Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROORGANISME DI SEKITAR KITA

Oleh :
MARIA IMACULATA NGGANDO KELLI DJOKA
1906036030

PROGRAM STUDI PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN


JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2021
Mikroorganisme Di Sekitar Kita

A. Dasar Teori
Mikroorganisme yang ingin kita tumbuhkan, yang pertama harus dilakukan
adalah memahami kebutuhan dasarnya kemudian memformulasikan suatu medium
atau bahan yang akan digunakan. Air sangat penting bagi organisme bersel tunggal
sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel.
Pembuatan medium sebaiknya menggunakan air suling. Air sadah umumnya
mengandung ion kalsium dan magnesium yang tinggi. Pada medium yang
mengandung pepton dan ektrak daging, air dengan kualitas air sadah sudah dapat
menyebabkan terbentuknya endapan fosfat dan magnesium fosfat (Hadioetomo,
1993).
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat
yang disebut medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan
mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan
kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme
dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam
anargonik ditambah sumber karbon organik seperti gula (Volk, 1993).
Pembiakkan dilakukan untuk dapat mengetahui sifat bakteri sehingga
memudahkan dalam pengidentifikasian, determinasi, atau diferensiasi jenis-jenis yang
ditemukan. Pertumbuhan ketahanan bakteri bergantung pada pengaruh luar seperti
makanan atau nutrisi, atmosfer, suhu, konsentrasi ion hidrogen, cahaya, dan berbagai
zat kimia yang dapat menghambat atau membunuh. Kebutuhan bakteri pada
umumnya adalah sumber energi yang diperlukan untuk reaksi-reaksi sintesis yang
membutuhkan energi dalam pertumbuhan. Sumber nitrogen sebagian besar untuk
sintesis protein dan asam-asam nukleat (Koes Irianto, 2006).
Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi atau zat-zat
hara (nutrien) yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di atas atau di
dalamnya. Selain itu, medium juga dipergunakan untuk isolasi, perbanyakan,
pengujian sifat-sifat fisiologis. Untuk menetapkan suatu jenis mikroba sebagai
penyebab penyakit harus terlebih dahulu mendapatkan mikroba dalam keadaan murni
untuk diselidiki sifat-sifatnya. Untuk tujuan tersebut sangat diperlukan suatu medium
sebagai tempat tumbuh dan isolasi mikroorganisme. Pembiakan mikroba dalam
laboratorium memerlukan medium yang berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan
yang sesuai dengan mikroorganisme (Lud Waluyo, 2008).
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari
campuran zat-zat makanan atau nutrisi yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk
pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi di dalam media berupa
molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media,
pertumbuhan dapat dilakukan dengan isolasi mikroorganisme menjadi kultur murni
dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya. Bahan dasar adalah air
(H2O) sebagai pelarut dari agar-agar (rumput laut) dimana agar-agar tersebut
berfungsi sebagai pemadat media (Soni, Ahmad 2010).
Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang berisi zat
hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme. Zat hara
dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan, sistesis sel, keperluan energi
dalam metabolism, dan pergerakan. Lazimnya, medium biakan berisi air, sumber
energi, zat hara sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, phospat, oksigen, hidrogen,
serta unsur-unsur sekelumit (trace element). Dalam bahan dasar, medium dapat pula
ditambahkan faktor pertumbuhan berupa asam amino, vitamin, dan nukleotida
(Waluyo, 2007).

B. Tujuan
Tujuan dari acara ini adalah untuk menanam mikroba yang ada di
sekeliling/lingkungan kita baik di udara, tubuh organisme, makanan, limbah. Perlu
diperhatikan sebelum dan sesudah membuka petri dish , tabung reaksi, erlenmayer
dan sebagainyayang telah berisi media/bahan steril selalu dilakukan pemanasan di
atas api Bunsen (secara aseptik), demikian juga sebelum dan seteah inokulasi selalu
dilakukkan secara asetik serta alat inokulasi (jarum ose) harus disterilkan sampai
berpijar.
C. Alat Dan Bahan
1. Air sungai 11. Inkubator
2. Pipet 12. Plastik
3. Aquades 13. Pakan Ikan
4. Tabung reaksi 14. Mikropipet
5. Label 15. Vorteks
6. Alkohol 70% 16. Nutrien Agar
7. Petri dish 17. Drigalski Spatula
8. Bunsen 18. Timbangan Digital
9. Mortar dan stamper 19. Spatula
10. Jarum Ose

D. Prosedur
a. Inokulum / sampel dari udara
 Di Buka
1. Memanaskan sekitar petridish sebelum dibuka di atas bunsen
2. Membuka secara aseptik petridish yang telah berisi media yang sudah
steril
3. Dibuka selama 5 menit
4. Kemudian di tutup kembali petridish secara aseptik
5. Membalik petridish
6. Menyimpan ke dalam plastik, inkubasi pada suhu 350C selama 24-48
jam
 Di Tiup

1. Memanaskan sekitar petridish sebelum dibuka di atas bunsen


2. Membuka secara aseptik petridish yang telah berisi media yang sudah
steril
3. Meniup cawan petridish tersebut
4. Menutup kembali petridish secara aseptik
5. Membalik petridish
6. Menyimpan ke dalam plastik, inkubasi pada suhu 350C selama 24-48
jam

b. Inokulum berasal dari tubuh organisme


 Di Sentuh
1. Memanaskan sekitar petridish sebelum dibuka di atas bunsen
2. Menyentuh dengan jari pada petridish yang berisi media yang sudah
steril atau menyentuhkan kaki udang atau insang ikan yang masih hidup
3. Menutup kembali petridish dan memanaskan di atas bunsen
4. Membalik petridish
5. Menyimpan ke dalam plastik, inkubasi pada suhu 350C selama 24-48
jam

c. Inokulum/sampel berupa bahan cair


Alat dan Bahan :

1. Media cair Air kolam


2. Media padat Pakan
3. Pipet
4. Aquades
5. Tabung reaksi
6. Label

Cara kerja :

1. Mengambil 1 ml sampel cair (air kolam) dengan menggunakan pipet


2. Memasukkan dalam tabung reaksi berisi 9 ml aquades steril (sampel
yang akan diinokulasikan) secara aseptik
3. Homogenkan dengan menggunakan vorteks mixer
4. Inokulasikan ke dalam cairan dengan menggunakan jarum ose atau
cotonboth secara aseptik
5. Inokulasi juga media padat dengan cara strike secara aseptik
6. Menandai dengan label pada tabung reaksi/petri dengan nama dan
biakan yang akan diinokulasikan
7. Menyimpan ke dalam plastik, inkubasi pada suhu 350C selama 24-48
jam

d. Inokulum (sampel) berasal dari bahan padat


1. Bahan sampel yang padat dihaluskan dengan mortir
2. Ambil 1 gram masukkan ke dalam tabung berisi akuades steril 9 ml secara
aseptik
3. Homogenkan dengan menggunakan vorteks mixer
4. Ambil inokulum, inokulasikan pada media padat dengan menggunakan
jarum ose yang lurus
5. Inokulasi juga media padat dengan cara strike secara aseptik
6. Menandai dengan label pada tabung reaksi/petri dengan nama dan biakan
yang akan diinokulasikan
7. Menyimpan ke dalam plastik, inkubasi pada suhu 350C selama 24-48 jam

‒ Menanam Bakteri di Media Cair


 Panaskan jarum ose yang bulat sampai membara
 Lalu ambil sampel dari tabung reaksi yang pengenceran ke dua
 Kemudian di dinginkan jarum ose di dinding tabung reaksi
 Lalu di ambil sampel dengan di kocok-kocok,
 Setelah di kocok, di celupkan di media cair.
 Lakukan secara aseptik di buka dan di tutup di atas api
‒ Menanam Bakteri di Media Tegak
 Panaskan jarum ose yang lurus sampai membara
 Lalu ambil sampel dari tabung reaksi yang pengenceran ke dua
 Kemudian di dinginkan jarum ose di dinding tabung reaksi
 Lalu ambil sampel secara lurus dan tidak bergoyang
 Kemudian ditarik, Secara lurus
‒ Menanam Bakteri di Media Miring
 Panaskan jarum ose sampai membara
 Lalu ambil sampel dari tabung reaksi yang pengenceran ke dua
 Kemudian di dinginkan jarum ose di dinding tabung reaksi
 Lalu ambil sampel. Setelah di ambil sampel
 Kemudian ambil media padat miring kita tanam dengan cara zigzag
dan kira-kira 1 centimeter dari dasar tabung .
 Lalu zigzag secara pelan-pelan dan setelah itu ditutup.
E. Pengamatan

Karakteristik koloni bakteri hasil isolasi yaitu berdasarkan (Bergey’s, 2005):


a. Bentuk koloni (dilihat dari atas) : berupa titik-titik, bulat, berbenang, tak teratur,
serupa akar, serupa kumparan.
b. Permukaan koloni (dilihat dari samping) : rata, timbul-datar, melengkung,
membukit, serupa kawah.
c. Tepi koloni (dilihat dari atas) : utuh, berombak, berbelah, bergerigi, berbenang,
keriting.
d. Warna koloni : keputih-putihan, kelabu, kekuning-kuningan atau hampir bening.

F. Hasil Dan Pembahasan


Hasil Pengamatan:

1. Kontrol : tidak ad bakteri


2. Di sentuh :
- Bentuk koloni : Bulat
- Permukaan koloni :-
- Tepi koloni : utuh
- Warna koloni : kelabu
3. Di buka :
- Bentuk Koloni : serupa kumparan
- Permukaan koloni :-
- Tepi koloni : berombak
- Warna koloni : keputih-putihan
4. Di tiup :
- Bentuk Koloni : tak teratur
- Permukaan koloni :-
- Tepi koloni : berombak
- Warna koloni : kelabu
5. Sampel 1 dari air :
- Bentuk Koloni : bulat
- Permukaan koloni :-
- Tepi koloni : berombak
- Warna koloni : keputih-putihan
6. Sampel 2 dari pakan :
- Bentuk koloni : bulat
- Permukaan koloni :-
- Tepi koloni : utuh
- Warna koloni : kelabu
7. Media tegak :
- Bentuk koloni : berupa titik-titik
- Permukaan koloni :-
- Tepi koloni : utuh
- Warna koloni : putih
8. Media cair :
- Bentuk koloni : berbentuk awan
- Permukaan koloni :-
- Tepi koloni : mengumpul
- Warna koloni : kuning
9. Media miring :
- Bentuk koloni : tak teratur
- Permukaan koloni :-
- Tepi koloni : utuh
- Warna koloni : kelabu

Pembahasan:
Pada percobaan kali ini menggunakan media padat dan cair ini,hal pertama
yang harus dilakukan adalah mensterilkan alat-alat yang akan digunakan. Hal ini
bertujuan agar pertumbuhan mikroorganisme yang akan diinokulasi tidak
terkontaminasi mikroorganisme lain yang akan menganggu hasil pengamatan.
Mikroorganisme memiliki ukuran yang sangat kecil dan terdapat dimana-mana
sehingga kita harus menjaga kesterilan alat dan bahan yang akan digunakan . Semua
pekerjaan pada praktikum ini harus memperhatikan prosedur teknik aseptis.

Pada praktikum kali ini, mengamati bakteri dari sampel air kolam dan pakan .
Ada beberapa metode inokulasi yaitu metode pour plate, spread plate, gores tusuk dan
miring. Semua metode ini bertujuan untuk mengamati koloni mikroba. Sedangkan
media yang digunakan yaitu ada media cair air kolam dan media padat yaitu pakan.

Pada bakteri biakan dari sampel pakan pada media miring, bakteri tumbuh di
atas permukaan sesuai dengan goresan yang diberikan di atas permukaan agar dan
tidak ada bakteri yang tembus ke bawah permukaan agar. Terdapat warna jingga pada
ujung dasar tabung, hal ini menandakan bakeri tersebut menghasilkan produk
sampingan dalam metabolismenya. Lalu pada bakteri biakan dari sampel pakan pada
media tegak, warna bakteri putih di bagian atas namun tidak motil, karna lurus saja.
Selanjutnya pada bakteri biakan dari sampel pakan pada media cair, yaitu seperti ad
awan dan bakterinya mengumpul sehingga perlu di goyang.

G. Kesimpulan
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient)
yang berguna untuk membiakkan mikroba. Media juga merupakan makanan atau
campuran dari beberapa bahan makanan yang disiapkan untuk pertumbuhan
mikroorganisme.  Agar mikroba dapat tumbuh dengan baik dalam suatu media, maka
medium tersebut harus memenuhi syarat-syarat seperti: medium harus mengandung
semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba, medium harus mempunyai
tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba
yang akan ditumbuhkan, tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat
pertumbuhan mikroba, medium harus dalam keadaan steril sebelum digunakan.
Media yang di gunakan pada praktikum ini adalah Nutrient agar yang di
simpan di petridish dan juga media cair yaitu air kolam dan media padat yaitu pakan .
dari data tersebut diperoleh semua mengandung bakteri, pada media nutrien agar yang
paling banyak bakterinya yaitu pada saat dibuka berbentuk serupa kumparan .

H. Daftar Pustaka

Hadioetomo. 1993. Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium Mikrobiologi.


Gramedia. Jakarta.
Koes Irianto. 2006. Mikrobiologi Jilid I. Yrama Widjaya. Bandung
Lud Waluyo. 2008. Teknik dan Metode Dasar dalam Mikrobiologi. UMM Press.
Malang
Soni, Ahmad. 2010. Nutrisi Mikroorganisme Dalam Media. Angkasa. Bandung
Volk, w. A & Wheeler. M. F 1993. Mikobiologi Dasar Jilid 1 Ediisi ke 5. Erlangga.
Jakarta.
Waluyo Lud. 2007. Mikrobiologi Umum Edisi Revisi. Malang.

Anda mungkin juga menyukai