A Hasil
1 Data
Tabel 1.1 Tabel kurva baku
[ppm] Absorba
n
4 0,274
6 0,411
8 0,543
10 0,679
12 0,814
*Tabel diatas untuk mencari nilai A,B,r
A = 5 10-3 ; B = 0,0674 ; r = 0,999
Konsentrasi Konsentrasi
t A
(C) ppm (C) mg
0 -0,000 -510-3 -0,599
5 0,200 2,893 347,151
10 0,234 3,398 407,749
15 0,238 3,457 414,829
20 0,239 3,501 420,109
25 0,241 3,472 416,629
30 0,242 3,516 421,909
obat
tereduk
FK Q
si (Cmg
+ FK)
-0,32810-3 -0,602 -83472,454
1,925 349,076 144,029
4,190 411,939 122,624
6,495 421,324 12,532
8,829 428,938 119,017
11,144 427,773 120,011
13,484 435,397 118,509
2 Perhitungan
a Untuk konsentrasi (ppm)
Menggunakan rumus
y a
X=
b
Untuk menit ke 0
y a
X=
b
0,0000,005
0,0674
0,005
Untuk menit ke 5
y a
X=
b
0,2000,005
0,0674
2,893
Untuk menit ke 10
y a
X=
b
0,2340,005
0,0674
3,398
Untuk menit ke 15
y a
X=
b
0,2380,005
0,0674
3,457
Untuk menit ke 20
y a
X=
b
0,2410,005
0,0674
3,501
Untuk menit ke 25
y a
X=
b
0,2390,005
0,0674
3,472
Untuk menit ke 30
y a
X=
b
0,2420,005
0,0674
3,516
Untuk mencari FP
100
FP= =133,33
0,75
Untuk menit ke 0
Cppm
X= 900 FP
1000
0,005
900 133,33
1000
0,599
Untuk menit ke 5
Cppm
X= 900 FP
1000
2,893
900 133,33
1000
347,151
Untuk menit ke 10
Cppm
X= 900 FP
1000
3,398
900 133,33
1000
407,749
Untuk menit ke 15
Cppm
X= 900 FP
1000
3,457
900 133,33
1000
414,829
Untuk menit ke 20
Cppm
X= 900 FP
1000
3,501
900 133,33
1000
420,109
Untuk menit ke 25
Cppm
X= 900 FP
1000
3,472
900 133,33
1000
416,629
Untuk menit ke 30
Cppm
X= 900 FP
1000
3,516
900 133,33
1000
421,909
Untuk menit ke 0
Vol dipipet
FK = Cmg + FK sebelumnya
Vol medium
5
(0,599 ) +0
900
0,003328
Untuk menit ke 5
Vol dipipet
FK = Cmg + FK sebelumnya
Vol medium
5
347,151+0,003328
900
1,925
Untuk menit ke 10
Vol dipipet
FK = Cmg + FK sebelumnya
Vol medium
5
407,749+1,925
900
4,190
Untuk menit ke 15
Vol dipipet
FK = Cmg + FK sebelumnya
Vol medium
5
414,829+4,190
900
6,495
Untuk menit ke 20
Vol dipipet
FK = Cmg + FK sebelumnya
Vol medium
5
420,109+6,495
900
8,829
Untuk menit ke 25
Vol dipipet
FK = Cmg + FK sebelumnya
Vol medium
5
416,629+8,829
900
11,144
Untuk menit ke 30
Vol dipipet
FK = Cmg + FK sebelumnya
Vol medium
5
421,909+11,144
900
13,488
d obat terkoreksi
Menggunakan rumus obat koreksi=Cmg+ FK
Untuk menit ke 0
obat koreksi=Cmg+ FK
0,599+ (0,003328 )
0,602
Untuk menit ke 5
obat koreksi=Cmg+ FK
347,151+ 1,925
349,076
Untuk menit ke 10
obat koreksi=Cmg+ FK
407,749+ 4,190
411,939
Untuk menit ke 15
obat koreksi=Cmg+ FK
414,829+6,495
421,324
Untuk menit ke 20
obat koreksi=Cmg+ FK
420,109+8,829
428,938
Untuk menit ke 25
obat koreksi=Cmg+ FK
416,629+11,144
427,773
Untuk menit ke 30
obat koreksi=Cmg+ FK
421,909+13,488
435,397
Untuk menit ke 0
500
Q= 100
0,599
83472,454
Untuk menit ke 5
500
Q= 100
347,151
144,029
Untuk menit ke 10
500
Q= 100
407,749
122,624
Untuk menit ke 15
500
Q= 100
414,829
120,532
Untuk menit ke 20
500
Q= 100
420,109
119,017
Untuk menit ke 25
500
Q= 100
416,629
120,011
Untuk menit ke 30
500
Q= 100
421,909
118,509
f Persntase terdisolusi
Menggunkan rumus %total
%terdisolusi= 100
500
% total = -82727,732
%total
%terdisolusi= 100
500
82727,732
100
500
16545,546
g Untuk [AUC]
Menggunakan rumus tn (Cn+ ( Cn1 ))
[ AUC ]tn1 = x (tn
2
347,151+(0,599)
[ AUC ]50 = x (5-0)
2
173,276 5
866,38
407,749+347,151
[ AUC ]10
5 = x (10-5)
2
377,45 5
1887,25
414,829+407,749
[ AUC ]15
10 = x (15-10)
2
411,289 5
2056,445
420,109+414,829
[ AUC ]20
15 = x (20-15)
2
627,524 5
3137,62
25 416,629+420,109
[ AUC ]20 = x (25-20)
2
418,369 5
2091,845
421,909+416,629
[ AUC ]30
25 = x (30-25)
2
419,269 5
2096,345
Luas bidang A
= 100
Luas bidang A+ B
12135,885
100
537,770
2256,705
B Pembahasan
Disolusi didefinisikan sebagai suatu proses melarutnya zat kimia atau senyawa
obat dari sediaan padat ke dalam suatu medium tertentu. Laju disolusi suatu obat
adalah kecepatan perubahan dari bentuk padat menjadi terlarut dalam medianya setiap
waktu tertentu
medium pelarut yang paling baik untuk obat atau kombinasi obat. Pelarutan suatu zat
aktif sangat penting artinya karena ketersediaan suatu obat sangat tergantung dari
kemampuan zat tersebut melarut ke dalam media pelarut sebelum diserap ke dalam
tubuh.
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk menentukan kecepatan disolusi suatu
zat, menggunakan alat penentuan kecepatan disolusi suatu zat dan menerangkan
Pada percobaan ini akan uji pengaruh kecepatan terhadap kecepatan disolusi.
Zat yang akan diukur kecepatan atau laju disolusinya adalah tablet parasetamol yang
melarut ke dalam media disolusi, dimana medium disolusi yang digunakan adalah air
suling.
Adapun cara kerja pengaruh kecepatan pengadukan terhadap kecepatan
disolusi zat yaitu diisi gelas kimia 100 ml dengan larutan dapar fosfat. Lalu, diatur alat
uji kecepatan disolusi (USP) tipe 2 metode dayung pada suhu 37 oC. Jika suhu air di
dalam bejana sudah mencapai suhu 37 oC, masukkan 1 g paracetamol dan hidupkan
fosfat. Setelah itu, ditentukan kadar paracetamol yang terlarut dari setiap sampel
Pada percobaan ini, digunakan air suling sebagai media disolusi karena air
merupakan komponen paling besar yang berada di dalam tubuh manusia, jadi obat
seakan-akan berdisolusi di dalam tubuh, selain itu karena mengingat kelarutan dari obat
agar sesuai dengan suhu fisiologis suhu tubuh manusia. Hal ini sebagai pembanding
jika obat tersebut berada dalam tubuh manusia. Selain itu alat disolusi juga diatur
Hasil yang diperoleh dari praktikum ini adalah pada menit ke-0 jumlah zat yang
terdisolusi adalah -0,599 mg ; pada menit ke-5 jumlah zat yang terdisolusi adalah
349,151 mg ; pada menit ke-10 jumlah zat yang terdisolusi adalah 407,749 mg ; pada
menit ke-15 jumlah zat yang terdisolusi adalah 414,829 mg ; pada menit ke-20 jumlah
zat yang terdisolusi adalah 420,109 mg ; pada menit ke-25 jumlah zat yang terdisolusi
adalah 416,629 mg ; pada menit ke-30 jumlah zat yang terdisolusi adalah 421,909 mg.
Pada praktikum kali ini juga diperoleh persentase obat yang terdisolusi adalah
-16545,546 %
Hal ini tidak sesuai dengan literatur Farmakope Indonesia edisi IV yang
bagaimana nasib suatu sediaan obat di dalam tubuh. Obat harus dapat larut sehingga
dapat memberikan efek terapi. Selain itu ada juga obat-obat yang dibuat dengan
maksud agar obat tersebut dihambat disolusinya agar jumlahnya dalam tubuh tetap,
dan ada juga obat yang diinginkan agar melarut dalam organ tertentu di dalam tubuh,
memipet memasukan dapar nya maupun mengeluarkan hasil disolusi, kesalahan dalam
melakukan uji disolusi, suhu yang tidak tepat, dan pengamatan yang kurang teliti, dan
kurang bersih alat yang digunakan sehingga terjadi ketidaksesuaian hasil praktikum ini
dengan literatur.
BAB V
A Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah pada percobaan
B Saran
Agar asisten lebih mengawasi praktikan saat melakukan percobaan agar tidak