Anda di halaman 1dari 11

PATOFISIOLOGI

“GANGGUAN PENCERNAAN”

Dosen Pembimbing :

Tahoma Siregar, Drs.M.Si.Apt.

Disusun Oleh :

Ashma Choirunnisa (19330135)

Institut Sains dan Teknologi Nasional

Jalan Moh Kahfi II, Srengseng Sawah, Jagakarsa, RT.13/RW.9, Srengseng Sawah,
Kec. Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12630

 (021) 7270090

2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sistem pencernaan makanan berhubungan dengan penerimaan makanan dan
mempersiapkannya untuk di proses oleh tubuh. Makanan adalah tiap zat atau
bahan yang dapat digunakan dalam metabolisme guna memperoleh bahan-bahan
untuk memperoleh tenaga atau energi. Selama dalam proses pencernaan
makanan dihancurkan menjadi zat-zat sederhana dan dapat diserap oleh usus,
kemudian digunakan oleh jaringan tubuh.
Berbagai perubahan sifat makanan terjadi karena sintesis berbagai enzim yang
terkandung dalam berbagai cairan pencernaan. Setiap enzim mempunyai tugas
khusus dan bekerja atas satu jenis makanan dan tidak mempunyai pengaruh
terhadap jenis makanan lainnya. Agar makan itu berguna bagi tubuh, maka
makanan itu harus di distribusi oleh darah sampai pada sel-sel di seluruh
tubuh  Sistem pencernaan terdiri atas suatu saluran panjang yaitu saluran cerna
yang dimulai dari mulut sampai anus, dan kelenjar-kelenjar yang berhubungan
yang letaknya di luar saluran. 

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa itu sistem pencernaan ?

2. Bagaimana Proses Pencernaan dalam tubuh ?

3. Apa saja alat-alat pencernaan dalam tubuh ?

1.3. Tujuan Penulisan


Sesuai dengan rumusan masalah di atas tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui mengenai sistem pencernaan
2. Untuk mengetahui proses pencernaan dalam tubuh
3. Untuk mengetahui alat-alat pencernaan dalam tubuh
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sistem Pencernaan


Sistem pencernaan merupakan sistem yang memproses mengubah makanan
dan menyerap sari makanan yang berupa nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh
tubuh. Sistem pencernaan juga akan memecah molekul makanan yang kompleks
menjadi molekul yang sederhana dengan bantuan enzim sehingga mudah dicerna
oleh tubuh.
Sistem pencernaan pada manusia hampir sama dengan sistem pencernaan
hewan lain yaitu terdapat mulut, lambung, usus, dan mengeluarkan kotorannya
melewati anus.
Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia terjadi di
sepanjang saluran pencernaan dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses
penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung. Selanjutnya
adalah proses penyerapan sari - sari makanan yang terjadi di dalam usus.
Kemudian proses pengeluaran sisa - sisa makanan melalui anus.

2.2. Proses Pencernaan


Proses pencernaan makanan berlangsung di dalam saluran pencernaan
makanan. Proses tersebut di mulai dari rongga mulut. Di dalam rongga mulut
makanan dipotong-potong oleh gigi seri dan dikunyah oleh gigi geraham ,
sehingga makanan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Walaupun zat
makanan telah dilumatkan atau dihancurkan dalam rongga mulut tetapi belum
dapat diserap oleh dinding usus halus. Karena itu, makanan harus diubah menjadi
sari makanan yang mudah larut. Dalam prose ini dibutuhkan beberapa enzim
pencernaan yang dikeluarkan oleh kelenjar pencernaan.
Waktu pencernaan, makanan tersebut diproses menjadi sari makanan yang
diserap oleh jonjot usus dan sisa makanan dikeluarkan melalui poros usus. Sari
makanan hanya dapat diserap dan diangkut oleh darah dan getah bening bila larut
di dalamnya, kemudian makanan tersebut didistribusikan ke bagian tubuh yang
membutuhkannya.
Berdasarkan prosesnya, pencernaan makanan dapat dibedakan menjadi dua
macam seperti berikut.
1. Proses mekanis, yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah serta peremasan
yang terjadi di lambung.
2. Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-enzim
pencernaan dengan mengubah makanan yang ber-molekul besar menjadi molekul
yang berukuran kecil.
Makanan mengalami proses pencernaan sejak makanan berada di dalam mulut
hingga proses pengeluaran sisa-sisa makanan hasil pencernaan. Adapun proses
pencernaan makanan meliputi hal-hal berikut.
1. Ingesti: pemasukan makanan ke dalam tubuh melalui mulut.
2. Mastikasi: proses mengunyah makanan oleh gigi.
3. Deglutisi: proses menelan makanan di kerongkongan.
4. Digesti: pengubahan makanan menjadi molekul yang lebih sederhana dengan
bantuan enzim, terdapat di lambung.
5. Absorpsi: proses penyerapan, terjadi di usus halus.
6. Defekasi: pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna untuk tubuh melalui
anus.

2.3. Alat Pencernaan


Alat-alat pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
Saluran pencernaan terdiri atas mulut, faring, esophagus, lambung, usus halus,
usus besar, dan berakhir pada anus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri atas
kelenjar ludah, kelenjar lambung, kelenjar usus, hati, dan pankreas.
1. Rongga Mulut
Di dalam mulut terdapat alat-alat yang membantu dalam proses pencernaan,
yaitu: gigi, lidah, dan kelenjar ludah (air liur). Dan di dalam ronggga mulut
makanan menggalami pencerrnaan secara mekanik dan kimiawi.
a. Gigi
Gigi berfungsi untuk mengunyah makanan sehingga makanan menjadi
halus. Gigi dapat di bedakan atas empat macam yaitu, Gigi seri, gigi taring, gigi
geraham depan dan gigi geraham belakang. Secara umum, gigi manusia terdiri
dari tiga bagian, yaitu: Mahkota gigi (korona), leher gigi (kolum), dan akar gigi
(radiks). Setiap gigi memiliki bentuk mahkota gigi yang berbeda-beda. Gigi seri
berbentuk seperti pahat runcing, dan gigi geraham berbentuk agak silindris
dengan permukaan lebar dan datar berlekuk-lekuk dan gigi taring yang
berbentuk seperti pahat runcing berfungsi untuk merobek makanan. Sedangkan
gigi geraham dengan permukaan yang lebar dan datar berlekuk-lekuk, berfungsi
untuk mengunyah.
b. Lidah

Lidah berfungsi untuk mengaduk makanan di dalam rongga mulut dan


membantu mendorong makanan ( proses penelanan ). Selain itu lidah juga
berfungsi sebagai alat pengecap yang dapat merasakan manis, asin, pahit, dan
asam.
c. Kelenjar Ludah

Kelenjar ludah menghasilkan ludah atau air liur ( saliva ). Kelenjar ludah
dalam rongga mulut ada 3 pasang, yaitu:
 Kelenjar parotis, terletak di bawah telinga

 Kelenjar submandibulavis, terletak di rahang bawah

 Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah.

Ludah berfungsi untuk memudahkan penelanan makanan. Selain itu, lidah


juga melindungi selaput mulut terhadap panas, dingin, asam, dan basah.
Rangsang untuk pembentukan saliva (air liur) adalah: adanya makanan dalam
mulut, dan melihat, mencium dan memikirkan makanan. Fungsi saliva (ludah)
adalah untuk membantu pembentukan bolus makanan dan berperan sebagai
pelumas untuk mempermudah menelan.

2. Faring
Makanan yang telah diproses di dalam mulut disebut bolus. Bolus telah siap
untuk ditelan akan didorong lidah menuju ke faring. Faring adalah rongga
persimpangan jalur masuknya makanan (ke kerongkongan) dan udara (ke
tenggorokan).
Pada bagian pangkal tenggorokan (laring) terdapat epiglotis, yaitu katup yang
akan menutup tenggorokan pasa saat seseorang menelan makanan. Saat kita
menelan makanan, laring bergerak ke atas sehingga tertutup oleh epiglottis dan
tidak ada makanan yang masuk ke dalam trakea. Namun, terkadang partikel kecil
makanan atau air dapat masuk ke dalam laring atau trakea sehingga secara
otomatis kita akan tersedak.

3. Kerongkongan (esophagus)
Kerongkongan atau esophagus merupakan tabung berotot yang mendorong
makanan menuju ke lambung. Organ tersebut memiliki panjang lebih kurang 25
cm dan diameter 2 cm. Otot pada kerongkongan (otot melingkar dan longitudinal)
melakukan serangkaian kontraksi yang menimbulkan gerak peristaltic, yaitu
gerakan mendorong dan meremas-remas makanan menuju lambung.

4. Lambung
Lambung ( fentrikulus ) merupakan kantung besar yang terletak disebelah kiri
rongga perut. Lambung sering pula disebut perut besar atau kantung nasi.
Lambung terdiri dari 3 bagian yaitu bagian atas ( kardiak ), bagian tengah yang
membulat ( fundus ), dan bagian bawah ( pilorus ). Kardiak berdekatan dengan hati
dan berhubungan dengan kerongkongan. Pilorus berhubungan langsung dengan
usus dua belas jari. Di bagian ujung kardiak dan pilorus terdapat klep ( sfigter )
yang mengatur masuk dan keluarnya makanan ke dalam dari lambung.

5. Usus Halus (Intestinum Tenue)

Usus halus memiliki panjang lebih kurang 8 m dan diameter 2-5 cm. Organ
tersebut berfungsi untuk menyerap zat makanan, air, dan ion mineral terlarut
(misalnya Na+ dan Cl- ). Usus halus terbagi menjadi tiga bagian seperti berikut:
a. Duodenum (usus 12 jari), panjangnya ± 25 cm,

Duodenum adalah bagian pertama usus halus, bagian usus ini merupakan
tempat bermuaranya saluran getah pankreas dan getah empedu. Saluran empedu
dan saluran pankreas masuk ke dalam usus dua belas jari pada suatu lobang yang
disebut ampula hepatopankreatika atau ampula pateri. Saluran empedu
menghasilkan getah empedu (bilus) yang dihasilkan oleh hati. Getah empedu
berfungsi untuk mengemulsikan lemak. Pankreas yang terdapat di bawah
lambung menghasilkan getah pankreas, getah pankreas menghasilkan enzim
pencernaan seperti amilase, tritsin, dan lipase
b. Jejunum (usus kosong), panjangnya ± 7 m,

Pada bagian inilah pencernaan diselesaikan, pada usus ini juga terjadi
pencernaan secara kimiawi. Kelenjar-kelenjar ususnya menghasilkan enzim
pencernaan, seperti yang dihasilkan pankreas.
c. Ileum (usus penyerapan), panjangnya ± 1 m. Pada bagian ini, sari-sari makanan

hasil proses pencernaan diserap, makanan akan diserap oleh jonjot usus. Asam
amino dan glukosa, vitamin, garam mineral, akan diangkut oleh kapiler darah,
sedangkan asam lemak dan gliserol akan diangkut oleh pembuluh kil (pembuluh
getah bening). Pembuluh getah bening usus menuju ke pembuluh balik besar
bawah selangka.
Usus halus memiliki lipatan lapisan membran (mukosa) yang membentuk vili
dan mikrovili. Vili dan mikrovili berguna untuk mengoptimalkan proses
pencernaan, absorpsi nutrisi, dan menambah luas permukaan usus halus. Usus
menghasilkan hormon sekretin yang merangsang pankreas untuk menghasilkan
enzim pencernaan. Dinding usus halus memiliki sel-sel penghasil enzim protease,
sukrase, laktase, dan maltase.
Pencernaan di dalam usus halus juga dibantu oleh kelenjar pankreas dan hati.
Kedua organ tersebut menyalurkan sekretnya melalui saluran yang bermuara di
usus dua belas jari.

a. Kelenjar Pankreas

Dalam sistem pencernaan, pankreas berperan sebagai kelenjar eksokrin yang


menghasilkan getah pankreas. Getah tersebut mengandung natrium bikarbonat
(NaHCO3), protease, amilase, dan lipase.

Natrium bikarbonat berguna untuk menetralisir HCl yang sampai ke pankreas


sehingga enzim pankreas dapat bekerja. Amilase mengubah amilum menjadi
maltosa, sedangkan lipase mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
Protease pankreas terdiri dari tripsin, kimotripsin, dan karboksipeptidase.
Tripsin berguna untuk memecah protein menjadi pepton, sedangkan
karboksipeptidase mengubah pepton menjadi asam amino.

b. Hati

Hati adalah alat internal terbesar yang mengisi sebagian besar rongga perut
sebelah kanan atas. Fungsi hati sangat banyak, diantaranya adalah membantu
pencernaan lemak, menyimpan energi dalam bentuk glikogen, menyaring racun,
menyimpan protein (termasuk globulin), menyimpan vitamin yang larut dalam
lemak, dan mengatur kadar zat kimia di dalam darah.

Sebagai organ kelenjar, hati menghasilkan empedu yang terkumpul di dalam


kantong empedu. Cairan empedu yang disekresikan ke dalam usus 12 jari
mengandung garam empedu, kolesterol, dan bilirubin. Garam empedu akan
mengubah lemak menjadi bentuk emulsi. Kolesterol merupakan sisa
metabolisme lemak yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Adapun bilirubin
merupakan zat warna empedu yang berasal dari perombakan sel darah merah
yang telah mati (usang).
6. Usus Besar (Intestinum Crassum)

Makanan yang telah berada di dalam usus besar sudah diserap seluruh
nutrisinya, kemudian sisanya tersimpan selama 12-24 jam. Usus besar memilki
panjang lebih kurang 1,5 m dan diameter 5 cm. Usus tersebut terbagi atas bagian
sekum, kolon, dan rektum. Pada ujung sekum (usus buntu) terdapat umbai cacing
(apendiks).

Kolon terbagi atas kolon menaik (ascending), kolon melintang (transvers), dan
kolon menurun (descending). Usus terserbut berfungsi untuk menyerap air
sehingga feses menjadi lebih padat. Pada usus tersebut juga terjadi proses
pembusukan sisa pencernaan oleh bakteri Escherichia coli yang menghasilkan gas
H2S, NH4, dan vitamin K.

Feses dari kolon kemudian didorong kerektum menggunakan gerak peristaltik.


Rektum merupakan bagian berotot tempat penampungan sementara feses.
Kemudian, feses dikeluarkan melalui anus (disebut proses defekasi).
BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Sistem pencernaan merupakan sistem yang memproses mengubah makanan dan
menyerap sari makanan yang berupa nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Sistem pencernaan juga akan memecah molekul makanan yang kompleks menjadi
molekul yang sederhana dengan bantuan enzim sehingga mudah dicerna oleh tubuh.
. Proses pencernaan makanan berlangsung di dalam saluran pencernaan makanan.
Proses tersebut di mulai dari rongga mulut.  Berdasarkan prosesnya, pencernaan
makanan dapat dibedakan menjadi dua macam seperti berikut: Proses mekanis, yaitu
pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah serta peremasan yang terjadi di lambung.
Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-enzim
pencernaan dengan mengubah makanan yang ber-molekul besar menjadi molekul
yang berukuran kecil.
Alat-alat pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
Saluran pencernaan terdiri atas mulut, pharynk, esophagus, lambung, usus halus, usus
besar, dan berakhir pada anus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri atas kelenjar
ludah, kelenjar lambung, kelenjar usus, hati, dan pankreas.

3.2.Saran
Sebaiknya kita memperbayak mengonsumsi makanan yang bergizi agar tubuh kita
tidak mengalami kekurangan asupan nutrisi (makanan yang mengandung karbohidrat,
protein, mineral,lemak dan vitamin), dan sebaiknya kita juga menjaga kesehatan
sistem pencernaan dengan mengontrol konsumsi makanan yang kita makan.
DAFTAR PUSTAKA

Watson, Roger. Anatomi dan Fisiologi, Jakarta : EGC. 2002


Almatsier, sunita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2001
Simbolon, Hubu. Biologi, Jakarta : Erlangga, 1992
Irianto, Kus., Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Bandung : Yrama Widya, 2005.
Green, J.H., Pengantar Fisiologi Tubuh Manusia, Jakarta: Bina Rupa Aksara, 2002.
Setiawati, Wiwin. 2011. Biologi 1, Jakarta : Yudhistira

Anda mungkin juga menyukai