Anda di halaman 1dari 34

PERCOBAAN II

DASAR-DASAR TEKNIK MIKROBIOLOGI


BAB I
PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang


Mikroorganisme adalah makhluk yang sangat kecil dan hanya dapat dilihatdi bawah
mikroskop. Di alam banyak dijumpai berbagai jenis dan spesiesmikroba.Mikroba tidak ada
yang hidup sendiri dan terlepas dari spesiesnya,mikroba dapat hidup di semua tempat dan
penyebaran mikroba sangat luas.Penyebaran dan tempat tumbuh mikroba tergantung dari
sifat dan persyaratantumbuh mikroba yang bersangkutan. Populasi mikroorganisme yang ada
di alamsekitar kita sangat besar dan cukup kompleks.Beratus spesies mikroba menguasai
setiap bagian tubuh kita seperti mulut, saluran pencernaan,dan kulit. Habitatmikroba
merupakan daerah tempat tinggal dan hidup mikroba. Habitatnya sangatberagam; lingkungan
perairan, tanah, udara, permukaan daun, dan bahkan dapatditemukan di dalam organisme
hidup. Setiap spesies mikroba memiliki habitatyang berbeda dengan jenis mikroba lainnya.
Untuk mengembangbiakkan mikroba diperlukan suatu substrat yang disebutmedium.
Medium merupakan suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrient (zatmakanan pada
tingkat sel) yang digunakan untuk menumbuhkan (kultivasi) mikroorganisme. Medium
kultur dapat dibedakan berdasarkan atas susunankimianya, konsistensinya, maupun
fungsinya. Supaya mikroorganisme tumbuhdengan baik, maka medium kultur harus
mengandung semua nutrient yang diperlukan dalam keadaan seimbang, tidak mengandung
zat-zat penghambat,dalam keadaan steril, mempunyai tekanan osmose yang sesuai, dan
mempunyaikeasaman (PH) yang sesuai pula. Nutrien merupakan bahan baku yang
digunakanuntuk membangun komponen-komponen seluler baru dan untuk
menghasilkanenergy yang dibutuhkan dalam proses kehidupan sel. Contohnya
untukmenumbuhkan bakteri medium yang digunakan adalah Nutrien Agar
(NA),menumbuhkan kapang digunakan medium Potato Dextrose Agar (PDA), dan untuk
menumbuhkan khamir medium yang digunakan adalah plate count agar ( PCA).
Marfologi menumbuhkan sebuah cabang dalam ilmu biologi yang ssecara khusus
mempelajari tentang bentuk struktur/ bentuk luar dari sebuah organisme. Morfologi dapat
digunakan untuk membedakan mikroba satu dengan lainnya.
2.2 Tujuan Praktikum
1. Mempelajari cara pembuatan media dan syarat-syarat yang dibutuhkan oleh suatu
media untuk oertumbuhan mikroba.
2. Mempelajari mecam-macam Teknik sterilisasi.
3. Mempelajari cara-cara pemindahan mikroba secara aseptic
4. Mempelajari Teknik-teknik isolasi dan penanaman mikroba
5. Mempelajari Teknik pembuatan pulasan bakteri untuk pengecatan/pewarna bakteri.
6. Mengenal bermacam-macam mikroba di alam.
2.3 Dasar Teori
Pembiakan mikrobia di laboratorium memerlukan media yang berisi zat hara serta
lingkungan pertumbuhan yang sesuai bagi mikroba. Media adalah suatu bahan yang
digunakan untuk menumbuhkan mikroba yang terdiri atas campuran nutrisi atau zat-zat
makanan. Selain untuk menumbuhkan mikroba, media dapat juga digunakan untuk isolasi,
memperbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan jumlah mikroba (Lay, 1994;
Jutono dkk, 1980).
Pembiakan mikrobia di laboratorium memerlukan media yang berisi zat hara serta
lingkungan pertumbuhan yang sesuai bagi mikroba. Media adalah suatu bahan yang
digunakan untuk menumbuhkan mikroba yang terdiri atas campuran nutrisi atau zat-zat
makanan. Selain untuk menumbuhkan mikroba, media dapat juga digunakan untuk isolasi,
memperbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan jumlah mikroba (Lay, 1994;
Jutono dkk, 1980).
Berdasarkan komposisi kimianya, media dapat dibedakan menjadi media sintetik
yaitu media yang susunan kimianya diketahui dengan pasti, medium ini biasanya digunakan
untuk mempelajari kebutuhan makanan mikroba. Media non sintetik (kompleks) yaitu media
yang susunan kimianya tidak dapat diketahui dengan pasti, media ini digunakan untuk
menumbuhkan dan mempelajari taksonomi mikroba. Berdasarkan konsistensinya media
dapat dibedakan menjadi : media cair, media padat, dan media padat yang dapat dicairkan
(Lay, 1994; Jutono dkk, 1980; Jawetz dkk, 1996).
Mikroorganisme dibiakkan di laboratorium pada bahan nutrien yangdisebut medium.
Macam medium yang dipakai tergantung pada banyak faktor, salah satunya yaitu macam
mikroorganisme yang akan ditumbuhkan.Sesudah mikroorganisme berhasil diisolasi dalam
biakkan murni,maka perlumemelihara biakan itu dalam keadaan hidup untuk masa yang
cukup lama(Pelczar, 2005).
Di dalam pekerjaan mikrobiologi seringkali kita tidak terlepas dari alat-alat yang
berada di laboratorium. Peralatan yang digunakan pada laboratorium mikrobiologi hampir
sama dengan peralatan-peralatan yang umumnya digunakan di laboratorium kimia, yaitu
berupa alat-alat gelas antara lain : cawan petri steril, tabung reaksi steril, rak tabung reaksi,
pipit volume, gelas ukur steril, jarum ose bundar dan lurus, kaca preparat. (anonym, 2012).
BAB II
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat
Adapun alat yang digunakan ialah :
1. cawan perti
2. tabung reaksi steril
3. rak tabung reaksi
4. pipet volume
5. gelas ukur steril
6. jarum ose
7. kaca preparat
8. lap tangan
9. Tisu
10. Bunsen
11. incubator 37°C
3.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan ialah :
1. media nutrien agar
2. media nutrient broth
3. NaCl
4. Biakan bakteri : staphylococcus
3.3 Prosedur Kerja
Teknik Aseptik
1. atur nyala api Bunsen sehingga diperoleh nyala api biru untuk memperoleh daerah
“steril”, biarkan api menyala selama kurang lebih 10 menit sebelum bekerja.
2. pinset diflampir, kertas penutup tabung reaksi yang akan digunakan ditarik perlahan-
lahan dengan pinset sedemikian rupa, sehingga cukup untuk ditarik dengan cara
menjepit di antara jari kelingking dan telapak tangan kanan. Tabung reaksi tadi
diletakkan pada rak tabung disebelah kiri praktikan.
3. Jarum ose diflampir sampai ujungnya pijar, kemudian pemanasan diteruskan
perlahan-lahan ke arah pegangan jarum sampai batas kawat. Pekerjaan ini dilakukan
sebanyak tiga kali.
4. Dengan tangan kiri diambil tabung reaksi yang berisi inokula. Kapas penutup tabung
ditarik dengan cara menjepit di antara jari kelingking dan telapak tangan kanan.
Mulut tabung yang telah terbuka diflampir dengan cepat.
5. Jarum ose dimmasukkan kedalam tabung reaksi inokula tanpa menyentuh dinding
untuk mengambil inokula, kemudian jarum ose ditarik keluar dan di pegang pada
jarak 10 cm sekitar nyala api Bunsen.
6. Mulut tabung reaksi diflampir, kemudian tutup kapasnya dimasukkan kembali ke
dalam mulut tabung.
7. Tabung yang berisi media steril yanag akan diinokulasikan, diambil dengan tangan
kiri. Sumbat kapasnya ditarik dengan tangan kanan, dengan cara menjepit diantara
kelingking dan telapak tangan. Sementara itu jarum ose yang memuat inokula tetap
dipegang dengan tangan kanan pula. Mulut tabung diflampir.
8. Jarum ose dimasukkan ke dalam tabung yang berisi media steril dan dilakukan
inokulasi (goresan atau tusukan). Jarum ose ditarik keluar, mulut tabung diflampir
kemudian sumbat kapasnya dimasukkan kembali dan selanjutnya tabung diletakkan
kembali ke raknya.
9. Jarum ose diflampir sampai pijar sebanyak tiga kali, sebelum disimpan lagi di rak.
10. Beri etiket pada tiap tabung yang telah berisikan biakan.
Pembuatan plat agar, agar miring, agar tegak, dan media cair dalam tabung
1. Cairkan media nutrient agar steril dan diamkan hingga suhunya 40-60°.
2. Nyalakan Bunsen dan atur nyala api Bunsen sehingga diperoleh nyala api biru untuk
memperoleh daerah “steril”. Biarkan menyala selama 10 menit sebelum Anda
bekerja.
3. Siapkan dan letakkan tabung reaksi steril pada rak tabung reaksi dan cawan Petri steril
di antara nyala dua api Bunsen.
4. Pembuatan plat agar: tuangkan 15-20 ml nutrient agar yang telah cair ke dalam cawan
petri steril, lalu dibiarkan padat.
5. Pembuatan agar miring: tuangkan 3-5ml nutrient agar yang telah chair ke dalam
tabung reaksi steril, letakkan miring pada papan pembentuk agar miring dan dibiarkan
pada.
6. Pembuatan agar tegak : tuangkan 5 ml nutrient Agar yang telah chair ke dalam tabung
reaksi steril, lalu letakkan tegak pada rock tabung reaksi dan biarkan padat.
7. Pembuatan media chair : pipet 5 ml cc media nutrien broth Yang suhunya telah sama
dengan suhu kamar ke dalam tabung reaksi steril.
8. Pekerjaan di atas dilakukan dengan memperhatikan prosedur kerja aseptik.
Teknik inokulasi pada plat agar, agar miring,agar tegak, dan media cair dalam tabung
1. Pembuatan inokula :
b
Masukkan 5 ml NaCl 0,9% steril kedalam tabung reaksi steril. Dengan
v
b
menggunakan jarum ose bundar. Lalu disuspensikan kedalam larutan NaCl 0,9%
v
steril, inokula ini digunakan dalam pengerjaan inokulasi pada plat agar, agar miring,
agar tegak, dan media cair.
2. Inokulasi pada media cair
Dilakukan dengan menggunakan plat pasteur. Kemudian disuspensikan dalam media
nutrient broth.
3. Inokulasi plat agar
Bagian luar plat agar dibagi 4 bagian dengan menggunakan spidol. Lalu inokulasikan
ke setiap bagian dari plat agar dengan goresan yang rapat.
4. Inokulasi pada media padat dengan cara goresan
Inokulasi dilakukan dengan cara goresan rapat memakai jarum ose bundar, dimulai
dari bagian bawah secara zigzag sampai bagian atas media.
5. Inokulasi pada media padat dengan cara tusukan
6. Inokulasi dilakukan dengan cara memasukkan jarum ose lurus yang telah membuat
inokula secara tusukan lurus kedalam media, tepat pada proses tengah tabung sampai
Mendekati dasar tabung. Kemudian ose ditarik kembali perlahan-lahan.
7. Semuanya dilakukan dengan memperhatikan prosedur kerja aseptik.
8. Inkubasi semua media yang telah diinokulasi kedalam incubator 37°C selama 24 jam
dan amati pertumbuhan yang terjadi.
BAB III
HASIL PENGAMATAN
4.1 Data hasil penelitian Teknik pengenceran
Menggunakan bakteri staphylococcus aureu
Gambar perlakuan keterangan
Media cair ditambahkan Larutan 10−¹
bakteri staphylococcus
aureus dikocok sebanyak
9ml

1 ml cairan atau larutan 10−¹ Larutan 10−²


dipipet lalu dimasukkan
kedalam tabung reaksi
kedua, dikocok sebanyak 9
ml

1 ml larutan 10−² lalu Larutan 10−³


masukkan larutan kedalam
tabung reaksi keempat dan
kocok sebanyak 9 ml

1 ml larutan 10−³ lalu Larutan 10−4


dimmasukkan kedalam
tabung reaksi kelima dan
dikocok sebanyak 9 ml

1 ml larutan 10−4 di pipet Larutan 10−5


kemudian masukkan
kedalam tabung reaksi
kelima dan dikocok selama
9 ml

1 ml larutan 10−5 di pipet Larutan 10−6


kemudian masukkan
kedalam tabung reaksi
keenam.dan dikocok
sebanyak 9ml
4.2 Data hasil penelitian pembuatan plat agar, agar miring, agar tegak dan media cair
dalam tabung
Gambar Perlakuan keterangan
Nutrient agar acid atau Plat agar tegak
nutrient agar padat dicairkan
kemudian masukkan
kedalam tabung reaksi
sebanyak 9 ml dengan posisi
tegak

Nutrient agar acid atau Plat agar miring


nutrient agar padat dicairkan
dan masukkan kedalam
tabung reaksi sebanyak 9 ml
dengan posisi miring dan
disandarkan pada cawan
petri
Nutrient broth atau media Media cair dalam tabung
kemudian masukkan
kedalam tabung reaksi
sebanyak 9 ml dengan posisi
tegak

Nutrient agar acid atau Plat agar


nutrient agar padat dicairkan
lalu masukkan pada cawan
petri dan lakukan pada 3
cawan petri
Mikroba yang terdapat
A. LA

di alam sangatlah banyak.


Pada umumn
keberadaan mikroba di alam
tercampur antara bakteri,
kapang, yeast/ragi, dan
mikroba lain yang sejenis.
Untuk mendapatkan mikroba
secara murni, diperlukan
teknik yang disebut isolasi.
Isolasi berarti spesies tersebut
harus dipisahkan dari
kelompok mikroba atau
spesies lainnya seperti yang kit
atahu bahwa sel mikroba
sangatlah kecil, sehingga
apabila akan diambil satu sel
dari satu koloni mikroba
sangatlah sulit dan
memerlukan peralatan yang
mahal. Untuk mengatasi hal
tersebut, dapat dilakukan
dengan cara menumbuhkan
campuran sel pada suatu
medium padat di dalam
cawan petri. Dengan cara
ini, setiap sel akan tubuh
membentuk koloni sehingga
memudahkan untuk
memisahkannya.
Prinsip dari isolasi mikroba
adalah memisahkan satu jenis
mikroba dengan
mikroba lainnya yang berasal
dari campuran bermacam-
macam mikroba. Isolasi
mikroba dilakukan dalam
beberapa metode, antara lain
metode tuang (pour plate),
metode goresan (streak plate),
metode agar tegak (stab
culture) untuk mikroba
anaerob, dan metode agar
miring (slant culture) untuk
mikroba aerob. Metode
tuang dimaksudkan untuk
menyebarkan campuran
mikroba dari bahan yang
mengandung mikroba. Dari
mikroba yang tumbuh,
diambil satu koloni yang
selanjutnya digoreskan pada
agar dalam cawan untuk
memisahkan sel-sel
mikroba. Hal tersebut biasanya
dilakukan lebih dari satu kali
sampai diperoleh
koloni yang murni yang
berasal dari satu jenis mikroba
dan spesies yang sama.
Suatu keuntungan dari metode
isolasi adalah bahwa setiap
mikroba yang berbeda
sifat genetiknya akan tumbuh
membentuk koloni dengan
karakter yang berbeda
pula, baik ukuran, bentuk,
maupun warna koloni. Yang
harus diperhatikan adalah
koloni yang akan diambil
harus terpisah dari koloni yang
lainnya.
Pada praktikum ini digunakan
medium Nutrien Agar (NA)
sebagai media
tumbuh mikroba. Bakteri
yang digunakan sebagai
samel antara lain Baci
subtilis dan Escherichia coli.
Masing-masing bakteri yang
diuji dibuat 2 kali
-4 -
pengenceran, yaitu 10 dan 10
5

subtilis dan Escherichia coli.


Masing-masing bakteri yang
diuji dibuat 2 kali
-4 -
pengenceran, yaitu 10 dan 10
5
.
Mikroba yang terdapat di
alam sangatlah banyak.
Pada umumnya,
keberadaan mikroba di alam
tercampur antara bakteri,
kapang, yeast/ragi, dan
mikroba lain yang sejenis.
Untuk mendapatkan mikroba
secara murni, diperlukan
teknik yang disebut isolasi.
Isolasi berarti spesies tersebut
harus dipisahkan dari
kelompok mikroba atau
spesies lainnya seperti yang kit
atahu bahwa sel mikroba
sangatlah kecil, sehingga
apabila akan diambil satu sel
dari satu koloni mikroba
sangatlah sulit dan
memerlukan peralatan yang
mahal. Untuk mengatasi hal
tersebut, dapat dilakukan
dengan cara menumbuhkan
campuran sel pada suatu
medium padat di dalam
cawan petri. Dengan cara
ini, setiap sel akan tubuh
membentuk koloni sehingga
memudahkan untuk
memisahkannya.
Prinsip dari isolasi mikroba
adalah memisahkan satu jenis
mikroba dengan
mikroba lainnya yang berasal
dari campuran bermacam-
macam mikroba. Isolasi
mikroba dilakukan dalam
beberapa metode, antara lain
metode tuang (pour plate),
metode goresan (streak plate),
metode agar tegak (stab
culture) untuk mikroba
anaerob, dan metode agar
miring (slant culture) untuk
mikroba aerob. Metode
tuang dimaksudkan untuk
menyebarkan campuran
mikroba dari bahan yang
mengandung mikroba. Dari
mikroba yang tumbuh,
diambil satu koloni yang
selanjutnya digoreskan pada
agar dalam cawan untuk
memisahkan sel-sel
mikroba. Hal tersebut biasanya
dilakukan lebih dari satu kali
sampai diperoleh
koloni yang murni yang
berasal dari satu jenis mikroba
dan spesies yang sama.
Suatu keuntungan dari metode
isolasi adalah bahwa setiap
mikroba yang berbeda
sifat genetiknya akan tumbuh
membentuk koloni dengan
karakter yang berbeda
pula, baik ukuran, bentuk,
maupun warna koloni. Yang
harus diperhatikan adalah
koloni yang akan diambil
harus terpisah dari koloni yang
lainnya.
Pada praktikum ini digunakan
medium Nutrien Agar (NA)
sebagai media
tumbuh mikroba. Bakteri
yang digunakan sebagai samel

antara lain Bacillus


subtilis dan Escherichia coli.
Masing-masing bakteri yang
diuji dibuat 2 kali
-4
pengenceran, yaitu 10 dan 10
subtilis dan Escherichia coli.
Masing-masing bakteri yang
diuji dibuat 2 kali
-4 -
pengenceran, yaitu 10 dan 10
5
.
subtilis dan Escherichia coli.
Masing-masing bakteri yang
diuji dibuat 2 kali
-4 -
pengenceran, yaitu 10 dan 10
5
.
Mikroba yang terdapat di
alam sangatlah banyak.
Pada umumnya,
keberadaan mikroba di alam
tercampur antara bakteri,
kapang, yeast/ragi, dan
mikroba lain yang sejenis.
Untuk mendapatkan mikroba
secara murni, diperlukan
teknik yang disebut isolasi.
Isolasi berarti spesies tersebut
harus dipisahkan dari
kelompok mikroba atau
spesies lainnya seperti yang kit
atahu bahwa sel mikroba
sangatlah kecil, sehingga
apabila akan diambil satu sel
dari satu koloni mikroba
sangatlah sulit dan
memerlukan peralatan yang
mahal. Untuk mengatasi hal
tersebut, dapat dilakukan
dengan cara menumbuhkan
campuran sel pada suatu
medium padat di dalam
cawan petri. Dengan cara
ini, setiap sel akan tubuh
membentuk koloni sehingga
memudahkan untuk
memisahkannya.
Prinsip dari isolasi mikroba
adalah memisahkan satu jenis
mikroba dengan
mikroba lainnya yang berasal
dari campuran bermacam-
macam mikroba. Isolasi
mikroba dilakukan dalam
beberapa metode, antara lain
metode tuang (pour plate),
metode goresan (streak plate),
metode agar tegak (stab
culture) untuk mikroba
anaerob, dan metode agar
miring (slant culture) untuk
mikroba aerob. Metode
tuang dimaksudkan untuk
menyebarkan campuran
mikroba dari bahan yang
mengandung mikroba. Dari
mikroba yang tumbuh,
diambil satu koloni yang
selanjutnya digoreskan pada
agar dalam cawan untuk
memisahkan sel-sel
mikroba. Hal tersebut biasanya
dilakukan lebih dari satu kali
sampai diperoleh
koloni yang murni yang
berasal dari satu jenis mikroba
dan spesies yang sama.
Suatu keuntungan dari metode
isolasi adalah bahwa setiap
mikroba yang berbeda
sifat genetiknya akan tumbuh
membentuk koloni dengan
karakter yang berbeda
pula, baik ukuran, bentuk,
maupun warna koloni. Yang
harus diperhatikan adalah
koloni yang akan diambil
harus terpisah dari koloni yang
lainnya.
Pada praktikum ini digunakan
medium Nutrien Agar (NA)
sebagai media
tumbuh mikroba. Bakteri
yang digunakan sebagai
samel antara lain Bacillus
subtilis dan Escherichia coli.
Masing-masing bakteri yang
diuji dibuat 2 kali
-4 -
pengenceran, yaitu 10 dan 10
5

Mikroba yang terdapat di


alam sangatlah banyak.
Pada umumnya,
keberadaan mikroba di alam
tercampur antara bakteri,
kapang, yeast/ragi, dan
mikroba lain yang sejenis.
Untuk mendapatkan mikroba
secara murni, diperlukan
teknik yang disebut isolasi.
Isolasi berarti spesies tersebut
harus dipisahkan dari
kelompok mikroba atau
spesies lainnya seperti yang kit
atahu bahwa sel mikroba
sangatlah kecil, sehingga
apabila akan diambil satu sel
dari satu koloni mikroba
sangatlah sulit dan
memerlukan peralatan yang
mahal. Untuk mengatasi hal
tersebut, dapat dilakukan
dengan cara menumbuhkan
campuran sel pada suatu
medium padat di dalam
cawan petri. Dengan cara
ini, setiap sel akan tubuh
membentuk koloni sehingga
memudahkan untuk
memisahkannya.
Prinsip dari isolasi mikroba
adalah memisahkan satu jenis
mikroba dengan
mikroba lainnya yang berasal
dari campuran bermacam-
macam mikroba. Isolasi
mikroba dilakukan dalam
beberapa metode, antara lain
metode tuang (pour plate),
metode goresan (streak plate),
metode agar tegak (stab
culture) untuk mikroba
anaerob, dan metode agar
miring (slant culture) untuk
mikroba aerob. Metode
tuang dimaksudkan untuk
menyebarkan campuran
mikroba dari bahan yang
mengandung mikroba. Dari
mikroba yang tumbuh,
diambil satu koloni yang
selanjutnya digoreskan pada
agar dalam cawan untuk
memisahkan sel-sel
mikroba. Hal tersebut biasanya
dilakukan lebih dari satu kali
sampai diperoleh
koloni yang murni yang
berasal dari satu jenis mikroba
dan spesies yang sama.
Suatu keuntungan dari metode
isolasi adalah bahwa setiap
mikroba yang berbeda
sifat genetiknya akan tumbuh
membentuk koloni dengan
karakter yang berbeda
pula, baik ukuran, bentuk,
maupun warna koloni. Yang
harus diperhatikan adalah
koloni yang akan diambil
harus terpisah dari koloni yang
lainnya.
Pada praktikum ini digunakan
medium Nutrien Agar (NA)
sebagai media
tumbuh mikroba. Bakteri
yang digunakan sebagai sel
antara lain Bacillus
subtilis dan Escherichia coli.
Masing-masing bakteri yang
diuji dibuat 2 kali
-4 -
pengenceran, yaitu 10 dan 10
5
.
4.3 data hasil penelitian inokulasi pada plat agar
Menggunakan bakteri staphylococcus aureus
Gambar perlakuan keterangan
Plat agar pada cawan petri Plat agar gores
digoresi dengan bakteri
staphylococcus aureus
dengan menggunakan jarum
ose steril dengan tanda yang
sudah diberikan pada cawan
ose

Plat agar pada cawan petri 2 Plat agar sebar


disebar bakteri
staphylococcus aureus
dengan menggunakan
batang sebar dengan rata

Plat agar pada cawan petri 3 Plat agar tuang


ditetesi dengan
penggenceran larutan 10-6
lalu diratakan hingga rata
BAB IV
PEMBAHASAN
Di dalam praktikum ini bertujuan untuk mempelajari bagaimana cara pembuatan
media dan syarat-syarat yang dibutuhkan oleh suatu media untuk pertumbuhan mikroba.
Jenis jenis mikroba yang digunakan adalah staphylococcus aureus, Bakteri pada kulit
manusia, area hidung, detil dan daerah panggul. Ini merupakan bakteri gram negatif.
Pada praktikum ini media yang digunakan adalah media nutrien agar sedangkan
fungsi untuk memadatkan media. Media yang lain adalah media nutrien borth (NB) Yang
berbentuk cair, mengandung pektin namun tidak mengandung agar sehingga berbentuk cair.
Pada percobaan pertama adalah di Solasih bakteri dengan menggunakan metode
tuang. Satu ml pengenceran 10 di teteskan ke dalam cawan Petri kosong, selanjutnya medium
NA Dituangkan ke dalam cawan dan bateri kosong, selanjutnya NA Dituangkan ke dalam
cawan dan diputar putar berbentuk angka 8 Lalu biarkan sampel dingin dan memadat. Setelah
cawan memadat, Jawan dibungkus dengan menggunakan plastik Wrap Dan di Indo kasih
selama 24 jam
Pada percobaan kedua adalah isolasi bakteri dengan metode geseran, dengan
membagi 4 kuadran cawan Petri. Awal medium NA I digoreskan menggunakan jarum ose
yang telah di pijar dengan menggoreskannya dengan Goresan kuadran, Awalnya cawan Petri
dibagi 4 Bagian digores dari cawan bagian pertama sampai ke cawan bagian keempat Dan
tidak terputus. Setelah proses Goresan selesai, cawan Petri dibungkus dengan plastik wrap
Dan Didin diinkubasi selama 24 jam.
Percobaan ketiga isolasi bakteri agar miring Yaitu pada perlakuan pertama medium
NA Disiapkan dalam tabung reaksi dengan keadaan miring, lalu dibiarkan dingin dan
memadat. Selanjutnya tabung reaksi tersebut ditutup kembali dengan kapas dan plastik wrap.
Setelah itu di Induk kasi selama 24 jam.
Nutrient agar (NA) Adalah salah satu jenis media pertumbuhan mikro organisme yang
umum digunakan dalam laboratorium Mikrobiologi.
Ada beberapa teknik isolasi bakteri yang umum digunakan adalah:
1. Steak plate
2. Spread plate
3. Pour plate
4. Serial plate
5. Fitrasi
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pembuatan dalam praktikum ini yaitu media NA dan NB. NA Yaitu media padat
berupa agar yang harus ditambahkan aquadest Lalu dipanaskan dan di Homogen kan
menggunakan vortex. NA dan NB Di Sterilisasi di autoklaf. Syarat media yang baik
adalah harus mengandung air, nutrisi berupa karbon, mineral, vitamin, gas serta
sumber energi, sumber nitrogen, tekanan Osmoe Yang Isotonic Serta suhu PH netral
yang sesuai.
2. Teknik teknik Sterilisasi pada praktikum Mikrobiologi secara umum memiliki tiga
cara seperti Sterilisasi secara mekanik yaitu Filtrasi / Penyaringan. Sterilisasi secara
kimia dengan menggunakan bahan kimia yaitu senyawa Desinfektan Seperti alkohol.
3. Teknik teknik isolasi mikroba yang digunakan adalah speadplate, pour plate, dan
streak plate.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
1. Atlas, R,M., 1997, Principles of microbiology, 2th ed, wm.c. Brown publishers,
London, PP. 57, 66-68.
2. Black, J,G., 2015, microbiology Principles and Explorations, 9th ed., united
States of America, Amerika, PP,4.
3. Minadiarly dan Djajaningrat H.,2014, mikrobiologi untuk klinik dan laboratorium
Rineka cipta, Jakarta, hal. 53,55,57,59,63.
4. Radji, maksum., 2010, Buku Ajar mikrobiologi panduan mahasiswa farmasi &
Kedokteran, penerbit Buku kedokteran EGC, Jakarta, hal 125.

Anda mungkin juga menyukai