Anda di halaman 1dari 91

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap orang karena setiap aspek kehidupan
berhubungan dengan kesehatan. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan, kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental,
spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial
dan ekonomis. Kesehatan juga mendukung keberhasilan dalam pembangunan nasional.
Pembangunan di bidang kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan nasional yang
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang, sehingga terwujud derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Dalam upaya
mendukung pembangunan di bidang kesehatan, diperlukan tenaga kesehatan serta sarana dan
prasarana kesehatan yang sangat penting untuk menunjang kesehatan masyarakat, salah
satunya adalah rumah sakit (Depkes RI, 2009).
Berdasarkan undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan, salah satu unsur
kesehatan adalah sarana kesehatan. Sarana kesehatan meliputi balai pengobatan, pusat
kesehatan masyarakat (Puskesmas), rumah sakit umum, rumah sakit khusus dan sarana
pelayanan kesehatan lainnya (Depkes RI, 2009).
Menurut Permenkes RI No. 411/Menkes/Per/III/2010, Laboratorium Klinik adalah
laboratorium kesehatan yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan spesimen klinik untuk
mendapatkan informasi tentang kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya
diagnosis penyakit, dan memulihkan kesehatan.
Definisi lain laboratorium klinik diberikan oleh Seyoum (2006:14): laboratorium adalah
tempat yang dilengkapi dengan berbagai instrumen, peralatan dan bahan kimia (reagen),
untuk melakukan karya eksperimental, kegiatan penelitian dan prosedur pemeriksaan.
Laboratorium medik merupakan salah satu bagian laboratorium yang dilengkapi dengan
berbagai instrumen biomedis, peralatan, bahan dan reagen (bahan kimia) untuk melakukan
berbagai kegiatan pemeriksaan laboratorium dengan menggunakan spesimen biologis (whole
blood, serum, plasma, urine, tinja, dll).
Bila melihat kedua definisi di atas baik menurut Permenkes RI No.
411/Menkes/Per/III/2010 maupun menurut Seyoum, dapat dikatakan bahwa laboratorium
klinik adalah sebuah tempat di mana di dalamnya terdapat instrumen, peralatan, serta bahan

1
dan reagen yang digunakan untuk pemeriksaan laboratorium dengan menggunakan spesimen
biologis sebagai penunjang diagnosis penyakit dan pemulihan kesehatan.
Sehubungan dengan hal tersebut mahasiswa analis kesehatan memerlukan praktek kerja
lapangan Praktik Kerja Lapang bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar dan
keterampilan kepada mahasiswa agar memperoleh hasil yang efisien, efektif dan optimal
dalam memperoleh, mengolah, menganalisis data atau informasi serta menginterpretasikan
hasil disertai sikap profesional sesuai dengan kompetensi profesi. Program Studi D4
Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ma’arif Hasyim Latif
Sidoarjo merupakan institusi pendidikan analis kesehatan yang bekerja sama dengan
beberapa institusi yang bergerak dalam bidang kesehatan. Untuk mendapatkan pengetahuan
dan pengalaman baru dalam bidang laboratorium kesehatan, Prodi D4 TLM, Fikes UMAHA
Sidoarjo melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL).
Klinik Pratama Polres Bondowoso merupakan rumah sakit pendidikan, sehingga dapat
digunakan untuk mendukung sarana dan prasarana Praktek Kerja Lapangan. Praktek Kerja
Lapangan bagi mahasiswa Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medik, Fakultas Ilmu
Kesehatan UMAHA Sidoarjo dilaksanakan dari tanggal.

1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan


Tujuan Praktek Kerja Lapangan mahasiswa jurusan Analis Kesehatan di
Instalasi Laboratorium Klinik Pratama Polres Bondowoso adalah :
1. Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam perencanaan, persiapan dan
pengambilan spesimen pada pemeriksaan.
2. Meningkatkan motivasi mahasiswa tentang manfaat pemeriksaan laboratorium
3. Melatih kemampuan mahasiswa dalam pengembangan kerjasama dengan tenaga
kesehatan lain
4. Melatih dan mengembangkan sikap mahasiswa dalam memberikan pelayanan
kesehatan khususnya pelayanan laboratorium klinik dan kesehatan.

1.3 Waktu dan Tempat PKL


Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan pada :

2
Waktu : Maret - Mei
Tempat : Laboratorium Klinik Pratama Polres Bondowoso

1.4 Tata Kerja Praktek


Praktek Kerja Lapangan di Klinik Pratama Polres Bondowoso dilaksanakan oleh
mahasiswi D4 TLM, Fikes UMAHA Sidoarjo. Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
dilakukan setiap hari.

3
BAB II
PROFIL KLINIK PRATAMA POLRES BONDOWOSO

2.1 VISI, MISI, MOTTO, TATA NILAI dan MAKLUMAT PELAYANAN


Visi
Mewujudkan pelayanan kesehatan prima di Klinik Pratama Polres Bondowoso

Misi
1. Menyelenggarakan fungsi kesehatan yang bersifat promotif, preventif, dan kuratif dalam
rangka mendukung tugas kepolisian.
2. Memeberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada ketetapan dan kecepatan serta
keselamatan berdasarkan etika dan profesionalitas.
3. Memberikan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar kompetesi.

Motto
“ Melayani sepenuh Hati Dengan ramah Dan Sopan “

Tata Nilai
Peduli : Empati dan siap memberikan pelayanan terbaik
Ramah : Ramah dan santun dalam melayani
Integritas : Mempunyai sifat jujur, dapat dipercaya, mengikuti aturan yang berlaku dan
menjaga nama baik institusi
Melayani : Melayani dengan ikhlas dan bertanggung jawab
Akuntabel : Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas

Maklumat Pelayanan
“ Dengan ini, kami menyatakan sanggup menyelenggarakan pelayanan sesuai standar
pelayanan yang telah di tetapkan dan apabila tidak menepati janji, kami siap menerima kritik
dan saran untuk perbaikan”

4
2.2 Sejarah Klinik Pratama Polres Bondowoso
Klinik urkes polres Bondowoso adalah merupakansalah satu kesatuan terkecil yang
berada dibawah corp kesehatan KEPOLISIAN NEGARA INDONESIA .Penyebaran satuan
setingkat Klinik URKES POLRES Bondowoso, berada pada setiap wilayah Kabupaten
diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan memiliki area wilayah kerja satu
wilayah Kabupaten.Klinik urkes polres Bondowoso adalah merupakan klinik milik
pemerintah yang pembinaanya berada dibawah KAPOLRI.
Secara struktural Klinik URKES POLRES BONDOWOSO ada dibawah kendali
taktis dan teknis KABAG SUMDA yang berkedudukan di POLRES. zWilayah kerja yang
menjadi tugas dan tanggung jawab Klinik adalah sama persis dengan wilayah kerja POLRES.
Sasaran tugas dan tanggung jawab pekerjaanya adalah dukungan kesehatan dan pelayanan
kesehatan untuk anggota dan ASN POLRI beserta seluruh anggota keluarganya. URKES
POLRES BONDOWOSO ada sejak adanya LIKUIDASI EX POLWIL BESUKI, kemudian
dengan perkembangan zaman bisa berubah status menjadi KLINIK URKES POLRES
BONDOWOSO. Pengesahan perubahan status telah dikuatkan dengan surat keputusan
Kapolri melalui surat keputusan nomor Skep 04/12/2013 tanggal 1Juli 2010 tentang
penetapan pendirian Klinik Urkes Polres Bondowoso sebagai Klinik PPKI di lingkungan
POLRI.
Dengan perubahan status Sie Dokkes Polwil Besuki menjadi Klinik urkes polres
Bondowosotelah menempati bangunan sie dokkes polwil besuki sebagai Klinik urkes polres
Bondowoso. Penggunaan bangunan dilakukan dengan tujuan untuk memper cepat dan
mempermudah pelayanan bagi yang membutuhkan.
Analisa pengkajian dislokasi Klinik urkes polres bondowoso, telah melewati beberapa
kajian strategis.Kajian strategisyangdimaksud adalah analisa dengan mempertimbangkan hal
hal sebagai berikut:
1. Klinik adalah merupakan sarana pelayanan kesehatan dinas dan sarana pelayanan
kesehatan umum sehingga harus mudah diakses oleh dinas dan masyarakat umum .
2. Klinik sebagai fasilitas pelayanan kesehatan harus bisa memberikan kemudahan dan
kenyamanan bagi petugas dan penerima layanan dan sesuai dengan standar bangunan
faskes
Dislokasi fisik Klinik harus memenuhi kriteria yang sesuai dengan rencana pembangunan dan
pengembangan wilayah kabupaten.

5
Gambar 2.1 Klinik Pratama polres Bondowoso Lama

Gambar 2.2 Klinik Pratama polres Bondowoso Baru


6
2.3 Maksud dan Tujuan
a. Maksud
Perubahan status URKES Bondowoso menjadi FKTP TK I POLRES Bondowoso
Adalah untuk melakasanakan program pemerintah dalam mengalihkan program
asuaransi kesehatan prajurit TNI-AD dan PNS-AD beserta seluruh anggota keluarganya
dari Askes kepada BPJS kesehatan

b. Tujuan

7
Perubahan bentuk dari URKES Bondowoso menjadi FKTP TK I Bondowoso
memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Meningkatkan kesejahteraan dengan memudahkan dan mendekatkan faskes kepada
Anggota dan ASN beserta seluruh anggota keluarganya
2. Meningkatkan mutu pelayan kesehatan.
3. Meningkatkatkan peran dan fungsi fktp tk I Polres Bondowoso, yang bermanfaat
kepada seluruh masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan
4. Mensukseskan program pemerintah dalam melaksanakan pembangunan dibidang
kesehatan.

2.4 Tugas Pokok FKTP TK I POLRES Bondowoso


Tugas pokok FKTP terbagi dalam dua kelompok besar yang diantara dua kelompok
besar tersebut tidak dapat saling dipisahkan dan harus dijalankan secara sinergi saling
mendukung dan saling menguatkan peran tugas dan tanggung jawab POLRI dalam mengawal
kemerdekaan NKRI dalam membangun Negara dibidang kesehatan
a. Tugas Pokok Utama
1. Sebagai pendukung kesehatan setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh POLRES
BONDOWOSO
2. Sebagai pelayan kesehatan seluruh anggota POLRI dan ASN beserta seluruh anggota
keluarganya.
b. Tugas Pokok Terkandung
1. Bersama masyarakat melaksanakan kebersamaanpolri dan masyarakat dalam
peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
2. Memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang memerlukan pelayanan
kesehatan.

8
2.5 ANALISA PENGKAJIAN PENDIRIAN KLINIK
Analisa pengkajian pendirian Klinik pratama polres Bondowosodidasarkan kepada
perkembangan jaman dan pengalihan pengelolaan anggaran kesehatan menjadi Sistem
Jaminan Kesehatan Nasional. Dengan pengalihan pengelolaan anggaran kesehatan tersebut
maka ,urkes polres Bondowoso harus berubah statusmenjadi Klinik .
Ada banyak kekurangan yang dimiliki untuk melakukan perubahan bentuk menjadi klinik
akan tetapi karena keharusan, maka dengan segala keterbatasan semua proses tetap dijalani .
Beberapa tahap yang dilakukan dalam rangka menyesuaikan perubahan bentuk dari poskes
menjadi klinik anatara lain:
a. Tahap Perencanaan yang Mencangkup Kegiatan
1. Membuat rencana strategis
2. Melengkapikantor untuk menuhi persyaratan klinik.
3. Menyusun struktur organisasi sesuai standar klinik
4. Mengisi struktur Organisasi dengan perekrutan tenaga magang honorer
5. Mengurus persyaratan perijinan klinik
6. Melengkapi sarpras yang diperlukan klinik
7. Menyiapkan kerjasama dengan BPJS
8. Melaksanakan operasional klinik sebagai FKTP
9. Secara bertahap dan berlanjut secara terus menerus memperbaiki segala hal untuk
kemajuan klinik

b. Tahap Analisa Pendirian


Untuk menyesuaikan bentuk urkesmenjadi klinikperlu dilakukan beberapa analisa yang
dimaksudkan untuk mengetahui segala resiko yang menguntungkan dan yang merugikan
dengan berubahnya urkes menjadi Klinik . Langkah analisa yang dilakukan untuk melakukan
perubahan klinik antara lain :

1. Analisa Kepentingan Dinas


Pendirian klinik adalah merupakan kepentingan dinas yang tidak dapat
dipisahkan dari kepentingan Negara dalam melaksanakan penjaminan kesehatan
kepada seluruh anggota dan asn POLRI beserta seluruh anggota keluarganya

9
2. Analisa Bentuk Bangunan Klinik
yang ditempati merupakan bangunan milik negara yang sejak awal tidak di
design sebagai klinik. Oleh karena itu maka design bangunan klinik memerlukan
renovasi dan inovasi. Setelah dilakukan analisa bentuk banguan dapat diambil
kesimpulan bahwa:
1. Merupakan bangunan yang kokoh dan permanen aman untuk ditempati
sebagai klinik,dengan catatan direnovasi.
2. Bangunan klinik tidak terhubung langsung dengan perumahan dan dibatasi
dengan pagar.
3. Bangunan klinik tidak berdekatan dengan kemungkinan aktifitas lain yang
menghasilkan polusi udara dan suara.
4. Bangunan klinik sudah melakukan upaya menghindari terjadinya polusi
lingkungan yang diakibatkan oleh operasional klinik.

2.5 Analisa Kesesuaian Dengan Tata Ruang dan Pengembangan Daerah


Keberadaan Klinik Pratama Polres Bondowoso yang beralamat di Jl. A Yani No 6-7
Dabasah, Bondowoso, berdasarakan hasil kajian dari Bappeda telah dinyatakan sesuai dengan
analisa kesesuaian tata ruang dan pengembangan wilayah kabupaten.
2.6 Analisa Geografis
Kedudukan Klinik Pratama Polres Bondowoso yang berada di Jl. A Yani no 6-
7Dabasah, Bondowoso secara analisa geografis sudah memenuhi standar karena tidak
terpisah jauh dengan kedudukan pusat kegiatan anggota polri dan pemerintahan kabupaten .
( Denah geografis kedudukan klinik terlampir ).

2.7 Analisa Demografi


Berdasarkan analisa kependudukan dan letak geografis Klinik pratama polres Bondowoso,
diperoleh hasil hubungan yang saling menguntungkan antara klinik dengan anggota Polres
Bondowoso dan masyarakat sekitar antara lain:
1. Klinik bisa melayani kepada seluruh anggota polri dan masyarakat sekitar klinik.
2. Klinik bisa saling berkontribusi meningkatkan kesejahteraan anggota PolriI dan
masyarakat sekitar klinik
3. Klinik bisa mernjadi salah satu pilihan institusi fasilitas pelayanan kesehatan yang
dekat dan dapat diakses selama 24 jam oleh siapapun yang membutuhkan pelayanan
termasuk masyarakat baik yang dijamin JKN maupun yang belum dijamin

10
2.8 Analisa Kesesuaian Data Populasi Anggota Polres bondowoso dengan Kepesertaan

BPJS Klinik
Berdasarkan analisa ketentuan BPJS yang mengharuskan satu orang dokter umum
sepuluh ribu pasien masih belum terpenuhi.Hal ini disebabkan karena anggota Polres
bondowoso yang merupakan penyumbang kepesertaan BPJS tertinggi masih tidak bisa masuk
menjadi peserta kapitasiKlinik pratama Polres Bondowoso.
Penyebab utama ketidak seluruhan anggota Polres menjadi peserta klinik adalah
karena penyebaran kependudukan yang tidak terkosentrasi dalam satu kabupaten.

TABEL ANGGOTA DAN ASN POLRI DI WILAYAH BONDOWOSO


NO STATUS KEANGGOTAAN JUMLAH
1. POLRI AKTIF BESERTA ANGGOTA KELUARGA 1752 ORANG
2. PURNA POLRI BESERTA ANGGOTA KELUARGA 24 ORANG
3. ASN POLRI AKTIF BESERTA ANGGOTA KELUARGA 56 ORANG
4. PURNA ASN POLRI BESERTA ANGGOTA KELUARGA 13 ORANG
JUMLAH TOTAL 1845 ORANG

JUMLAH PESERTA JKN ANGGOTA POLRES BONDOWOSO +/- 1800 ORANG


Dari hasil analisa diatasdapat disimpulkan bahwa, kepesertaan BPJS di klinik masih
belum sesuai standar. Disisi lain kepesertaan BPJS di faskes milik pemerintah maupun
perorangan ada yang sudah melebihi batas.
Besar harapan klinik dengan penyebaran kepesertaan yang tidak merata dan bukan
karena perbedaan mutu pelayanan, semoga ada perubahan kebijakan dari dinas terkait untuk
membagi kepesertaan dengan adil dan merata.

2.9 RENCANA PENGEMBANGAN KLINIK


Klinik Pratama Polres Bondowoso, adalah klinik muda yang berdiri sejak tanggal, 1
oktober 2010.Sebagai klinik yang masih muda maka klinik ini mempunyai rencana
pengembangan yang pada akhir tujuanya klinik ini dapat menjadi klinik pilihan utama dan
bersaing denganfasilitas pelayanan kesehatan di Kabupaten lain di Kabupaten Bondowoso .
Oleh karenanya untuk memudahkan pencapaian tujuan dibuatlah sebuah rencana
pengembanngan .
Rencana pengembangan klinik disusun dengan analias swot dan berpegang pada
keyakinan dan kesadaran bahwa tidak ada perjuangan yang tidak berat dan tidak ada
kemustahilan dalam sebuah kegigihan usaha. Dengan bermodal tekad dan keyakinan
11
Kedepan klinik akan mengembangkan sarana dan prasarana pelayanan serta memberikan
pelayanan yang yang lebih baik pada semua jenis layanan.
Rencana pengembangan klinik yang akan dicapai pada periode 5 tahun pertama
berdasarkan unit pelayanan kami susun sebaga berikut :
1. PelayananRawat Jalan
Pelayanan rawat jalan Klinik Pratama polres Bondowoso bertekad untuk
menyelenggarakan pelayanan yang efisien, tepat, cepat, mudah dan ramah, dengan
selalu mengedepankan kepuasan dan kesembuhan pasien . Jenis pelayanan rawat
jalan antaralain:
a. UGD
b. Poli Umum
c. Poli Gigi
d. Poli KIA/KB

2. Pelayanan Rawat Jalan


Pelayanan rawat Jalan Klinik Pratama polres Bondowoso, memilik tekad
mewujudkan pelayanan rawat Jalan yang bermutu dan menjadi salah satu pilihan
utama bagi anggota polri /pns polri beserta anggota keluarganya serta masyarakat
yang membutuhkan pelayanan kesehatan rawat jalan di Kabupaten Bondowoso dan
sekitarnya
Untuk mewujudkan tekad tersebut maka pada pelayanan rawat jalan di Klinik
Pratama melaksanakan pelayanan yang didasarkan pada polasebagai berikut:
a. Pelayanan rawat jalan dengan fasilitas ruang perawatan yang dapat meberikan
rasa aman dan nyaman bagi pasien dankeluaga
b. Terciptanya suasana prosesi perawatan yang harmonis saling
menghargai,ramah,sopan dan santun antara pasien dan keluarga dan antar teman
sejawat seprofesi yang saling bekerjasama untuk kesembuhan dan kepuasan
pasien .
3. Pelayanan Penunjang
a. Unit Pelayanan Laboratorium
Pelayanan laboratorium dilayani dengan sistem kerjasama dengan
laboratorium Safari. Langkah ini ditempuh karena keterbatasan sarana dan
prasarana serta sumberdaya manusia yang masih belum memadai . Kedepan jika

12
sudah ada kesiapan disemua aspek maka pelayanan laboratorium akan
dilaksanakan satu atap dengan klinik
b. Unit Pelayanan farmasi
Pelayanan farmasi dilayani dengan sistem kerjasama dengan apotek
sahabat. Langkah ini ditempuh karena keterbatasan sarana dan prasarana serta
sumberdaya manusia yang masih belum memadai . Kedepan jika sudah ada
kesiapan disemua aspek maka pelayanan kefarmasian akan dilaksanakan satu
atap dengan klinik
c. Unit Pelayanan Gizi
Untuk pelayanan gizi karena keterbatasan sarana dan prasarana serta
sumberdaya manusia yang masih belum memadai dilakukan dengan
memanfaatkan tenaga yang bukan kompetensinya. Dalam pengembanganya,
seiring dengan perkembangan klinik dan ada kesiapan disemua aspek maka
pelayanan gizi akan dilaksanakan satu atap dengan klinik
d. Unit Pelayanan Rekam Medis
Untuk pelayanan Rekam Medik karena keterbatasan sarana dan prasarana
serta sumberdaya manusia yang masih belum memadai dilakukan oleh tenaga
pelatihan pelatihan rekam medic. Dalam pengembanganya, seiring dengan
perkembangan klinik dan ada kesiapan disemua aspek maka pelayanan gizi
akan dilaksanakan satu atap dengan klinik.

13
BAB III

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Di dalam proses pelayanannya, Laboratorium Klinik Pratama terbagi menjadi tiga


tahap yaitu tahap pre-analitik, tahap analitik, dan post-analitik. Pre Analitik dapat dikatakan
sebagai tahap persiapan awal, dimana tahap ini sangat menentukan kualitas sampel yang
nantinya akan dihasilkan dan mempengaruhi proses kerja berikutnya. Yang termasuk dalam
tahap Pra Analitik meliputi Kondisi pasien, cara dan waktu pengambilan sampel, perlakuan
terhadap proses persiapan sampel sampai sampel selesai dikerjakan. Analitik adalah tahap
pengerjaan pengujian sampel sehingga diperoleh hasil pemeriksaan. Paska Analitik ialah
tahap akhir pemeriksaan yang dikeluarkan untuk meyakinkan bahwa hasil pemeriksaan yang
dikeluarkan benar – benar valid atau benar. Seperti sudah disebutkan sebelumnya bahwa
tahap preanalitik sangat berpengaruh terhadap kualitas sampel walaupun tidak dapat
dinyatakan secara kuantitas.

3.1 Pra Analitik

Ini sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor sehingga jika terjadi kesalahan pada
hasil pemeriksaan sangat sulit untuk ditelusuri atau dilacak. Oleh karenanya sebagai
petugas laboratorium harus benar – benar berusaha bekerja sesuai dengan petunjuk
pelaksanaan kerja sehingga meminimalisasi terjadinya kesalahan. Disamping faktor
pengerjaan dari internal pada tahap preanalitik juga sangat tergantung pada kondisi
pasien saat itu, kejujuran dan kelengkapan pasien dalam memberi informasi, kondisi
sampel itu sendiri, suasana lingkungan dan bahan pembantu yang digunakan.

Adapun faktor – faktor yang pada umumnya berpengaruh pada tahap pre analitik antara lain :

3.1.1 Kondisi pasien


a. Riwayat penyakit yang diderita pasien, penyakit turunan ataupun kelainan
bawaan tentunya akan mempengaruhi kondisi tubuh pasien tersebut.
b. Berat badan, tinggi badan, luas permukaan tubuh. Kondisi fisik pasien secara
spesifik tentunya akan berbeda dan memberi pengaruh antar individu.
c. Kondisi pasien yang sedang fit atau tidak. Kondisi pasien saat pemeriksaan
tentunya akan mempengaruhi kondisi sampel yang diberikan.

14
d. Kelainan – kelainan yang diderita oleh pasien. Jika pasien memiliki kelainan
maka tentunya akan mempengaruhi kondisi pasien juga sampel dari pasien
tersebut.
e. Aktivitas fisik pasien. Aktifitas yang dilakukan pasien dapat meningkatkan kadar
-kadar tes tertentu, contohnya jika pasien habis berolahraga maka kadar CK akan
meningkat.
f. Gaya hidup pasien, kebiasaan pasien yang tentunya juga akan mempengaruhi
kondisi sampel, contohnya pada pasien yang memiliki kebiasaan merokok, hal ini
dapat meningkatkan hasil/kadar pada pemeriksaan tumor marker.

3.1.2 Lama puasa pasien (Untuk pemeriksaan tertentu  yang memerlukan puasa)
Lama puasa pasien sangat mempengaruhi  hasil pemeriksaan, misalnya pada
pemeriksaan glukosa puasa jika pasien berpuasa  > 14 jam maka hasil pemeriksaan
glukosa tidak akan memperlihatkan kondisi sebenarnya, begitu juga pada pemeriksaan
gula 2 jam PP jika pasien diambil darah > 10 menit pada 2 jam setelah makan maka
hasil pemeriksaan tidak akan menggambarkan kondisi glukosa darah pasien yang
sesungguhnya.

3.1.3 Asupan makanan dan obat – obatan yang dikonsumsi


Asupan makanan dan obat – obatan tentunya akan mempengaruhi hasil
pemeriksaan, contohnya : obat – obatan penurun kadar lemak ternyata  mempengaruhi
hasil pemeriksaan kreatinin kinase; makan makanan yang berlemak tentunya akan
mempengaruhi kolesterol total kopi dapat meningkatkan kadar kreatinin.

3.1.4 Hal – hal yang perlu diperhatikan pada saat pengambilan sampel
a. Serum atau Plasma : pengambilan darah harus dilakukan secara tepat, gunakan
bahan pembantu yang benar dan berkualitas baik
b. Whole Blood : pengambilamn darah harus dilakukan secara tepat, gunakan bahan
pembantu yang benar dan memiliki kualitas baik, jaga stabilitas sampel, kondisi
lingkungan disesuaikan dengan persyaratan.
c. Urine : perhatikan cara penampungan yang benar, pengawetan yang digunakan
haruslah tepat, gunakan wadah yang bersih dan bebas ketoaminan, stabilitas
sampel terjaga baik.
d. Cairan lain : sampel yang diambil haruslah yang tepat, cara pengambilan haruslah
yang benar, gunakan bahan pembantu yang benar dan berkualitas baik,
penyimpanan sampel benar.
e. Swab, pus (cairan pada nanah/luka) : ketepatan sampel yang diambil, sterilitas
bahan pembantu dan lingkungan.
15
Sampel yang diambil haruslah sampel yang sesuai/tepat dengan jenis pemeriksaannya,
cara pengambilan sampelpun harus benar. Penggunaan bahan pembantu yang tidak tepat
tentunya akan merusak sampel. Kondisi lingkungan seperti suhu, kebersihan tentunya
mempengaruhi stabilitas dan kualitas sampel sehingga dapat berakibat terhadap hasil
pemeriksaan. Kualitas bahan pembantu juga mempengaruhi hasil karena jika kualitasnya
tidak baik tentunya dapat merusak sampel dan atau menurunkan kualitas yang ada.

Proses persiapan sampel

Cara mempersiapkan sampel tentunya sangat berpengaruh terhadap kualitas sampel


yang ada, contohnya : waktu yang dibutuhkan dalam membekukan darah untuk memperoleh
serum harus tepat 30 – 60 menit, pemutaran sampel untuk mendapatkan serum yang tepat
haruslah sesuai aturan misalnya pada pemeriksaan kimia rutin, darah harus diputar dengan
kecepatan 1000 g selama 10 menit. Hal inipun harus didukung oleh alat yang dalam kondisi
maksimal seperti alat sentrifuge yang dipergunakan harus memiliki kecepatan dan timer yang
sesuai dalam batas persyaratan.

3.2 Analitik
3.2.1 Penerimaan Pemeriksaan, Penerimaan Spesimen, Dan Penyimpanan

PENERIMAAN PEMERIKSAAN,
PENERIMAAN SPESIMEN, PENGAMBILAN
DAN PENYIMPANAN

No. Dokumen : SOP/C/001/I/2020

No. Revisi :0
SOP
TanggalTerbit : Januari 2020

Halaman :1-4

Klinik Pratama Reni Maya Puspitasari


Polres
Bondowoso Pengatur TK I NIP
19830602005012005

1. Pengertian Prosedur permintaan pemeriksaan laboratorium klinik adalah suatu cara


menyiapkan pasien yang akan dilakukan pemeriksaan laboratorium dan
menyiapkan serta melengkapi formulir pemeriksaan laboratorium.

Penerimaan spesimen , pengambilan spesimen adalah Perlakuan terhadap


spesimen yang akan dilakukan pemeriksaan dengan cara yang benar untuk
menunjang analisis sehingga pemeriksaan teliti.

2. Tujuan Untuk mempermudah berjalannya proses pemeriksaan laboratorium terhadap


16
pasien.
Spesimen memenuhi syarat untuk dianalisis dan menghindari tertukarnya
sampel satu dengan yang lain.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Klinik Pratama Polres Bondowoso Nomor
Kep/C/001/I/2018 tentang Pemeriksaan Laboratorium
4. Referensi Buku Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan Yang Benar (Good Laboratory
Practice )DEPKES RI, Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik Tahun2008

5. Langkah- PERMINTAAN PEMERIKSAAN PELAYANAN LABORATORIUM


langkah 1. Pasien datang ke Klinik Pratama Polres Bondowoso , keluarga mendaftar
di bagian pendaftaran (Loket) sesuai dengan kebutuhan / unit pelayanan
yang di tuju
2. Dokter / paramedis melakukan pemeriksaan kepada pasien, apabila
memerlukan pemeriksaan laboratorium, dokter / paramedis menjelaskan
kepada pasien bahwa diperlukan pemeriksaan laboratorium.
3. Bila pasien setuju dilakukan pemeriksaan laboratorium dokter/ paramedis
menjelaskan kepada pasien bahwa diperlukan pemeriksaan laboratorium.
4. Bila pasien setuju dilakukan pemeriksaan dokter/ paramedis membuat surat
pengantar / formuler pemeriksaan untuk pasien yang memerlukan
pemeriksaan laboratorium.
5. Pasien membawa surat pengantar ke bagian laboratorium.
6. Apabila pasien sudah mengerti dan setuju pasien di ambil darah.
7. Pasien di persilahkan menunggu hasil di luar.
8. Petugas laboratorium memeriksa sample darah.
9. Petugas laboratorium melaporkan hasil laboratorium kepada dokter /
paramedis

PENERIMAAN SPESIMEN
1. Seteklah dilakukan pengambilan spesimen oleh petugas laboratorium.
2. Petugas laboratorium Melakukan pemeriksaan terhadap spesimen tersebut.

PENGAMBILAN SPESIMEN
A. Pengambilan Darah Vena
1. Petugas laboratorium menyiapkan alat dan bahan , APD seperti
maker, handscoon, jas lab, kapas alkohol 70%, kapas kering, spuit,
plester.
2. Petugas laboratorium meminta pasien duduk atau berbaring dengan
lengan harus lurus jangan membengkokkan siku, memilih lengan
yang banyak melakukan aktifitas,
3. Petugas laboratorium meminta pasien untuk mengepalkan tangan.
4. Petugas laboratorium memilih bagian mediana cubiti.
5. Petugas laboratorium membersihkan kulit bagian yang akan diambil
darahnya dengan kapas alkohol 70 % dan membiarkan kering.

17
6. Petugas laboratorium tidak boleh memegan kulit yang sudah
dibersihkan.
7. Petugas laboratorium menusuk bagian vena tadi dengan lubang jarum
menghadap ke atas dengan sudut kemiringan 15 derajat.
8. Petugas laboratorium melepas tourniquet dan meminta pasien
melepas kepalan tangan.
9. Petugas laboratorium menarik spuit dengan meletakkan kapas kering
pada bekas tusukan, setelah darah berhenti petugas laboratorium
memplester bekas tusukan.
10. Petugas laboratorium menaruh sample darah pada tabung EDTA lalu
homogenkan darah agar tercampur dengan EDTA, dengan cara
angka delapan atau membolak-balikan guna mempercepat proses
homogen.

B. Pengambilan Darah Kapiler


1. Petugas laboratorium menyiapkan alat dan bahan seperti masker,
handscoon, lancet, kapas kering, kapas alkohol 70%, autoclik.
2. Petugas laboratorium meminta pasien untuk duduk atau berbaring
lalu meluruskan tangan.
3. Petugas laboratoruim memegang bagian yang akan di tusuk suya
tidak bergerak.
4. Petugas laboratorium melakukan desinfektan pada jari yang akan di
tusuk.
5. Petugas laboratorium memulai tusukan pada jari yang telah di
desinfektan.
6. Darah yang keluar pertama di hapus dengan kapas kering.
7. Darah yang keluar selanjutnya untuk pemeriksaan

C. Pengambilan sampel Urine


1. Petugas laboratorium memberi label tempat untuk menampung
sampel.
2. Petugas laboratorium memberi penjelasan pada pasien.
3. Sampel urine : Petugas laboratorium memberikan penjelasan kepada
vpasien untuk mengambil urine yang pancar tengah ( urine keluar
pertama di buang yang tengah-tengah ditampung dan yang terakhir ).

PENYIMPANAN SPESIMEN
1. Petugas Laboratorium menyimpan spesimen jika pemeriksaan di tunda
atau dikirim ke laboratorium lain.
2. Petugas laboratorium memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan
diperiksa.
3. Petugas laboratorium menyiapkam wadah untuk penyimpanan
spesimen.

18
4. Petugas laboratorium menyimpan spesimen yang menggunakan
spesimen atau serum, maka plasma atau serum dipisahkan terlebih
dahulu baru disimpan.
5. Petugas laboratorium memberi bahan pengawet pada spesimen yang
diperlukan seperti urine.
6. Petugas laboratorium memberi label spesimen nama dan tanggal
penyimpanan.
7. Petugas menyimpan spesimen untuk pemeriksaan klinik 1 minggu
dalam refrigenerator.
8. Petugas laboratorium menyimpan spesimen untuk pemeriksaan
imunologi 1 minggu dalam refrigenerator.
9. Petugas laboratorium menyimpan spesimen untuk pemeriksaan
hematologi 2 pada suhu kamar.
10. Petugas laboratorium menyimpan formulir permintaan laboratorium
laboratarium di tempat tersendiri

6. Bagan Alir

Mulai Petugas menerima permintaan pemeriksaan dari


Bp. Umum, Bp. Gigi, Bp KIA, UGD

Petugas melayani pasien

Petugas mencatat data pasien yang diperlukan


dibuku register laborat

Petugas mempersiapkan alat dan bahan yang akan


digunakan untuk pemeriksaan sesuai Px yang diperlukan /
diminta

Petugas mempersilah kan pasien duduk


19
Petugas menjelaskan dan memberitahu kepada pasien
tentang sampel yang akan diambil dan diperiksa

Petugas mengambil sampel dan melakukan


pemeriksaan sesuai dengan permintaan

Petugas mempersilahkan pasien untuk


menunggu hasil lab di luar ruangan

Petugas mencatat hasil Px dibuku register,


di blangko Px lab

Petugas memberikan blanko hasil pemeriksaan kepada


pasien untuk diserahkan kepada dokter

20
Selesa
i

7. Unit Terkait Unit Rawat Jalan

Rekam Medis
8. Rekaman
Histori
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Perubahan

21
3.3 Pra Analitik
3.3.1 Pemeriksaan Laboratorium

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

No. Dokumen : SOP/C/001/I/2020

No. Revisi :0

TanggalTerbit :Januari 2020


SOP

Halaman :1-2

Klinik Pratama Reni Maya Puspitasari


Polres S.kep.,Ners
Bondowoso
Pengatur TK I NIP
198306022005012005

1. Pengertian Pemeriksaan laboratorium adalah salah satu sarana kesehatan yang melakukan
kegiatan pemeriksaan guna menunjang diagnosa suatu penyakit

2. Tujuan Sebagai acuan untuk menegakkan diagnose suatu penyakit dan monitoring terapi
suatu penyakit
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Klinik Pratama Polres Bondowoso Nomor
Kep/C/001/I/2020 tentang Pemeriksaan Laboratorium
4. Referensi Buku Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan Yang Benar (Good Laboratory
Practice) DEPKES RI, Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik Tahun 2008

5. Langkah- 1. Petugas menerima permintaan pemeriksaan laboratorium dari Poli.


langkah Umum,poliGigi,KIA,UGD
2. Petugas melayani pasien sesuai jenis pemeriksaan laboratorium.
3. Petugas mencatat data pasien yang diperlukan dibuku register laboratorium.
4. Petugas mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk
pemeriksaan sesuai dengan pemeriksaan yang diperlukan / diminta.
5. Petugas mempersilahkan pasien duduk.
6. Petugas menjelaskan dan memberitahu kepada pasien tentang sampel yang
akan diambil dan diperiksa.
7. Petugas mengambil sampel dan melakukan pemeriksaan sesuai dengan
permintaan.
8. Petugas mempersilahkan pasien untuk menunggu hasil lab di luar ruangan.
9. Petugas mencatat hasil Pemeriksaan dibuku register, di blangko Pemeriksaan
22
laboratorium.
10. Petugas menginformasikan hasil pemeriksaan ke Poli Pengirim

6. Bagan Alir

Petugas menerima permintaan pemeriksaan dari


Mulai Bp. Umum, Bp. Gigi, Bp KIA, UGD, atau Rawat
Inap

Petugas melayani pasien

Petugas mencatat data pasien yang diperlukan


dibuku register laborat

Petugas mempersiapkan alat dan bahan yang akan


digunakan untuk pemeriksaan sesuai Px yang diperlukan /
diminta

Petugas mempersilahkan pasien duduk

Petugas menjelaskan dan memberitahu kepada


pasien tentang sampel yang akan diambil dan
diperiksa

Petugas mengambil sampel dan melakukan


pemeriksaan sesuai dengan permintaan

23
Petugas mempersilahkan pasien untuk
menunggu hasil lab di luar ruangan

Petugas mencatat hasil Px dibuku register,


di blangko Px lab

Petugas memberikan blanko hasil pemeriksaan


kepada pasien untuk diserahkan kepada dokter Selesa
i

7. Unit Terkait Unit Rawat Jalan

Rekam Medis

8. Rekaman
Histori
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Perubahan

PEMERIKSAAN HEMATOLOGI

(SECARA OTOMATIS)

No. Dokumen : SOP/ /C/004/I/2020

24
No. Revisi :0

TanggalTerbit :Januari2020
SOP

Halaman :1–2

Klinik Pratama Reni Maya Puspitasari


Polres Bondowoso S.Kep.,Ners

Pengatur TK I NIP
19830602005012005

1. Pengertian Pemeriksaan laboratorium untuk melihat perbandingan sel yang ada dalam
darah sehingga dapat membantu menegakkan diagnosa.

2. Tujuan Menghitung jumlah sel darah putih , sel darah merah, trombosit, Hb,
Hematokrit, dan lainnya.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Klinik Pratama Polres Bondowoso Nomor Kep/
/C/001/I/2020 tentang Pemeriksaan Laboratorium
4. Referensi Buku Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan Yang Benar (Good Laboratory
Practice )DEPKES RI, Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik Tahun
2008, Buku panduan kerja alat hematology analyzer mindray BC 3600

5. Metode Analyzer

6. Alat dan Bahan 1. Hematologi Analyzer BC 3600


2. Tabung EDTA
3. Rak tabung EDTA
4. Tourniquet
5. Spuit 3 cc
6. Handscoon
7. Kapas alkohol 70%
8. Plester
9. Darah EDTA
10. Set reagen Bc 3600
7. Langkah-langkah 11. Menyalakan alat.
- Tekan tombol on / off ups untuk menghidupkan.
- Nyalakan alat dengan menekan tombol on /off yang berada pada bagian
belakang alat.
- Biarkan alat melakukan start up secara otmatis.
12. Prosedur kontrol.
- Bawa kontrol ke suhu ruang
- Bila start up sudah berhasil, dari menu utama pilih “QC”
- Kemudian pilih “manual”
25
- Masukkan kode kontrol
- Setelah OK masukkan kontrol dan tekan sampling bar
- Print hasil.
13. Prosedur sampling
- Tekan tombol ‘id’ dan masukkan ‘id’ pasien.
- Tunggu jarum sampling keluar dan masukkan sampel pasien sambil
menekan sampling bar.
- Biarklan alat melakukan perhitungan dan tunggu hasilnya keluar.
14. Prosedur stand By (Mematikan Alat).
- Tekan tombol Stan By dan biarkan alat melakukan pencucian secara
otomatis.
- Setelah alat selesai melakukan pencucian maka matikan alat dengan
menekan tombol on / off yang berada di belakang alat

8. Bagan Alir

Mulai Cuci tangan, menggunakan


jas lab, hanscoon, masker

Tekan tombol ON
Petugas menghubungkankabel ke tunggu sekitar 5 menit
sumber listrik / stopp kontak

Masukkan password dan kata


Tekan START UP lalu di sandi lalu akan muncul menu
tunggu 5 menit jika failed utama
maka tekan START UP lagi

Hasil akan muncul


Tekan Run sample kemudian masukkan dilayar lalu tulis hasil
darah EDTA ke jarum/ selang penghisap yang diminta / print out
lalu tekan SIPPER lalu di tunggu 3 menit.

Tekan MENU untuk


Petugas mencabut kabel dari kembali ke menu utama
sumber listrik / stop kontak lalu tekan SHUT DOWN
untuk mematikan

26
Petugas meraoikan alat dan cuci tangan
bahan

selesai

9. Unit Terkait Unit Rawat Jalan

Dokter pengirim

Petugas laboratorium

Petugas administrasi

10. Rekaman
Histori
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Perubahan

27
3.3.2 Pemeriksaan Asam Urat Dalam Darah

PEMERIKSAAN ASAM URAT DALAM


DARAH

No. Dokumen : SOP/ /C/002/I/2020

No. Revisi :0
SOP
TanggalTerbit : Januari 2020

Halaman :1-3

Klinik Pratama Reni Maya Puspitasari


Polres S.Kep.,Ners
Bondowoso
Pengatur TK I NIP
19830602005012005

9. Pengertian Pemeriksaan Asam Urat adalah suatu proses mendeteksi adanya senyawa purin
dalam seseorang. Periksaan asam urat dilakukan oleh analis laboratorium,
perawat, dan bidan yang sudah terlatih sesuai tugas dan wewenang keprofesian.
Pemeriksaan asam urat dilakukan dalam Klinik atau Rumah Sakit.

10. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui kadar asam urat
dalam darah pasien untuk mengetahui resiko penyakit jantung, gout.
11. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Klinik Pratama Polres Bondowoso Nomor Kep/
/C/001/I/2020 tentang Pemeriksaan Laboratorium
12. Referensi Buku Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan Yang Benar (Good Laboratory
Practice )DEPKES RI, Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik Tahun
2008

13. Metode Autocheck POCT

14. Alat dan 1. Alat :


Bahan o Easytouch
o Stik Asam Urat
o Lancet
o Autoclick
2. Bahan :
o Kapas alkohol 70%
o Kapas kering
o Handscoon
3. Langkah- 1. Petugas mencuci tangan , memakai APD ( Alat Pelindung Diri) masker,
28
langkah dan sarung tangan.
2. Petugas menyiapkan alat-alat dan bahan,
3. Petugas menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan,
4. Petugas memakai handscoon,
5. Atur posisi pasien senyaman mungkin.
6. Pasang stik asam utat pada alat easytouch,
7. Petugas membersihkan area penusukan menggunakan kapas alkohol 70%
8. Petugas menusukkan lancet di jari tangan pasien,
9. Petugas meletakkan stik asam urat di jari tangan pasien,
10. Menutup bekas tusukan dengan kapas kering,
11. Alat easytouch akan berbunyi jika hasil sudah terdeteksi,
12. Petugas membaca hasil dan menulis di form laboratorium,
13. Petugas memberitahui pasien bahwa tindakan sudah selesai,
14. Petugas membuang limbah padat pada tempat infeksius,
15. Petugas memberikan hasil kepada dokter / paramedis,
16. Petugas merapikan alat dan bahan,
17. Petugas mencuci tangan.
 Nilai Normal :
Laki – laki : 3,0 – 7,0 mg/dl
Perempuan : 2,0 – 6,0 mg/dl

4. Bagan Alir

Mulai Cuci tangan Menyiapkan alat dan bahan

Menjelaskan prosedur
Memakai handscoon pemeriksan

Atur posisi pasien Pasang stik asam urat

Menusukkan lancet di Bersihkan area


jari tangan pasien penusukan dengan
kapas alkhohol 70%

Menutup bekas tusukan


dengan kapas kering
Meletakkan stik asam
urat di jari29tangan
Petugas membaca hasil Alat easytouch akan
laboratorium berbunyi

petugas memberitahu Membuang limbah


pasien padat

Merapikan alat dan Petugas member kan hasil


bahan laboratorium kepada
dokter/paramedis

selesa
Cuci tangan

5. Unit Terkait Unit Rawat Jalan

Rekam Medis

KIA

UGD

6. Rekaman
Histori
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Perubahan

30
31
3.3.3 Pemeriksaan Golongan Darah

PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH

No. Dokumen : SOP/ /C/002/I/2020

No. Revisi :0
SOP
TanggalTerbit : Januari 2020

Halaman :1-3

Klinik Pratama Reni Maya Puspitasari


Polres Bondowoso S.Kep.,Ners

Pengatur TK I NIP
19830602005012005

1. Pengertian Pemeriksaan Golomgan Darah adalah A/B/AB/O adalah suatu prosedur


pemeriksaan untuk mengetahui jenis Golongan darah seseorang.

2. Tujuan Untuk menentukan golongan darah seseorang.


3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Klinik Pratama Polres Bondowoso Nomor Kep/
/C/001/I/2020 tentang Pemeriksaan Laboratorium
4. Referensi Buku Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan Yang Benar (Good Laboratory
Practice )DEPKES RI, Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik Tahun
2008

5. Metode Slide

6. Alat dan 1. Alat :


Bahan a. Obyek glass
b. Autoclick
c. Lancet
d. Kapas alcohol 70%
e. Handscoon
f. Reagen Anti – A/B/AB
2. Langkah- 1. Petugas mencuci tangan , memakai APD ( Alat Pelindung Diri) masker, dan
langkah sarung tangan.
32
2. Petugas menyiapkan alat-alat dan bahan,
3. Petugas menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan,
4. Petugas memakai handscoon,
5. Atur posisi pasien senyaman mungkin.,
6. Petugas membersihkan area penusukan menggunakan kapas alkohol 70%
7. Teteskan darah kapiler pada objek glass di tiga tempat berbeda
8. Pada tetesan darah 1 tambahkan 1 tetes anti A (warna biru)
9. Pada tetesan darah 2 tambahkan 1 tetes anti B (warna kuning)
10. Pada tetesan darah 3 tambahkan 1 tetes anti AB (warna jernih)

11. Baca hasil :


o Gol. Darah A : Aglutinasi pada tetes darah 1 dan 3
o Gol. Darah B : Aglutinasi pada tetes darah 2 dan 3
o Gol. Darah AB : Aglutinasi pada semua tetes darah
o Gol. Darah O : tidak terjadi aglutinasi pada semua tetes darah ,
12. Petugas membaca hasil dan menulis di form laboratorium,
13. Petugas memberitahui pasien bahwa tindakan sudah selesai,
14. Petugas membuang limbah padat pada tempat infeksius,
15. Petugas memberikan hasil kepada dokter / paramedis,
16. Petugas merapikan alat dan bahan,
17. Petugas mencuci tangan.
3. Bagan Alir

Mulai Cuci tangan

Memakai handscoon

Menyiapkan alat dan bahan

Atur posisi pasien

33
Menjelaskan prosedur
pemeriksan

Bersihkan area penusukan


dengan kapas alkhohol
Mulai 70% Mencuci tangan

Memakai handscoon
Ambil darah kapiler dari ujung
jari pasien dengan
menggunakan blood lancet Atur posisi pasien
Atur posisi n

Menusukkan lancet di jari


tangan pasien

Teteskan darah kapiler pada Meletakkan stik kolesterol di jari


tangan
objek glass di tempat berbeda

Petugas membaca hasil

Petugas laboratorium
memberritahu pasien

Merapikan alat dan bahan

Pada tetesan darah 1 tambahkan 1


tetes anti A

34
Pada tetesan darah 2 tambahkan 1
tetes anti B

Pada tetesan darah 3 tambahkan 1


tetes anti AB

Petugas membaca hasil


laboratorium

petugas memberitahu pasien

Petugas member kan hasil


laboratorium kepada
dokter/paramedis

Membuang limbah
padat

Merapikan alat dan


bahan

35
Cuci tangan

selesa

4. Unit Terkait Unit Rawat Jalan

Rekam Medis

KIA

UGD

5. Rekaman
Histori
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Perubahan

36
3.3.4 Pemeriksaan Kehamilan PPT

PEMERIKSAAN KEHAMILAN PPT


(Pregnosticon Plano Test)

No. Dokumen : SOP/ /C/007/I/2020

No. Revisi :0
SOP
TanggalTerbit :Januari2020

Halaman :1-3

Klinik Pratama Reni Maya Puspitasari


Polres S.Kep.,Ners
Bondowoso
Pengatur TK I NIP
19830602005012005

1. Pengertian Pemeriksaan untuk memastikan kehamilan lebih dini dengan mendeteksi


adanya dengan kepekaan 25mIU/ml urine.
Prinsip pemeriksaan :
Terbentuknya reaksi warna berupa garis merah pada strip terhadap hormon
chorionic gonadotropin(HCG) dalam urine.

2. Tujuan Untuk memastikan kehamilan terhadap adanya Human Chorionic Gonadotropin


(HCG) dalam urine
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Klinik Pratama Polres Bondowoso Nomor Kep/
/C/001/I/2020 tentang Pemeriksaan Laboratorium
4. Referensi Buku Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan Yang Benar (Good Laboratory
Practice )DEPKES RI, Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik Tahun
2008

5. Metode Imunokromatografi

6. Alat dan 1. Alat dan Bahan


Bahan a) Tabung urine bersih dan steril
b) Urine segar
c) HCG Urine Pregnancy Test (One Med Health Care)
d) Jas lab
e) Masker
f) Handscoon
2. Langkah- 1. Petugas menyiapkan alat dan bahan
langkah 2. Petugas laboratorium memakai APD (Alat Pelindung Diri) masker
handscoon, jas lab.
37
3. Petugas laboratorium memerikan wadah urine pada pasien agar menampung
urine segar atau urine bangun tidur
4. Celupkan stripe ke dalam urine sesuai dengan tanda panah batas garis
maksimum selama 30 – 60 detik
5. Angkat strip, tunggu selama 1 – 3 menit
6. Baca hasil reaksi yang terjadi apakah hasil pemeriksaan negatif atau positif
7. Berikan hasil pemeriksaan kepada dookter / paramedis

8. Bagan Alir

Mulai Cuci tangan Menyiapkan alat dan bahan

Menjelaskan prosedur
Memakai handscoon pemeriksan

Tampung urine segar (Urine pertama di pagi hari setelah


bangun tidur ) dalam wadah yang bersih dan steril
Mulai Men

Memak
Celupkan strip kedalam urine sesuai dengan tanda panah
batas garis maksimum selama 30 – 60 detik
Atur po

Menusukka
tanga
Angkat strip tunggu selama 1 – 3 menit

Meletakkan sti
ta

Baca hasil reaksi yang terjadi apakah hasil


pemeriksaan negatif atau positif Petugas m

Petugas
38 member

Merapikan
Petugas member kan hasil laboratorium kepada
dokter/paramedis

Merapikan alat dan bahan

Membuang limbah padat Cuci tangan

selesa

9. Unit Terkait Unit Rawat Jalan

Rekam Medis

KIA

UGD

10. Rekaman
Histori
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Perubahan

39
3.3.5 Pemeriksaan Urine

PEMERIKSAAN URINE

No. Dokumen : SOP/ /C/006/I/2020

No. Revisi :0
SOP TanggalTerbit : Januari 2020

Halaman :1-2

Klinik Pratama Reni Maya Puspitasari


Polres S.Kep.,Ners
Bondowoso
Pengatur TK I NIP
19830602005012005

1. Pengertian Urine analyzer adalah alat yang digunakan untuk membaca stik urine 10
parameter.

2. Tujuan Sebagai pedoman bagi petugas Unit Laboratorium dalam menggunakan alat
Urinalysa
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Klinik Pratama Polres Bondowoso Nomor Kep/
/C/001/I/2020 tentang Pemeriksaan Laboratorium
4. Referensi Buku Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan Yang Benar (Good Laboratory
Practice )DEPKES RI, Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik Tahun
2008

5. Metode Analyzer

6. Alat dan a. Alat :


Bahan o Urine analyzer.
b. Bahan :
o Handscoon.
o Masker.
o Stik urine

7. Langkah- 1. Petugas mencuci tangan , memakai APD ( Alat Pelindung Diri) masker,
langkah dan sarung tangan.
2. Petugas menyiapkan alat-alat dan bahan,
3. Petugas menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan,
4. Petugas memakai handscoon,
5. Petugas menyalakan USP setelah beberapa menit kemudian nyalakan
40
Urinalysa dengan menekan tombol power di bagian belakang alat
6. Lakukan pemanasan alat selams kurang lebih 5 menit,
7. Ambil stik urine lalu masukkan ke dalam urine, tiriskan dalam tissu
8. Masukkan stik urine dalam test tunggu kurang lebih 1 menit stik akan
masuk.
9. Hasil pemerisaan tampil di layar alat. Tekan prin hasil akan tercetak
10. Tekan cancel untuk kembali ke posisi awal
11. Untuk mematikan alat tekan tombol off dibelakang alat
12. Petugas merapikan alat dan bahan
13. Cuci tangan, lalu memberikan hasil laboratorium kepada doter / paramedis.

14. Bagan
Alir Mulai Cuci tangan
Menyiapkan alat dan bahan

Tekan tombol power


pada alat ditunggu Memakai handscoon
kurang lebih 5 menit
pemeriksan

Masukkan stik pada test Mulai Men


yang telah di celupkan pada
urine

Memak

Atur po

Hasil tampil di layar alat,


tekan print untuk mencetak Menusukka
hasil pemeriksaan tanga

Meletakkan sti
ta
Tekan cancel untuk ke
posisi awal
41
Petugas m
Membuang limbah
padat

Petugas member kan hasil


laboratorium kepada
Merapikan alat
dokter/paramedis
dan bahan

Cuci tangan selesai

15. Unit Terkait Unit Rawat Jalan

Rekam Medis

KIA

UGD

16. Rekaman
Histori
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Perubahan

3.3.6 Pemeriksaan Kolesterol Dalam Darah

42
PEMERIKSAAN KOLESTEROL DALAM
DARAH

No. Dokumen : SOP/ /C/002/I/2020

No. Revisi :0
SOP
TanggalTerbit : Januari 2020

Halaman :1-3

Klinik Pratama Reni Maya Puspitasari


Polres S.Kep.,Ners
Bondowoso
Pengatur TK I NIP
19830602005012005

1. Pengertian Pemeriksaan kolesterol adalah salah satu jenis pemeriksaan Laboratorium untuk
mendeteksi kolesterol dalam darah.

Periksaan kolesterol dilakukan oleh analis laboratorium, perawat, dan bidan


yang sudah terlatih sesuai tugas dan wewenang keprofesian.

Pemeriksaan kolesterol dilakukan dalam Klinik atau Rumah Sakit.

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui kadar kolesterol


dalam darah pasien untuk mengetahui resiko penyakit jantung.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Klinik Pratama Polres Bondowoso Nomor Kep/
/C/001/I/2020 tentang Pemeriksaan Laboratorium
4. Referensi Buku Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan Yang Benar (Good Laboratory
Practice )DEPKES RI, Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik Tahun
2008

5. Metode Autocheck POCT

6. Alat dan a) Alat :


Bahan o Easytouch
o Stik kolesterol
o Lancet
o Autocheck
b) Bahan :
o Kapas alkohol 70%
o Kapas kering
o Handscoon
43
7. Langkah- 1. Petugas mencuci tangan , memakai APD ( Alat Pelindung Diri) masker,
langkah dan sarung tangan.
2. Petugas menyiapkan alat-alat dan bahan,
3. Petugas menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan,
4. Petugas memakai handscoon,
5. Atur posisi pasien senyaman mungkin.
6. Pasang stik kolesterol pada alat easytouch,
7. Petugas membersihkan area penusukan menggunakan kapas alkohol
70%
8. Petugas menusukkan lancet di jari tangan pasien,
9. Petugas meletakkan stik kolesterol di jaran tangan pasien,
10. Menutup bekas tusukan dengan kapas kering,
11. Alat easytouch akan berbunyi jika hasil sudah terdeteksi,
12. Petugas membaca hasil dan menulis di form laboratorium,
13. Petugas memberitahui pasien bahwa tindakan sudah selesai,
14. Petugas membuang limbah padat pada tempat infeksius,
15. Petugas memberikan hasil kepada dokter / paramedis,
16. Petugas merapikan alat dan bahan,
17. Petugas mencuci tangan.

 Nilai Normal : 200 mg/dL

8. Bagan Alir
Cuci tangan
Mulai Menyiapkan alat dan bahan

Menjelaskan prosedur
Memakai handscoon pemeriksan

Atur posisi pasien Pasang stik


kolesterol

Menusukkan lancet di Bersihkan area


jari tangan pasien penusukan dengan
kapas alkhohol 70%

44
Menutup bekas tusukan
Meletakkan stik dengan kapas kering
kolesterol di jari tangan

Petugas membaca Alat easytouch akan


hasil laboratorium berbunyi

petugas memberitahu Membuang limbah


pasien padat

Petugas memberkan
hasil laboratorium
kepada
dokter/paramedis

Merapikan alat
dan bahan

Cuci tangan selesa

45
9. Unit Terkait Unit Rawat Jalan

Rekam Medis

KIA

UGD

10. Rekaman
Histori
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Perubahan

46
3.3.7 Pemeriksaan Gula Darah

PEMERIKSAAN GULA DARAH

No. Dokumen : SOP/ /C/001/I/2020

No. Revisi :0
SOP
TanggalTerbit :Januari2020

Halaman :1-3

Klinik Pratama Reni Maya Puspitasari


Polres S.Kep.,Ners
Bondowoso
Pengatur TK I NIP
19830602005012005

1. Pengertian Pemeriksaa gula darah Adalah salah satu jenis pemeriksaan laboratorium untuk
mendeteksi kadar gula di dalam darah dalam kondisi sewaktu, puasa dan 2 jam
postprandial

Pemeriksaan gula darah dilakukan oleh analis laboratorium, perawat, dan bidan
yang sudah terlatih sesuai tugas dan wewenang keprofesian.

Pemeriksaan gula darah dilakukan dalam Klinik atau Rumah Sakit.

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui kadar gula l dalam
darah pasien untuk mengetahui resiko penyakit Diabetes Melitus.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Klinik Pratama Polres Bondowoso Nomor Kep/
/C/001/I/2020 tentang Pemeriksaan Laboratorium
4. Referensi Buku Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan Yang Benar (Good Laboratory
Practice )DEPKES RI, Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik Tahun
2008

5. Metode Autocheck POCT

6. Alat dan a. Alat :


Bahan o Easytouch

47
o Stik Gula Darah
o Lancet
o Autocheck
b. Bahan :
o Kapas alkohol 70%
o Kapas kering
o Handscoon
7. Langkah- 1. Petugas mencuci tangan, emakai APD (Alat Pelindung Diri) Masker,
langkah Handscoon
2. Petugas menyiapkan alat-alat dan bahan,
3. Petugas menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan,
4. Petugas memakai handscoon,
5. Atur posisi pasien senyaman mungkin.
6. Pasang stik kolesterol pada alat easytouch,
7. Petugas membersihkan area penusukan menggunakan kapas alkohol 70%
8. Petugas menusukkan lancet di jari tangan pasien,
9. Petugas meletakkan stik gula darah di jaran tangan pasien,
10. Menutup bekas tusukan dengan kapas kering,
11. Alat easytouch akan berbunyi jika hasil sudah terdeteksi,
12. Petugas membaca hasil dan menulis di form laboratorium,
13. Petugas memberitahui pasien bahwa tindakan sudah selesai,
14. Petugas membuang limbah padat pada tempat infeksius,
15. Petugas memberikan hasil kepada dokter / paramedis,
16. Petugas merapikan alat dan bahan,
17. Petugas mencuci tangan.
 Nilai Normal :
o Puasa : 100 mg/dL
o Postprandial : 180 mg/dL
o Sewaktu : 70 -130 mg/dL

18. Bagan Alir

Mulai Cuci tangan Menyiapkan alat dan bahan

Menjelaskan prosedur
Memakai handscoon
pemeriksan

Atur posisi pasien Pasang stik gula darah


48 Mulai Men
Menusukkan lancet di Bersihkan area
jari tangan pasien penusukan dengan
kapas alkhohol 70%

Meletakkan stik Menutup bekas tusukan


kolesterol di jari tangan dengan kapas kering

Petugas membaca Alat easytouch akan


hasil laboratorium berbunyi

petugas memberitahu
pasien

Membuang limbah
padat

49
Petugas memberikan hasil
Merapikan alat dan bahan laboratorium kepada
dokter/paramedis

Cuci tangan

selesai

19. Unit Terkait Unit Rawat Jalan

Rekam Medis

UGD

KIA

20. Rekaman
Histori
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Perubahan

50
3.3.8 Pemeriksaan Widal

PEMERIKSAAN WIDAL

No. Dokumen : SOP/ /C/005/I/2020

No. Revisi :0
SOP TanggalTerbit : Januari 2020

Halaman :1-3

Klinik Pratama Reni Maya Puspitasari


Polres S.Kep.,Ners
Bondowoso
Pengatur TK I NIP
198306032005012005

1. Pengertian Pemeriksaan Widal adalah prosedur uji serologi untuk mendeteksi bakteri
Salmonella enterica yang mengakibatkan penyakit thypoid. Uji ini akan
memperlihatkan reaksi antibodi Salmonella terhadap antigen O-somatik dan H-
flagellar di dalam darah.

2. Tujuan Sebagai bahan acuan petugas dalam melakukan pemeriksaan widal.


3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Klinik Pratama Polres Bondowoso Nomor Kep/
/C/001/I/2020 tentang Pemeriksaan Laboratorium
4. Referensi Buku Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan Yang Benar (Good Laboratory
Practice )DEPKES RI, Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik Tahun
2008

5. Metode Mikroskopis

6. Alat dan a) Alat :


Bahan o Pengaduk
o Handscoon
o Masker
o Mikropipet
o Yellow tip
o Slide
o Mikroskop
o Object glass
o Sentrifugal

b) Bahan :
51
o Tabung Serologi
o Reagen
o Typhi-O
o Reagen typhi-H
o Reagen Parathypi-A
o Reagen Parathypi-B
7. Langkah- 1. Petugas mencuci tangan , memakai APD ( Alat Pelindung Diri) masker, dan
langkah sarung tangan.
2. Petugas menyiapkan alat-alat dan bahan,
3. Petugas menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan,
4. Petugas memakai handscoon,
5. Di pipet masing- masing 50ul serum di lingkaran pada slide.
6. Ditambahkan 50ul antigen salmonella, satu jenis antigen untuk satu
lingkaran serum sampel.
7. Dicampur dengan menggunakan batang pengaduk.
8. Digoyangkan selama 1 menit sampai homogen.
9. Dibaca dengan adanya aglutinasi pada mikroskop pembesaran 10x
10. Dicatat hasil pemeriksaan pada lembvar hasil
11. Menutup bekas tusukan dengan kapas kering,
 Pembacaan Titer :
Jika tidak tampak aglutinasi : negativ
Jika tampak aglutinasi kecil : positif/ (+) 1/80
Jika tampak aglutinasi sedang : positif/ (+) 1/160
Jika tampak aglutinasi besar : positif/ (+) 1/320
Jika tampak aglutinasi sangat besar : positif/ (+) 1/640

8. Bagan Alir

Mulai Cuci tangan

Memakai handscoon, masker

Menyiapkan alat dan bahan

Dipipet masing –masing 50ul serum di 4 lingkaran pada slide


52
Ditambahkan 50ul antigen Salmonella, satu jenis antigen untuk satu
lingkaran serum sample

Dicampur dengan menggunakan batang pengaduk

Digoyangkan selama satu menit sampai tercampur rata

Dibaca adanya aglutinasi pada mikroskop pembesaran 10x

Dicatat hasil pemeriksaan pada lembar hasil

Cuci tangan selesai

Catatan: jika positif teerinfeksi typhoid

a. Jika terjadi kenaikan titer 4 kali lipat nilai titer baik antigen O
dalam 2 kali pemeriksaan yang dilakukan dalam selang 5-7 hari
b. Antigen O atau H lebih besar sama dengan 1/160
9. Unit Terkait Unit Rawat Jalan

Rekam Medis

KIA

53
UGD

10. Rekaman
Histori
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Perubahan

3.3.9 Pemeriksaan HIV Rapid Test

PEMERIKSAAN HIV RAPID TEST

54
No. Dokumen : SOP/ /C/005/I/2020

No. Revisi :0

SOP TanggalTerbit : Januari 2020

Halaman :1-3

Klinik Pratama Reni Maya Puspitasari


Polres S.Kep.,Ners
Bondowoso
Pengatur TK I NIP
198306032005012005

1. Pengertian Merupakan suatu pemeriksaan in vitro cepat untuk mengetahui ada tidaknya
virus HIV dalam darah

2. Tujuan Untuk mengetahui ada tidaknya virus HIV dalam darah


3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Klinik Pratama Polres Bondowoso Nomor Kep/
/C/001/I/2020 tentang Pemeriksaan Laboratorium
4. Referensi Buku Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan Yang Benar (Good Laboratory
Practice )DEPKES RI, Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik Tahun
2008

5. Metode Imunokromatografi

6. Alat dan o Blood lancet


Bahan o Alkohol swab
o Spuit
o Cassete HIV merk Monotes
o Buffer HIV
o Sampel pemeriksaan : Whole blood , Serum/Plasma
o Autoclick
o Handscoon
o Masker
7. Langkah- 1. Petugas mencuci tangan , memakai APD ( Alat Pelindung Diri) masker,
langkah dan sarung tangan.
2. Petugas menyiapkan alat-alat dan bahan,
3. Petugas menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan,
4. Petugas memakai handscoon masker,
5. Buka segel kemasan,ambil cassete HIV
6. Diambil darah pasien yang telah di bersihkan dengan alkohol swab dan
melakukan penusukan menggunakan autoclik
7. Di pipet darah 10 mikro liter serum / darah dengan pipet
8. Dimasukkan pada lubang sampel dalam cassete HIV

55
9. Ditambahkan diluent sebanyak 2-3 tetes
10. Dilakuakn pembacaan hasil 10-20 menit
Interprestasi hasil :
Negatif
 Garis berwarna hanya muncul pada daerah control (C)
Positif
 Dua garis berwarna muncul pada daerah uji (T) dan control (C)
Tidak valid
 Tidak muncul pita pada daerah control (C)
 Tidak muncul pita berwarna merah pada daerah control (C) dan daerah
uji (T)

8. Bagan Alir
Cuci tangan
Mulai

Memakai handscoon, masker

Menyiapkan alat dan bahan

Ambil darah pasien

Serum /Plasma

Teteskan darah dalam lubang sampel cassete HIV

56
Tambahkan 2-3 tetes buffer HIV

Baca hasil 10-20 menit , Garis dua positif, garis satu


negatif

Dicatat hasil pemeriksaan pada lembar hasil

Cuci tangan selesai

9. Unit Terkait Unit Rawat Jalan

Rekam Medis

KIA

UGD

10. Rekaman
Histori
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Perubahan

3.3.10 Pemeriksaan HbsAg

PEMERIKSAAN HbsAg TEST

No. Dokumen : SOP/ /C/005/I/2020

57
No. Revisi :0

TanggalTerbit : Januari 2020


SOP

Halaman :1-3

Klinik Pratama Reni Maya Puspitasari


Polres S.Kep.,Ners
Bondowoso
Pengatur TK I NIP
198306032005012005

1. Pengertian Merupakan suatu pemeriksaan laboratorium dengan bahan pemeriksaan serum /


plasma yang bertujuan untuk mendeteksi ada tidaknya antigen spesifik untuk
HbsAg

2. Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan pemeriksaan HbsAg di klinik


3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Klinik Pratama Polres Bondowoso Nomor Kep/
/C/001/I/2020 tentang Pemeriksaan Laboratorium
4. Referensi Buku Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan Yang Benar (Good Laboratory
Practice )DEPKES RI, Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik Tahun
2008

5. Metode Imunokromatografi

6. Alat dan o Handscoon


Bahan o Masker
o HbsAg Rapid Test Strip
o Serum / Plasma
o Tabung serologi
o Spuit
o Tourniquet
o Kapas alkohol
o Kapas kering
o Sentrifugal
o Mikropipet
o Yelow tip

7. Langkah- 1. Petugas mencuci tangan , memakai APD ( Alat Pelindung Diri) masker, dan
langkah sarung tangan.
2. Petugas menyiapkan alat-alat dan bahan,
3. Petugas menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan,

58
4. Petugas memakai handscoon masker
5. Petugas melakukan sampling darah, lalu dipusingkan dengan sentrifugal
6. Lalu memisahkan darah degan serum / plasma dan dipindahkan kedalam
tabung serologi menggunakan mikropipet sebanyak 50 mikro liter
7. Petugas memasukkan strip HbsAg Rapid Test sampai tanda batas ke dalam
serum / plasma kurang lebih 10 detik kemudian di angkat
8. Petugas mendiamkan strip HbsAg pada posisi rata atau datar
9. Petugas membaca garis tanda pada test strip selama waktu 15 menit dengan

Interprestasi hasil pemeriksaan :


 Negatif : Terbentuk 1 garis berwarna pada zona garis kontrol
 Positif : Terbentuk 2 garis berwarna pada zona garis
kontrol dan zona garis test

10. Bagan Alir

Mulai Cuci tangan

Memakai handscoon, masker

Menyiapkan alat dan bahan

Ambil darah pasien, sentrifugal


ambil serum / plasma

memasukkan strip HbsAg Rapid Test sampai


tanda batas ke dalam serum / plasma kurang
lebih 10 detik kemudian di angkat
Petugas mendiamkan strip HbsAg pada posisi rata
atau datar

59
Negatif : Terbentuk 1 garis berwarna pada zona garis kontrol
Positif : Terbentuk 2 garis berwarna pada zona garis kontrol

Dicatat hasil pemeriksaan pada lembar hasil

selesai
Cuci tangan

11. Unit Terkait Unit Rawat Jalan

Rekam Medis

KIA

UGD

12. Rekaman
Histori
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Perubahan

3.3.11 Pemeriksaan Narkoba

PEMERIKSAAN NARKOBA

60
No. Dokumen : SOP/ /C/005/I/2020

No. Revisi :0

SOP TanggalTerbit : Januari 2020

Halaman :1-3

Klinik Pratama Reni Maya Puspitasari


Polres S.Kep.,Ners
Bondowoso
Pengatur TK I NIP
198306032005012005

1. Pengertian Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya memacu
pada kelompok senyawa yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi
penggunanya. Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa
senyawa psikotropika yang biasa di pakai untuk membius pasien saat hendak di
operasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini persepsi itu
disalahartikan akibat pemakaian di luar peruntukan dan dosis semestinya

2. Tujuan Untuk mengetahui ada tidaknya antigen antigen narkoba pada urine seseorang
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Klinik Pratama Polres Bondowoso Nomor Kep/
/C/001/I/2020 tentang Pemeriksaan Laboratorium
4. Referensi Buku Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan Yang Benar (Good Laboratory
Practice )DEPKES RI, Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik Tahun
2008

5. Metode Imunokromatografi

6. Alat dan o Handscoon


Bahan o Masker
o Cassete Narkoba Test Strip
o Pot urine

7. Langkah- 1. Petugas mencuci tangan , memakai APD ( Alat Pelindung Diri) masker, dan
langkah sarung tangan.
2. Petugas menyiapkan alat-alat dan bahan,
3. Petugas menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan,
4. Petugas memakai handscoon masker
5. Petugas memberikan arahan kepada pasien untuk menampung urine pada pot
urine yang telah di beri label
6. Membuka cassete narkoba dab mecelupkkan pada urine selama 10 detik
7. Baca hasil selama 10 menit , hasil tidak boleh di baca selama 20 menit
karena akan mempengaruhi positif palsu
61
Interprestasi hasil pemeriksaan :
 Negatif : ini menandakan tidak adanya narkoba dalam tubuh
pasien atau kadar obat tersebut berada di bawah nilai yang
terdeteksi
 Positif : hasil tes narkoba yang positif menandakan
adanya satu atau lebih jenis obat-obatan terlarang
dalam tubuh pasien
 Positif palsu :

Hasil positif palsu juga dapat terjadi, misalnya karena ada pengaruh dari obat-
obatan medis tertentu yang dikonsumsi oleh pasien. Berikut contohnya:

1. Positif palsu amfetamin dan methamphetamine bisa terjadi karena


konsumsi obat flu yang mengandung dextromethorphan,
pseudoephedrine, phenylpropanolamine, dan ephedrine atau obat
penurun asam lambung (seperti ranitidine).
2. Positif palsu barbiturate dan methadone yang bisa muncul karena
konsumsi obat penurun demam dan pereda nyeri seperti ibuprofen, atau
obat penenang golongan
3. Positif palsu opiate yang dapat terjadi akibat konsumsi obat antibiotik
golongan fluoroquionolone (seperti ofloxacin), antibiotik untuk TBC
(seperti rifampicin) dan obat malaria (seperti pil kina).
4. Positif palsu tes ganja yang bisa muncul karena konsumsi obat antivirus
untuk HIV (seperti efavirens), obat untuk mengatasi alergi (seperti
promethazine), dan obat antiinflamasi nonsteroid (seperti ketoprofen,
naproxen, dan sulindac).
5. Positif palsu kokain yang dapat terjadi akibat konsumsi antibiotik
golongan amoxicillin.

8. Bagan Alir

Mulai Cuci tangan

Memakai handscoon, masker

Menyiapkan alat dan bahan

Petugas memberikan arahan kepada


pasien untuk menampung urine pada
pot urine yang telah di beri label
62
Membuka cassete narkoba dab mecelupkkan
pada urine selama 10 detik

Baca hasil selama 10 menit

Dicatat hasil pemeriksaan pada lembar hasil

Cuci tangan selesai

9. Unit Terkait Unit Rawat Jalan

Rekam Medis

KIA

UGD

10. Rekaman
Histori
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Perubahan

3.3.12 Pemeriksaan RPR

PEMERIKSAAN RPR

No. Dokumen : SOP/ /C/005/I/2020

63
No. Revisi :0

TanggalTerbit : Januari 2020


SOP

Halaman :1-3

Klinik Pratama Reni Maya Puspitasari


Polres S.Kep.,Ners
Bondowoso
Pengatur TK I NIP
198306032005012005

1. Pengertian Pemeriksaan RPR adalah pemeriksaan untuk mendeteksi munculnya antibody


terhadap Treponema pallidum

2. Tujuan Untuk mendiagnosis infeksi bakteri Treponema pallidum


3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Klinik Pratama Polres Bondowoso Nomor Kep/
/C/001/I/2020 tentang Pemeriksaan Laboratorium
4. Referensi Buku Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan Yang Benar (Good Laboratory
Practice )DEPKES RI, Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik Tahun
2008

5. Metode Imunokromatografi

6. Alat dan o Handscoon


Bahan o Masker
o Sentrifugal
o Mikropipet
o Yellow tip
o Rotator
o RPR Kit
o Nacl 0,9%
7. Langkah- 1. Petugas mencuci tangan , memakai APD ( Alat Pelindung Diri) masker,
langkah dan sarung tangan.
2. Petugas menyiapkan alat-alat dan bahan,
3. Petugas menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan,
4. Petugas memakai handscoon masker
5. Petugas menyiapkan RPR titer, memipet 50 mikroliter , nacl 0,95 % dan
meneteskan pada area lingkaran tes 1-5
6. Dan menambahkan serum sebanyak 50 mikroliter pada tiap tiap lingkaran
test yang telah diberi reagen RPR dan nacl 0,95%
7. Petugas menaruh kertas RPR pada rotator dan putar selama 8 menit dengan
kecepatan 100 rpm

64
8. Petugas membaca dan mencatat hasil dan melaporkan hasilnya

Interprestasi hasil pemeriksaan :


Lingkaran Pengenceran
1 1/2
2 1/4
3 1/8
4 1/16
5 1/32

9. Bagan Alir

Mulai Cuci tangan

Memakai handscoon, masker

Menyiapkan alat dan bahan

Petugas memipet RPR titer, memipet


50 mikroliter , nacl 0,95 % dan
meneteskan pada area lingkaran tes
1-5

menambahkan serum sebanyak 50 mikroliter


pada tiap tiap lingkaran test yang telah diberi
reagen RPR dan nacl 0,95%lebih 10 detik

65
1. Petugas menaruh kertas RPR pada
rotator dan putar selama 8 menit
dengan kecepatan 100 rpm

Dicatat hasil pemeriksaan pada lembar hasil

Cuci tangan selesai

10. Unit Terkait Unit Rawat Jalan

Rekam Medis

KIA

UGD

11. Rekaman
Histori
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Perubahan

3.4 Data Gambar


3.4.1 Prinsip Pemeriksaan Darah Lengkap Menggunakan Mindray BC 3600

Mengukur Sel Darah secara otomatis berdasarkan impedensi aliran listri atau
berkas cahaya terhadap sel sel yang di lewatkan atau pengukuran dan penyerapan sinar,
sehingga pemeriksaan darah lengkap dapat terdeteksi.

3.1 Pemeriksaan Darah Lengkap Menggunakan Mindray BC 3600

66
3.4.2 Prinsip Pemeriksaan Asam Urat Menggunakan Autocheck

Prinsip alat POCT atau point of Care Testing Autocheck adalah menggunakan
katalis digabung dengan teknologi biosensor yang spesifik terhadap pengukuran asam
urat. Strip pemeriksaan dirancang dengan cara tertentu sehingga saat darah di teteskan
pada zona reaksi dari strip katalisator asam urat memicu oksidasi asam urat dalam
darah. Intesitas elektron yang terbentuk di ukur oleh sensor Autocheck dan sebanding
dengan konsentrasi asam urat dalam darah. Nilai rujukan kadar asam urat laki – laki
3,0-7,0 mg/dL, dan perempuan 2,0-6,0 mg/dL (Autocheck Test Strips).

3.2 Pemeriksaan Asam Urat Menggunakan Autocheck

3.4.3 Prinsip Pemeriksaan Golongan Darah

Golongan darah A B O untuk mendeteksi keberadaan antigen di permukaan


membran sel darah merah dengan cara mereaksikan darah manusia dengan anti-sera A
dan anti-B. Pada prinsipnya pemeriksaan golongan darah yaitu antigen yang
direaksikan dengan antibodi yang sama maka akan terbentuk aglutinasi.

3.3 Pemeriksaan Golongan Darah

67
3.4.4 Prinsip Pemeriksaan Kehamilan

Imunokromatografi , HCG merupakan suatu tahap tes yang menggunakan urine


secara Imunokromatografi untuk mendeteksi adanya Human Chorionik Gonadotropin
dalam urine dan juga mendeteksi kehamilan. HCG yang terdapat dalam urine bereaksi
dengan anti HCG yang terikat pada partikel latex

3.4 Pemeriksaan Kehamilan dengan Monotes

3.4.5 Prinsip Pemeriksaan Urine Analyzer

Prinsip kerja dari urine chemistri analyzer adalah reflectance photometri


(pengukuran pantulan cahaya) dimana alat mengukur intensitas cahaya ari pantulan
sinar pada setiap bagian urine test strips yang disinari oleh sinar LED dengan panjang
gelombang yang sudah di tentukan.

3.5 Pemeriksaan Urine Analyzer menggunakan IDSIGHT U500

68
3.4.6 Prinsip Pemeriksaan Kolesterol

Prinsip alat POCT atau point of Care Testing Autocheck adalah menggunakan
katalis digabung dengan teknologi biosensor yang spesifik terhadap pengukuran
kolesterol. Strip pemeriksaan dirancang dengan cara tertentu sehingga saat darah di
teteskan pada zona reaksi dari strip katalisator kolesterol memicu oksidasi kolesterol
dalam darah. Intesitas elektron yang terbentuk di ukur oleh sensor Autocheck dan
sebanding dengan konsentrasi kolesterol dalam darah. Nilai rujukan kolesterol 200
mg/dL (Autocheck Test Strips).

3.6 Pemeriksaan Kolesterol menggunakan Autocheck

3.4.7 Prinsip Pemeriksaan Gula Darah

Prinsip alat POCT atau point of Care Testing Autocheck adalah menggunakan
katalis digabung dengan teknologi biosensor yang spesifik terhadap pengukuran gula
darahl. Strip pemeriksaan dirancang dengan cara tertentu sehingga saat darah di
teteskan pada zona reaksi dari strip katalisator gula darah memicu oksidasi dalam
69
darah. Intesitas elektron yang terbentuk di ukur oleh sensor Autocheck dan sebanding
dengan konsentrasi gula darah dalam darah. Nilai rujukan Puasa 100 mg/dL
Postprandial 180 mg/dL Sewaktu 70-130 mg/dL (Autocheck Test Strips).

3.7 Pemeriksaan Gula Darah menggunakan Autocheck

3.4.8 Prinsip PemeriksaanWidal

Reaksi aglutinasi secara imunologis antara antibodi dalam serum dengan


suspensi bakteri sebagai antigen yang homolog. Hasil positif jika terjadi aglutinasi dan
hasil negatif jika tidak terjadi aglutinasi

3.8 PemeriksaanWidal

3.4.9 Prinsip Pemeriksaan HIV


70
Bantalan konjugat Antibodi HIV 1 berikatan dengan antigen rekombinan yang
terkonjugasi koloid emas daerah kontrol.

3.9 Pemeriksaan HIV Menggunakan Monotes

3.4.10 Prinsip Pemeriksaan HbsAg

Bantalan konjugat Antibodi anti-Hbs berikatan dengan HbsAg terkonjugasi


koloid emas Daerah Tes

3.10 Pemeriksaan HbsAg menggunakan Monotes

3.4.11 Prinsip Pemeriksaan Narkoba

Prinsip pemeriksaan ini adalah narkoba yang terdapat pada urine akan
berkompetisi dengan konjugat, narkoba akan berikatan dengan antibodi spesifik. Jika
urine mengandung narkoba, antibodi spesifik akan berikatan dengan narkoba sehingga
tidak timbul warna, sedangkan jika urine tidak mengandung narkoba, antibodi spesifik
akan berikatan dengan konjugat narkoba sehingga timbul warna.

3.11 Pemeriksaan Narkoba menggunakan Sensor Diagnostic

3.4.12 Prinsip Pemeriksaan RPR

71
Prinsip daripada tes Rapid Plasma Regin ( RPR) adalah yang dimana sebuah tes
yang berdasarkan atas reaksi flokasi non treponemal yang digunakan untuk
mendeteksi antibodi reagin yang timbul pada penyakit Sifilis.

3.12 Pemeriksaan RPR

BAB IV

72
TINJAUAN PUSTAKA

Pada pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan yang dilaksanakan di Laboratorium Klinik


Pratama Polres Bondowoso dari Bulan Maret sampai Mei didapatkan beberapa permasalahan
tentang hasil pemeriksaan laboratorium dan permasalahan tersebut diharapkan dapat dikaji
berdasarkan teori keilmuan laboratorium diantaranya sebagai berikut :
1. Tinjauan Pustaka studi kasus hasil pemeriksaan urine pada pasien Infeksi Saluran
Kemih
2. Tinjauan Pustaka studi kasus hasil pemeriksaan Darah Lengkap dan Gula Darah
pada pasien Diabetes Melitus

4.1 Tinjauan Pustaka Studi Kasus “Hasil Pemeriksaan Urine Pada Pasien Infeksi
Saluran Kemih”

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah suatu keadaan dimana kuman atau mikroba
tumbuh dan berkembang biak dalam saluran kemih dalam jumlah bermakna (IDAI,
2011). Istilah ISK umum digunakan untuk menandakan adanya invasi mikroorganisme
pada saluran kemih (Haryono, 2012). ISK merupakan penyakit dengan kondisi dimana
terdapat mikroorganisme dalam urin yang jumlahnya sangat banyak dan mampu
menimbulkan infeksi pada saluran kemih (Dipiro dkk, 2011).
ISK) adalah keadaan adanya infeksi yang ditandai dengan pertumbuhan dan
perkembangbiakan bakteri dalam saluran kemih, meliputi infeksi parenkim ginjal
sampai kandung kemih dengan jumlah bakteriuria yang bermakna (Soegijanto, 2010).
(ISK) adalah infeksi akibat berkembang biaknya mikroorganisme di dalam saluran
kemih, yang dalam keadaan normal air kemih tidak mengandung bakteri, virus atau
mikroorganisme lain. Infeksi saluran kemih dapat terjadibaik di pria maupun wanita
dari semua umur, dan dari kedua jenis kelamin ternyata wanita lebih sering menderita
daripada pria (Sudoyo Aru,dkk 2013). (ISK) merupakan faktor resiko yang penting
pada terjadinya insufisiensi ginjal atau stadium terminal sakit ginjal. Infeksi saluran
kemih terjadi secara asending oleh sistitis karena kuan berasal dari flora fekal yang
menimbulkan koloni perineum lalu kuman masuk melalui uretra (Widagdo, 2012).
(ISK) ialah istilah umum untuk menyatakan adanya pertumbuhan bakteri di dalam
saluran kemih, meliputi infeksi di parenkim ginjal sampai infeksi di kandung kemih.

73
Pertumbuhan bakteri yang mencapai > 100.000 unit koloni per ml urin segar pancar tengah
(midstream urine) pagi hari, digunakan sebagai batasan diagnosa ISK (IDI, 2011).
Cara pengambilan sampel urine juga perlu diperhatikan agar terhindar dari
kontaminasi. Sampel urine yang digunakan untuk urinalisa khususnya dalam
pemeriksaan skrining maupun diagnose infeksi saluran kemih tidak boleh dilakukan
penundaan transport sampel urine ke laboratorium. Jenis sampel urine yang digunakan
sesuai kebutuhan pemeriksaan. Prinsip kerja urine analyzer yakni Reflectance
Photometry. Alat ini memiliki sebuah LED yang memancarkan cahaya dalam panjang
gelombang tertentu pada zona tes strip urine yang warnanya telah bereaksi. Kemudian
cahaya ini akan dipantulkan lagi oleh zona tes yang telah berwarna tersebut. Pantulan
cahaya itu akan ditangkap oleh detector, kemudian panjang gelombang pantulan yang
terdeteksi akan dikonversi ke nilai (negatif atau positif 1, positif 2, positif 3) yang telah
terstandar pada alat.

4.2 Tinjauan Pustaka Studi Kasus “Hasil Pemeriksaan Darah Lengkap dan Gula
Darah Pada Pasien Diabetes Melitus”
Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya. Diabetes melitus adalah suatu kondisi kondisi di mana kadar gula darah
lebih tinggi dari normal atau hiperglikemia karena tubuh tidak bisa mengeluarkan atau
menggunakan hormon insulin secara cukup. Diabetes adalah penyakit kronis yang
kompleks yang membutuhkan perawatan medis yang berkelanjutan dengan strategi
pengurangan risiko multifaktorial di luar kotrol glikemik.
Pasien yang sedang mendapatkan dukungan edukasi manajemen mandiri sangat
penting untuk mencegah komplikasi akut. Diabetes adalah suatu sindroma yang ditandai
dengan peningkatan kadar glukosa darah disebabkan adanya penurunan sekresi insulin.
Diabetes adalah penyakit tidak menular yang dapat menyerang segala kelompok umur.
Pada diabetes melitus tipe 1 penurunan sekresi itu disebabkan karena kerusakan sel beta
akibat reaksi otoimun sedangkan pada diabetes melitus tipe 2 penurunan sekresi
disebabkan karena berkurangnya sel beta yang progresif akibat glukotoksisitas,
lipotoksisitas, tumpukan amilod dan faktor-faktor lain yang disebabkan oleh resistensi
insulin.
BAB V

74
STUDI KASUS
Pada pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan yang dilaksanakan di Laboratorium Klinik
Pratama Polres Bondowoso dari Bulan Maret sampai Mei didapatkan beberapa permasalahan,
dimana dari hasil laboratorium diharapkan dapat dikaji berdasarkan keilmuan laboratorium.
Adapun studi kasus yang disampaikan adalah sebagai berikut :

Kasus1 : Tentang hasilpemeriksaan urine pada pasien Infeksi Saluran Kemih


Kasus 2 : Tentang hasil pemeriksaan darah lengkap dan gula darah pada pasien
Diabetes Melitus

5.1 Kasus 1 : Tentang hasil pemeriksaan urine pada pasien Infeksi Saluran Kemih
5.1.1 Kronologis
Pasien rawat Jalan poli umum Klinik Pratama Polres Bondowoso
Nama : Sdr. S
Umur : 21 tahun
Tanggal periksa : 20 Januari 2021
Diagnosa : ISK
Pasien laki – laki 21 tahun di bawa di Klinik Pratama Polres Bondowoso
datang dengan keluhan sering pingsan, kencing dan Bab berwarna hitam, kelopak
mata cekung, sklera kuning /ikterik, konjungtiva anemis berat badan semakin
turun,perut atas terasa nyeri dan panas. Badan terasa panas hilang timbul. Oleh
dokter umum di sarankan untuk cek Urine lengkap, Darah Lengkap, HbsAg,
Widal, Gula Darah, Cholesterol, Asam Urat.
Setelah di lakukan pemeriksaan laboratorium di dapatkan hasil sebagai berikut :

5.1.2 GAMBAR HASIL PEMERIKSAAN

75
5.1 Keterangan : Gambar hasil pemeriksaan cek Urine lengkap, Darah Lengkap,
HbsAg, Widal, Gula Darah, Cholesterol, Asam Urat.

5.1.3 Metode Dan Prinsip

76
Metode : Test dipstick denganalat urine analyzer

Prinsip :
Prinsip kerja urine analyzer yakni Reflectance Photometry. Alat ini memiliki
sebuah LED yang memancarkan cahaya dalam panjang gelombang tertentu pada
zona tes strip urine yang warnanya telah bereaksi. Kemudian cahaya ini akan
dipantulkan lagi oleh zona tes yang telah berwarna tersebut. Pantulan cahaya itu
akan ditangkap oleh detector, kemudian panjang gelombang pantulan yang
terdeteksi akan dikonversi ke nilai (negative atau positif 1, positif 2, positif 3) yang
telah terstandart pada alat .

5.1.4 Pembahasan :
Pada pemeriksaan urine diatasdi temukan kencing yang berwarna kuning
kehitaman atau yang di sebut Alkaptonuria adalah kondisi warisan yang
menyebabkan urine berubah menjadi hitam bila terkena udara bebas. Ochronosis,
penumpukan pigmen gelap di jaringan ikat seperti tulang rawan dan kulit,  juga ciri
khas dari gangguan ini. pigmentasi biru-hitam ini biasanya muncul setelah usia 30.
Orang dengan alkaptonuria biasanya berlanjut ke arthritis, terutama di tulang
belakang dan sendi, dan ini dimulai pada awal masa dewasa. Gangguan lain dari
kondisi ini dapat mencakup masalah jantung, batu ginjal, dan batu prostat. Gejala
alkaptonuria Urin akan berwarna gelap jika terkena udara bebas, demikian pula
dengan kulit dan di sekitar kelenjar keringat yang akan berwarna coklat tua.

Adanya sel Leukosit dan epitel menandakan kondisi telah terjadi infeksi,
peradangan, atau terdapat penyakit berbahaya, sel epitel yang ditemukan dalam
urine Anda akan meningkat. Sel-sel epitel yang dapat ditemukan di dalam sedimen
urine termasuk sel epitel skuamosa (dari saluran uretra) dan sel-sel epitel transisi
(dari kandung kemih). Selain sel epitel, dokter juga akan memeriksa urine Anda
untuk menemukan beberapa masalah lain, seperti kelainan pada sel darah merah
atau putih, yang mungkin merupakan tanda-tanda infeksi, penyakitginjal, kanker
kandung kemih, atau kelainan darah. Selain itu, adanya kristal atau gumpalan
berbentuk seperti batu dapat mengindikasikan adanya penyakit batuginjal Leukosit,
sel darah merah, sel-sel epitel, dan sel-sel tumor adalah unsur sel yang juga
ditemukan di dalam sedimen urine. Tidak hanya bisa memeriksa kandungan sel
epitel dalam urine, tes ini juga bisa mengetahui kandungan sel darah putih. Jumlah
77
leukosit dianggap normal biasanya antara 1 hingga 2 leukosit/hpf atau kurang.
Jumlah leukosit yang terlalu tinggi pada urine menunjukkan adanya infeksi,
peradangan, atau kontaminasi.
a. Adanya hasil protein yang memberikan hasil Positif (+) adanya gangguan
fungsi ginjal yang menandakan tubuh sedang dalam keadaan tidak sehat
5.1.5 Kesimpulan
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mendiagnosa ISK dokter
menyarankan untuk pemeriksaan lanjutan terhadap pasien.
5.2 Keterangan : Hasil Pemeriksaan Endspokopi atas ( Gastrhoskopi)

5.3 Keterangan : Hasil Pemeriksaan Darah Lengkap

78
5.4. Keterangan : Hasil pemeriksaan Rapid Test Antibodi Ig G dan Ig M

79
5.5. Keterangan : Hasil pemeriksaan Darah Lengkap

80
5.6. Keterangan : SKDP Diagnosis Pasien untuk Kontrol selanjutnya

81
5.7. Keterangan : Hasil pemeriksaan Foto Thorax

82
5.2 Kasus 2 : Hasil Pemeriksaan Darah Lengkap dan Gula Darah Pada Pasien
Diabetes Melitus
5.2.1 Kronologis

83
Pasien rawat Jalan poli umum Klinik Pratama Polres Bondowoso
Nama : Tn. N
Umur : 42 tahun
Tanggal periksa : 6 februari 2021
Diagnosa : ISK
Pasien laki – laki 21 tahun di bawa di Klinik Pratama Polres Bondowoso
datang dengan keluhan tidak sadar dan ngorok sejak 2 jam yang lalu punya riwayat
DM dan ada gangren di kaki kanan, sudah debriment di Rs Paru Jember sekitar 2
minggu yang lalu kontrol tiap hari rabu, sejak pulang MRS di Rs Paru Jember
pasien sering muntah tiap kali makan, Obat yang di minum dari Rs Paru ada 2
macam yaitu Obat untuk Diabet dan Antibiotik. Tensi 130/70 Nadi 100, RR 22,
Suhu 36,6 Spo2 awal datang 81% setelah evaluasi pasien menjadi 100% dengan
O2 Nasal, Gcsawal 1-1-4, sudah dapat d40% 3 fl, Gula darah acak 90 spo2 99, gcs
456. Oleh dokter disarankan untuk cek laboratorium meliputi darah lengkap dan
gula darah.
5.2.2 Gambaran Hasil Pemeriksaan
5.8 Keterangan : Hasil pemriksaan Darah Lengkap dan Gula darah Sewaktu

5.2.3 Metode Dan Prinsip

Metode :Autocheck POCT

84
Prinsip :
Prinsip alat POCT atau point of Care Testing Autocheck adalah menggunakan
katalis digabung dengan teknologi biosensor yang spesifik terhadap pengukuran
gula darahl. Strip pemeriksaan dirancang dengan cara tertentu sehingga saat darah
di teteskan pada zona reaksi dari strip katalisator gula darah memicu oksidasi
dalam darah. Intesitas elektron yang terbentuk di ukur oleh sensor Autocheck dan
sebanding dengan konsentrasi gula darah dalam darah. Nilai rujukan Puasa 100
mg/dL Postprandial 180 mg/dL Sewaktu 70-130 mg/dL (Autocheck Test Strips).

5.2.4 Pembahasan :
Pada pemeriksaan darah di dapat hasil gula darah pada pasien diabetes melitus
yang rendah yang bisasanya di sebut hipoglikemia Hipoglikemia yang terjadi pada
pasien diabetes disebut iatrogenic hypoglycemia, sedangkan hipoglikemia yang
terjadi pada pasien non-diabetes disebut hipoglikemia spontan. Suplai glukosa ke
otak yang mengalami penurunan secara mendadak, akan menyebabkan penurunan
fungsi kognitif, kegagalan fungsi otak, dan penurunan kesadaran. Hipoglikemia
berat yang terjadi pada pasien usia lanjut akan menyebabkan peningkatan risiko
dimensia dan ataksia cerebellum Pada kondisi normal, glukosa merupakan satu-
satunya sumber energi untuk otak, oleh karena itu untuk menjalankan fungsi-fungsi
otak yang normal maka kadar glukosa darah harus dipertahankan dalam kisaran
kadar normal yang relatif sempit (sekitar 70-100 mg/dl). Bila kadar glukosa darah
turun, maka tubuh akan mengaktifkan CRR (counter of regulatory respons) yang
beperan untuk mencegah dan melakukan koreksi terhadap terjadinya hipoglikemia.
Mekanisme utama dari CRR tersebut adalah penurunan sekresi insulin,
peningkatan sekresi glukagon dan epinefrin. Bila hipoglikemia berlangsung
berkepanjangan maka tubuh akan meningkatkan sekresi kortisol dan growth
hormone.
a. Adanya hasil Gula darah yang rendah atau di sebut Hipoglikemia
menandakan hasil berat yang terjadi pada pasien usia lanjut akan
menyebabkan peningkatan risiko dimensia dan ataksia cerebellum Pada
kondisi normal, glukosa merupakan satu-satunya sumber energi untuk otak,
oleh karena itu untuk menjalankan fungsi-fungsi otak yang normal maka
kadar glukosa darah harus dipertahankan dalam kisaran kadar normal yang
relatif sempit (sekitar 70-100 mg/dl). Bila kadar glukosa darah turun, maka

85
tubuh akan mengaktifkan CRR (counter of regulatory respons) yang
beperan untuk mencegah dan melakukan koreksi terhadap terjadinya
hipoglikemia. Mekanisme utama dari CRR tersebut adalah penurunan
sekresi insulin, peningkatan sekresi glukagon dan epinefrin. Bila
hipoglikemia berlangsung berkepanjangan maka tubuh akan meningkatkan
sekresi kortisol dan growth hormone
5.2.5 Kesimpulan :
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mendiagnosa pasien
tersebut dokter menyarankan untuk pemeriksaan lanjutan terhadap pasien. Dan di
dapatkan hasil sebagai berikut :

5.9 Keterangan : Foto Rontgent Thorax

5.10 Keterangan : hasil pemeriksaan Sars cov , Elektrolit, Gula Darah, Faal
Hati, Faal Ginjal

86
BAB VI

87
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil Praktek Kerja Lapang (PKL) yang di lakukan di laboratorium Klinik Pratama
Polres Bondowoso, Terdapat pemeriksaan Hematologi, pemeriksaan Urinanalisa,
pemeriksaan Imuno-serologi. Di semua alat di masing – masing pemeriksaan menggunakan
alat yang otomatis, semi otomatis dan manual

6.2 Saran
Pemeriksaan laboratorium adalah salah satu ilmu yang begitu penting pada ilmu
kesehatan, jadi sangatlah penting untuk di ketahui dan di pelajari. Namun yang kami bahas
disini hanya sebatas pada pemeriksaan – pemeriksaan yang dapat kami lakukan selama
praktek kerja lapangan berlangsung. Akan tetapi laboratorium ini kurang cocok dijadikan
lahan PKL karena kurang mengasah kemampuan praktis mahasiswa dan kurang akan
wawasan serta pengalaman.

DAFTAR PUSTAKA

88
Buku Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan Yang Benar (Good Laboratory Practice )
DEPKES RI, Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik Tahun 2008, Buku panduan kerja
alat hematology analyzer mindray BC 3600
Buku Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan Yang Benar (Good Laboratory Practice )
DEPKES RI, Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik Tahun 2008
Permenkes RI No. 411/Menkes/Per/III/2010 pengertian laboratorium
Permenkes RI No. 411/Menkes/Per/III/2010 pengertian klinik
Skyler JS, Bergenstal R, Bonow RO, et al. American Diabetes Association; American
College of Cardiology Foundation; American Heart Association. Intensive glycemic control
and the prevention of cardiovascular events: implications of the ACCORD, ADVANCE, and
VA diabetes trials: a position statement of the American Diabetes Association and a scientific
statement of the American College of Cardiology Foundation and the American Heart
Association. Diab Care 2009; 32: 187–192.
https://www.scribd.com/document/397922416/Pengertian-Alkaptonuria (Diakses pada Sabtu,
19 Februari 2021)
Penuntun Laboratorium Klinik Diterbitkan Oleh : Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin 2018

Penuntun Laboratorium Klinik IDAI 2011 , Haryono 2012, Dipiro dkk 2011, Soegijanto
2010, IDI 2011- Diterbitkan oleh Universitas Muhammadiyah Malang

LAMPIRAN

89
Lampiran : Identitas Mahasiswa

Nama : Denisa Violita


NIM : 44121903
Fakultas : IlmuKesehatn
Prodi : D4 Ahli Teknologi Laboratorium Medik
Semester : IV
Dinas : Klinik Pratama Polres Bondowoso

90
91

Anda mungkin juga menyukai