Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A Hasil
1 Data
Tabel 1.1 Tabel kurva baku

[ppm] Absorba
n
4 0,274
6 0,411
8 0,543
10 0,679
12 0,814
*Tabel diatas untuk mencari nilai A,B,r
A = 5 10-3 ; B = 0,0674 ; r = 0,999

Tabel 1.2 Hasil yang diperoleh saat praktikum

Konsentrasi Konsentrasi
t A
(C) ppm (C) mg
0 -0,000 -510-3 -0,599
5 0,200 2,893 347,151
10 0,234 3,398 407,749
15 0,238 3,457 414,829
20 0,239 3,501 420,109
25 0,241 3,472 416,629
30 0,242 3,516 421,909

obat
tereduk
FK Q
si (Cmg
+ FK)
-0,32810-3 -0,602 -83472,454
1,925 349,076 144,029
4,190 411,939 122,624
6,495 421,324 12,532
8,829 428,938 119,017
11,144 427,773 120,011
13,484 435,397 118,509
2 Perhitungan
a Untuk konsentrasi (ppm)
Menggunakan rumus
y a
X=
b

Untuk menit ke 0
y a
X=
b
0,0000,005

0,0674
0,005

Untuk menit ke 5
y a
X=
b
0,2000,005

0,0674
2,893

Untuk menit ke 10
y a
X=
b
0,2340,005

0,0674
3,398

Untuk menit ke 15
y a
X=
b
0,2380,005

0,0674
3,457

Untuk menit ke 20
y a
X=
b
0,2410,005

0,0674
3,501

Untuk menit ke 25
y a
X=
b
0,2390,005

0,0674
3,472

Untuk menit ke 30
y a
X=
b
0,2420,005

0,0674
3,516

b Untuk konsentrasi (mg)


Menggunakan rumus
Cppm
X= 900 FP
1000

Untuk mencari FP

100
FP= =133,33
0,75

Untuk menit ke 0

Cppm
X= 900 FP
1000

0,005
900 133,33
1000

0,599

Untuk menit ke 5

Cppm
X= 900 FP
1000
2,893
900 133,33
1000

347,151

Untuk menit ke 10

Cppm
X= 900 FP
1000

3,398
900 133,33
1000

407,749

Untuk menit ke 15

Cppm
X= 900 FP
1000

3,457
900 133,33
1000

414,829

Untuk menit ke 20

Cppm
X= 900 FP
1000

3,501
900 133,33
1000

420,109

Untuk menit ke 25

Cppm
X= 900 FP
1000
3,472
900 133,33
1000

416,629

Untuk menit ke 30

Cppm
X= 900 FP
1000

3,516
900 133,33
1000

421,909

c Untuk faktor koreksi (FK)


Vol dipipet
Menggunakan rumus FK = Cmg + FK sebelumnya
Vol medium

Untuk menit ke 0

Vol dipipet
FK = Cmg + FK sebelumnya
Vol medium

5
(0,599 ) +0
900

0,003328

Untuk menit ke 5

Vol dipipet
FK = Cmg + FK sebelumnya
Vol medium

5
347,151+0,003328
900

1,925

Untuk menit ke 10
Vol dipipet
FK = Cmg + FK sebelumnya
Vol medium

5
407,749+1,925
900

4,190

Untuk menit ke 15

Vol dipipet
FK = Cmg + FK sebelumnya
Vol medium

5
414,829+4,190
900

6,495

Untuk menit ke 20

Vol dipipet
FK = Cmg + FK sebelumnya
Vol medium

5
420,109+6,495
900

8,829

Untuk menit ke 25

Vol dipipet
FK = Cmg + FK sebelumnya
Vol medium

5
416,629+8,829
900

11,144

Untuk menit ke 30
Vol dipipet
FK = Cmg + FK sebelumnya
Vol medium

5
421,909+11,144
900

13,488

d obat terkoreksi
Menggunakan rumus obat koreksi=Cmg+ FK

Untuk menit ke 0

obat koreksi=Cmg+ FK

0,599+ (0,003328 )

0,602

Untuk menit ke 5

obat koreksi=Cmg+ FK

347,151+ 1,925

349,076

Untuk menit ke 10

obat koreksi=Cmg+ FK

407,749+ 4,190

411,939

Untuk menit ke 15

obat koreksi=Cmg+ FK
414,829+6,495

421,324

Untuk menit ke 20

obat koreksi=Cmg+ FK

420,109+8,829

428,938

Untuk menit ke 25

obat koreksi=Cmg+ FK

416,629+11,144

427,773

Untuk menit ke 30

obat koreksi=Cmg+ FK

421,909+13,488

435,397

e Untuk mencari nilai Q


Menggunakan rumus 500
Q= 100
Cmg

Untuk menit ke 0

500
Q= 100
0,599

83472,454
Untuk menit ke 5

500
Q= 100
347,151

144,029

Untuk menit ke 10

500
Q= 100
407,749

122,624

Untuk menit ke 15

500
Q= 100
414,829

120,532

Untuk menit ke 20

500
Q= 100
420,109

119,017

Untuk menit ke 25

500
Q= 100
416,629

120,011

Untuk menit ke 30
500
Q= 100
421,909

118,509

f Persntase terdisolusi
Menggunkan rumus %total
%terdisolusi= 100
500

% total = -82727,732
%total
%terdisolusi= 100
500

82727,732
100
500

16545,546

g Untuk [AUC]
Menggunakan rumus tn (Cn+ ( Cn1 ))
[ AUC ]tn1 = x (tn
2

347,151+(0,599)
[ AUC ]50 = x (5-0)
2
173,276 5
866,38
407,749+347,151
[ AUC ]10
5 = x (10-5)
2
377,45 5
1887,25
414,829+407,749
[ AUC ]15
10 = x (15-10)
2
411,289 5
2056,445
420,109+414,829
[ AUC ]20
15 = x (20-15)
2
627,524 5
3137,62

25 416,629+420,109
[ AUC ]20 = x (25-20)
2
418,369 5
2091,845
421,909+416,629
[ AUC ]30
25 = x (30-25)
2
419,269 5
2096,345

h Untuk efisiensi disolusi


Menggunakan rumus
Luas bidang A
=
Luas bidang A = total [AUC] = 12135,885 100
Luas bidang A+ B
bobot ratarata
Luas bidang A+ B= 500
bobot
700
500
610
350000

610
537,770

Luas bidang A
= 100
Luas bidang A+ B

12135,885
100
537,770

2256,705

B Pembahasan
Disolusi didefinisikan sebagai suatu proses melarutnya zat kimia atau senyawa

obat dari sediaan padat ke dalam suatu medium tertentu. Laju disolusi suatu obat

adalah kecepatan perubahan dari bentuk padat menjadi terlarut dalam medianya setiap

waktu tertentu

Kecepatan disolusi atau kelarutan sangat diperlukan untuk membantunya memilih

medium pelarut yang paling baik untuk obat atau kombinasi obat. Pelarutan suatu zat

aktif sangat penting artinya karena ketersediaan suatu obat sangat tergantung dari

kemampuan zat tersebut melarut ke dalam media pelarut sebelum diserap ke dalam

tubuh.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan disolusi yaitu suhu, viskositas, pH

pelarut, pengadukan, pengukuran, ukuran partikel, polimorfisme, sifat permukaan zat,

formulasi, pembuatan sediaan.

Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk menentukan kecepatan disolusi suatu

zat, menggunakan alat penentuan kecepatan disolusi suatu zat dan menerangkan

faktor-faktor yang mempengaruhi disolusi suatu zat.

Pada percobaan ini akan uji pengaruh kecepatan terhadap kecepatan disolusi.

Zat yang akan diukur kecepatan atau laju disolusinya adalah tablet parasetamol yang

melarut ke dalam media disolusi, dimana medium disolusi yang digunakan adalah air

suling.
Adapun cara kerja pengaruh kecepatan pengadukan terhadap kecepatan

disolusi zat yaitu diisi gelas kimia 100 ml dengan larutan dapar fosfat. Lalu, diatur alat

uji kecepatan disolusi (USP) tipe 2 metode dayung pada suhu 37 oC. Jika suhu air di

dalam bejana sudah mencapai suhu 37 oC, masukkan 1 g paracetamol dan hidupkan

motor penggerak pada kecepatan 50 rpm. Kemudian, diambil sebanyak 5 ml larutan


dapar fosfat dari bejana setiap selang waktu 1, 5, 10, 15, 20, 25 dan 30 menit setelah

pengadukan. Setiap pengambilan sampel, segera gantikan dengan 5 ml larutan dapar

fosfat. Setelah itu, ditentukan kadar paracetamol yang terlarut dari setiap sampel

dengan cara spektrofotometer.

Pada percobaan ini, digunakan air suling sebagai media disolusi karena air

merupakan komponen paling besar yang berada di dalam tubuh manusia, jadi obat

seakan-akan berdisolusi di dalam tubuh, selain itu karena mengingat kelarutan dari obat

yang digunakan.Adapun suhu yang digunakan, dipertahankan 30 C, dengan maksud

agar sesuai dengan suhu fisiologis suhu tubuh manusia. Hal ini sebagai pembanding

jika obat tersebut berada dalam tubuh manusia. Selain itu alat disolusi juga diatur

kecepatan putarannya sebesar 50 rpm karena ini diumpamakan sebagai kecepatan

gerak peristaltik lambung.

Hasil yang diperoleh dari praktikum ini adalah pada menit ke-0 jumlah zat yang

terdisolusi adalah -0,599 mg ; pada menit ke-5 jumlah zat yang terdisolusi adalah

349,151 mg ; pada menit ke-10 jumlah zat yang terdisolusi adalah 407,749 mg ; pada

menit ke-15 jumlah zat yang terdisolusi adalah 414,829 mg ; pada menit ke-20 jumlah

zat yang terdisolusi adalah 420,109 mg ; pada menit ke-25 jumlah zat yang terdisolusi

adalah 416,629 mg ; pada menit ke-30 jumlah zat yang terdisolusi adalah 421,909 mg.

Pada praktikum kali ini juga diperoleh persentase obat yang terdisolusi adalah

-16545,546 %
Hal ini tidak sesuai dengan literatur Farmakope Indonesia edisi IV yang

menyatakan bahwa hasil disolusi obat parasetamol adalah 70%.


Uji disolusi sangatlah penting artinya dalam bidang farmasi, karena menyangkut

bagaimana nasib suatu sediaan obat di dalam tubuh. Obat harus dapat larut sehingga
dapat memberikan efek terapi. Selain itu ada juga obat-obat yang dibuat dengan

maksud agar obat tersebut dihambat disolusinya agar jumlahnya dalam tubuh tetap,

dan ada juga obat yang diinginkan agar melarut dalam organ tertentu di dalam tubuh,

untuk memberikan efek lokal.


Adapun faktor kesalahan yang bisa saja terjadi yaitu kurang teliti pada saat

memipet memasukan dapar nya maupun mengeluarkan hasil disolusi, kesalahan dalam

melakukan uji disolusi, suhu yang tidak tepat, dan pengamatan yang kurang teliti, dan

kurang bersih alat yang digunakan sehingga terjadi ketidaksesuaian hasil praktikum ini

dengan literatur.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah pada percobaan

pengaruh kecepatan terhadap disolusi, dapat ditentukan bahwa benar kecepatan

mempengaruhi kecepata disolusi.

B Saran

Agar asisten lebih mengawasi praktikan saat melakukan percobaan agar tidak

terjadi kesalahan yang diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai