1. Program Studi Biologi, FMIPA, Universitas Lambung Mangkurat, Jalan Jend A. Yani Km 36, Banjarbaru,
70713
2. Laboratorium Mikrobiologi, FMIPA, Universitas Lambung Mangkurat, Jalan Jend A. Yani Km 35,8
Banjabaru, 70713, Indonesia
E-mail : jiannita12@gmail.com
Abstrak
Fungi yang multiseluler menghasilkan filament yaitu struktur mikroskopis seperti benang yang disebut hifa.
Kumpulan hifa disebut miselium, fungi uniseluler yang terkenal adalah ragi dengan berbagai bentuk seperti bulat
hingga oval, elips hingga ke bentuk filament. Khamir merupakan fungi uniselular tanpa miselium, hanya merupakan
sel tunggal. Beberapa khamir berbentuk spheroidal, elip, berbentuk lemon, atau silinder. Beberapa khamir tidak
memproduksi spora sehingga disebut asporogenous, dan digolongkan kedalam fungi imperfekti. Ada pula khamir
yang memproduksi spora, khamir ini disebut sporogenous dan digolongkan ke dalam kelas Ascomycetes dan
Basidiomycetes.
Abstact
Multicellular fungi produce filaments, namely microscopic structures such as threads called hyphae. A collection of
hyphae called mycelium, the famous unicellular fungi are yeast with various shapes such as round to oval, elliptical
to filamentous form. Yeast is a unicellular fungi without mycelium, only a single cell. Some yeasts are spheroidal,
elliptical, lemon-shaped, or cylindrical. Some yeasts do not produce spores and are therefore called asporogenous,
and are classified as imperfect fungi. There are also yeasts that produce spores, these are called sporogenous and are
classified in the Ascomycetes and Basidiomycetes classes.
28
phycomycetes merupakan kelas yang metabolismenya yaitu bersifat fermentatif dan
perkembangbiakan aseksualnya menggunakan oksidatif. Jenis fermentatif dapat melakukan
sporangiospora. Sporangiospora merupakan spora fermentasi alkohol yaitu memecah gula (glukosa)
yang diproduksi dalam suatu kantung yang disebut menjadi alkohol dan gas contohnya pada produk
sporangium. Salah satu spesies yang reproduksi roti.Sedangkan oksidatif (respirasi) maka akan
aseksualnya menggunakan sporangiospora menghasilkan CO2 dan H2O. Keduanya
adalah Rhizopus sp. Penicillium sp. merupakan bagi yeast adalah dipergunakan untuk energi
contoh spesies yang reproduksi aseksualnya walaupun energi yang dihasilkan melalui respirasi
menggunakan konidiospora. Konidiospora adalah lebih tinggi dari yang melalui fermentasi(Natsir,
spora yang diproduksi pada ujung hifa yang 2003).
bercabang-cabang dan terbentuk dari hifa fertile.
Secara seksual kapang berrkembang biak dengan
isogamet dan heterogamete [7]. 2. Metode Penelitian
Khamir merupakan fungi uniselular tanpa miselium,
Pada praktikum kali ini bertujuan untuk mengamati
hanya merupakan sel tunggal. Beberapa khamir
struktur sel fungi dengan prosedur Lacto Phenol
berbentuk spheroidal, elip, berbentuk lemon, atau
Cotton Blue Taesed Mount dan Double sided Sticky
silinder. Reproduksi aseksualnya dengan bertunas
Scotch Tape, mengamati struktur sel fungi dengan
atau berfusi. Beberapa khamir tidak memproduksi
teknik Slide Culture Technique serta mengamati dan
spora sehingga disebut asporogenous, dan
menghitung viabilitas (%) dari sel khamir. Bahan
digolongkan kedalam fungi imperfekti. Ada pula
yang digunakan yaitu reagen LPCB, miselia, fungi,
khamir yang memproduksi spora, khamir ini disebut
scotch tape, media cawan agar, aquades steal, reagen
sporogenous dan digolongkan ke dalam kelas
Lactophenol Cotton blue, reagen 1% methylene blue.
Ascomycetes dan Basidiomycetes [3].
Adapun alat yang digunakan yaitu slide gelas, jarum
Tubuh atau talus kapang pada dasarnya terdiri dari 2 ose, jarum enten, cover glass, potongan
selotip/pelester, kertas saring dan batang gelas U atau
bagian yaitu miselium dan spora (sel resisten,
batang gelas V.
istirahat atau dorman).Miselium merupakan
kumpulan beberapa filamen yang dinamakan Pengamatan fungi dengan prosedur Lacto Phenol
hifa.Setiap hifa lebarnya 5-10 μm, dibandingkan Cotton Blue Teased Mount (LPCB-TM). Metode
dengan sel bakteri yang biasanya berdiameter 1 pengamatan dengan prosedur teased mount, di
μm.Disepanjang setiap hifa terdapat sitoplasma lakukan dengan cara terlebih dahulu menyiapkan
bersama. Menurut fungsinya ada dua macam hifa, slide gelas yang bersih dari komponen pengotor dan
lemak. Selanjutnya, pada gelas objek tersebut
yaitu hifa fertil dan hifa vegetatif.Hifa fertil dapat
diteteskan sebanyak 1-2 tetes reagent LPCB. Dengan
membentuk sel-sel reproduktif atau badan buah menggunakan jarum ose dan atau jarum enten
(spora).Biasanya arah pertumbuhannya ke atas pewarna LPCB disebar merata. Dan pada slide gelas
sebagai hifa udara.Hifa vegetatif berfungsi mencari dengan LPCB diletakan miselia dari fungi yang akan
makanan ke dalam substrat [6]. diamati strukturnya. Berikutnya, cover gelas
diletakan tepat diatas miselia pada permukaan gelas
Khamir (yeast) adalah fungi bersel satu yang objek, hindari terbentuknya gelembung udara pada
mikroskopik, beberapa generasi ada yang membentuk saat peletakan cover gelas. Pengamatan struktur fungi
miselium dengan percabangan.Khamir hidupnya dilakukan di bawah mikroskop dengan perbesaran
sebagian ada yang saprofit dan ada beberapa yang sedang 40 X. Dengan prosedur LPCB teased mount
parasitik. Sel khamir mempunyai ukuran yang memiliki faktor kelebeihan, berupa cepat dan mudah
bervariasi, yaitu dengan panjang 1-5 μm sampai 20- dalam penggunaanya serta miselia fungi menempel
50 μm, dan lebar 1-10 μm [5]. permanen pada objek gelas yang diwarnai. Metode
Khamir termasuk fungi tetapi dibedakan dari kapang ini juga memiliki kelemahan berupa morfologi sel
karena bentuknya yang bersifat uniseluler. fungi yang diamati.
Reproduksi khamir terutama dengan cara pertunasan.
Sebagai sel tunggal khamir tumbuh dan berkembang
biak lebih cepat jika dibandingkan dengan kapang
karena mempunyai perbandingan luas permukaan
dengan volume yang lebih besar [1].
Khamir pada umumnya diklasifikasikan berdasarkan
sifat-sifat fisiologinya dan tidak atas perbedaan
morfologinya seperti pada kapang.Yeast dapat
dibedakan atas dua kelompok berdasarkan sifat
29
Pengamatan struktur sel fungi dengan teknik slide
culture. Metode pengamatan dengan menggunakan
metode ini dapat dilakukan dengan menyiapkan
koloni fungi yang ditumbuhkan pada media spesifik
fungi. Disamping itu pula, juga dipersiapkan media
cawan agar untuk dibuat potongan kubus agar (agar
block media) dengan ukuran 6 x 6 mm. Pada bagian
terpisah juga disiapkan cawan petri dengan kertas
saring yang telah dilembabkan dengan penamabahan
4 ml aquadest steril. Pada cawan ini diletakan batang
gelas berhurup U atau batang gelas berbentuk hurup
V dan juga ditempatkan slide gelas sebagai wadah
untuk pertumbuhan miselia fungi. Bagian atas slide
gelas diletakan potongan agar yang telah
diinokulasikan fungi. Berikutnya miselia pada agar
Gambar 1. Proses metode LPCB tease mount block media diinkubasi selama 24-48 jam. Setelah
inkubasi cover gelas pada bagian atas dan bawah agar
block media dilepaskan. Cover gelas dengan
Pengamatan fungi dengan prosedur Double Sided pertumbuhan miselia, diletakan di atas slide gelas dan
Sticky Scotch Tape. Prosedur pengamatan dengan diteteskan dengan reagents lactophenol cotton blue
scotch tape, dilakukan dengan cara menyiapkan (Gambar 7.2). Pengamatan struktur fungi berikutnya
terlebih dahulu potongan selotip/pelester. Dengan dapat dilakukan dengan menggunakan mikroskop
menggunakan selotip diambil koloni dan atau miselia pada perbesaran 40 X.
fungi dengan cara menempelkan pada koloni di
permukaan media agar. Selanjutnya, pada slide gelas
diteteskan 1-2 tetes reagents LPCB, setelah itu
potongan selotip/plester diletakan pada gelas objek
dengan reagents LPCB. Secara perlahan selotip yang
berisi miselia fungi ditekan perlahan menggunakan
jari-jari tangan (ibu jari dan telunjuk). Berikutnya,
lakukan pengamatan secara mikroskopis dengan
perbesaran 40 X. Metode pengamatan dengan
prosedur ini memiliki keunggulan berupa morfologi
fungi bersifat lebig lengkap jika dibandingkan
dengan prosedur LPCB–TM. Prosedur ini memiliki
kekurangan berupa struktur luar dari fungi banyak
menempel pada permuakaan Scotch tape dan jarang
Gambar 3. Proses metode slide culture
digunakan karena bersifat kurang nyaman secara
teknis penggunaannya.
Pengamatan viabilitas sel khamir/yeast. Viabilitas
sel khamir dapat diamati dengan menggunakan
reagent 1% methylene blue. Pengamatan dengan
metode ini dilakukan dengan mengambil sebanyak
satu tetes contoh kultur sel khamir dari media tumbuh
spesifik. Contoh sel tersebut diletakan diatas gelas
objek bersih dan dengan segera mungkin juga
ditambahkan sebanyak satu tetes 1,0% methylene
blue. Setelah campuran contoh dan pewarnaa
methylene blue yang telah tercampur merata,
pendiaman slide gelas contoh sel khamir selama 3-10
menit. Pengamatan dan penghitungan viabilitas sel
khamir dapat dilakukan dengan menghitung total
jumlah sel hidup (transparan) dan sel mati menyerap
warna biru metilen.
Gambar 2. Proses metode Double Sided sticty
scotch tape
30
Gambar 5. Hasil metode LPCB tease mount
dengan sampel fungi dari kayu serasah
31
4. Kesimpulan [2] Dwidjoseputro, D. 1998. Dasar Mikrobiologi.
. Djambatan, Jakarta.
Khamir merupakan fungi uniselular tanpa miselium,
hanya merupakan sel tunggal. Beberapa khamir
[2] Firouzmand, R., L. Modin, A.C. Norati. S. H. S.
berbentuk spheroidal, elip, berbentuk lemon, atau
silinder. Reproduksi aseksualnya dengan bertunas Beheshtiha, & S, S. Fashtali. 2012.
atau berfusi. Beberapa khamir tidak memproduksi Study of the Propesties of
spora sehingga disebut asporogenous, dan
Deoxynivalenol (DON)Production in
digolongkan kedalam fungi imperfekti. Ada pula
khamir yang memproduksi spora, khamir ini disebut Culture Medium Regarding to
sporogenous dan digolongkan ke dalam kelas Aspergillus sp. Isolates from
Ascomycetes dan Basidiomycetes. Kapang
Processing Factories in Northern Iran.
merupakan fungi yang ber filamen atau mempunyai
miselium, sedangkan khamir merupakan fungi bersel Internasional Journal of Molecular and
tunggal dan tak berfilamen. Sifat-sifat kapang baik Clinical Research Journal. 20(2):158-
penampakan mikroskopis maupun makroskopik
163.
digunakan untuk identifikasi dan klasifikasi kapang,
sedangkan khamir termasuk cendawan, tetapi bentuk
berbeda dengan kapang karena bentuknya yang [3] Kusnadi. 2013. Mikrobiologi. UMY Press,
terutama uniseluler. Pengamatan mikroskopis fungi Yogyakarta.
dilakukan dengan metode pengamatan fungi dengan
prosedur Lacto Phenol Cotton Blue Tease Mount [4] Pelezar, Michael. 1986. Dasar-dasar
(LPCB-TM), pengamatan fungi dengan prosedur
Double Slided Sticky Scotch Tape, pengamatan Mikrobiologi. UI Press, Jakarta.
struktur sel fungi dengan teknik Slide Culture, dan
pengamatan viabilitas sel khamir/yeast. [5] Soetrisno. 1996. Taksonomi Spermatophyta
Untuk Farmasi Edisi I. Fakultas
Universitas Pancasila, Jakarta.
32