Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

PERTEMUAN KE-4

DISUSUN OLEH : KELOMPOK II (DUA )

Nama Praktikan/NIM :

Arlin Alfrianti /1805007

Aty / 2007026

Esriani Novita / 2007009

Herpitha / 20070025

Lilis / 2007003

Marselim Palallo / 2007030

Morintus Bunga Bite / 2007019

Tanggal Praktikum : 07 April 2021

PROGRAM STUDI D-III FARMASI


AKADEMI FARMASI TORAJA

YAYASAN NAFIRI INDONESIA


PEMBIAKAN BAKTERI

Panca indera manusia memiliki kemampuan daya pisah yang terbatas, karena itu banyak
masalah yang mengenai organisme yang akan diamati hanya dapat diperiksa dengan
menggunakan alat-alat bantu. Salah satu alat bantu yang sering digunakan dalam pengamatan
preparat mikroskopis adalah mikroskop. Mikroskop (latin; micro: kecil, scopium:
penglihatan), yang berfungsi untuk meningkatkan daya pisah seseorang, sehingga
memungkinkan untuk dapat mengamati obyek yang sangat luas (Tim Dosen Pembina,
2017:1).

I. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari prktikum ini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptik
2. Untuk melakukan cara pembiakan bakteri dengan metode gores pada rata dan
miring

II. Prinsip Percobaan

Adapun prinsip dari praktikum ini yaitu pada penanaman mikroba perlu
diperhatikan kebutuhan nutrisi untuk mikroba tersebut sehingga dapar tumbuh
dengan baik. Isolasi bakteri adalah memisahkan bakteri dari alam dan
menanamnya dalam media baru sebagai biakan murni. Teknik untuk menanam
bakteri adalah : cara tebar/sebar, cara gores, cara tabur, pembiakan lapangan,
pembiakan agar miring, pembiakan dengan tusukan dan biakan cair. ( Fransiskus
F.R 2020 )

III. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah : autoklaf, oven, dan
bunsen.
1. Jarum ose
2. Bunsen
3. Kaki tiga
4. Tabung reaksi

Bahan –bahan yang digunakan pada praktikuk ini adalah sebagai berikut:

1. Bacillus subtilis
2. Agar miring Nutrient Agar
3. stappyl

IV. Metodologi

Pada praktikum tentang pembiakan bakteri prosedur kerja yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dibakar kawat ose

3. Setelah kawat ose dibakar, dibiarkan sampai dingin


4. Dilakukan proses pembiakan bakteri dengan tekhnik inokulasi dengan jalan
:Pembiakan dengan tusukan (teknik inokulasi bakteri dengan cara menusukkan
ose pada permukaan agar tegak ).
5. Dibakar kembali ose

6. Di inkubasikan
7. Di amati dalam rentang tujuh hari berturut-turut

V. Pembahasan
Hasil Pengamatan

setelah tujuh hari .


a. Pengertian Bakteri

Bakteri adalah organisme bersel tunggal terkecil, beberapa diantaranya hanya memiliki
diameter 0,4 mm. sel berisi massa sitoplasma dan beberapa bahan inti (dia tidak memiliki inti
sel yang jelas). Sel dibungkus oleh dinding sel dan pada beberapa jenis bakteri dinding sel ini
dikelilingi oleh lapisan lender atau kapsula. Kapsula terdiri atas campuran polipeptida dan
polisakarida (Gaman dan Sherrington, 1992).
Bakteri merupakan sel prokariotik dan mempunyai berbagai bentuk yang sebagian m.µm
dan panjang 5 µm besar berbentuk batang dengan lebar kurang dari 1 DNA diselubungi oleh
satu membrane inti, terdapat organela mitokondria dan protoplasma. Daerah inti berupa
anyaman benang halus yang lansung berbatasan dengan sitoplasma berisi ribosom. Bakteri
berkembang biak dengan membelah diri (schlegel, 1994).
b. Jenis-Jenis Bakteri
Berdasarkan bentuk morfologisnya, maka bakteri itu dapat dibagi atas 3 golongan, yaitu
golongan basil, kokus, dan spiral. Basil berbentuk serupa dengan tongkat pendek, silindris.
Sebagian besar bakteri itu merupakan basil. Basil dapat bergandengan panjang, bergandengan
dua-dua, atau terlepas satu sama lain. Yang bergandengan panjang disebut streptobasil, yang
dua-dua disebut diplobasil. Ujung-ujung basil yang terlepas satu sama lain itu tumpul, sedang
ujung-ujung yang masih bergandengan itu tajam. Kokus merupakan bakteri yang bentuknya
serupa bola-bola kecil. Golongan ini tidak sebanyak golongan basil. Kokus ada yang
bergandeng-gandengan panjang serupa tali leher, ini disebut streptokokus, bergandengan dua
disebut tetrakokus, kokus yangmengelompok merupakan suatu untaian disebut stotilokokus,
sedang kokus yang mengelompok serupa disebut sarcina (Dwijoseputro, 1978).
Suatu bahan makanan apabila dibiarkan pada keadaan yang memungkinkan pertumbuhan
bakteri, susu mentah misalnya. Berdasarkan pada persyaratan suhu, tipe bakteri yang
dijumpai dalam susu salah psikofilik, mesofilik, dll.
c. Fase Pertumbuhan Bakteri
Pertumbuhan mikroba dalam suatu medium mengalami fase-fase yang berbeda, yang
berturut-turut disebut dengan fase lag, fase exponensial, fase stasioner, dan fase kematian.
Pada fase kematian exponensial tidak diamati pad kondisi umum pertumbuhan kultur bakteri,
kecuali bila kematian dipercepat dengan penambahan zat kimia toksik, panas atau radiasi
(Sofa, 2008).
Mikroorganisme termasuk didalamnnya dari golongan bakteri, kebanyakan hidup dalam
range suhu tertentu saja, mereka memiliki suhu maksimum dan minimum. Apabila kondisi
suhu lingkungan keluar dari kisaran tersebut maka bakteri tersebut pertumbuhannya akan
terhambat, bahkan mati. Dalam pertumbuhannya bakteri memiliki suhu optimum dimana
pada suhu tersebut pertumbuhan bakteri menjadi maksimal. Metode pengukuran
pertumbuhan yang sering digunakan adalah dengan menentukan jumlah sel hidup dengan
jalan menghitung koloni pada pelat agar dan menentukan jumlah total sel/jumlah massa sel.
Selain itu dapat dilakukan dengan cara metode langsung dan metode tidak langsung. Dalam
menentukan jumlah sel yang hidup dapat dilakukan perhitungan langsung sel secara
mikroskopik (Sofa,2008).
d. Media Pertumbuhan Bakteri
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-
zat makanan atau nutrisi yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhannya.
Mikroorganisme khususnya bakteri memanfaatkan nutrisi di dalam media berupa molekul-
molekul terkecil yang dirakit untuk menyusus komponen sel. Dengan media, pertumbuhan
dapat dilakukan dengan isolasi mikroorganisme menjadi kultur murni, juga memanipulasi
komposisi media pertumbuhannya. Bahan dasar adalah air sebagai pelarut dari agar dimana
agar tersebut berfungsi sebagai pemadat media (Soni, Ahmad, 2010).
Bahan yang didinokulasikan pada medium tersebut disebut inoculum. Dengan
menginokulasi medium agar nutrient (nutrient agar) dengan metode cawan gores atau dengan
metode cawan tuang. Sel-sel mikroba akan terpisah sendiri-sendiri. Jika dua sel pada
inoculum asal terlalu berdekatan letaknya pada medium agar, maka koloni yang terbentuk
dari masing-masing sel dapat bercampur dengan sesamanya, atau paling tidak bersentuhan,
jadi massa sel dapt diamati dalam medium agar, bukanlah suatu biakan yang murni (Pelczar,
2008).
Setiap mikrobia dapat diinkubasi dengan media tertentu sesuai dengan sifat-sifat
karakteristik biosintesisnya. Media PCA (plate count agar) dan NA (nutrient agar) biasa
digunakan untuk pemupukan bakteri dan media PDA (potato dextrose agar) biasanya
digunakan untuk pemupukan jamur (Fardiaz, 1994).
Penurunan jumlah bakteri disebabkan oleh perbedaan daya tahan mikroba terhadap kadar
garam sangat bervariasi, tergantung dari sifat dinding sel dan tekanan osmotic internal
mikroorganisme tersebut. Selain itu juga penurunan jumlah total bakteri ,menunjukkan fase
menuju kematian dan fase kematian. Pada fase ini sebagian populasi jasad renik mulai
mengalami kematian karena beberapa faktor yaitu nutrient di dalam medium sudah habis, dan
energy cadangan di dalam sel sudah habis (Erungan, et al, 2009).

VI. Simpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Penggunaan alat-alat dalam laboratorium diharapkan dalam keadaan steril. Penggunaan


alat-alat yang tidak steril dapat menyebabkan kegagalan pada praktikum yang dilakukan .

2. Selain itu juga pengenalan alat praktikum bertujuan agar mahasiswa mengetahui nama dan
fungsi dari alat-alat tersebut. Alat-alat praktikum sangat di butuhkan dalam proses penilitian
atau pun prktikum terutama dalam proses praktikum kimia ada banyak sekali alat-alat yang
digunakan dan mempunyai fungsi masing-masing di dalam bidang keilmuan atau pun proses
penilitian tentu alat-alat ini sangat di butuhkan sekali.

3.Sterilisasi adalah pemusnahan atau eliminasi semua mikroorganisme, termasuk spora


bakteri, yang sangat resisten.
VII. Daftar Pustaka

Buckle, et al, 1987,Ilmu pangan Terjemahan Purnomo H. Adiono. UI Pres: Jakarta.

Dwijoseputro, 2005, Dasar-dasar Mikrobiologi, Djambatan: Jakarta.

Fardiaz, 1992, Mikrobiologi Pangan, Dirjen Pendidikan Tinggi IPB: Bogor.

Fransiskus S. R. 2020. Modul Praktikum Mikrobiologi : Akademi Farmasi Toraja

Winarno, 2002, Kimia Pangan dan Gizi, PT. Gramedia: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai