Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKOLOGI

NAMA : FRIDA INDRIYANA

NIM : 20117030

TK/ SMT : 3/5

PRODI : D4 TLM

PROGRAM STUDI D4 TEKNOLOGI


LABORATORIUM MEDIS
FAKULTAS SAINS, TEKNOLOGI DAN
ANALISIS
INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATA
KEDIRI
PENDAHULUAN
Nilai Korektor

Tanggal : 21 Agustus 2019

Latar Belakang :

Mikologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang


jamur (fungi) - banyak orang juga menyebut cendawan.Kajian dalam mikologi
antara lain meliputi taksonomi jamur, fisiologi jamur, bioteknologi
jamur,budidaya jamur (mushroom culture). Mikologi berasal dari kata ‘ mykes’
yang berarti Myceane yaitu salah satu kelompok mushroom ( jamur mikro ) dan
dari kata logos yang berarti ilmu.Jadi bisa dikatakan mikologi adalah ilmu yang
mepelajari tentang jamur dan pemanfaatnya dalam kehidupan sehari – hari oleh
manusia (Hare,2015).

Jamur merupakan salah satu penyebab infeksi pada penyakit terutama di


negara-negara tropis. Penyakit kulit akibat jamur merupakan penyakit kulit yang
sering muncul di tengah masyarakat Indonesia. Iklim tropis dengan kelembaban
udara yang tinggi di Indonesia sangat mendukung pertumbuhan jamur.
Banyaknya infeksi jamur juga didukung oleh masih banyaknya masyarakat
Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan sehingga masalah kebersihan
lingkungan,sanitasi dan pola hidup sehat kurang menjadi perhatian dalam
kehidupan seharihari masyarakat Indonesia (Hare,2015).

Karakteristik Taksonomi jamur ; Morfologi hifa (Ukuran,warna,bentuk


permukaan), morfologi spora/Konidia ( Ukuran,warna,bentuk permukaan.
Karakteristik Reproduksi ( Spora jantan, Spora betina), karakteristik Fisiologi
(Bentuk pertumbuhan pada medium khusus dan sifat pertumbuhan pada
suhu,pH,dan kelembaban tertentu), karakteristik selular ( bentuk dinding
sel,komposisi dinding sel,pola pembelahan sel,karakteristik organel sel dan
karakteristik sekuen asam amino dari protein dan sekuen nuleotida DNA.
Organisme yang tergolong fungi adalah kapang, khamir, dan jamur
(mushroom). Kapang merupakan golongan fungi yang multiseluler dan memilki
filamen . kapang memliki beberapa pengelompokkan. Antara jenis kapang yang
satu dengan yang lain tentunnya memiliki perbedaan ciri dan sifat
(Antonio,2012). 

Jamur yang dapat menyebabkan infeksi antara lain Candida albicans dan
Trichophyton rubrum. Candida albicans adalah suatu ragi lonjong, bertunas
yang menghasilkan pseudomiselium baik dalam biakan maupun dalam jaringan
maupun eksudat. Ragi ini adalah anggota flora normal selaput mukosa saluran
pernafasan, saluran pencernaan, dan genitalia wanita. Pada genitalis wanita
Candida albicans menyebabkan vulvovaginitis yang menyerupai sariawan
tetapi menimbulkan iritasi, gatal yang hebat, dan pengeluaran sekret. Hilangnya
pH asam merupakan predisposisi timbulnya vulvovaginitis kandida. Dalam
keadaan normal pH yang asam dipertahankan oleh bakteri vagina. Candida
albicans dapat tumbuh secara optimum pada pH 4, tetapi juga dapat tumbuh
antara pH 3-7 (Nasron, 2010).

Rumusan Masalah :

1. Apakah jenis-jenis jamur yang tumbuh pada sampel Tempe ?


2. Apakah jenis-jenis jamur yang tumbuh pada sampel Roti ?

Tujuan :

1. Identifikasi jenis sampel yang tumbuh pada sampel Tempe.


2. Identifikasi jenis sampel yang tumbuh pada sampel Roti.

Metode :

Menggunakan metode slide culture (micro culture)

Prinsip :

Menggunakan prinsip dengan pemeriksaan makoskopis dan mikroskopis

Alat & Bahan :


1. Alat :
a. Bunsen
b. Slide Objek
c. Korek Api
d. Ose Bulat
e. Cover Glass
f. Tissu
2. Bahan:
a. Methylen Blue
b. Tempe
c. Roti

Prosedur :

1. Dicuci bersih tangan praktikan menggunakan sabun dan dibersihkan


hingga kering.
2. Disiapkan cover glass dan objek glass yang bersih dan di nyalakan api
bunsen.
3. Ditetesi 1 tetes methylen blue di atas objek glass lalu di panaskan sampai
menguap.
4. Dipanaskan jarum ose diatas api bunsen.
5. Diambil jamur pada roti dan tempe menggunakan jarum ose yang telah
dipanaskan diatas api bunsen tadi.
6. Diletakan jamur dan tempe pada roti diatas objek glass.
7. Kemudian di panaskan di atas api tidak sampai mendidih.
8. Diletakan cover glass diatas objek glass.
9. Diletakan diatas mikroskop.
10.Diamati menggunakan mikroskop.
11.Kemudian di lakukan pengamatan dengan perbesaran 10x dengan lensa
objektif di turunkan penuh, diafragma di tutup penuh. Setelah ketemu
lapang pandang di lanjutkan pad perbesaran 40x dengan lensa objektif di
naikkan setengah, diafragma di buka setengah lalu ketemu lapang
pandang dan dicari mikroskopis dari jamur atau kapang pada roti dan
tempe.
12.Setelah itu di dapatkan hasil dan di tulis di buku laporan.
Hasil : Pada Tempe

MAKROSKOPIS

 Bentuk koloni : Filament Koloni


 Warna : Hitam
 Tekstur : Kapas
 Konsistensi : Kering

MIKROSKOPIS

 Hifa :+
 Miselium :-
 Pseudohifa :-
 Spora :+
 Jenis Jamur : Sporangiospora
 Bentuk spora : Bulat

Hasil : Pada Roti

MAKROSKOPIS

 Bentuk koloni : Filament Koloni


 Warna : Hijau Kebiruan
 Tekstur : Bludru
 Konsistensi : Kering

MIKROSKOPIS

 Hifa :+
 Miselium :-
 Pseudohifa :-
 Spora :+
 Jenis Jamur : Konidiospora
 Bentuk spora : Bulat
Kesimpulan :

1. Pada Tempe
Jadi didapatkan hasil identifikasi jamur pada sampel tempe yaitu
Rhizopus sp.
2. Pada Roti
Jadi didapatkan hasil identifikasi jamur pada sampel tempe yaitu
Aspergillus Fumigatus.

Diskusi :

Hifa adalah struktur biologis berupa berkas-berkas halus yang merupakan


bagian dari tubuh vegetatif berbagai fungi. Hifa dapat dengan mudah dilihat
dengan mata bila telah membentuk massa yang rapat dan membentuk koloni-
koloni pada bagian tubuh organisme inang atau sisa-sisa organisme atau
makanan, dikenal sebagai miselium. Dapat dikatakan, hifa adalah bentuk tubuh
jamur yang sesungguhnya. Struktur berbentuk mirip payung yang biasa dikenal
orang sebagai jamur tidak lain hanyalah alat reproduksi yang dikenal sebagai
tubuh buah, yang muncul hanya sewaktu-waktu. Bagi fungi, hifa memiliki
peran yang sedikit banyak seperti akar dan daun pada tumbuhan sekaligus. Hifa
tumbuh menyebar ke dalam tubuh atau semua bagian organisme. Bentuk hifa
yang halus memperluas permukaan kontak dengan substrat (objek
makanannya). Hifa kemudian melepaskan enzim atau substansi lain (khususnya
pada fungi yang hidup pada jaringan hidup) pada substrat agar kemudian
dihasilkan senyawa-senyawa kimia tertentu (terutama karbohidrat). Hifa
kemudian kembali menyerap senyawa-senyawa kimia ini untuk
dimanfaatkannya dalam metabolisme internal. Cara kerja semacam inilah yang
menyebabkan fungi berbeda dengan eukariota lainnya, seperti tumbuhan
(autotrof) atau hewan (sepenuhnya heterotrof). Fungi, dengan cara kerja hifa
semacam ini, dikenal sebagai saprotrof. Seberkas hifa adalah sel tunggal. Satu
koloni hifa yang dapat dianggap kumpulan sel-sel raksasa pada umumnya
berbentuk lingkaran dengan diameter beberapa sentimeter.

Spora adalah satu atau beberapa sel (bisa haploid ataupun diploid) yang
terbungkus oleh lapisan pelindung. Sel ini dorman dan hanya tumbuh pada
lingkungan yang memenuhi persyaratan tertentu, Jenis spora menurut fungsi,
yaitu :
a. Spora sebagai alat persebaran untuk tumbuhan berpembuluh non-biji,
lumut, fungi, dan Myxozoa. Spora dengan pengertian ini dikenal juga
sebagai diaspora.
b. Endospora dan eksospora, merupakan spora yang dibentuk oleh bakteri
tertentu (dari divisio Firmicuta) sebagai alat pertahanan hidup dalam
kondisi ekstrem.
c. Klamidospora (chlamydospore), fungsinya mirip dengan endospora,
tetapi dihasilkan oleh fungi.
d. Zigospora sebagai alat persebaran haploid dari fungi Zygomycota. Spora
ini berdinding tebal dan dapat tumbuh menjadi konidium atau
zigosporangium.

Adapun perbedaan jamur dan bakteri. Jamur adalah organisme yang tidak
berklorofil, sehingga bersifat heterotrof. Jamur ada yang bersel satu, tetapi
sebagian besar bersel banyak, inti sel sudah memiliki membrane inti
(eukariotik). Dinding sel tersusun atas zat kitin. Tubuh jamur tersusun atas
benang-benang halus yang disebut hifa. Hidup di tempat kaya akan zat organik,
lembab, dan kurang cahaya. Reproduksi aseksual melalui pembelahan dan
secara seksual melalui peleburan inti sel dari dua sel induk. Sedangkan bakteri
adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membrane inti sel. Organisme
ini masuk ke dalam domain prokariota. Organisme uniseluler. Hidup bebas atau
parasit, ada juga yang hidup di lingkungan ekstrim. Dinding selnya
mengandung peptigokligen. Mempunyai bentuk dasar bulat, batang, dan
lengkung. Mengalami inovulasi, yaitu perubahan bentuk yang yang disebabkan
fakta makanan, suhu, lingkungan. Bakteri juga pleomorfi, yaitu bentuk yang
bermacam-macam dan teratur. Perkembangbiakan dengan cara aseksual
(pembelahan biner) dan paraseksual dengan konjugasi, transformasi, dan
transduksi. 

Saran Untuk Laboratorium :

Semoga laboatorium nya bisa di sendirikan antara mikologi dan parasitologi.


DAFTAR PUSTAKA

Hare,2015. Pengantar Mikologi.Bandung:Penerbit Alumni

Antonio,2012.Dasar-dasar Mikologi.Jakarta:Jambatan

Nason,2010.Mikrobiologi Umum.Jakarta:Erlangga

Anda mungkin juga menyukai