesicule dan hypho fungi
Aspergillus niger memilikinya sedangkan Penicillium chrysogenum tidak
memilikinya (memiliki ramus/branch).
5. Pada identifikasi morfologi khamir menggunakan 2 fungi yaitu Saccharomyces
cerevisiae, dan Candida albicans.
6. Dari kedua fungi diatas yang membedakan yaitu ciri – ciri mikroskopiknya pada
fungi Saccharomyces cerevisiae tidak memiliki pseudohifa sedangkan fungi
Candida albicans memiliki pesudohifa. Dan memiliki kesamaan pada ciri – ciri
makroskopiknya yaitu sama – sama warna putih hingga krem, pinggiran rata, dan
mengkilat.
DAFTAR PUSTAKA

1. Pedoman praktikum mikrobiologi umum. Departemen Mikrobiologi Fakulas Pertanian


UGM, Yogyakarta

2. Gandjar.2009. Mikrobiologi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.


3. Hidayat, N., M. C. Padaga dan S. Suhartini. 2006. Mikrobiologi Industri.
Yogyakarta : Andi. Natrsir. dkk. 2003.Mikrobiologi Farmasi Dasar. Makassar :
Universitas Hasanudin.
4. Nawir, N.A, Zaraswati, U. Najamuddin. 2012. Penuntun Praktikum Mikrobiologi
Pangan. Makassar : Universitas Hasanuddin.
5. Volk, W. A. & M. F. Wheeler. 1993. Mikrobiologi. Ed.Ke-5. Terj.dari Microbiology,
oleh Markham. Penerbit Erlangga, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai