PENDAHULUAN
1
dan reagen yang digunakan untuk pemeriksaan laboratorium dengan menggunakan spesimen
biologis sebagai penunjang diagnosis penyakit dan pemulihan kesehatan.
Sehubungan dengan hal tersebut mahasiswa analis kesehatan memerlukan praktek kerja
lapangan Praktik Kerja Lapang bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar dan
keterampilan kepada mahasiswa agar memperoleh hasil yang efisien, efektif dan optimal
dalam memperoleh, mengolah, menganalisis data atau informasi serta menginterpretasikan
hasil disertai sikap profesional sesuai dengan kompetensi profesi. Program Studi D4
Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ma’arif Hasyim Latif
Sidoarjo merupakan institusi pendidikan analis kesehatan yang bekerja sama dengan
beberapa institusi yang bergerak dalam bidang kesehatan. Untuk mendapatkan pengetahuan
dan pengalaman baru dalam bidang laboratorium kesehatan, Prodi D4 TLM, Fikes UMAHA
Sidoarjo melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL).
Klinik Pratama Polres Bondowoso merupakan rumah sakit pendidikan, sehingga dapat
digunakan untuk mendukung sarana dan prasarana Praktek Kerja Lapangan. Praktek Kerja
Lapangan bagi mahasiswa Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medik, Fakultas Ilmu
Kesehatan UMAHA Sidoarjo dilaksanakan dari tanggal.
2
Waktu : Maret - Mei
Tempat : Laboratorium Klinik Pratama Polres Bondowoso
3
BAB II
PROFIL KLINIK PRATAMA POLRES BONDOWOSO
Misi
1. Menyelenggarakan fungsi kesehatan yang bersifat promotif, preventif, dan kuratif dalam
rangka mendukung tugas kepolisian.
2. Memeberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada ketetapan dan kecepatan serta
keselamatan berdasarkan etika dan profesionalitas.
3. Memberikan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar kompetesi.
Motto
“ Melayani sepenuh Hati Dengan ramah Dan Sopan “
Tata Nilai
Peduli : Empati dan siap memberikan pelayanan terbaik
Ramah : Ramah dan santun dalam melayani
Integritas : Mempunyai sifat jujur, dapat dipercaya, mengikuti aturan yang berlaku dan
menjaga nama baik institusi
Melayani : Melayani dengan ikhlas dan bertanggung jawab
Akuntabel : Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas
Maklumat Pelayanan
“ Dengan ini, kami menyatakan sanggup menyelenggarakan pelayanan sesuai standar
pelayanan yang telah di tetapkan dan apabila tidak menepati janji, kami siap menerima kritik
dan saran untuk perbaikan”
4
2.2 Sejarah Klinik Pratama Polres Bondowoso
Klinik urkes polres Bondowoso adalah merupakansalah satu kesatuan terkecil yang
berada dibawah corp kesehatan KEPOLISIAN NEGARA INDONESIA .Penyebaran satuan
setingkat Klinik URKES POLRES Bondowoso, berada pada setiap wilayah Kabupaten
diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan memiliki area wilayah kerja satu
wilayah Kabupaten.Klinik urkes polres Bondowoso adalah merupakan klinik milik
pemerintah yang pembinaanya berada dibawah KAPOLRI.
Secara struktural Klinik URKES POLRES BONDOWOSO ada dibawah kendali
taktis dan teknis KABAG SUMDA yang berkedudukan di POLRES. zWilayah kerja yang
menjadi tugas dan tanggung jawab Klinik adalah sama persis dengan wilayah kerja POLRES.
Sasaran tugas dan tanggung jawab pekerjaanya adalah dukungan kesehatan dan pelayanan
kesehatan untuk anggota dan ASN POLRI beserta seluruh anggota keluarganya. URKES
POLRES BONDOWOSO ada sejak adanya LIKUIDASI EX POLWIL BESUKI, kemudian
dengan perkembangan zaman bisa berubah status menjadi KLINIK URKES POLRES
BONDOWOSO. Pengesahan perubahan status telah dikuatkan dengan surat keputusan
Kapolri melalui surat keputusan nomor Skep 04/12/2013 tanggal 1Juli 2010 tentang
penetapan pendirian Klinik Urkes Polres Bondowoso sebagai Klinik PPKI di lingkungan
POLRI.
Dengan perubahan status Sie Dokkes Polwil Besuki menjadi Klinik urkes polres
Bondowosotelah menempati bangunan sie dokkes polwil besuki sebagai Klinik urkes polres
Bondowoso. Penggunaan bangunan dilakukan dengan tujuan untuk memper cepat dan
mempermudah pelayanan bagi yang membutuhkan.
Analisa pengkajian dislokasi Klinik urkes polres bondowoso, telah melewati beberapa
kajian strategis.Kajian strategisyangdimaksud adalah analisa dengan mempertimbangkan hal
hal sebagai berikut:
1. Klinik adalah merupakan sarana pelayanan kesehatan dinas dan sarana pelayanan
kesehatan umum sehingga harus mudah diakses oleh dinas dan masyarakat umum .
2. Klinik sebagai fasilitas pelayanan kesehatan harus bisa memberikan kemudahan dan
kenyamanan bagi petugas dan penerima layanan dan sesuai dengan standar bangunan
faskes
Dislokasi fisik Klinik harus memenuhi kriteria yang sesuai dengan rencana pembangunan dan
pengembangan wilayah kabupaten.
5
Gambar 2.1 Klinik Pratama polres Bondowoso Lama
b. Tujuan
7
Perubahan bentuk dari URKES Bondowoso menjadi FKTP TK I Bondowoso
memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Meningkatkan kesejahteraan dengan memudahkan dan mendekatkan faskes kepada
Anggota dan ASN beserta seluruh anggota keluarganya
2. Meningkatkan mutu pelayan kesehatan.
3. Meningkatkatkan peran dan fungsi fktp tk I Polres Bondowoso, yang bermanfaat
kepada seluruh masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan
4. Mensukseskan program pemerintah dalam melaksanakan pembangunan dibidang
kesehatan.
8
2.5 ANALISA PENGKAJIAN PENDIRIAN KLINIK
Analisa pengkajian pendirian Klinik pratama polres Bondowosodidasarkan kepada
perkembangan jaman dan pengalihan pengelolaan anggaran kesehatan menjadi Sistem
Jaminan Kesehatan Nasional. Dengan pengalihan pengelolaan anggaran kesehatan tersebut
maka ,urkes polres Bondowoso harus berubah statusmenjadi Klinik .
Ada banyak kekurangan yang dimiliki untuk melakukan perubahan bentuk menjadi klinik
akan tetapi karena keharusan, maka dengan segala keterbatasan semua proses tetap dijalani .
Beberapa tahap yang dilakukan dalam rangka menyesuaikan perubahan bentuk dari poskes
menjadi klinik anatara lain:
a. Tahap Perencanaan yang Mencangkup Kegiatan
1. Membuat rencana strategis
2. Melengkapikantor untuk menuhi persyaratan klinik.
3. Menyusun struktur organisasi sesuai standar klinik
4. Mengisi struktur Organisasi dengan perekrutan tenaga magang honorer
5. Mengurus persyaratan perijinan klinik
6. Melengkapi sarpras yang diperlukan klinik
7. Menyiapkan kerjasama dengan BPJS
8. Melaksanakan operasional klinik sebagai FKTP
9. Secara bertahap dan berlanjut secara terus menerus memperbaiki segala hal untuk
kemajuan klinik
9
2. Analisa Bentuk Bangunan Klinik
yang ditempati merupakan bangunan milik negara yang sejak awal tidak di
design sebagai klinik. Oleh karena itu maka design bangunan klinik memerlukan
renovasi dan inovasi. Setelah dilakukan analisa bentuk banguan dapat diambil
kesimpulan bahwa:
1. Merupakan bangunan yang kokoh dan permanen aman untuk ditempati
sebagai klinik,dengan catatan direnovasi.
2. Bangunan klinik tidak terhubung langsung dengan perumahan dan dibatasi
dengan pagar.
3. Bangunan klinik tidak berdekatan dengan kemungkinan aktifitas lain yang
menghasilkan polusi udara dan suara.
4. Bangunan klinik sudah melakukan upaya menghindari terjadinya polusi
lingkungan yang diakibatkan oleh operasional klinik.
10
2.8 Analisa Kesesuaian Data Populasi Anggota Polres bondowoso dengan Kepesertaan
BPJS Klinik
Berdasarkan analisa ketentuan BPJS yang mengharuskan satu orang dokter umum
sepuluh ribu pasien masih belum terpenuhi.Hal ini disebabkan karena anggota Polres
bondowoso yang merupakan penyumbang kepesertaan BPJS tertinggi masih tidak bisa masuk
menjadi peserta kapitasiKlinik pratama Polres Bondowoso.
Penyebab utama ketidak seluruhan anggota Polres menjadi peserta klinik adalah
karena penyebaran kependudukan yang tidak terkosentrasi dalam satu kabupaten.
12
sudah ada kesiapan disemua aspek maka pelayanan laboratorium akan
dilaksanakan satu atap dengan klinik
b. Unit Pelayanan farmasi
Pelayanan farmasi dilayani dengan sistem kerjasama dengan apotek
sahabat. Langkah ini ditempuh karena keterbatasan sarana dan prasarana serta
sumberdaya manusia yang masih belum memadai . Kedepan jika sudah ada
kesiapan disemua aspek maka pelayanan kefarmasian akan dilaksanakan satu
atap dengan klinik
c. Unit Pelayanan Gizi
Untuk pelayanan gizi karena keterbatasan sarana dan prasarana serta
sumberdaya manusia yang masih belum memadai dilakukan dengan
memanfaatkan tenaga yang bukan kompetensinya. Dalam pengembanganya,
seiring dengan perkembangan klinik dan ada kesiapan disemua aspek maka
pelayanan gizi akan dilaksanakan satu atap dengan klinik
d. Unit Pelayanan Rekam Medis
Untuk pelayanan Rekam Medik karena keterbatasan sarana dan prasarana
serta sumberdaya manusia yang masih belum memadai dilakukan oleh tenaga
pelatihan pelatihan rekam medic. Dalam pengembanganya, seiring dengan
perkembangan klinik dan ada kesiapan disemua aspek maka pelayanan gizi
akan dilaksanakan satu atap dengan klinik.
13
BAB III
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Ini sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor sehingga jika terjadi kesalahan pada
hasil pemeriksaan sangat sulit untuk ditelusuri atau dilacak. Oleh karenanya sebagai
petugas laboratorium harus benar – benar berusaha bekerja sesuai dengan petunjuk
pelaksanaan kerja sehingga meminimalisasi terjadinya kesalahan. Disamping faktor
pengerjaan dari internal pada tahap preanalitik juga sangat tergantung pada kondisi
pasien saat itu, kejujuran dan kelengkapan pasien dalam memberi informasi, kondisi
sampel itu sendiri, suasana lingkungan dan bahan pembantu yang digunakan.
Adapun faktor – faktor yang pada umumnya berpengaruh pada tahap pre analitik antara lain :
14
d. Kelainan – kelainan yang diderita oleh pasien. Jika pasien memiliki kelainan
maka tentunya akan mempengaruhi kondisi pasien juga sampel dari pasien
tersebut.
e. Aktivitas fisik pasien. Aktifitas yang dilakukan pasien dapat meningkatkan kadar
-kadar tes tertentu, contohnya jika pasien habis berolahraga maka kadar CK akan
meningkat.
f. Gaya hidup pasien, kebiasaan pasien yang tentunya juga akan mempengaruhi
kondisi sampel, contohnya pada pasien yang memiliki kebiasaan merokok, hal ini
dapat meningkatkan hasil/kadar pada pemeriksaan tumor marker.
3.1.2 Lama puasa pasien (Untuk pemeriksaan tertentu yang memerlukan puasa)
Lama puasa pasien sangat mempengaruhi hasil pemeriksaan, misalnya pada
pemeriksaan glukosa puasa jika pasien berpuasa > 14 jam maka hasil pemeriksaan
glukosa tidak akan memperlihatkan kondisi sebenarnya, begitu juga pada pemeriksaan
gula 2 jam PP jika pasien diambil darah > 10 menit pada 2 jam setelah makan maka
hasil pemeriksaan tidak akan menggambarkan kondisi glukosa darah pasien yang
sesungguhnya.
3.1.4 Hal – hal yang perlu diperhatikan pada saat pengambilan sampel
a. Serum atau Plasma : pengambilan darah harus dilakukan secara tepat, gunakan
bahan pembantu yang benar dan berkualitas baik
b. Whole Blood : pengambilamn darah harus dilakukan secara tepat, gunakan bahan
pembantu yang benar dan memiliki kualitas baik, jaga stabilitas sampel, kondisi
lingkungan disesuaikan dengan persyaratan.
c. Urine : perhatikan cara penampungan yang benar, pengawetan yang digunakan
haruslah tepat, gunakan wadah yang bersih dan bebas ketoaminan, stabilitas
sampel terjaga baik.
d. Cairan lain : sampel yang diambil haruslah yang tepat, cara pengambilan haruslah
yang benar, gunakan bahan pembantu yang benar dan berkualitas baik,
penyimpanan sampel benar.
e. Swab, pus (cairan pada nanah/luka) : ketepatan sampel yang diambil, sterilitas
bahan pembantu dan lingkungan.
15
Sampel yang diambil haruslah sampel yang sesuai/tepat dengan jenis pemeriksaannya,
cara pengambilan sampelpun harus benar. Penggunaan bahan pembantu yang tidak tepat
tentunya akan merusak sampel. Kondisi lingkungan seperti suhu, kebersihan tentunya
mempengaruhi stabilitas dan kualitas sampel sehingga dapat berakibat terhadap hasil
pemeriksaan. Kualitas bahan pembantu juga mempengaruhi hasil karena jika kualitasnya
tidak baik tentunya dapat merusak sampel dan atau menurunkan kualitas yang ada.
3.2 Analitik
3.2.1 Penerimaan Pemeriksaan, Penerimaan Spesimen, Dan Penyimpanan
PENERIMAAN PEMERIKSAAN,
PENERIMAAN SPESIMEN, PENGAMBILAN
DAN PENYIMPANAN
No. Revisi :0
SOP
TanggalTerbit : Januari 2020
Halaman :1-4
PENERIMAAN SPESIMEN
1. Seteklah dilakukan pengambilan spesimen oleh petugas laboratorium.
2. Petugas laboratorium Melakukan pemeriksaan terhadap spesimen tersebut.
PENGAMBILAN SPESIMEN
A. Pengambilan Darah Vena
1. Petugas laboratorium menyiapkan alat dan bahan , APD seperti
maker, handscoon, jas lab, kapas alkohol 70%, kapas kering, spuit,
plester.
2. Petugas laboratorium meminta pasien duduk atau berbaring dengan
lengan harus lurus jangan membengkokkan siku, memilih lengan
yang banyak melakukan aktifitas,
3. Petugas laboratorium meminta pasien untuk mengepalkan tangan.
4. Petugas laboratorium memilih bagian mediana cubiti.
5. Petugas laboratorium membersihkan kulit bagian yang akan diambil
darahnya dengan kapas alkohol 70 % dan membiarkan kering.
17
6. Petugas laboratorium tidak boleh memegan kulit yang sudah
dibersihkan.
7. Petugas laboratorium menusuk bagian vena tadi dengan lubang jarum
menghadap ke atas dengan sudut kemiringan 15 derajat.
8. Petugas laboratorium melepas tourniquet dan meminta pasien
melepas kepalan tangan.
9. Petugas laboratorium menarik spuit dengan meletakkan kapas kering
pada bekas tusukan, setelah darah berhenti petugas laboratorium
memplester bekas tusukan.
10. Petugas laboratorium menaruh sample darah pada tabung EDTA lalu
homogenkan darah agar tercampur dengan EDTA, dengan cara
angka delapan atau membolak-balikan guna mempercepat proses
homogen.
PENYIMPANAN SPESIMEN
1. Petugas Laboratorium menyimpan spesimen jika pemeriksaan di tunda
atau dikirim ke laboratorium lain.
2. Petugas laboratorium memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan
diperiksa.
3. Petugas laboratorium menyiapkam wadah untuk penyimpanan
spesimen.
18
4. Petugas laboratorium menyimpan spesimen yang menggunakan
spesimen atau serum, maka plasma atau serum dipisahkan terlebih
dahulu baru disimpan.
5. Petugas laboratorium memberi bahan pengawet pada spesimen yang
diperlukan seperti urine.
6. Petugas laboratorium memberi label spesimen nama dan tanggal
penyimpanan.
7. Petugas menyimpan spesimen untuk pemeriksaan klinik 1 minggu
dalam refrigenerator.
8. Petugas laboratorium menyimpan spesimen untuk pemeriksaan
imunologi 1 minggu dalam refrigenerator.
9. Petugas laboratorium menyimpan spesimen untuk pemeriksaan
hematologi 2 pada suhu kamar.
10. Petugas laboratorium menyimpan formulir permintaan laboratorium
laboratarium di tempat tersendiri
6. Bagan Alir
20
Selesa
i
Rekam Medis
8. Rekaman
Histori
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Perubahan
21
3.3 Pra Analitik
3.3.1 Pemeriksaan Laboratorium
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
No. Revisi :0
Halaman :1-2
1. Pengertian Pemeriksaan laboratorium adalah salah satu sarana kesehatan yang melakukan
kegiatan pemeriksaan guna menunjang diagnosa suatu penyakit
2. Tujuan Sebagai acuan untuk menegakkan diagnose suatu penyakit dan monitoring terapi
suatu penyakit
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Klinik Pratama Polres Bondowoso Nomor
Kep/C/001/I/2020 tentang Pemeriksaan Laboratorium
4. Referensi Buku Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan Yang Benar (Good Laboratory
Practice) DEPKES RI, Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik Tahun 2008
6. Bagan Alir
23
Petugas mempersilahkan pasien untuk
menunggu hasil lab di luar ruangan
Rekam Medis
8. Rekaman
Histori
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Perubahan
PEMERIKSAAN HEMATOLOGI
(SECARA OTOMATIS)
24
No. Revisi :0
TanggalTerbit :Januari2020
SOP
Halaman :1–2
Pengatur TK I NIP
19830602005012005
1. Pengertian Pemeriksaan laboratorium untuk melihat perbandingan sel yang ada dalam
darah sehingga dapat membantu menegakkan diagnosa.
2. Tujuan Menghitung jumlah sel darah putih , sel darah merah, trombosit, Hb,
Hematokrit, dan lainnya.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Klinik Pratama Polres Bondowoso Nomor Kep/
/C/001/I/2020 tentang Pemeriksaan Laboratorium
4. Referensi Buku Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan Yang Benar (Good Laboratory
Practice )DEPKES RI, Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik Tahun
2008, Buku panduan kerja alat hematology analyzer mindray BC 3600
5. Metode Analyzer
8. Bagan Alir
Tekan tombol ON
Petugas menghubungkankabel ke tunggu sekitar 5 menit
sumber listrik / stopp kontak
26
Petugas meraoikan alat dan cuci tangan
bahan
selesai
Dokter pengirim
Petugas laboratorium
Petugas administrasi
10. Rekaman
Histori
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Perubahan
27
3.3.2 Pemeriksaan Asam Urat Dalam Darah
No. Revisi :0
SOP
TanggalTerbit : Januari 2020
Halaman :1-3
9. Pengertian Pemeriksaan Asam Urat adalah suatu proses mendeteksi adanya senyawa purin
dalam seseorang. Periksaan asam urat dilakukan oleh analis laboratorium,
perawat, dan bidan yang sudah terlatih sesuai tugas dan wewenang keprofesian.
Pemeriksaan asam urat dilakukan dalam Klinik atau Rumah Sakit.
10. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui kadar asam urat
dalam darah pasien untuk mengetahui resiko penyakit jantung, gout.
11. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Klinik Pratama Polres Bondowoso Nomor Kep/
/C/001/I/2020 tentang Pemeriksaan Laboratorium
12. Referensi Buku Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan Yang Benar (Good Laboratory
Practice )DEPKES RI, Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik Tahun
2008
4. Bagan Alir
Menjelaskan prosedur
Memakai handscoon pemeriksan
selesa
Cuci tangan
Rekam Medis
KIA
UGD
6. Rekaman
Histori
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Perubahan
30
31
3.3.3 Pemeriksaan Golongan Darah
No. Revisi :0
SOP
TanggalTerbit : Januari 2020
Halaman :1-3
Pengatur TK I NIP
19830602005012005
5. Metode Slide
Memakai handscoon
33
Menjelaskan prosedur
pemeriksan
Memakai handscoon
Ambil darah kapiler dari ujung
jari pasien dengan
menggunakan blood lancet Atur posisi pasien
Atur posisi n
Petugas laboratorium
memberritahu pasien
34
Pada tetesan darah 2 tambahkan 1
tetes anti B
Membuang limbah
padat
35
Cuci tangan
selesa
Rekam Medis
KIA
UGD
5. Rekaman
Histori
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Perubahan
36
3.3.4 Pemeriksaan Kehamilan PPT
No. Revisi :0
SOP
TanggalTerbit :Januari2020
Halaman :1-3
5. Metode Imunokromatografi
8. Bagan Alir
Menjelaskan prosedur
Memakai handscoon pemeriksan
Memak
Celupkan strip kedalam urine sesuai dengan tanda panah
batas garis maksimum selama 30 – 60 detik
Atur po
Menusukka
tanga
Angkat strip tunggu selama 1 – 3 menit
Meletakkan sti
ta
Petugas
38 member
Merapikan
Petugas member kan hasil laboratorium kepada
dokter/paramedis
selesa
Rekam Medis
KIA
UGD
10. Rekaman
Histori
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Perubahan
39
3.3.5 Pemeriksaan Urine
PEMERIKSAAN URINE
No. Revisi :0
SOP TanggalTerbit : Januari 2020
Halaman :1-2
1. Pengertian Urine analyzer adalah alat yang digunakan untuk membaca stik urine 10
parameter.
2. Tujuan Sebagai pedoman bagi petugas Unit Laboratorium dalam menggunakan alat
Urinalysa
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Klinik Pratama Polres Bondowoso Nomor Kep/
/C/001/I/2020 tentang Pemeriksaan Laboratorium
4. Referensi Buku Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan Yang Benar (Good Laboratory
Practice )DEPKES RI, Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik Tahun
2008
5. Metode Analyzer
7. Langkah- 1. Petugas mencuci tangan , memakai APD ( Alat Pelindung Diri) masker,
langkah dan sarung tangan.
2. Petugas menyiapkan alat-alat dan bahan,
3. Petugas menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan,
4. Petugas memakai handscoon,
5. Petugas menyalakan USP setelah beberapa menit kemudian nyalakan
40
Urinalysa dengan menekan tombol power di bagian belakang alat
6. Lakukan pemanasan alat selams kurang lebih 5 menit,
7. Ambil stik urine lalu masukkan ke dalam urine, tiriskan dalam tissu
8. Masukkan stik urine dalam test tunggu kurang lebih 1 menit stik akan
masuk.
9. Hasil pemerisaan tampil di layar alat. Tekan prin hasil akan tercetak
10. Tekan cancel untuk kembali ke posisi awal
11. Untuk mematikan alat tekan tombol off dibelakang alat
12. Petugas merapikan alat dan bahan
13. Cuci tangan, lalu memberikan hasil laboratorium kepada doter / paramedis.
14. Bagan
Alir Mulai Cuci tangan
Menyiapkan alat dan bahan
Memak
Atur po
Meletakkan sti
ta
Tekan cancel untuk ke
posisi awal
41
Petugas m
Membuang limbah
padat
Rekam Medis
KIA
UGD
16. Rekaman
Histori
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Perubahan
42
PEMERIKSAAN KOLESTEROL DALAM
DARAH
No. Revisi :0
SOP
TanggalTerbit : Januari 2020
Halaman :1-3
1. Pengertian Pemeriksaan kolesterol adalah salah satu jenis pemeriksaan Laboratorium untuk
mendeteksi kolesterol dalam darah.
8. Bagan Alir
Cuci tangan
Mulai Menyiapkan alat dan bahan
Menjelaskan prosedur
Memakai handscoon pemeriksan
44
Menutup bekas tusukan
Meletakkan stik dengan kapas kering
kolesterol di jari tangan
Petugas memberkan
hasil laboratorium
kepada
dokter/paramedis
Merapikan alat
dan bahan
45
9. Unit Terkait Unit Rawat Jalan
Rekam Medis
KIA
UGD
10. Rekaman
Histori
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Perubahan
46
3.3.7 Pemeriksaan Gula Darah
No. Revisi :0
SOP
TanggalTerbit :Januari2020
Halaman :1-3
1. Pengertian Pemeriksaa gula darah Adalah salah satu jenis pemeriksaan laboratorium untuk
mendeteksi kadar gula di dalam darah dalam kondisi sewaktu, puasa dan 2 jam
postprandial
Pemeriksaan gula darah dilakukan oleh analis laboratorium, perawat, dan bidan
yang sudah terlatih sesuai tugas dan wewenang keprofesian.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui kadar gula l dalam
darah pasien untuk mengetahui resiko penyakit Diabetes Melitus.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Klinik Pratama Polres Bondowoso Nomor Kep/
/C/001/I/2020 tentang Pemeriksaan Laboratorium
4. Referensi Buku Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan Yang Benar (Good Laboratory
Practice )DEPKES RI, Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik Tahun
2008
47
o Stik Gula Darah
o Lancet
o Autocheck
b. Bahan :
o Kapas alkohol 70%
o Kapas kering
o Handscoon
7. Langkah- 1. Petugas mencuci tangan, emakai APD (Alat Pelindung Diri) Masker,
langkah Handscoon
2. Petugas menyiapkan alat-alat dan bahan,
3. Petugas menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan,
4. Petugas memakai handscoon,
5. Atur posisi pasien senyaman mungkin.
6. Pasang stik kolesterol pada alat easytouch,
7. Petugas membersihkan area penusukan menggunakan kapas alkohol 70%
8. Petugas menusukkan lancet di jari tangan pasien,
9. Petugas meletakkan stik gula darah di jaran tangan pasien,
10. Menutup bekas tusukan dengan kapas kering,
11. Alat easytouch akan berbunyi jika hasil sudah terdeteksi,
12. Petugas membaca hasil dan menulis di form laboratorium,
13. Petugas memberitahui pasien bahwa tindakan sudah selesai,
14. Petugas membuang limbah padat pada tempat infeksius,
15. Petugas memberikan hasil kepada dokter / paramedis,
16. Petugas merapikan alat dan bahan,
17. Petugas mencuci tangan.
Nilai Normal :
o Puasa : 100 mg/dL
o Postprandial : 180 mg/dL
o Sewaktu : 70 -130 mg/dL
Menjelaskan prosedur
Memakai handscoon
pemeriksan
petugas memberitahu
pasien
Membuang limbah
padat
49
Petugas memberikan hasil
Merapikan alat dan bahan laboratorium kepada
dokter/paramedis
Cuci tangan
selesai
Rekam Medis
UGD
KIA
20. Rekaman
Histori
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Perubahan
50
3.3.8 Pemeriksaan Widal
PEMERIKSAAN WIDAL
No. Revisi :0
SOP TanggalTerbit : Januari 2020
Halaman :1-3
1. Pengertian Pemeriksaan Widal adalah prosedur uji serologi untuk mendeteksi bakteri
Salmonella enterica yang mengakibatkan penyakit thypoid. Uji ini akan
memperlihatkan reaksi antibodi Salmonella terhadap antigen O-somatik dan H-
flagellar di dalam darah.
5. Metode Mikroskopis
b) Bahan :
51
o Tabung Serologi
o Reagen
o Typhi-O
o Reagen typhi-H
o Reagen Parathypi-A
o Reagen Parathypi-B
7. Langkah- 1. Petugas mencuci tangan , memakai APD ( Alat Pelindung Diri) masker, dan
langkah sarung tangan.
2. Petugas menyiapkan alat-alat dan bahan,
3. Petugas menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan,
4. Petugas memakai handscoon,
5. Di pipet masing- masing 50ul serum di lingkaran pada slide.
6. Ditambahkan 50ul antigen salmonella, satu jenis antigen untuk satu
lingkaran serum sampel.
7. Dicampur dengan menggunakan batang pengaduk.
8. Digoyangkan selama 1 menit sampai homogen.
9. Dibaca dengan adanya aglutinasi pada mikroskop pembesaran 10x
10. Dicatat hasil pemeriksaan pada lembvar hasil
11. Menutup bekas tusukan dengan kapas kering,
Pembacaan Titer :
Jika tidak tampak aglutinasi : negativ
Jika tampak aglutinasi kecil : positif/ (+) 1/80
Jika tampak aglutinasi sedang : positif/ (+) 1/160
Jika tampak aglutinasi besar : positif/ (+) 1/320
Jika tampak aglutinasi sangat besar : positif/ (+) 1/640
8. Bagan Alir
a. Jika terjadi kenaikan titer 4 kali lipat nilai titer baik antigen O
dalam 2 kali pemeriksaan yang dilakukan dalam selang 5-7 hari
b. Antigen O atau H lebih besar sama dengan 1/160
9. Unit Terkait Unit Rawat Jalan
Rekam Medis
KIA
53
UGD
10. Rekaman
Histori
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Perubahan
54
No. Dokumen : SOP/ /C/005/I/2020
No. Revisi :0
Halaman :1-3
1. Pengertian Merupakan suatu pemeriksaan in vitro cepat untuk mengetahui ada tidaknya
virus HIV dalam darah
5. Metode Imunokromatografi
55
9. Ditambahkan diluent sebanyak 2-3 tetes
10. Dilakuakn pembacaan hasil 10-20 menit
Interprestasi hasil :
Negatif
Garis berwarna hanya muncul pada daerah control (C)
Positif
Dua garis berwarna muncul pada daerah uji (T) dan control (C)
Tidak valid
Tidak muncul pita pada daerah control (C)
Tidak muncul pita berwarna merah pada daerah control (C) dan daerah
uji (T)
8. Bagan Alir
Cuci tangan
Mulai
Serum /Plasma
56
Tambahkan 2-3 tetes buffer HIV
Rekam Medis
KIA
UGD
10. Rekaman
Histori
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Perubahan
57
No. Revisi :0
Halaman :1-3
5. Metode Imunokromatografi
7. Langkah- 1. Petugas mencuci tangan , memakai APD ( Alat Pelindung Diri) masker, dan
langkah sarung tangan.
2. Petugas menyiapkan alat-alat dan bahan,
3. Petugas menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan,
58
4. Petugas memakai handscoon masker
5. Petugas melakukan sampling darah, lalu dipusingkan dengan sentrifugal
6. Lalu memisahkan darah degan serum / plasma dan dipindahkan kedalam
tabung serologi menggunakan mikropipet sebanyak 50 mikro liter
7. Petugas memasukkan strip HbsAg Rapid Test sampai tanda batas ke dalam
serum / plasma kurang lebih 10 detik kemudian di angkat
8. Petugas mendiamkan strip HbsAg pada posisi rata atau datar
9. Petugas membaca garis tanda pada test strip selama waktu 15 menit dengan
59
Negatif : Terbentuk 1 garis berwarna pada zona garis kontrol
Positif : Terbentuk 2 garis berwarna pada zona garis kontrol
selesai
Cuci tangan
Rekam Medis
KIA
UGD
12. Rekaman
Histori
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Perubahan
PEMERIKSAAN NARKOBA
60
No. Dokumen : SOP/ /C/005/I/2020
No. Revisi :0
Halaman :1-3
1. Pengertian Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya memacu
pada kelompok senyawa yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi
penggunanya. Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa
senyawa psikotropika yang biasa di pakai untuk membius pasien saat hendak di
operasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini persepsi itu
disalahartikan akibat pemakaian di luar peruntukan dan dosis semestinya
2. Tujuan Untuk mengetahui ada tidaknya antigen antigen narkoba pada urine seseorang
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Klinik Pratama Polres Bondowoso Nomor Kep/
/C/001/I/2020 tentang Pemeriksaan Laboratorium
4. Referensi Buku Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan Yang Benar (Good Laboratory
Practice )DEPKES RI, Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik Tahun
2008
5. Metode Imunokromatografi
7. Langkah- 1. Petugas mencuci tangan , memakai APD ( Alat Pelindung Diri) masker, dan
langkah sarung tangan.
2. Petugas menyiapkan alat-alat dan bahan,
3. Petugas menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan,
4. Petugas memakai handscoon masker
5. Petugas memberikan arahan kepada pasien untuk menampung urine pada pot
urine yang telah di beri label
6. Membuka cassete narkoba dab mecelupkkan pada urine selama 10 detik
7. Baca hasil selama 10 menit , hasil tidak boleh di baca selama 20 menit
karena akan mempengaruhi positif palsu
61
Interprestasi hasil pemeriksaan :
Negatif : ini menandakan tidak adanya narkoba dalam tubuh
pasien atau kadar obat tersebut berada di bawah nilai yang
terdeteksi
Positif : hasil tes narkoba yang positif menandakan
adanya satu atau lebih jenis obat-obatan terlarang
dalam tubuh pasien
Positif palsu :
Hasil positif palsu juga dapat terjadi, misalnya karena ada pengaruh dari obat-
obatan medis tertentu yang dikonsumsi oleh pasien. Berikut contohnya:
8. Bagan Alir
Rekam Medis
KIA
UGD
10. Rekaman
Histori
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Perubahan
PEMERIKSAAN RPR
63
No. Revisi :0
Halaman :1-3
5. Metode Imunokromatografi
64
8. Petugas membaca dan mencatat hasil dan melaporkan hasilnya
9. Bagan Alir
65
1. Petugas menaruh kertas RPR pada
rotator dan putar selama 8 menit
dengan kecepatan 100 rpm
Rekam Medis
KIA
UGD
11. Rekaman
Histori
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Perubahan
Mengukur Sel Darah secara otomatis berdasarkan impedensi aliran listri atau
berkas cahaya terhadap sel sel yang di lewatkan atau pengukuran dan penyerapan sinar,
sehingga pemeriksaan darah lengkap dapat terdeteksi.
66
3.4.2 Prinsip Pemeriksaan Asam Urat Menggunakan Autocheck
Prinsip alat POCT atau point of Care Testing Autocheck adalah menggunakan
katalis digabung dengan teknologi biosensor yang spesifik terhadap pengukuran asam
urat. Strip pemeriksaan dirancang dengan cara tertentu sehingga saat darah di teteskan
pada zona reaksi dari strip katalisator asam urat memicu oksidasi asam urat dalam
darah. Intesitas elektron yang terbentuk di ukur oleh sensor Autocheck dan sebanding
dengan konsentrasi asam urat dalam darah. Nilai rujukan kadar asam urat laki – laki
3,0-7,0 mg/dL, dan perempuan 2,0-6,0 mg/dL (Autocheck Test Strips).
67
3.4.4 Prinsip Pemeriksaan Kehamilan
68
3.4.6 Prinsip Pemeriksaan Kolesterol
Prinsip alat POCT atau point of Care Testing Autocheck adalah menggunakan
katalis digabung dengan teknologi biosensor yang spesifik terhadap pengukuran
kolesterol. Strip pemeriksaan dirancang dengan cara tertentu sehingga saat darah di
teteskan pada zona reaksi dari strip katalisator kolesterol memicu oksidasi kolesterol
dalam darah. Intesitas elektron yang terbentuk di ukur oleh sensor Autocheck dan
sebanding dengan konsentrasi kolesterol dalam darah. Nilai rujukan kolesterol 200
mg/dL (Autocheck Test Strips).
Prinsip alat POCT atau point of Care Testing Autocheck adalah menggunakan
katalis digabung dengan teknologi biosensor yang spesifik terhadap pengukuran gula
darahl. Strip pemeriksaan dirancang dengan cara tertentu sehingga saat darah di
teteskan pada zona reaksi dari strip katalisator gula darah memicu oksidasi dalam
69
darah. Intesitas elektron yang terbentuk di ukur oleh sensor Autocheck dan sebanding
dengan konsentrasi gula darah dalam darah. Nilai rujukan Puasa 100 mg/dL
Postprandial 180 mg/dL Sewaktu 70-130 mg/dL (Autocheck Test Strips).
3.8 PemeriksaanWidal
Prinsip pemeriksaan ini adalah narkoba yang terdapat pada urine akan
berkompetisi dengan konjugat, narkoba akan berikatan dengan antibodi spesifik. Jika
urine mengandung narkoba, antibodi spesifik akan berikatan dengan narkoba sehingga
tidak timbul warna, sedangkan jika urine tidak mengandung narkoba, antibodi spesifik
akan berikatan dengan konjugat narkoba sehingga timbul warna.
71
Prinsip daripada tes Rapid Plasma Regin ( RPR) adalah yang dimana sebuah tes
yang berdasarkan atas reaksi flokasi non treponemal yang digunakan untuk
mendeteksi antibodi reagin yang timbul pada penyakit Sifilis.
BAB IV
72
TINJAUAN PUSTAKA
4.1 Tinjauan Pustaka Studi Kasus “Hasil Pemeriksaan Urine Pada Pasien Infeksi
Saluran Kemih”
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah suatu keadaan dimana kuman atau mikroba
tumbuh dan berkembang biak dalam saluran kemih dalam jumlah bermakna (IDAI,
2011). Istilah ISK umum digunakan untuk menandakan adanya invasi mikroorganisme
pada saluran kemih (Haryono, 2012). ISK merupakan penyakit dengan kondisi dimana
terdapat mikroorganisme dalam urin yang jumlahnya sangat banyak dan mampu
menimbulkan infeksi pada saluran kemih (Dipiro dkk, 2011).
ISK) adalah keadaan adanya infeksi yang ditandai dengan pertumbuhan dan
perkembangbiakan bakteri dalam saluran kemih, meliputi infeksi parenkim ginjal
sampai kandung kemih dengan jumlah bakteriuria yang bermakna (Soegijanto, 2010).
(ISK) adalah infeksi akibat berkembang biaknya mikroorganisme di dalam saluran
kemih, yang dalam keadaan normal air kemih tidak mengandung bakteri, virus atau
mikroorganisme lain. Infeksi saluran kemih dapat terjadibaik di pria maupun wanita
dari semua umur, dan dari kedua jenis kelamin ternyata wanita lebih sering menderita
daripada pria (Sudoyo Aru,dkk 2013). (ISK) merupakan faktor resiko yang penting
pada terjadinya insufisiensi ginjal atau stadium terminal sakit ginjal. Infeksi saluran
kemih terjadi secara asending oleh sistitis karena kuan berasal dari flora fekal yang
menimbulkan koloni perineum lalu kuman masuk melalui uretra (Widagdo, 2012).
(ISK) ialah istilah umum untuk menyatakan adanya pertumbuhan bakteri di dalam
saluran kemih, meliputi infeksi di parenkim ginjal sampai infeksi di kandung kemih.
73
Pertumbuhan bakteri yang mencapai > 100.000 unit koloni per ml urin segar pancar tengah
(midstream urine) pagi hari, digunakan sebagai batasan diagnosa ISK (IDI, 2011).
Cara pengambilan sampel urine juga perlu diperhatikan agar terhindar dari
kontaminasi. Sampel urine yang digunakan untuk urinalisa khususnya dalam
pemeriksaan skrining maupun diagnose infeksi saluran kemih tidak boleh dilakukan
penundaan transport sampel urine ke laboratorium. Jenis sampel urine yang digunakan
sesuai kebutuhan pemeriksaan. Prinsip kerja urine analyzer yakni Reflectance
Photometry. Alat ini memiliki sebuah LED yang memancarkan cahaya dalam panjang
gelombang tertentu pada zona tes strip urine yang warnanya telah bereaksi. Kemudian
cahaya ini akan dipantulkan lagi oleh zona tes yang telah berwarna tersebut. Pantulan
cahaya itu akan ditangkap oleh detector, kemudian panjang gelombang pantulan yang
terdeteksi akan dikonversi ke nilai (negatif atau positif 1, positif 2, positif 3) yang telah
terstandar pada alat.
4.2 Tinjauan Pustaka Studi Kasus “Hasil Pemeriksaan Darah Lengkap dan Gula
Darah Pada Pasien Diabetes Melitus”
Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya. Diabetes melitus adalah suatu kondisi kondisi di mana kadar gula darah
lebih tinggi dari normal atau hiperglikemia karena tubuh tidak bisa mengeluarkan atau
menggunakan hormon insulin secara cukup. Diabetes adalah penyakit kronis yang
kompleks yang membutuhkan perawatan medis yang berkelanjutan dengan strategi
pengurangan risiko multifaktorial di luar kotrol glikemik.
Pasien yang sedang mendapatkan dukungan edukasi manajemen mandiri sangat
penting untuk mencegah komplikasi akut. Diabetes adalah suatu sindroma yang ditandai
dengan peningkatan kadar glukosa darah disebabkan adanya penurunan sekresi insulin.
Diabetes adalah penyakit tidak menular yang dapat menyerang segala kelompok umur.
Pada diabetes melitus tipe 1 penurunan sekresi itu disebabkan karena kerusakan sel beta
akibat reaksi otoimun sedangkan pada diabetes melitus tipe 2 penurunan sekresi
disebabkan karena berkurangnya sel beta yang progresif akibat glukotoksisitas,
lipotoksisitas, tumpukan amilod dan faktor-faktor lain yang disebabkan oleh resistensi
insulin.
BAB V
74
STUDI KASUS
Pada pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan yang dilaksanakan di Laboratorium Klinik
Pratama Polres Bondowoso dari Bulan Maret sampai Mei didapatkan beberapa permasalahan,
dimana dari hasil laboratorium diharapkan dapat dikaji berdasarkan keilmuan laboratorium.
Adapun studi kasus yang disampaikan adalah sebagai berikut :
5.1 Kasus 1 : Tentang hasil pemeriksaan urine pada pasien Infeksi Saluran Kemih
5.1.1 Kronologis
Pasien rawat Jalan poli umum Klinik Pratama Polres Bondowoso
Nama : Sdr. S
Umur : 21 tahun
Tanggal periksa : 20 Januari 2021
Diagnosa : ISK
Pasien laki – laki 21 tahun di bawa di Klinik Pratama Polres Bondowoso
datang dengan keluhan sering pingsan, kencing dan Bab berwarna hitam, kelopak
mata cekung, sklera kuning /ikterik, konjungtiva anemis berat badan semakin
turun,perut atas terasa nyeri dan panas. Badan terasa panas hilang timbul. Oleh
dokter umum di sarankan untuk cek Urine lengkap, Darah Lengkap, HbsAg,
Widal, Gula Darah, Cholesterol, Asam Urat.
Setelah di lakukan pemeriksaan laboratorium di dapatkan hasil sebagai berikut :
75
5.1 Keterangan : Gambar hasil pemeriksaan cek Urine lengkap, Darah Lengkap,
HbsAg, Widal, Gula Darah, Cholesterol, Asam Urat.
76
Metode : Test dipstick denganalat urine analyzer
Prinsip :
Prinsip kerja urine analyzer yakni Reflectance Photometry. Alat ini memiliki
sebuah LED yang memancarkan cahaya dalam panjang gelombang tertentu pada
zona tes strip urine yang warnanya telah bereaksi. Kemudian cahaya ini akan
dipantulkan lagi oleh zona tes yang telah berwarna tersebut. Pantulan cahaya itu
akan ditangkap oleh detector, kemudian panjang gelombang pantulan yang
terdeteksi akan dikonversi ke nilai (negative atau positif 1, positif 2, positif 3) yang
telah terstandart pada alat .
5.1.4 Pembahasan :
Pada pemeriksaan urine diatasdi temukan kencing yang berwarna kuning
kehitaman atau yang di sebut Alkaptonuria adalah kondisi warisan yang
menyebabkan urine berubah menjadi hitam bila terkena udara bebas. Ochronosis,
penumpukan pigmen gelap di jaringan ikat seperti tulang rawan dan kulit, juga ciri
khas dari gangguan ini. pigmentasi biru-hitam ini biasanya muncul setelah usia 30.
Orang dengan alkaptonuria biasanya berlanjut ke arthritis, terutama di tulang
belakang dan sendi, dan ini dimulai pada awal masa dewasa. Gangguan lain dari
kondisi ini dapat mencakup masalah jantung, batu ginjal, dan batu prostat. Gejala
alkaptonuria Urin akan berwarna gelap jika terkena udara bebas, demikian pula
dengan kulit dan di sekitar kelenjar keringat yang akan berwarna coklat tua.
Adanya sel Leukosit dan epitel menandakan kondisi telah terjadi infeksi,
peradangan, atau terdapat penyakit berbahaya, sel epitel yang ditemukan dalam
urine Anda akan meningkat. Sel-sel epitel yang dapat ditemukan di dalam sedimen
urine termasuk sel epitel skuamosa (dari saluran uretra) dan sel-sel epitel transisi
(dari kandung kemih). Selain sel epitel, dokter juga akan memeriksa urine Anda
untuk menemukan beberapa masalah lain, seperti kelainan pada sel darah merah
atau putih, yang mungkin merupakan tanda-tanda infeksi, penyakitginjal, kanker
kandung kemih, atau kelainan darah. Selain itu, adanya kristal atau gumpalan
berbentuk seperti batu dapat mengindikasikan adanya penyakit batuginjal Leukosit,
sel darah merah, sel-sel epitel, dan sel-sel tumor adalah unsur sel yang juga
ditemukan di dalam sedimen urine. Tidak hanya bisa memeriksa kandungan sel
epitel dalam urine, tes ini juga bisa mengetahui kandungan sel darah putih. Jumlah
77
leukosit dianggap normal biasanya antara 1 hingga 2 leukosit/hpf atau kurang.
Jumlah leukosit yang terlalu tinggi pada urine menunjukkan adanya infeksi,
peradangan, atau kontaminasi.
a. Adanya hasil protein yang memberikan hasil Positif (+) adanya gangguan
fungsi ginjal yang menandakan tubuh sedang dalam keadaan tidak sehat
5.1.5 Kesimpulan
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mendiagnosa ISK dokter
menyarankan untuk pemeriksaan lanjutan terhadap pasien.
5.2 Keterangan : Hasil Pemeriksaan Endspokopi atas ( Gastrhoskopi)
78
5.4. Keterangan : Hasil pemeriksaan Rapid Test Antibodi Ig G dan Ig M
79
5.5. Keterangan : Hasil pemeriksaan Darah Lengkap
80
5.6. Keterangan : SKDP Diagnosis Pasien untuk Kontrol selanjutnya
81
5.7. Keterangan : Hasil pemeriksaan Foto Thorax
82
5.2 Kasus 2 : Hasil Pemeriksaan Darah Lengkap dan Gula Darah Pada Pasien
Diabetes Melitus
5.2.1 Kronologis
83
Pasien rawat Jalan poli umum Klinik Pratama Polres Bondowoso
Nama : Tn. N
Umur : 42 tahun
Tanggal periksa : 6 februari 2021
Diagnosa : ISK
Pasien laki – laki 21 tahun di bawa di Klinik Pratama Polres Bondowoso
datang dengan keluhan tidak sadar dan ngorok sejak 2 jam yang lalu punya riwayat
DM dan ada gangren di kaki kanan, sudah debriment di Rs Paru Jember sekitar 2
minggu yang lalu kontrol tiap hari rabu, sejak pulang MRS di Rs Paru Jember
pasien sering muntah tiap kali makan, Obat yang di minum dari Rs Paru ada 2
macam yaitu Obat untuk Diabet dan Antibiotik. Tensi 130/70 Nadi 100, RR 22,
Suhu 36,6 Spo2 awal datang 81% setelah evaluasi pasien menjadi 100% dengan
O2 Nasal, Gcsawal 1-1-4, sudah dapat d40% 3 fl, Gula darah acak 90 spo2 99, gcs
456. Oleh dokter disarankan untuk cek laboratorium meliputi darah lengkap dan
gula darah.
5.2.2 Gambaran Hasil Pemeriksaan
5.8 Keterangan : Hasil pemriksaan Darah Lengkap dan Gula darah Sewaktu
84
Prinsip :
Prinsip alat POCT atau point of Care Testing Autocheck adalah menggunakan
katalis digabung dengan teknologi biosensor yang spesifik terhadap pengukuran
gula darahl. Strip pemeriksaan dirancang dengan cara tertentu sehingga saat darah
di teteskan pada zona reaksi dari strip katalisator gula darah memicu oksidasi
dalam darah. Intesitas elektron yang terbentuk di ukur oleh sensor Autocheck dan
sebanding dengan konsentrasi gula darah dalam darah. Nilai rujukan Puasa 100
mg/dL Postprandial 180 mg/dL Sewaktu 70-130 mg/dL (Autocheck Test Strips).
5.2.4 Pembahasan :
Pada pemeriksaan darah di dapat hasil gula darah pada pasien diabetes melitus
yang rendah yang bisasanya di sebut hipoglikemia Hipoglikemia yang terjadi pada
pasien diabetes disebut iatrogenic hypoglycemia, sedangkan hipoglikemia yang
terjadi pada pasien non-diabetes disebut hipoglikemia spontan. Suplai glukosa ke
otak yang mengalami penurunan secara mendadak, akan menyebabkan penurunan
fungsi kognitif, kegagalan fungsi otak, dan penurunan kesadaran. Hipoglikemia
berat yang terjadi pada pasien usia lanjut akan menyebabkan peningkatan risiko
dimensia dan ataksia cerebellum Pada kondisi normal, glukosa merupakan satu-
satunya sumber energi untuk otak, oleh karena itu untuk menjalankan fungsi-fungsi
otak yang normal maka kadar glukosa darah harus dipertahankan dalam kisaran
kadar normal yang relatif sempit (sekitar 70-100 mg/dl). Bila kadar glukosa darah
turun, maka tubuh akan mengaktifkan CRR (counter of regulatory respons) yang
beperan untuk mencegah dan melakukan koreksi terhadap terjadinya hipoglikemia.
Mekanisme utama dari CRR tersebut adalah penurunan sekresi insulin,
peningkatan sekresi glukagon dan epinefrin. Bila hipoglikemia berlangsung
berkepanjangan maka tubuh akan meningkatkan sekresi kortisol dan growth
hormone.
a. Adanya hasil Gula darah yang rendah atau di sebut Hipoglikemia
menandakan hasil berat yang terjadi pada pasien usia lanjut akan
menyebabkan peningkatan risiko dimensia dan ataksia cerebellum Pada
kondisi normal, glukosa merupakan satu-satunya sumber energi untuk otak,
oleh karena itu untuk menjalankan fungsi-fungsi otak yang normal maka
kadar glukosa darah harus dipertahankan dalam kisaran kadar normal yang
relatif sempit (sekitar 70-100 mg/dl). Bila kadar glukosa darah turun, maka
85
tubuh akan mengaktifkan CRR (counter of regulatory respons) yang
beperan untuk mencegah dan melakukan koreksi terhadap terjadinya
hipoglikemia. Mekanisme utama dari CRR tersebut adalah penurunan
sekresi insulin, peningkatan sekresi glukagon dan epinefrin. Bila
hipoglikemia berlangsung berkepanjangan maka tubuh akan meningkatkan
sekresi kortisol dan growth hormone
5.2.5 Kesimpulan :
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mendiagnosa pasien
tersebut dokter menyarankan untuk pemeriksaan lanjutan terhadap pasien. Dan di
dapatkan hasil sebagai berikut :
5.10 Keterangan : hasil pemeriksaan Sars cov , Elektrolit, Gula Darah, Faal
Hati, Faal Ginjal
86
BAB VI
87
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari hasil Praktek Kerja Lapang (PKL) yang di lakukan di laboratorium Klinik Pratama
Polres Bondowoso, Terdapat pemeriksaan Hematologi, pemeriksaan Urinanalisa,
pemeriksaan Imuno-serologi. Di semua alat di masing – masing pemeriksaan menggunakan
alat yang otomatis, semi otomatis dan manual
6.2 Saran
Pemeriksaan laboratorium adalah salah satu ilmu yang begitu penting pada ilmu
kesehatan, jadi sangatlah penting untuk di ketahui dan di pelajari. Namun yang kami bahas
disini hanya sebatas pada pemeriksaan – pemeriksaan yang dapat kami lakukan selama
praktek kerja lapangan berlangsung. Akan tetapi laboratorium ini kurang cocok dijadikan
lahan PKL karena kurang mengasah kemampuan praktis mahasiswa dan kurang akan
wawasan serta pengalaman.
DAFTAR PUSTAKA
88
Buku Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan Yang Benar (Good Laboratory Practice )
DEPKES RI, Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik Tahun 2008, Buku panduan kerja
alat hematology analyzer mindray BC 3600
Buku Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan Yang Benar (Good Laboratory Practice )
DEPKES RI, Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik Tahun 2008
Permenkes RI No. 411/Menkes/Per/III/2010 pengertian laboratorium
Permenkes RI No. 411/Menkes/Per/III/2010 pengertian klinik
Skyler JS, Bergenstal R, Bonow RO, et al. American Diabetes Association; American
College of Cardiology Foundation; American Heart Association. Intensive glycemic control
and the prevention of cardiovascular events: implications of the ACCORD, ADVANCE, and
VA diabetes trials: a position statement of the American Diabetes Association and a scientific
statement of the American College of Cardiology Foundation and the American Heart
Association. Diab Care 2009; 32: 187–192.
https://www.scribd.com/document/397922416/Pengertian-Alkaptonuria (Diakses pada Sabtu,
19 Februari 2021)
Penuntun Laboratorium Klinik Diterbitkan Oleh : Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin 2018
Penuntun Laboratorium Klinik IDAI 2011 , Haryono 2012, Dipiro dkk 2011, Soegijanto
2010, IDI 2011- Diterbitkan oleh Universitas Muhammadiyah Malang
LAMPIRAN
89
Lampiran : Identitas Mahasiswa
90
91