Anda di halaman 1dari 49

Modul Pelatihan Kader

Program Penanggulangan Tuberkulosis

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................................ 1

I. DESKRIPSI SINGKAT.................................................................................................................... 2

II. TUJUAN PEMBELAJARAN............................................................................................................ 2

III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN........................................................................... 2

IV. BAHAN BELAJAR......................................................................................................................... 3

V. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN...................................................................... 3

VI. URAIAN MATERI......................................................................................................................... 4


A. INFORMASI DASAR STRATEGI DOTS DAN TB.................................................................... 4
B. KADER TB......................................................................................................................... 13
C. PENANGGULANGAN TB DI DESA..................................................................................... 15
D. KOMUNIKASI................................................................................................................... 23
E. PERAN KADER DALAM PENANGGULANGAN TB ............................................................. 27
F. PENGAWAS MENELAN OBAT (PMO)............................................................................... 31
G. PEMANTAUAN DAN PENCATATAN................................................................................. 34

VII. REFERENSI................................................................................................................................. 35

LAMPIRAN......................................................................................................................................... 36

TIM PENYUSUN ................................................................................................................................ 56

1
Modul Pelatihan Kader
Program Penanggulangan Tuberkulosis

I. DESKRIPSI SINGKAT

Dengan mempelajari modul ini diharapkan pesera dapat memahami tentang peran kader
dalam program penanggulangan TB. Modul ini berisi tentang informasi dasar TB, kader
TB, komunikasi, pemahaman tentang PMO, panduan pelaksanaan peran sebagai kader
dalam kegiatan penanggulangan TB, serta pemantauan dan pencatatan.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan Umum :
Setelah mengikuti pelatihan, peserta dapat melaksanakan peran sebagai Kader TB
aktif, baik, trampil, dan benar.

B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pelatihan peserta dapat:

1. Menjelaskan informasi dasar TB.


2. Mempraktikkan keterampilan komunikasi yang efektif kepada pasien, keluarga
pasien dan petugas.
3. Memahami pelaksanaan kegiatan penanggulangan TB di Poskesdes.
4. Menjelaskan Pengawas Menelan Obat.
5. Mempraktikkan pemantauan pengobatan.
6. Malaksanakan pencatatan pelaporan kegiatan penanggulangan

III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN


Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan dan sub pokok bahasan berikut:

A. Informasi dasar Strategi DOTS dan TB


1. Strategi DOTS
2. Pengertian TB
3. Gejala TB
4. Penularan dan risiko penularanTB
5. Cara menentukan pasien TB
6. Pengelompokkan pasien TB
7. Pengobatan TB
8. Pencegahan penularan TB
9. Perawatan paska pengobatan tuntas
10. Pencatatan dan Pelaporan

B. Kader TB
1. Pengertian Kader TB
2. Kriteria Kader TB
3. Siapa Saja yang Bisa Menjadi Kader TB
4. Peran Kader TB

C. Komunikasi
1. Pengertian Komunikasi
2. Komponen Komunikasi
3. Komunikasi interpersonal untuk kader TB
a. Pengertian

2
Modul Pelatihan Kader
Program Penanggulangan Tuberkulosis

b. Tujuan
i. Komunikasi dengan Pasien
ii. Komunikasi dengan PMO
iii. Komunikasi dengan Masyarakat
iv. Komunikasi dengan Petugas Kesehatan
4. Cara Komunikasi Efektif
5. Syarat Komunikasi Berjalan Efektif
6. Gaya Komunikasi Yang Menghambat

D. Panduan Pelaksanaan Peran Kader


a. Pelaksanaan Penyuluhan TB
b. Pelaksanaan Kunjungan Rumah
c. Membantu Puskesmas atau sarana kesehatan lainnya dalam membimbing dan
memberikan motivasi kepada PMO untuk selalu melakukan pengawasan menelan
obat

E. Pengawas Menelan Obat (PMO)


a. Pengertian PMO
b. Kriteria PMO
c. Siapa Saja yang Bisa Menjadi PMO
d. Uraian Tugas PMO

F. Pemantauan dan Pencatatan


a. Pengertian Pemantauan dan Pencatatan
b. Petunjuk pengisian lembar catatan kegiatan kader

IV. BAHAN BELAJAR

Buku atau bahan belajar lainnya yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran
berikut:
1. Buku Saku Kader Program Penanggulangan TB
2. Buku Pedoman Penanggulangan TB di Poskesdes
3. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis

V. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


Berikut disampaikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran:
1. Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan pembelajaran.
2. Fasilitator menjajaki pengetahuan peserta mengenai materi yang dibawakan pada
setiap sesi.
3. Fasilitator memberikan penugasan atau mengajak peserta melakukan permainan yang
berkaitan dengan materi yang akan disampaikan setelah itu fasilitator menjelaskan
materi dengan menyampaikan ceramah singkat. (Dapat dilakukan sebaliknya,
penjelasan materi terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan penugasan atau
permainan).
4. Selanjutnya fasilitator minta peserta memberikan tanggapan dan kesempatan
bertanya kemudian fasilitator menjelaskan kembali
5. Fasilitator meminta peserta untuk mengerjakan evaluasi akhir pada setiap sesi,
kemudian membahasnya bersama-sama.
6. Pada akhir sesi fasilitator merangkum dengan menampilkan pesan kunci tentang
materi yang baru dipelajari.
7. Kemudian menutup sesi dengan mengucapkan terima kasih.

3
Modul Pelatihan Kader
Program Penanggulangan Tuberkulosis

MODUL 1

INFORMASI DASAR STRATEGI DOTS DAN TB

1. STRATEGI DOTS

Sejak tahun 1995, program pemberantasan Tuberkolosis Paru, telah dilaksanakan


dengan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse therapy), yang di
rekomendasikan oleh WHO. Penanggulangan dengan strategi DOTS yang
merupakan pengobatan jangka pendek dengan pengawasan langsung dapat
memberi angka kesembuhan yang tinggi, dan merupakan strategi dengan biaya
paling efektif.
Komponen Strategi DOTS
1. Komitmen politis dari pengambil keputusan, termasuk dukungan dana.
2. Pemeriksaan TB dengan pemeriksaan dahak secara mikroskopis.
3. Pengobatan dengan panduan Obat Anti Tuberkolosis (OAT) jangka pendek
dengan pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO).
4. Kesinambungan OAT jangka pendek dengan mutu terjamin.
5. Pencatatan dan pelaporan secara baku untuk memudahkan pemantauan dan
evaluasi program penanggulangan TB.
Masalah TB di Indonesia
1. Penyakit TB merupakan penyebab kematian nomor tiga (3) setelah penyakit
jantung dan penyakit saluran pernapasan, dan nomor satu (1) dari golongan
penyakit infeksi.
2. Penyakit TB menyerang sebagian besar kelompok usia kerja (15 s/d 50 tahun)

2. PENGERTIAN TB

Tuberkulosis (TB) atau yang dulu dikenal TBC adalah penyakit menular langsung
yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). TB bukan
disebabkan oleh guna-guna atau kutukan. TB juga bukan penyakit keturunan.
Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ atau
bagian tubuh lainnya (misalnya: tulang, kelenjar, kulit, dll).
TB dapat menyerang siapa saja, terutama menyerang usia produktif/masih aktif
bekerja (15-50 tahun) dan anak-anak. TB dapat menyebabkan kematian. Apabila
tidak diobati, 50% dari pasien akan meninggal setelah 5 tahun.
3. GEJALA TB
Gejala utama TB : Batuk terus menerus dan berdahak selama 2 minggu atau
lebih

Gejala lainnya :
- Batuk bercampur darah
- Sesak nafas dan nyeri dada
- Badan lemah
- Nafsu makan berkurang
- Berat badan turun
- Rasa kurang enak badan (lemas)
- Demam meriang berkepanjangan
- Berkeringat di malam hari walaupun tidak melakukan kegiatan

4
Modul Pelatihan Kader
Program Penanggulangan Tuberkulosis

4. PENULARAN TB
o Sumber penularan adalah pasien yang dahaknya mengandung kuman TB.
o Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam
bentuk percikan dahak. Sekali batuk dapat menyebarkan sekitar 3000 kuman
dalam percikan dahak.
o Penularan terjadi melalui percikan dahak yang dapat bertahan selama
beberapa jam dalam ruangan yang tidak terkena sinar matahari dan lembab
(sebaiknya dicantumkan menurut penelitian selama berapa jam?)
o Daya penularan pasien TB ditentukan oleh banyaknya kuman yang
dikeluarkan dari paru. Semakin banyak kuman yang ditemukan semakin besar
daya tular pasien tersebut.

Risiko penularan
o Pasien TB paru dengan BTA positif memberikan risiko penularan lebih besar
dari pasien TB paru dengan BTA negatif.
o Risiko seseorang terpapar kuman TB ditentukan oleh jumlah percikan dahak
dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.

5. CARA MENENTUKAN PASIEN TB


 Pasien TB Paru
Untuk mengetahui seseorang sakit TB harus dilakukan pemeriksaan dahak.
Pemeriksaan dahak dilakukan 3 kali (SPS) dalam 2 hari berturut-turut.
Hari pertama
Dahak diambil Sewaktu kunjungan pertama ke puskesmas/rumah sakit (S=
sewaktu).

Hari kedua

Dahak diambil pada waktu bangun tidur Pagi (P = pagi) sebelum makan dan
minum. Ketika mengantar dahak pagi ke puskesmas/rumah sakit, dahak
diambil lagi (S=sewaktu).

 Pasien TB ekstra paru.


TB ekstra paru ditentukan oleh dokter berdasarkan gejala TB. Gejala dan
keluhan tergantung organ yang terkena.

Gambar1. TB Ekstra Paru dan Hasil Rontgen Paru Yang Terkena TB

5
Modul Pelatihan Kader
Program Penanggulangan Tuberkulosis

 Pasien TB Anak
Batuk bukan merupakan gejala utama TB pada anak. Penentuan TB pada
anak dilakukan oleh dokter dengan menggunakan sistem skoring (penilaian).
 Pemeriksaan Rontgen Dada
Pemeriksaan foto ronsen dada dilakukan atas anjuran dokter apabila hasil
pemeriksaan dahak negatif. Begitu pula pada penentuan TB ekstra paru dan
TB anak.

6. PENGELOMPOKAN PASIEN TB
Berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya, pasien TB dibagi menjadi beberapa
kelompok (tipe):
Adalah pasien TB yang belum pernah diobati dengan
1. Pasien Baru Obat Anti Tuberkulosis (OAT) atau sudah pernah
menelan OAT kurang dari satu bulan (4 minggu).

Adalah pasien TB yang telah sembuh atau mendapat


2. Pasien Kambuh pengobatan lengkap, kemudian dinyatakan sakit TB
(Relaps) kembali dengan hasil BTA positif.

3. Pasien Pengobatan Adalah pasien TB yang putus berobat selama 2 bulan


Setelah Putus atau lebih, kemudian dinyatakan masih sakit TB dengan
Berobat (Default ) hasil BTA positif.

Adalah pasien TB yang mulai pengobatan kembali


4. Pasien Gagal setelah hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau
(Failure) kembali menjadi positif pada bulan ke-5 atau lebih, pada
masa pengobatan sebelumnya.

Adalah pasien TB yang dipindahkan dari


5. Pasien Pindahan Puskesmas/rumah sakit antar kabupaten/kota yang
(Transfer In) berbeda untuk melanjuntukan pengobatannya.

Adalah semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan


diatas. Dalam kelompok ini termasuk pasien dengan
6. Lain-lain: Kasus Kronik, yaitu pasien dengan hasil pemeriksaan
masih BTA positif setelah selesai pengobatan ulangan.

Catatan:
TB paru BTA negatif dan TB ekstra paru, dapat juga mengalami kambuh,
gagal, default maupun menjadi kasus kronik. Hal ini sangat jarang terjadi dan
harus dibuktikan melalui pemeriksaan lebih lanjut.

7. PENGOBATAN TB
Paduan pengobatan yang digunakan oleh Program Nasional Penanggulangan TB
di Indonesia:

 Kategori 1 diberikan kepada pasien baru TB paru BTA positif, Pasien


TB paru BTA negatif rontgen positif dan pasien TB ekstra
paru
 Kategori 2 diberikan kepada pasien TB BTA positif yang telah diobati
sebelumnya (pasien kambuh, pasien gagal dan pasien
6
Modul Pelatihan Kader
Program Penanggulangan Tuberkulosis

pengobatan setelah putus berobat)


 Kategori Anak diberikan kepada pasien TB anak

Pengobatan TB harus lengkap dan teratur, bila pasien berhenti minum obat
sebelum selesai akan berisiko:
1. Penyakit tidak sembuh dan tetap menularkan ke orang lain
2. Penyakit bertambah parah dan bisa berakibat kematian
3. Kuman TB yang ada di dalam tubuh akan terus berkembang dan menjadi
kebal terhadap obat TB sebelumnya dan harus menggunakan obat yang lebih
mahal serta waktu pengobatan yang lebih lama.

PENGOBATAN TB KATEGORI I

PENGOBATAN TB KATEGORI II

PENGOBATAN TB ANAK
7
Modul Pelatihan Kader
Program Penanggulangan Tuberkulosis

8. PENCEGAHAN PENULARAN TB

1) Minumlah OAT secara lengkap dan teratur sampai sembuh.


2) Pasien TB harus menutup mulutnya pada waktu bersin dan batuk.
3) Tidak membuang dahak di sembarang tempat, tetapi dibuang pada tempat
khusus dan tertutup. Misalnya dengan menggunakan wadah/kaleng bertutup
yang sudah diberi karbol/antiseptik. Kemudian timbun ke dalam tanah di
tempat yang jauh dari keramaian.
4) Menjalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, antara lain :
a. Menjemur alat tidur
b. Membuka jendela dan pintu setiap pagi agar udara dan sinar matahari
masuk. Aliran udara (ventilasi) yang baik dalam ruangan dapat mengurangi
jumlah kuman di udara. Sinar matahari langsung dapat mematikan kuman.
c. Makan makanan bergizi
d. Tidak merokok dan minum minuman keras
e. Olahraga secara teratur
f. Tidur dengan waktu yang cukup
g. Mencuci setelah buang air besar, sebelum dan sesudah makan
h. Buanglah air besar di jamban
i. Pakaian dicuci sampai bersih
j. Jangan pinjam meminjam perlengkapan mandi

8
Modul Pelatihan Kader
Program Penanggulangan Tuberkulosis

9. Efek Samping Obat Anti Tuberkulosis (OAT)


1) Efek Samping Ringan

Gejala Efek Samping Yang harus dilakukan PMO

Jelaskan kepada pasien untuk tidak


Warna kemerahan pada air seni (urin) perlu khawatir karena warna merah
berasal dari salah satu obat yang
diminum
[[[

Tidak ada nafsu makan, mual, sakit perut Jelaskan kepada pasien agar obat
diminum malam sebelum tidur
[[[

Nyeri sendi Segera rujuk ke Petugas kesehatan


[[

Kesemutan sampai dengan rasa terbakar Segera rujuk ke Petugas kesehatan


di kaki

2) Efek Samping Berat


[

Gejala Efek Samping Berat :

 Gatal dan kemerahan kulit


 Tuli
 Gangguan keseimbangan/limbung
 Kuning pada mata dan atau kulit tanpa penyebab lain
 Gelisah dan muntah-muntah
 Gangguan penglihatan
 Bintik-bintik kemerahan pada kulit dan syok

BILA DITEMUKAN GEJALA DI ATAS, PASIEN HARUS MENGHENTIKAN


MENELAN OBAT DAN SEGERA RUJUK KE PETUGAS KESEHATAN

10. Cara Mengetahui Kemajuan Pengobatan


Cara mengetahui kemajuan pengobatan pada pasien TB dewasa dengan cara
pemeriksaan ulang dahak dengan menggunakan mikroskop. Pemeriksaan ulang
dahak dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu:

1) Akhir tahap intensif


Kategori 1: dilakukan seminggu sebelum akhir bulan ke 2 pengobatan
pasien baru BTA positif.
Kategori 2: dilakukan seminggu sebelum akhir bulan ke 3 pengobatan
ulang pasien BTA positif.

9
Modul Pelatihan Kader
Program Penanggulangan Tuberkulosis

2) Sebulan sebelum akhir pengobatan


Kategori 1: dilakukan seminggu sebelum akhir bulan ke 5 pengobatan
pasien baru BTA positif.
Kategori 2: dilakukan seminggu sebelum akhir bulan ke 7 pengobatan
ulang pasien BTA positif.

3) Akhir pengobatan
Kategori 1: dilakukan seminggu sebelum akhir bulan ke 6 pengobatan
pada pasien baru BTA positif.
Kategori 2: dilakukan seminggu sebelum akhir bulan ke 8 pengobatan
ulang BTA positif.

Pemeriksaan ulang dahak pada sebulan sebelum akhir pengobatan dan akhir
pengobatan (AP) bertujuan untuk menilai hasil pengobatan (“sembuh”, atau
“gagal”).

10
Modul Pelatihan Kader
Program Penanggulangan Tuberkulosis

Lembar Evaluasi Sesi 1. Informasi Dasar Strategi DOTS dan TB


Lingkari salah satu jawaban yang paling tepat!

1. Sejak tahun berapakah, program pemberantasan Tuberkolosis Paru, telah dilaksanakan


dengan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse therapy), yang di
rekomendasikan oleh WHO:
1) 1997
2) 1996
3) 1995
4) 2000
5) 2004
2. Gejala utama TB adalah :
a. Batuk bercampur darah
b. Sesak nafas dan nyeri dada
c. Batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih
d. Badan kurus dan tidak nafsu makan
e. Demam meriang berkepanjangan
3. TB menular melalui :
a. Makanan dan minuman
b. Darah pasien TB
c. Air ludah pasien TB
d. Percikan dahak
e. Tinggal bersama pasien TB
4. Bagaimana kita mengetahui orang dewasa menderita TB :
a. Melalui pemeriksaan Rontgen
b. Melalui pemeriksaan dahak
c. Melalui pemeriksaan darah
d. Melalui kondisi fisiknya
e. Melalui pemeriksaan air ludah
5. Pasien yang putus berobat selama 2 bulan atau lebih kemudian dinyatakan sakit TB
dimasukkan dalam kelompok pasien :
a. Pasien pengobatan setelah putus berobat
b. Pasien gagal
c. Pasien kambuh
d. Pasien pindahan
e. Lain-lain
6. Berapa lama tahap awal pengobatan pada pasien TB?
a. 1 bulan
b. 2 bulan
c. 4 bulan
d. 5 bulan
e. 6 bulan

11
Modul Pelatihan Kader
Program Penanggulangan Tuberkulosis

MODUL 2
KADER TB

1. Pengertian
Kader TB1 adalah anggota masyarakat yang bekerja secara sukarela dalam membantu
penanggulangan TB sesuai dengan kemampuannya.

2. Kriteria Kader TB
1. Telah menjadi Kader Kesehatan yang melakukan kegiatan-kegiatan penyuluhan di
masyarakat (kelompok-kelompok masyarakat), dikenal dan diterima oleh PMO.
2. Kader Kesehatan yang diketahui dan terdaftar sebagai Kader Kesehatan di
Puskesmas pada wilayahnya.
3. Bersedia mengikuti pelatihan dan menerapkan hasil pelatihan pada pelaksanaan
tugasnya.

3. Siapa saja yang dapat menjadi Kader TB


Semua anggota masyarakat yang bersedia, berminat dan mempunyai kepedulian
terhadap masalah sosial dan kesehatan, khususnya TB. Contoh: Anggota PKK, Karang
Taruna, Pramuka, Pelajar, Tokoh Masyarakat,Tokoh Agama, anggota kelompok
keagamaan, tokoh adat, dan sebagainya.

4. Peran Kader TB

Peran kader dalam penanggulangan TB adalah mengatasi masalah TB di wilayahnya


adalah :
a. Memberikan penyuluhan tentang TB dan penanggulangannya kepada masyarakat.
b. Membantu menemukan pasien yang dicurigai sakit TB dan pasien TB di wilayahnya.
c. Membantu Puskesmas atau sarana kesehatan lainnya dalam membimbing dan
memberikan motivasi kepada PMO untuk selalu melakukan pengawasan menelan
obat.
d. Menjadi koordinator PMO.
e. Jika pasien tidak memiliki PMO, maka seorang kader bisa menjadi PMO.

5. Apa manfaat yang bisa di rasakan menjadi Kader TB ?

a. Meningkatnya rasa peduli terhadap lingkungan


b. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang TB
c. Manambah rasa percaya diri kader
d. Merasa lebih dihargai dan diterima masyarakat
6. Apa yang harus dilakukan Kader bila menemukan orang yang diduga sakit TB?

a. Menginformasikan bahwa pemeriksaan dan tatalaksana TB dapat dilakukan di


Sarana Pelayanan Kesehatan DOTS (Puskesmas, klinik swasta, Rumah Sakit).
b. Menyarankan orang tersebut untuk memeriksakan diri ke Sarana Pelayanan
Kesehatan DOTS (Puskesmas, klinik swasta, Rumah Sakit) yang terdekat
c. Melaporkan orang yang diduga TB di wilayahnya kepada petugas kesehatan.
Apa yang dapat dilakukan Kader bila menemukan pasien TB?

1
Di beberapa wilayah di sebut : Motivator PMO, Koordinator PMO, Pendamping PMO, Kader TB Sehat
12
Modul Pelatihan Kader
Program Penanggulangan Tuberkulosis

a. Memastikan apakah pasien tersebut memiliki PMO


b. Jika pasien belum mempunyai PMO, kader dapat membantu mencarikan PMO yang
disetujui oleh pasian dan petugas kasehatan.
c. Jika pasien telah memilki PMO, kader dapat memberikan bimbingan dan motivasi
agar PMO dapat melaksanakan perannya dengan baik

13
Modul Pelatihan Kader
Program Penanggulangan Tuberkulosis

Lembar Evaluasi Sesi 2. Kader Kesehatan

Lingkari salah satu jawaban yang paling tepat! Diberi kunci jawaban

1. Apakah yang tidak termasuk kriteria menjadi Kader TB ?


a. Disetujui hanya oleh petugas
b. Sukarela
c. Memiliki hubungan baik dengan masyarakat
d. Bisa baca dan tulis
e. Dipercaya oleh pasien, PMO dan petugas kesehatan

2. Siapa saja yang bisa jadi Kader TB ?


a. Anak SD
b. Kader Posyandu
c. Orang buta huruf
d. Kerabat yang tinggal jauh
e. Sesama pasien

3. Yang bukan menjadi tugas Kader TB


a. Menggantikan peran PMO dan pasien untuk mengambil obat pasien di
PUSKESMAS
b. Menemukan suspek
c. Memastikan PMO mengisi buku kontrol pengobatan pasien TB
d. Memotivasi pasien dan PMO
e. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat

4. Pesan apa yang diberikan saat penyuluhan tentang TB kepada keluarga dan orang yang
tinggal serumah?
a. TB bukan penyakit keturunan
b. TB dapat disembuhkan dengan menelan obat TB secara lengkap dan teratur
sampai tuntas
c. Gejala TB adalah batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih
d. a,b,c benar
e. a,b,c salah

5. Bagaimana langkah –langkah untuk mengingatkan pasien mengambil obat dan periksa
ulang dahak ?
a. Melihat jadwal pengambilan obat pada kartu identitas pasien
b. Memastikan pasien mengambil obat
c. Mengingatkan pasien untuk periksa dahak setiap minggu
d. a dan c benar
e. a dan b benar

14
Modul Pelatihan Kader
Program Penanggulangan Tuberkulosis

MODUL 3
PENANGGULANGAN TB DI DESA

1. Tujuan

Umum

Tujuan secara umum adalah TB dapat diberantas sampai tuntas di wilayah desanya.

Khusus

a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang TB


b. Meningkatkan keterlibatan masyarakat, organisasi kemasyarakatan, LSM dan
dunia usaha dalam penanggulangan TB
c. Meningkatkan kemandirian masyarakat desa dalam menanggulangi penyakit TB
d. Meningkatkan peran lembaga desa dan perangkatnya dalam program
penanggulangan TB
e. Meningkatkan angka penemuan suspek TB
f. Menurunkan angka putus berobat

2. Ruang Lingkup Kegiatan


Ruang lingkup penanggulangan TB di Poskesdes meliputi kegiatan:

a. Penyuluhan kepada pasien dan masyarakat


b. Penjaringan suspek yaitu merujuk anggota masyarakat yang diduga TB ke
Puskesmas
c. Pengambilan obat untuk pasien TB
d. Membantu pengawasan pengobatan pasien TB
e. Melakukan pencatatan dan pelaporan sederhana

3. Fungsi Poskesdes dalam penanggulangan TB


Poskesdes sebagai wahana:

a. Peran aktif masyarakat di bidang kesehatan


b. Kewaspadaan dini terhadap berbagai risiko dan masalah kesehatan
c. Pelayanan kesehatan dasar, guna lebih mendekatkan pelayanan
kepada masyarakat serta untuk meningkatkan jangkauan dan cakupan pelayanan
kesehatan
d. Pembentukan jejaring berbagai UKBM yang ada di desa

4. Pengorganisasian
Di desa yang telah memiliki Poskesdes, penanggulangan TB dapat menjadi bagian
dari kegiatan Poskesdes. Sementara untuk desa yang belum memiliki Poskesdes,
aktifitas penanggulangan TB dapat dilakukan melalui UKBM yang telah ada seperti
Polindes, Bidan Desa dll.

15
Modul Pelatihan Kader
Program Penanggulangan Tuberkulosis

5. Langkah-langkah Penyelenggaraan penanggulangan TB di Poskesdes


5.1. Analisis Situasi
a) Petugas puskesmas melaksanakan identifikasi/ pemetaan desa di wilayah
kerjanya dengan pertimbangan sebagai berikut :
 Belum optimal mendapatkan jangkauan pelayanan kesehatan terutama
pelayanan TB
 Terpencil dan sulit transportasi (tidak tersedia transport umum)
 Desa dengan penemuan kasus TB tinggi
 Sarana pelayanan kesehatan yang tersedia (Poskesdes, Pustu, klinik
swasta, dll)
 Identifikasi petugas kesehatan yang akan membantu pelayanan TB di
Poskesdes
 Identifikasi anggota masyarakat yang bersedia menjadi Kader TB Desa
yang akan membantu memberi pelayanan TB kepada masyarakatnya.
Kader dapat diambil dari kader yang sudah ada di desa tersebut atau tokoh
masyarakat yang disegani dan bersedia membantu memberi pelayanan
kepada pasien TB didesanya. Tiap desa dapat mempunyai lebih dari 1
Kader TB Desa (sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaannya).
 Identifikasi Potensi Desa :
- Bagi desa yang telah menjadi Desa Siaga, kegiatan
penanggulangan TB dapat menjadi bagian dari kegiatan Poskesdes.
- Bagi desa yang belum menjadi Desa Siaga, kegiatan
penanggulangan TB dapat dilakukan melalui UKBM yang telah ada di desa
tersebut.
 Identifikasi potensi masyarakat
Adanya dukungan Tokoh agama, tokoh masyarakat, LSM, dunia usaha
yang ada di masyarakat yang dapat mendukung kegiatan penanggulangan
TB
 Identifikasi besaran masalah
Penanggulangan TB diprioritaskan berdasarkan pertimbangan faktor-faktor
tersebut diatas, dimana masalah keterpencilan dan kesulitan
akses/jangkauan pelayanan kesehatan menjadi pertimbangan utama
dalam menyelenggarakan kegiatan penanggulangan TB di desa.

b) Pembentukan tim Penanggulangan TB di Poskesdes melalui musyawarah


masyarakat desa yang terdiri dari :
 Tokoh masyarakat (kades/tokoh agama,dll)
 Kader kesehatan masyarakat
 PKK
 Pasien dan Mantan pasien TB
 Petugas kesehatan (bidan desa/petugas lab/perawat)
 Masyarakat dan LSM sebagai penggerak, pendukung dana pelaksanaan
Penanggulangan TB di Poskesdes.
 Dunia usaha yang bersedia mendukung kegiatan pelayanan TB di
poskesdes
c) Persiapan sarana dan prasarana pendukung seperti OAT, formulir
pencatatan, bahan penyuluhan, pot dahak.

5.2. Membangun Komitmen Pihak Terkait


Sebelum melakukan kegiatan penanggulangan TB masyarakat desa dapat
menyelenggarakan aktifitas sosialisasi dan advokasi untuk memperoleh
dukungan dari pihak-pihak terkait.
16
Modul Pelatihan Kader
Program Penanggulangan Tuberkulosis

a) Departemen Kesehatan
 Menyusun konsep dan pedoman penanggulangan TB di Poskesdes serta
melakukan sosialisasi dan advokasi
 Memfasilitasi pengembangan kegiatan penanggulangan TB di Poskesdes
 Memfasilitasi pengembangan sistem surveillans dan sistem
informasi/pelaporan kegiatan penanggulangan TB di Poskesdes
 Memfasilitasi kesediaan tenaga kesehatan dalam penanggulangan TB di
Poskesdes
 Menyelenggarakan pelatihan bagi pelatih (ToT)
 Menyediakan dana dan dukungan sumber daya lain
 Menyelenggarakan pemantauan dan evaluasi

b) Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan Propinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mendukung
dan memberikan pembinaan, pemantauan dan bimbingan teknis bersama
puskesmas dalam pelaksanaan kegiatan penanggulangan TB di poskesdes.
Dinas kesehatan kabupaten/kota bertanggung jawab dalam pelaksanaan
kegiatan dan membangun kemitraan dengan sektor terkait.

c) Puskesmas
Puskesmas bertanggung jawab secara teknis pada pelaksanaan operasional
Penanggulangan TB dalam hal:
 Diagnosa
 Pengobatan
 Ketersediaan Logistik
 Surveilans
Selain itu bertanggung jawab dalam:
 Melaksanakan monitoring, pembinaan dan evaluasi berkaitan dengan
teknis medis (pelatihan, supervisi, dsb)
 Melaksanakan advokasi kepad pejabat dan kelompok potensial lainnya
 Menggalang informasi kesehatan dari hasil pelaporan
 Melakukan fasilitasi pelayanan kesehatan apabila diperlukan

d) Kecamatan
 Mengkoordinasikan seluruh potensi yang ada
 Mengupayakan infra-struktur Poskesdes
 Menggalang dana untuk operasional Poskesdes
 Menggalang kader dan tenaga PKK
 Melaksanakan pembinaan administrasi

e) Pemerintahan Desa/Kelurahan
Kepala desa/kelurahan beserta aparat desa/kelurahan bertanggung jawab
dalam penggerakan masyarakat untuk memahami permasalahan
penanggulangan TB di desanya. Disamping itu pemerintah desa/kelurahan
bertanggungjawab atas keberadaan dan kesinambungan Penanggulangan TB
di Poskesdes melalui:
 Penggalangan Kader dan tenaga PKK
 Pendekatan dengan tokoh masyarakat dan swasta
 Penggalangan dana
 Pembinaan administrasi

17
Modul Pelatihan Kader
Program Penanggulangan Tuberkulosis

f) Masyarakat, PKK, LSM dan Organisasi Kemasyarakatan lainnya


Masyarakat melalui wadah organisasi kemasyarakatan maupun perorangan
dapat berperan aktif dalam pembentukan maupun pelaksanaan kegiatan
penanggulangan TB di Poskesdes. Keterlibatan mereka hendaknya mulai dari
perencanaan hingga evaluasi. Secara spesifik peran yang diharapkan antara
lain:

 Menyediakan sumber daya (tenaga/dana/sarana)


 Kesinambungan kegiatan
 Ikut serta dalam penggerakan/mobilisasi masyarakat
 Mengintegrasikan dengan kegiatan organisasi masing-masing

g) Dunia Usaha
Pihak swasta atau dunia usaha yang memiliki daerah kerja di Poskesdes
dapat mendukung kegiatan penanggulangan TB di Poskesdes sebagai bentuk
tanggung jawab sosial perusahaan dengan:
 Berperan aktif dalam pelaksanaan kegiatan
 Memberikan dukungan sarana dan dana

5.3. Pelaksanaan
Petugas Puskesmas bersama-sama dengan Tim Penanggulangan TB di Poskesdes
melakukan AKMS (Advokasi, Komunikasi dan Mobilisasi Sosial) tentang
Penanggulangan TB di Poskesdes kepada Kepala Desa/kelurahan/ Dusun, TOMA,
TOGA, dll
 Sosialisasi ke desa sasaran oleh Tim Penanggulangan TB di Poskesdes
 Sosialisasi/Pelatihan atau bimbingan teknis untuk petugas kesehatan dan Kader
kesehatan di Poskesdes oleh petugas TB puskesmas.
 Pelaksanaan Kegiatan Penanggulangan TB di Poskesdes
 Pembinaan teknis pelaksanaan penanggulangan TB di Poskesdes oleh petugas
Puskesmas secara berkala yang diintegrasikan dengan kegiatan lapangan
puskesmas.
 Monitoring dan evaluasi secara berkala dibalai desa tentang pelaksanaan
Penanggulangan TB di Poskesdes (untuk penjaringan suspek, untuk rujukan
pasien ke Puskesmas, dll)

6. Kegiatan Penanggulangan TB di Poskesdes


a. Promosi TB
Tim Penanggulangan TB di Poskesdes melakukan promosi secara rutin dengan
cara:
 Penyuluhan langsung kepada masyarakat dan perorangan
 Penyuluhan langsung dapat dilaksanakan petugas Poskesdes/ kader
kesehatan kepada masyarakat desa untuk meningkatkan pengetahuan,
kesadaran dan peran masyarakat
 Penyebarluasan informasi TB melalui poster, leaflet, spanduk, radio atau
media lainnya
Kegiatan ini sebaiknya diintegrasikan dengan kegiatan penyuluhan kesehatan lain
yang sudah dijadwalkan oleh Puskesmas/ PKK/LSM/PKMD.

18
Modul Pelatihan Kader
Program Penanggulangan Tuberkulosis

Penyuluhan dapat dilaksanakan secara rutin atau pada saat-saat khusus seperti
pada pengajian, atau acara keagamaan, perkumpulan doa bersama.
Pesan utama dalam penyuluhan meliputi :

 Apa itu TB, penyebab dan cara pencegahannya


 Apa gejala-gejala utama seseorang dinyatakan sebagai suspek TB
 Bagaimana TB dapat disembuhkan
 Pengobatan dan pentingnya berobat secara teratur
 Pentingnya pemeriksaan dahak untuk tindak lanjut
 Bagaimana penularan TB
 Apa dampak penyakit TB
 Dimana masyarakat dapat memperoleh layanan TB (OAT gratis)

Diharapkan penyuluh dibekali dengan bahan-bahan penyuluhan seperti lembar


balik, poster, leaflet dan buku pedoman.

b. Penemuan dan pengobatan pasien TB


 Bila ditemukan suspek TB maka dilakukan pemeriksaan dahak sebanyak 3
kali yaitu: Sewaktu, Pagi dan Sewaktu (SPS). Pengumpulan ini dilakukan
selama dua hari.
 Deteksi suspek dilakukan oleh kader Penanggulangan TB di Poskesdes.
 Berikan persediaan bahan-bahan penyuluhan, pot dahak, buku saku kader
untuk kegiatan Penanggulangan TB di Poskesdes.
 Petugas Poskesdes/Kader kesehatan membawa dahak suspek TB ke
Puskesmas untuk dilakukan pemeriksaan (S-P-S). Untuk daerah tertentu,
pemeriksaan dahak dapat dilaksanakan di Poskesdes apabila petugas
Laboratorium puskesmas membawa Lab kit pada saat kunjungan.
 Kader kesehatan mencatat data suspek di dalam buku bantu kader yang
berisi nama suspek TB, jenis kelamin, umur, alamat, tanggal pengambilan
dahak, tanggal pengiriman dahak ke Puskesmas. Setelah dinyatakan positif
TB, petugas Puskesmas melengkapi catatan data pasien pada lembar/formulir
TB.01 saat kunjungan ke Poskesdes
 Pemberian pengobatan pertama bagi pasien setelah dinyatakan TB dilakukan
oleh petugas Puskesmas. Pemberian selanjutnya dapat dilaksanakan oleh
kader TB yang sudah dilatih. Bilamana ada keluhan dari pasien (efek
samping), kader segera menginformasikan kepada petugas kesehatan untuk
tindak lanjut pengobatan.
 Pasien dan petugas menentukan PMO yang akan menjadi pendamping
selama pengobatannya.
 OAT disimpan di Poskesdes agar pasien dapat mengambil obat lebih mudah,
baik pada fase/tahap awal maupun fase/tahap lanjutan
 Dahak untuk tindak lanjut dikirimkan oleh kader di Poskesdes atau diperiksa
pada saat kunjungan petugas Puskesmas
 Petugas Puskesmas memindahkan data pasien ke TB.01 dan memeriksa
buku bantu kader serta memeriksa pengobatan yang telah dilakukan oleh
kader di Poskesdes dengan memeriksa sisa paket obat pasien (sebulan
sekali).

Panduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) disediakan dalam bentuk paket, dengan
tujuan untuk memudahkan pemberian obat dan menjamin kelangsungan
(kontinuitas) pengobatan sampai selesai. Satu (1) paket untuk satu (1) pasein
dalam satu (1) masa pengobatan (6-8 bulan)
19
Modul Pelatihan Kader
Program Penanggulangan Tuberkulosis

c. Pengawas Menelan Obat (PMO)


Dibahas di Modul 6

d. Jejaring
Jejaring perlu dikembangkan dalam menjaga keteraturan dan keberlangsungan
pengobatan pasien. Perlu dibangun jejaring baik internal maupun eksternal.
Jejaring internal
Merupakan jejaring yang dibuat di dalam Poskesdes oleh tim penanggulangan
TB. Koordinasi kegiatan dilaksanakan oleh tim yang ada di dalam Poskesdes
secara berkala.

Jejaring eksternal
Merupakan jejaring antara Dinas Kesehatan, Sarana Pelayanan Kesehatan dan
Poskesdes dalam penanggulangan TB dengan strategi DOTS.

Tujuan jejaring :
Semua pasien TB terjangkau pelayanan yang bermutu, mulai dari diagnosis, tindak
lanjut hingga akhir pengobatan
Menjamin keberlangsungan dan keteraturan pengobatan sehingga menghindari
pasien putus berobat

Suatu sistem jejaring dikatakan berfungsi baik bila angka DO <5%.

e. Pendanaan
Pendanaan penyelenggaraan penanggulangan TB diupayakan melalui pemerintah
pusat, pemerintah daerah, swasta dan swadaya masyarakat.

f. Logistik
Pengelolaan logistik penanggulangan TB merupakan serangkaian kegiatan yang
meliputi perencanaan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian,
pencatatan dan pelaporan. Logistik penanggulangan TB terdiri dari 2 bagian besar
yaitu logistik OAT dan logistik non OAT.

Dalam kegiatan Penanggulangan TB di Poskesdes, semua kebutuhan logistik, baik


OAT maupun non OAT (sputum pot dan form pencatatan sederhana) disediakan oleh
Puskesmas yang terlibat dalam jejaring.

g. Supervisi

Poskesdes akan disupervisi oleh petugas Puskesmas. Hal yang akan


disupervisi meliputi:
 Kegiatan penyuluhan kepada pasien dan masyarakat
 Jumlah suspek yang dirujuk
 Ketersediaan obat untuk pasien TB
 Efek samping obat
 Jumlah pasien putus berobat
 Pencatatan dan pelaporan

h. Monitoring dan Evaluasi


Kegiatan TB di Poskesdes akan dipantau dan dievaluasi secara berkala oleh
Puskesmas dan Dinas Kesehatan.
20
Modul Pelatihan Kader
Program Penanggulangan Tuberkulosis

Indikator Keberhasilan Poskesdes


 INPUT
• Jumlah kader aktif terlatih TB
• Jumlah tenaga kesehatan yang tersedia
• Tersedianya sarana (alat dan obat), khususnya untuk penanggulangan TB
• Tersedianya tempat pelayanan
• Tersedianya dana operasional Poskesdes
• Tersedianya data/catatan tentang suspek dan pengobatan pasien TB
• Terlibatnya Ormas/PKK/LSM lokal yang ada di desa dalam penanggulangan
TB

 OUTPUT
 Jumlah suspek yang ditemukan dan dilaporkan
 Jumlah pasien mangkir yang dilacak
 Jumlah pasien yang putus berobat (Drop out)
 Jumlah pasien yang menyelesaikan pengobatannya

21
Modul Pelatihan Kader
Program Penanggulangan Tuberkulosis

Lembar Evaluasi Sesi 3: Penanggulangan TB di Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)

Lingkari salah satu jawaban yang paling tepat! Diberi kunci jawaban

1. Yang tidak termasuk dalam tujuan penanggulangan TB di Poskesdes adalah:

a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang TB


b. Meningkatkan keterlibatan masyarakat, organisasi kemasyarakatan, LSM dan dunia
usaha dalam penanggulangan TB
c. Menurunkan angka kejadian diare di desa
d. Meningkatkan kemandirian masyarakat desa dalam menanggulangi penyakit TB
e. Menurunkan angka putus berobat

2. Ruang lingkup kegiatan penanggulangan TB di poskesdes adalah:

a. Melakukan kegiatan bersih desa


b. Penjaringan suspek yaitu merujuk anggota masyarakat yang diduga TB ke
Puskesmas
c. Pengambilan obat untuk pasien TB
d. Membantu pengawasan pengobatan pasien TB
e. b dan d benar

3. Tim penanggulangan TB di Poskesdes terdiri dari:

a. Tokoh masyarakat (kades/tokoh agama,dll) dan PKK


b. Kader kesehatan masyarakat dan Pasien dan Mantan pasien TB
c. Petugas kesehatan (bidan desa/petugas lab/perawat)
d. Masyarakat dan LSM sebagai penggerak, pendukung dana pelaksanaan
Penanggulangan TB di Poskesdes.
e. Semua benar

4. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan pemetaan desa adalah:

a. Desa dengan kasus TB tinggi


b. Jumlah sarana pendidikan yang ada di desa
c. Desa dengan jumlah kasus gizi buruk yang tinggi
d. Sarana kebersihan yang tidak memadai
e. Semua salah

5. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan di Poskesdes adalah?

a. Promosi TB
b. Penemuan dan pengobatan pasien TB
c. Pengawas Menelan Obat (PMO)
d. Semua benar
e. Semua salah

22
Modul Pelatihan Kader
Program Penanggulangan Tuberkulosis

MODUL 4
KOMUNIKASI

1. Pengertian

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh seseorang


menggunakan suatu media kepada pihak lain yang bertujuan untuk menghasilkan
perubahan yang diinginkan.

2. Komponen komunikasi

Komponen komunikasi terdiri atas; Komunikator, Komunikan, Pesan, Saluran atau media
dan umpan balik.
Komponen komunikasi dapat digambarkan sebagai berikut :

3. Komunikasi antar pribadi (interpersonal) untuk Kader TB


a. Pengertian

Komunikasi antar pribadi yang dimaksud disini adalah komunikasi antara Kader
dengan penerima pesan yang sedang menjalani pengobatan (pasien), PMO,
masyarakat dan petugas kesehatan.

23
Modul Pelatihan Kader
Program Penanggulangan Tuberkulosis

b. Tujuan

i. Komunikasi dengan pasien.


 Pasien mendapatkan kejelasan tentang gejala, penyebab, penularan, pencegahan
TB.
 Pasien mendapatkan kejelasan tentang cara, waktu dan lama menelan obat.
 Pasien akan termotivasi untuk menelan obat secara lengkap dan teratur.
 Pasien akan semakin percaya diri untuk bisa sembuh.
 Pasien menjadi tahu kemana memeriksakan diri dan berobat TB bila mengalami
gejala dan sakit TB.
ii. Komunikasi dengan PMO
 PMO termotivasi untuk memantau jadwal menelan obat pasien sesuai
takaran/dosis dan waktu yang sesuai petunjuk dari dokter/tenaga kesehatan.
 PMO memperoleh informasi tambahan untuk mendukung pasien menyelesaikan
pengobatan.
 PMO dapat menjalankan perannya dengan baik.
iii. Komunikasi dengan masyarakat
 Masyarakat mendapatkan kejelasan apa itu TB, bagaimana cara penularan dan
pengobatannya.
 Masyarakat mendapatkan kejelasan bagaimana melakukan pencegahan dan
menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat.
 Masyarakat menyadari pentingnya peran Kader, PMO dan lingkungan sekitar
dalam proses penyembuhan pasien.
 Masyarakat dapat merubah sikap dan perilaku positif yang menciptakan
lingkungan sehat bagi pasien untuk sembuh (tidak dikucilkan atau dihindari).
 Masyarakat menjadi tahu kemana memeriksakan diri dan berobat TB bila
mengalami gejala dan sakit TB.
iv. Komunikasi dengan petugas kesehatan PUSKESMAS
 Menjalin hubungan yang baik dengan petugas kesehatan sebagai mitra dalam
membimbing dan memberikan motivasi PMO untuk melakukan perannya dengan
baik.
 Mendapatkan informasi penting yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas Kader
dalam menemukan pasien yang di curigai sakit TB dan pasien TB di wilayahnya.
 Mendapatkan informasi penting yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas Kader
untuk menemukan pasien DO dan mengajak untuk memeriksakan diri ke
PUSKESMAS dan melanjuntukan pengobatannya hingga tuntas.
 Memberikan informasi kegiatan-kegiatan pendidikan informal yang dilakukan, serta
dukungan yang dibutuhkan.

4. Cara Komunikasi Efektif


Berbicara dengan menghadapkan seluruh
Menggunakan bahasa yang sederhana, jelas dan
tubuhnya kepada sasaran komunikan dan
dimengerti oleh penerima pesan.
menatap matanya saat berbicara.
Memperhatikan reaksi sasaran komunikan,
apakah menunjukkan: mengerti dan tertarik Menunjukkan sikap memahami perasaan
dengan apa yang disampaikan, bosan, tidak sasaran komunikan.
suka, dll.
Memastikan sasaran komunikan sudah
Mendengarkan dengan penuh perhatian setiap mengerti informasi yang disampaikan dengan
apa yang diungkapkan sasaran komunikan dan mengajukan pertanyaan. Apabila sasaran
memberikan tanggapan. komunikan belum mengerti maka informasi
perlu diulang.
24
Modul Pelatihan Kader
Program Penanggulangan Tuberkulosis

5. Syarat Komunikasi Berjalan Efektif

 Terampil berkomunikasi,
PENGIRIM PESAN  dipercaya oleh penerima pesan,
 memahami siapa penerima pesannya (tingkat
pendidikan, umur, budaya)
PENERIMA PESAN Berminat dan perhatian
PESAN Harus jelas, menarik dan fokus
MEDIA/ALAT YANG
Disesuaikan dengan penerima pesan
DIGUNAKAN
SUASANA Tenang, aman, nyaman, menyenangkan
UMPAN BALIK Mendorong interaksi atau diskusi,

6. Gaya Komunikasi Yang Menghambat

GAYA KOMUNIKASI CONTOH


MEMERINTAH “SEKARANG JUGA IBU HARUS MINUM OBAT”!
MENYALAHKAN NAH ITU KAN, IBU TIDAK MAU MENGIKUTI ATURAN
MEREMEHKAN MINUM OBAT BEGITU SAJA KOK BOSAN!?
BAPAK INI, TIDAK SEPERTI IBU YANG DISEBELAH.
MEMBANDINGKAN
RAJIN MINUM OBATNYA
MENCAP IBU ITU MEMANG PEMALAS MINUM OBAT
KALAU TIDAK MAU MINUM OBAT, CEPAT MATI LHO,
MENGANCAM
PAK!
MENGKRITIK SUDAH OBATNYA GRATIS, TIDAK MAU MINUM LAGI!
KATANYA KEPINGIN SEMBUH? MINUM OBAT KHO
MENYINDIR
NGGA TERATUR!
KALAU SAYA PERHATIKAN ANDA ITU TIDAK INGIN
MENGANALISA
SEMBUH, YA
MEMARAHI DASAR KAMU INI PAYAH, TIDAK MAU MINUM OBAT

25
Modul Pelatihan Kader
Program Penanggulangan Tuberkulosis

Lembar Evaluasi Sesi 4: Komunikasi

Lingkari salah satu jawaban yang paling tepat! Diberi kunci jawaban
1. Apa saja komponen komunikasi ?
a. Komunikator, komunikan
b. Pesan
c. Media
d. Semuanya benar
e. A dan B benar

2. Apa tujuan penguasaan komunikasi interpersonal bagi seorang kader ?


a. Bisa melakukan komunikasi yang baik dengan pasien
b. Bisa melakukan komunikasi yang baik dengan PMO
c. Bisa membangun komunikasi yang baik dengan masyarakat
d. Semuanya benar
e. Hanya B yang benar

3. Manakah yang tidak termasuk dalam cara komunikasi efektif ?


a. Menggunakan bahasa sederhana
b. Memperhatikan reaksi sasaran penerima pesan dan langsung menghentikan
reaksi yang tidak disenangi
c. Mendengarkan dengan penuh perhatian setiap apa yang diungkapkan sasaran
penerima pesan dan memberikan tanggapan
d. Menunjukan sikap memahami perasaan sasaran penerima pesan
e. Berbicara dengan menghadapkan seluruh tubuh kepada sasaran penerima pesan
dan menatap matanya saat berbicara

4. Apa saja syarat komunikasi berjalan efektif?


a. Pengirim pesan terampil berkomunikasi dan memahami budaya penerima pesan
b. Media yang digunakan harus fokus
c. Suasana tenang dan aman
d. A,b.c benar
e. A, dan c benar

5. Apa saja yang bisa menghambat komunikasi efektif ?


a. Menganalisa
b. Membandingkan keberhasilan suatu pasien dengan pasien lainnya
c. Meminta secara perlahan pada pasien untuk melakukan sesuatu saat itu juga,
ketika pasien tidak mau meminum obat
d. A, dan c benar
e. A dan b benar

26
Modul Pelatihan Kader
Program Penanggulangan Tuberkulosis

MODUL 5
PERAN KADER KESEHATAN DALAM PENANGGULANGAN TB

1. Penyuluhan TB

Penyuluhan berasal dari kata ”suluh” yang berarti ”obor” atau ”pelita” atau ”yang memberi
terang”. Dengan penyuluhan diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan, ketrampilan
dan sikap.1
Penyuluhan adalah proses perubahan perilaku di kalangan masyarakat agar mereka
tahu, mau dan mampu melakukan perubahan demitercapainya peningkatan produksi,
pendapatan/keuntungan dan perbaikan kesejahteraanya.2
Kegiatan penyuluhan ini dapat dilakukan dalam 2 bentuk kegiatan yaitu:
a. Penyuluhan TB perorangan
Penyuluhan perorangan merupakan penyuluhan yang diberikan oleh kader TB kepada
satu orang.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat memberikan penyuluhan kepada seseorang
adalah:
1) Pilihlah waktu yang tepat untuk memberikan penyuluhan.
2) Tunjukkan sikap yang ramah dan sopan.
3) Pastikan anda mengenal orang yang akan disuluh, atau jika belum saling kenal
perkenalkan diri anda terlebih dahulu dan jelaskan bahwa anda adalah seorang
kader TB.
4) Pesan yang disampaikan jangan terlalu panjang dan rumit.
5) Ucapkan terima kasih sebagai penutup penyuluhan anda.

b. Penyuluhan kelompok
Penyuluhan kelompok merupakan kegiatan penyuluhan yang diberikan oleh kader TB
kepada sekelompok orang.
Agar penyuluhan berjalan dengan baik dan pesan yang disampaikan dapat diterima
dengan baik oleh kelompok yang disuluh maka perlu dilakukan beberapa persiapan.
Persiapan tersebut adalah:
1) Waktu penyuluhan
Diskusikan tentang tanggal dan watu yang tepat untuk memberikan penyuluhan.
Jika waktu penyuluhan sudah ditentukan koordinasikan kepada petugas kesehatan
di wilayah anda.
2) Tempat penyuluhan
Penyuluhan dapat dilakukan di puskesmas, posyandu, rumah, kumpulan arisan,
kegiatan kelompok keagamaan, dan kegiatan masyarakat lainnya.
3) Sasaran penyuluhan
Penyuluhan dapat diberikan kepada semua lapisan masyarakat: pasien, keluarga
pasien, masyarakat umum, anak sekolah dan lainnya.
4) Materi penyuluhan
5) Perlengkapan penyuluhan
Perlengkapan penyuluhan dapat berupa lembar balik, leaflet, gambar, pengeras
suara, kursi, tikar dan lain-lain.

Langah-langkah pelaksanaan penyuluhan:


1) Ucapkan salam sebagai pembuka penyuluhan.
2) Perkenalkan diri anda dan jelaskan bahwa anda adalah seorang kader TB
27
Modul Pelatihan Kader
Program Penanggulangan Tuberkulosis

3) Sampaikan kepada peserta tujuan dari kegiatan penyuluhan yaitu memberikan


informasi mengenai TB.
4) Ajukan beberapa pertanyaan kepada peserta mengenai mengetahuan mereka
tentang TB
5) Presentasi materi TB.
Pesan utama yang penting untuk disampaikan pada saat penyuluhan TB adalah:
apa itu TB, bagaimana gejala TB, bagaimana cara penularan dan pengobatannya
serta bagaimana cara pencegahannya.
Pesan Tambahan
 Perilaku hidup bersih dan sehat
 Manfaat mematuhi pengobatan secara teratur sesuai anjuran dokter
 Akibat bila tidak memeriksakan diri dan tidak minum obat secara teratur
6) Berikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya
7) Ulangi sekali lagi pesan-pesan kunci dari penyuluhan anda
8) Tutup penyuluhan anda dengan ucapan terima kasih.
Setelah selesai melaksanakan penyululuhan usahakanlah untuk melakukan evaluasi
kegiatan. Evaluasi bukan merupakan ajang untuk menghakimi atau saling menyalakan
melainkan untuk mendiskusikan tentang: apakah inforamasi yang disampaikan sudah
tepat, apakah peserta puas, hal-hal apa saja yang kurang selama kegiatan berlangsung,
apakah tempat pelaksanaannya cocok untuk penyuluhan, apakah waktu penyuluhan
terlalu lama atau terlalu singkat.
Evaluasi dilakukan sebagai pembelajaran dengan harapan bahwa kegiatan-kegiatan
yang akan datang lebih bagus lagi.

Tips-tips untuk seorang penyuluh:

1) Pelihara kontak mata dengan semua orang dalam kelompok dimana anda bicara.
Menunjukkan, ketertarikan, perhatian, kehangatan dan kepercayaan.
2) Bereaksi terhadap apa yang diucapkan orang lain dengan mengangguk, tersenyum
atau tindakan lain yg menunjukkan bahwa anda tertarik.
3) Apabila berbicara dalam Kelompok, Hindarkan berbicara dari tempat dimana tidak
ada semua orang dapat melihat anda.
4) Jika diperlukan anda dapat berdiri dan bergerak dalam Kelompok dengan tidak
mengganggu suasana dalam kelompok (Dinamis)
5) Berdiri tegak dan menghadap pendengar memberi kesan Keterbukaan, Penerimaan
dan persahabatan.
6) Hindari berbicara sambil membelakangi atau melihat ke-lantai atau ke atas.
7) Gerak tangan: membantu anda dalam pembicaraan terkesan menarik danmembantu
pula sebagai suatu pemahaman.
8) Jarak: Jarak badan dipengaruhi oleh norma atau budaya.

2. Kunjungan Rumah

Kunjungan rumah yang dilakukan oleh kader TB bertujuan untuk:


a. Memberikan pendampingan kepada PMO dan keluarga
b. Memberikan pendampingan kepada pasien TB
Hal-hal yang perlu diperhatikan sewaktu melaksanakan kunjungan rumah yaitu:
1) Pilihlah waktu yang tepat untuk melaksanakan kunjungan rumah.
Jangan melakukan kunjungan pada jam kerja atau jam istirahat karena mengganggu
orang akan dikunjungi.
28
Modul Pelatihan Kader
Program Penanggulangan Tuberkulosis

2) Sebaiknya buatlah janji terlebih dahulu dengan orang yang akan anda kunjungi
supaya pada saat kunjungan orang tersebut tidak bepergian.
3) Jika anda baru pertama kali melakukan kunjungan ke rumah tersebut, sebaiknya
anda memberikan penyuluhan TB kepada seluruh anggota keluarga agar mereka
dapat memberikan dukungan kepada pasien TB selama pengobatannya.
4) Bersikap ramah, tidak menekan, tidak mengancam atau memarahi pasien yang
sedang bermasalah.
5) Usahakan supaya anda tidak terlalu lama melakukan kunjungan mengingat pemilik
rumah mempunyai kesibukan lain dan untuk menghindari kejenuhan.

Adapun langkah-langkah dalam melakukan kunjungan rumah:


1) Ucapkan salam dan tanyakan kabar.
2) Jelaskan tujuan kunjungan anda pada kali ini.
3) Jika mengunjungi PMO, tanyakan tentang perkembangan pasien, ingatkan kapan
harus mengambil obat dan waktu periksa ulang dahak, pastikan bahwa kartu kontrol
PMO selalu diisi dan hal-hal lain yang anda anggap perlu.
Jika mengunjungi pasien TB, tanyakan perkembangan pasien, tanyakan tentang
efek samping obat yang dirasakan dan berikan saran untuk mengatasinya, motivasi
pasien untuk tetap minum teratur dan tuntas, ingatkan kapan harus mengambil obat
dan waktu periksa ulang dahak, jelaskan kepada pasien untuk melakukan tindakan
pencegahan penularan TB dan hal-hal lain yang anda anggap perlu.
4) Tanyakan kendala atau masalah yang dihadapi dan diskusikan bersama jalan
keluarnya.
5) Setelah selesai, ucapkan terima kasih atas waktu yang mereka luangkan dan
sepakati kapan anda akan melakukan kunjungan berikutnya.

3. Membantu Puskesmas atau sarana kesehatan lainnya dalam membimbing dan


memberikan motivasi kepada PMO untuk selalu melakukan pengawasan menelan
obat.

Hal-hal yang dapat dilakukan oleh kader TB untuk membimbing dan memotivasi PMO
adalah:
1) Mengajarkan kepada PMO cara mengisi kartu kontrol PMO
2) Mengingatkan jadwal pengambilan obat dan periksa ulang dahak
3) Mengingatkan PMO untuk terus mendapingi pasien menelan obat secara teratur
4) Menjelaskan kepada PMO tentang efek samping Obat TB dan penanganannya
5) Memberikan dukungan moral kepada PMO dalam menjalankan tugasnya
6) Mendiskusikan kendala dan masalah yang dihadapi PMO dalam menjalankan
tugasnya serta mendiskudikan jalan keluarnya

1
Ibrahim, et.al, 2003:1-2
2
Acuan Operasional Penyuluhan Kehutanan, www.dephut.go.id

29
Modul Pelatihan Kader
Program Penanggulangan Tuberkulosis

Lembar Evaluasi Sesi 5: Materi Panduan Pelaksanaan Peran Kader TB

Lingkari salah satu jawaban yang paling tepat!

1. 2 bentuk penyuluhan, adalah:


a. Penyuluhan perorangan
b. Penyuluhan perorangan dan penyuluhan kelompok
c. Penyuluhan kelompok
d. Penyuluhan posyandu
e. Semua salah

2. Persiapan penyuluhan:
a. Waktu penyuluhan
b. Tempat penyuluhan
c.Sasaran penyuluhan
d. Materi penyuluhan
e. Semua benar

3. Dimana sajakah penyuluhan dapat dilakukan?


a. Kelompok Pemuda
b. Kumpulan Arisan
c. Kegiatan kelompok Keagamaan
d. Pertemuan Bulanan Desa
e. Semuanya benar

4. Hal-hal yang perlu diperhatikan sewaktu akan melaksanakan kunjungan rumah:


a. Pilihlah waktu yang tepat untuk melaksanakan kunjungan rumah.
b. Menegur pasien yang lupa menelan obat
c. Bersikap ramah, tidak menekan, tidak mengancam atau memarahi pasien yang
sedang bermasalah
d. a dan b benar
e. a dan c benar

5. Hal yang tidak boleh dilakukan oleh kader TB untuk membimbing dan memotivasi
PMO adalah:
a. Mengajarkan kepada PMO cara mengisi kartu kontrol PMO
b. Mengingatkan jadwal pengambilan obat dan periksa ulang dahak
c. Mengingatkan PMO untuk terus mendapingi pasien menelan obat secara teratur
d. Memarahi PMO jika lalai menjalankan tugasnya
e. Menjelaskan kepada PMO tentang efek samping Obat TB dan penanganannya

30
Modul Pelatihan Kader
Program Penanggulangan Tuberkulosis

MODUL 6
PENGAWAS MENELAN OBAT (PMO)

1. Pengertian
Seseorang yang secara sukarela membantu pasien TB dalam masa pengobatan hingga
sembuh.

2. Kriteria PMO
a. Sehat jasmani dan rohani serta bisa baca tulis
b. Bersedia membantu pasien dengan sukarela
c. Tinggal dekat dengan pasien
d. Dikenal, dipercaya dan disegani oleh pasien
e. Disetujui oleh pasien dan petugas kesehatan
f. Bersedia dilatih dan atau mendapat penyuluhan bersama-sama dengan pasien

C. Siapa Saja yang Bisa Jadi PMO?

a. Anggota keluarga atau kerabat yang tinggal serumah


b. Tetangga
c. Teman atau atasan (rekan kerja, supervisor, sipir/petugas lapas dll)
d. Tokoh agama, tokoh masyarakat atau tokoh adat
e. Kader kesehatan (Posyandu, Juru pemantau jentik, KB, dll)
f. Anggota organisasi kemasyarakatan (PKK, LSM, dll)
g. Anggota organisasi keagamaan (majelis taklim, gereja, dll)
h. Petugas Kesehatan (bidan di desa, perawat, pekarya, sanitarian, juru imunisasi,
dokter, dll)

D. Tugas PMO dan Uraiannya

a. Memastikan pasien menelan obat sesuai aturan sejak awal pengobatan sampai
sembuh
1) Membuat kesepakatan antara PMO dan pasien mengenai lokasi dan waktu
menelan obat .
2) PMO dan pasien harus menepati kesepakatan yang sudah dibuat.
3) Pasien menelan obat dengan disaksikan oleh PMO
b. Mendampingi dan memberikan dukungan moral kepada pasien agar dapat menjalani
pengobatan secara lengkap dan teratur
1) Meyakinkan kepada pasien bahwa TB bisa disembuhkan dengan minum obat
secara lengkap dan teratur.
2) Mendorong pasien untuk tetap minum obatnya saat mulai bosan.
3) Mendengarkan setiap keluhan pasien, menghiburnya dan menumbuhkan rasa
percaya diri.
4) Menjelaskan manfaat bila pasien menyelesaikan pengobatan agar pasien tidak
putus berobat.
c. Mengingatkan pasien TB untuk mengambil obat dan periksa ulang dahak sesuai
jadwal
1) Mengingatkan pasien waktu untuk mengambil obat berdasarkan jadwal pada
kartu identitas pasien (TB 02) (lampiran)
2) Memastikan bahwa pasien sudah mengambil obat
3) Mengingatkan pasien waktu untuk periksa dahak ulang berdasarkan jadwal pada
kartu identitas pasien (TB 02)
4) Memastikan bahwa pasien sudah melakukan periksa dahak ulang
31
Modul Pelatihan Kader
Program Penanggulangan Tuberkulosis

d. Menemukan dan mengenali gejala-gejala efek samping OAT dan merujuk ke Sarana
Pelayanan Kesehatan
1) Menanyakan apakah pasien mengalami keluhan setelah menelan OAT
2) Melakukan tindakan sesuai dengan keluhan yang dialami pasien
3) Menenangkan pasien bahwa keluhan yang dialami bisa ditangani
e. Mengisi kartu kontrol pengobatan pasien sesuai petunjuk (lihat petunjuk pada Bab
IV).
f. Memberikan penyuluhan tentang TB kepada keluarga pasien atau orang yang tinggal
serumah :
1) TB disebabkan oleh kuman, tidak disebabkan oleh guna-guna atau kutukan dan
bukan penyakit keturunan,
2) TB dapat disembuhkan dengan berobat lengkap dan teratur
3) Cara penularan TB, gejala-gejala TB dan cara pencegahannya
4) Cara pemberian obat (tahap awal dan lanjutan)
5) Pentingnya pengawasan agar pasien berobat secara lengkap dan teratur
6) Kemungkinan terjadinya efek samping obat dan perlunya segera meminta
pertolongan ke Sarana Pelayanan Kesehatan

32
Modul Pelatihan Kader
Program Penanggulangan Tuberkulosis

Lembar Evaluasi Materi Sesi 6. Pengawas Menelan Obat

Lingkari salah satu jawaban yang paling tepat!

1. Apakah yang tidak termasuk kriteria menjadi PMO ?


a. Disetujui hanya oleh petugas
b. Sukarela
c. Tinggal dekat pasien
d. Bisa baca dan tulis
e. Dipercaya oleh pasien

2. Siapa saja yang bisa jadi PMO ?


a. Anak SD
b. Istri/Suami
c. Orang buta huruf
d. Kerabat yang tinggal jauh
e. Sesama pasien

3. Yang bukan menjadi tugas PMO


a. Mengisi kartu kontrol pengobatan pasien TB secara benar
b. Menemukan dan mengenali gejala efek samping obat TB (OAT)
c. Memastikan pasien menelan obat sesuai aturan
d. Memotivasi pasien
e. Mengirimkan dahak pasien ke Sarana Pelayanan Kesehatan - PUSKESMAS

4. Pesan apa yang diberikan saat penyuluhan tentang TB kepada keluarga dan orang yang
tinggal serumah?
a. TB bukan penyakit keturunan
b. TB dapat disembuhkan dengan menelan obat TB secara lengkap dan teratur
sampai tuntas
c. Gejala TB adalah batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih
d. a,b,c benar
e. a,b,c salah

5. Bagaimana langkah –langkah untuk mengingatkan pasien mengambil obat dan periksa
ulang dahak ?
a. Melihat jadwal pengambilan obat pada kartu identitas pasien
b. Memastikan pasien mengambil obat
c. Mengingatkan pasien untuk periksa dahak setiap minggu
d. a dan c benar
e. a dan b benar

33
Modul Pelatihan Kader
Program Penanggulangan Tuberkulosis

MODUL 7
PEMANTAUAN DAN PENCATATAN

1. Pengertian

Pemantauan adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Kader TB dengan tujuan
untuk meningkatkan kualitas program penanggulangan TB di wilayahnya bisa tercapai
dengan kerjasama berbagai pihak dalam masyarakat.
Dimana peran-peran untuk mencapai tujuan tersebut adalah :
a. Memberikan penyuluhan tentang TB dan penanggulangannya kepada masyarakat.
b. Membantu menemukan pasien yang dicurigai sakit TB dan pasien TB di wilayahnya.
c. Membantu Puskesmas atau sarana kesehatan lainnya dalam membimbing dan
memberikan motivasi kepada PMO untuk selalu melakukan pengawasan menelan
obat.
d. Menjadi koordinator PMO.

Untuk memastikan tercapainya tujuan tersebut, maka seorang kader di harapkan bisa
melakukan pencatatan kegiatan yang dilakukan di masyarakat. Pencatatan ini kemudian
di bagikan untuk petugas kesehatan PUSKESMAS, dalam rangka memantau
perkembangan capaian pada wilayah tersebut.
Untuk peran poin 3 dan 4, seorang kader di wajibkan memahami benar cara pengisian
kartu kontrol pengobatan pasien yang diisi oleh PMO.
Untuk peran poin 1 dan 2, seorang kader diharapkan bisa mencatat kegiatan yang
dilakukan dengan menguasai cara mengisi lembara catatan kegiatan Kader.

2. Tujuan Pencatatan
Tujuan pencatatan kegiatan Kader adalah :
a. Mengukur kemampuan kader dalam menjalankan perannya
b. Mempermudah kader untuk memantau pasien yang masih dalam masa pengobatan
c. Membantu menindaklanjuti pendampingan kepada PMO setelah kader merujuk
pasien suspek ke PUSKESMAS
d. Memberikan informasi tambahan bagi PUSKESMAS berhubungan dengan laporan
tahunan PUSKESMAS menyangkut upaya-upaya pelibatan dan peningkatan peran
masyarakat dalam penanggulangan TB

3. Petunjuk Pengisian Lembar Pencatatan Kegiatan Kader


a. Kolom Nomor : diisi dengan nomor urut
b. Kolom Tanggal : diisi tanggal pada saat kader melakukan kegiatan
c. Kolom Kegiatan : diisi jenis kegiatan yang dilakukan oleh kader
d. Kolom tanda tangan
o Puskesmas : Ditanda-tangani oleh Pembina Desa atau Pemegang Program TB
Puskesmas.
o Pemerintah Daerah : Ditanda-tangani oleh ketua RT/RW/Kelurahan/ Kecamatan.
o Lain–lain : Ditanda-tangani oleh orang atau organisasi lain (seperti: Pasien TB,
Organisasi Keagamaan, PKK, Kelompok Pemuda, sekolah, dll).
*) Bila KADER TB mengadakan acara penyuluhan, harap menuliskan Jumlah Peserta (Daftar
Hadir).Bila Kader TB melacak dan menemukan suspek, harap menuliskan data singkat suspek
pada kolom keterangan seperti: nama, umur, tempat tinggal, tanggal di rujuk ke PUSKESMAS,
gejala yang ditemui.

34
Modul Pelatihan Kader
Program Penanggulangan Tuberkulosis

VI. REFERENSI

CARE International Indonesia. Kumpulan Materi Pelatihan Koordinator PMO;


Keterampilan Fasilitasi dan Komunikasi. Tidak dipublikasikan. 2008.
CARE International Indonesia. Program Pelatihan “Train the Trainer” untuk CARE
Indonesia. Tidak dipublikasikan.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Penanggulangan
Tuberkulosis. Edisi 2. 2007.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Modul Pelatihan Pengawas Menelan
Obat (PMO). Jakarta. 2009
Pusdiklat, BPPSDM Kesehatan, Depkes RI. “Pedoman Penyusunan Kurikulum Modul
Pelatihan Berorientasi Pembelajaran”. Jakarta. 2004.
Schwarz, Roger M. The Skilled Facilitator: Practical Wisdom for Developing Effective
groups. Josey-Bass Publisher, San Fransisco, CA. 1994

35
Modul Pelatihan Kader
Program Penanggulangan Tuberkulosis

LAMPIRAN 1 : Studi Kasus

STUDI KASUS – KADER TB

Kasus 1
Bu Dini (23 tahun) adalah seorang pegawai swasta yang sedang menjalani
pengobatan TB. Bu Dini tinggal sendiri di rumah kontrakannya. Ia diberitahukan oleh
dokter untuk menjalani pengobatan selama 6 bulan. Ia telah menelan Obat Anti TB
(OAT) selama 7 hari. Sejak menelan OAT pada hari ke-4, Bu Dini mulai merasa
pusing dan agak mual. Petugas Kesehatan menugaskan Bu Rahayu (Kader TB)
untuk mendampingi Bu Dini sebagai PMO. Sebagai Kader yang menjalankan
peran sebagai PMO, apa yang akan anda lakukan?

Kasus 2
Pak Samsudin, sudah mengalami batuk lebih dari 6 bulan. Tubuhnya kurus. Setelah
periksa ke Sarana Pelayanan Kesehatan - PUSKESMAS ia dinyatakan sakit TB BTA
(+) dan harus menjalani pengobatan selama 6 bulan. Setelah minum OAT 6 hari, pak
Samsudin masih batuk. Pak Samsudin merasa bosan minum OAT tiap hari dan ia
ragu kalau bisa disembuhkan. Maka pak Samsudin tidak mau menelan OAT lagi dan
pergi ke dukun di desa seberang, karena ia curiga kalau penyakitnya disebabkan
karena santet. Pak Samsudin tinggal dengan anak bungsunya Sukaji yang masih
bersekolah dan duduk di kelas 2 SMA. Sebagai Kader TB yang tinggal di wilayah
Pak Samsudin, apa yang akan anda lakukan ?
Kasus 3
Indah, 22 tahun, seorang mahasiswi di Akademi Pariwisata. Ia sedang menjalani
pengobatan TB BTA (+). Indah sudah menyelesaikan tahap awal pengobatan dan
hasil pemeriksaan dahak ulang pada akhir tahap awal dinyatakan negatif. Saat ini
Indah sedang mengikuti magang di sebuah hotel yang letaknya jauh dari rumah.
Karena kesibukannya, Indah tidak sempat minum OAT teratur, kadang ia minum
pagi, kadang malam dan beberapa kali lupa menelan OAT. Teman kostnya Ira, 22
tahun selaku PMO juga mulai sulit menemui Indah karena Indah selalu berangkat
magang pagi hari sekali dan baru pulang rumah larut malam. Selaku Kader yang
berada di wilayah tempat tinggal Indah, Apa yang anda lakukan ?
Kasus 4
Aini, 16 tahun, nak pak RT, dinyatakan sakit TB. Aini bersedia menjalani pengobatan
TB dengan didampingi PMO. Bu Julis, tetangga sebelah rumah Aini yang akan
menjadi PMO Aini. Di rumah Aini, tinggal pula 4 orang kerabat dekat, yaitu paman,
bibi dan kedua anaknya yang juga masih kuliah. Ayah Aini berminat untuk
mengetahui lebih dalam tentang TB, maka ia meminta Bu Julis bersedia memberikan
penyuluhan tentang TB pada keluarga dan keempat kerabatnya yang tinggal
serumah. Bu Julis mencari informasi dari Kader yang berada di wilayah tempat
tinggalnya, untuk membantu mendampinginya dalam memberikan penjelasan
kepada keluarga Aini. Sebagai Kader TB, informasi apa saja yang harus anda

36
Modul Pelatihan Kader
Program Penanggulangan Tuberkulosis

persiapkan dan bagaiman pendampingan yang harus anda lakukan kepada Bu


Julis selaku PMO nantinya ?
Kasus 5

Rahmat 25 thn, seorang penjual bunga hias. Setelah mengalami batuk-batuk lebih
dari 3 minggu dan melakukan pemeriksaan dahak dan ronsen, dinyatakan sakit TB
BTA (++) dan harus menjalani pengobatan selama 8 bulan. Rini, 22 thn istri pak
Rahmat akan menjadi PMO untuk suaminya. Rini sendiri masih sementara kuliah,
sehingga terkadang mempercayakan saja jadwal minum obat kepada suaminya
sendiri. Di rumah mereka tinggal juga anak mereka yang masih berumur 2 thn dan
ibu Rini yang berusia 67 thn. Pengobatan suaminya sudah berjalan selama 3
minggu, dan rini merasa tidak perlu memeriksakan dirinya, anak dan ibunya ke
Sarana Pelayanan Kesehatan – PUSKESMAS. Sebagai seorang Kader TB yang
tinggal di wilayah pasien dan keluarga tersebut, apa yang harus anda lakukan?

Kasus 6
Eka adalah anak berumur 5 thn, selama 2 bulan sering batuk-batuk dan berat
badannya turun secara drastis, walaupun ia makan dengan makanan yang bergizi.
Bu Atik, ibu Eka merasa itu hanyalah batuk biasa karena pergantian cuaca dan berat
badan anaknya turun karena bertambah tinggi. Bu Atik, hanya menggunakan obat
gosok tradisional yang dirajik oleh dukun kampung untuk mengatasi batuk-batuk
anaknya. Sebagai seorang Kader TB yang tinggal di dekat rumah Bu Atik, apa
yang harus anda lakukan ?
Kasus 7
Pak Ainun, 47 thn adalah pasien TB yang harus melakukan pengobatan selama 8
bulan. Ketika pengobatan sudah berjalan 5 bulan, pak Ainun merasa sudah kuat dan
mulai melakukan kembali aktifitas berjualan sayur dan buah di pasar. Karena sering
berangkat dari rumah selepas subuh dan bekerja sampai larut malam, Pak Ainun
sering lupa melanjutkan meminum OAT. Bu Ratih (43 thn) adalah istri Pak Ainun
yang sekaligus adalah PMO-nya. Ibu Ratih, merasa suaminya telah kuat kembali dan
bisa melakukan aktifitas seperti dahulu, maka ia tidak menganjurkan Pak Ainun
untuk meneruskan meminum obatnya. Bu Ratih juga merasa bahwa yang paling
merasakan adalah suaminya, sehingga melanjuntukan meminum obat sampai
tuntas tidak diperlukan lagi. Sudah 1 minggu pak Ainun tidak lagi meminum OAT.
Sebagai seorang Kader TB yang tinggal di wilayah tempat tinggal Pak Ainun,
apa yang harus anda lakukan?
Kasus 8
Lidya, 23 thn adalah Kader TB. Pak Anthon, 40 thn adalah pasien TB yang
sementara masih dalam pengobatan dan baru pindah ke wilayah tempat tinggal
Lidya. Istri pak Anthon (Bu Umi, 35 thn) adalah PMO yang mendampingi pak Anthon
selama masa pengobatannya di tempatnya yang dulu. Bu Umi, baru akan bisa
pindah menyusul suaminya 1 bulan lagi. Sebagai seorang Kader TB, pak RT
menyampaikan informasi menyangkut keberadaan pak Anthon kepada Lidya.
Sebagai Kader TB, apa yang harus Lidya lakukan?

37
Modul Pelatihan Kader
Program Penanggulangan Tuberkulosis

LEMBAR KERJA KELOMPOK


MATERI KOMUNIKASI

Tugas: Diskusikan bersama:

1. Apakah terjadi penyimpangan (perbedaan) pesan dalam komunikasi tersebut?


2. Apa faktor atau komponen yang mempengaruhi terjadinya penyimpangan pesan
tersebut?
3. Apa yang harus di perbaiki atau menjadi perhatian bagi peserta untuk
memastikan pesan yang di sampaikan tidak terjadi penyimpangan ?
4. Apakah faktor individu mempengaruhi proses penerimaan dan penyampaian
pesan kepada orang lain?
5. Apa ketrampilan yang dibutuhkan seseorang untuk bisa menyampaikan pesan
dengan benar (tidak terjadi penyimpangan)?

38
Modul Pelatihan Kader
Program Penanggulangan Tuberkulosis

STUDI KASUS – PERAN KADER KESEHATAN

Kasus 1 – Merencanakan Penyuluhan

Bu Susi : Pasien yang baru dinyatakan terkena TB


Bu Heni : Tetangga Bu Susi yang ditunjuk sebagai PMO

Bu Susi (35) merasa sangat terpukul ketika dokter menyatakan bahwa ia terkena TB
BTA (+). Walaupun dokter telah memberi penjelasan bahwa TB bisa disembuhkan,
ia tetap tampak khawatir dengan penyakitnya itu. Ia terlihat murung dan tidak
bergairah. Bu Heni (40) adalah tetangga yang ditunjuk oleh dokter untuk
mendampingi Bu Susi. Bu Heni khawatir jika Bu Susi patah semangat dan tidak
mau menjalani pengobatan hingga tuntas, karena melihat keluarga bu Susi
dikucilkan oleh masyarakat sekitarnya. Dimana sudah hampir sebulan ibu-ibu desa
tersebut, tidak lagi mengajak Ibu Susi mengikuti kegiatan-kegiatan pengajian dan
arisan PKK.

Mainkan peran sebagai Bu Heni dan coba cari tahu apa yang menjadi kegelisahan
masyarakat, sehingga mengucilkan keluarga Bu Susi. Dengan menggunakan
metode diskusi kelompok dan presentase, bagaimana anda menggali informasi dari
masyarakat dan meyakinkan mereka untuk turut menciptakan suasana yang
mendukung penyembuhan Bu Susi, agar beliau bisa berobat hingga tuntas dan tidak
merasa dikucilkan.

Tugas:

1. Buatlah rencana persiapan penyuluhan!


2. Lakukanlah praktek penyuluhan sesuai dengan masalah diatas!

Kasus 2 – Pendampingan Pasien

Pak Darman: Paman dari Adi yang ditunjuk sebagai PMO


Adi : Petugas kebersihan di sebuah hotel yang dinyatakan terkena TB BTA
(+)

Pak Darman (56) adalah Paman Adi (25) yang ditunjuk sebagai PMO. Ia diminta
sebagai PMO karena rumahnya berdampingan dengan kontrakan Adi yang tinggal
sendirian. Sebagai paman yang dekat dengan Adi, Pak Darman mengetahui bahwa
Adi sangat sulit untuk patuh meminum obatnya. Tugasnya yang berat dan seringkali
membuatnya pulang malam, membuat Adi kadang lupa untuk meminum obatnya

39
Modul Pelatihan Kader
Program Penanggulangan Tuberkulosis

ataupun mengingat jadwal pengobatannya. Adi juga termasuk orang yang tertutup
dan tidak banyak bicara.

Pak Darman meminta kesediaan anda selaku kader untuk mendampinginya


meyakinkan dan memotivasi Adi meminum obat secara teratur dan mematuhi jadwal
pengobatannya ? Pilihlah cara yang akan anda gunakan yang efektif untuk membuat
Adi sadar dan termotivasi untuk berobat tuntas.

Tugas:

1. Buatlah rencana persiapan penyuluhan!


2. Lakukanlah praktek penyuluhan sesuai dengan masalah diatas!

Kasus 3 – Kunjungan Rumah dan Penyuluhan

Nina : Mahasiswa tingkat akhir yang bertugas sebagai PMO bagi Ibunya
Ibu Danuwirya : Pasien TB
Irman : Anak lelaki ibu Danuwirya
Ratna : Istri Irman

Nina (23) adalah mahasiswa tingkat akhir di sebuah universitas negeri di Jakarta. Ia
menjadi PMO bagi Ibu Danuwirya (60), ibunya sendiri. Saat ini dirumah mereka juga
tinggal kakak Nina, Irman dan istrinya Ratna. Irman (29) dan Ratna (27) sudah
memiliki anak, Anisa (6). Sejak mereka mengetahui bahwa Ibu Danuwirya terkena
TB, mereka bersikap menjaga jarak karena khawatir tertular. Nina ingin agar kakak-
kakaknya tidak perlu merasa khawatir terhadap sakit yang diderita ibunya. Nina
memintakan kesediaan anda untuk meyakinkan keluarganya agar memperbaiki
perilaku untuk lebih menunjang pengobatan ibunya.

Pilihlah metode yang akan anda lakukan dalam melakukan penyuluhan pada
keluarga Nina, agar mereka paham apa itu TB dan bagaimana mendukung ibunya
untuk bisa sembuh.

Tugas:

1. Buatlah rencana persiapan penyuluhan!


2. Lakukanlah praktek penyuluhan sesuai dengan masalah diatas!

40
Modul Pelatihan Kader
Program Penanggulangan Tuberkulosis
STUDI KASUS – PMO

Kasus 1
Bu Rahayu (27 tahun) sedang menjalani pengobatan TB. Ia telah menelan OAT
selama 7 hari. Sejak menelan OAT pada hari ke-4, bu Rahayu mulai merasa pusing
dan agak mual. Bu Rahayu mengeluhkan hal tersebut pada PMO. Sebagai PMO,
apa yang akan anda lakukan?

Kasus 2
Pak Kartono, sudah mengalami batuk lebih dari 6 bulan. Tubuhnya kurus. Setelah
periksa ke Sarana Pelayanan Kesehatan - PUSKESMAS ia dinyatakan sakit TB BTA
(+) dan harus menjalani pengobata selama 6 bulan. Setelah minum OAT 6 hari, pak
Kartono masih batuk. Pak Kartono merasa bosan minum OAT tiap hari dan ia ragu
kalau bisa disembuhkan. Maka pak Kartono tidak mau menelan OAT lagi dan pergi
ke dukun di desa seberang karena ia curiga kalau penyakitnya disebabkan karena
santet. Sebagai PMO, apa yang anda lakukan ?

Kasus 3
Ita, 20 tahun, seorang mahasiswi di Akademi Pariwisata. Ia sedang menjalani
pengobatan TB BTA (+). Ita sudah menyelesaikan tahap awal pengobatan dan hasil
pemeriksaan dahak ulang pada akhir tahap awal dinyatakan negatif. Saat ini Ita
sedang mengikuti magang di sebuah hotel yang letaknya jauh dari rumah. Karena
kesibukannya, Ita tidak sempat minum OAT teratur, kadang ia minum pagi, kadang
malam dan beberapa kali lupa menelan OAT. PMO juga mulai sulit menemui Ita
karena Ita berangkat magang pagi hari sekali dan baru pulang rumah larut malam.
Apa yang harus dilakukan PMO nya?

Kasus 4
Aini, 16 tahun, nak pak RT, dinyatakan sakit TB. Aini bersedia menjalani pengobatan
TB dengan didampingi PMO. Bu Hadi, tetangga sebelah rumah Aini yang akan
menjadi PMO Aini. Di rumah Aini, tinggal pula 4 orang kerabat dekat, yaitu
paman, bibi dan kedua anaknya yang juga masih kuliah. Ayah Aini berminat untuk
mengetahui lebih dalam tentang TB, maka ia meminta Bu Hadi bersedia memberikan
penyuluhan tentang TB pada keluarga dan keempat kerabatnya yang tinggal
serumah. Sebagai PMO, informasi apa saja yang harus dipersiapkan Bu Hadi
untuk disampaikan pada keluarga Aini?
Kasus 5
Bapak Andi akan mengunjungi pasien TB yang sedang diawasinya,yaitu Bapak
Imam, 30 tahun, yang sudah menyelesaikan menelan OAT sampai bulan ke lima.
Apa saja yang harus ditanyakan oleh Bapak Andi kepada Bapak Imam saat
bertemu? Dan informasi apa saja yang harus disampaikan oleh Bapak Andi
kepada Bapak Imam?

41
Modul Pelatihan Kader
Program Penanggulangan Tuberkulosis

LAMPIRAN 2. KARTU KONTROL PMO

Nama :
Umur :
Departemen Kesehatan
Republik Indonesia Alamat :

KARTU KONTROL PENGAWAS MENELAN OBAT

Tanggal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Bulan
TAHAP AWAL PENGOBATAN

TAHAP LANJUTAN PENGOBATAN

Catatan : 42
Beri tanda (√) pada hari yang sesuai di kartu kontrol
setiap kali penderita menelan obat anti TB
Modul Pelatihan Kader
Program Penanggulangan Tuberkulosis

LAMPIRAN 3. FORMAT PELAPORAN KEGIATAN KADER


(Sampul)

Keterangan :

1). Puskesmas : Ditanda-tangani oleh Pembina Desa atau


Pemegang Program TB Puskesmas.

2). Pemerintah Daerah : Ditanda-tangani oleh ketua RT / RW / Kelurahan /


Kecamatan.

3). Lain–lain : Ditanda-tangani oleh orang atau organisasi lain


(seperti: Pasien TB, Organisasi Keagamaan, PKK,
Kelompok Pemuda, sekolah, dll).

*) Bila KADER TB mengadakan acara penyuluhan, harap

menuliskan Jumlah Peserta (Daftar Hadir).

Nama : ______________________________________________

Alamat : ______________________________________________
43

No.Tlp : ______________________________________________
KEGIATAN-KEGIATAN KADER TB
Modul Pelatihan Kader
Tanda-tangan dan Nama Jelas
No. Program Penanggulangan Tuberkulosis
Tanggal Kegiatan Keterangan
Puskesmas Pemda Lain-lain

Diketahui oleh,

( Pemegang Prog.TB Puskesmas) ( Koordinator Organisasi Kader)

44
Modul Pelatihan Kader
Program Penanggulangan Tuberkulosis

LAMPIRAN 4. Form TB 02

45
Modul Pelatihan Kader
Program Penanggulangan Tuberkulosis

Lampiran 5 : Piagam Hak dan Kewajiban Pasien TB

46
Modul Pelatihan Kader
Program Penanggulangan Tuberkulosis

47
Modul Pelatihan Kader
Program Penanggulangan Tuberkulosis

TIM PENYUSUN

Departemen Kesehatan RI

1. Dr. Siti Nadia, M.Epid


2. Fx.Budiyono, M.Kes
3. Dr. Irawati Panca
4. ST. Patty, SKM
5. Yoana Anandita, SKM
6. Drg.Devi Yuliastanti
7. Nenden S.A, SKM
8. Dewi Nurul
9. Euis Maryani
10. Yetti Intarsih
11. Ali Izhar
12. Dewa Angga
13. Dr. Worowijati
14. Dyah Ermayantri
15. Koesminarti
16. Drg. Ery HZd, MMR

KOMLI/POKJA AKMS
S. Purwanti B

CARE International Indonesia


Dr. Rahmat Hidayat Setiawan
Indah Uzia Sanggaria
Sandra Shirley Lakembe

KNCV
Drg. Mary Lengkong
Atin Parihatin, S.Sos, MPH

World Vision Indonesia


Crescentiana Vita Aristyanita

PPTI
Mariani Reksoprojo
Dr. Henry Diatmo
Fatimah Resmiati

USAID
Candyana Yohan

48
Modul Pelatihan Kader
Program Penanggulangan Tuberkulosis

PRAMUKA
Teguh Prihatmono

AISYIYAH
Jaorana Amiruddin
Ir. Helvi Nurzaini
Nur Fadillah

PAMALI
Dra. Retnowati W.D.Tuti

LKC
Yahmin S
Rury Marantika, Amd.Kep
Zakiyah WS

49

Anda mungkin juga menyukai