Anda di halaman 1dari 26

2017

Puslat SDMK Badan PPSDMK


Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia

MODUL MATERI INTI 3


PELAYANAN PENYAKIT MENULAR
(TUBERCULOSIS) DI KELUARGA

MODUL PELATIHAN KELUARGA SEHAT


Materi Inti 3 Pelayanan Penyakit Menular (TB) di Keluarga

MATERI INTI 3
PELAYANAN PENYAKIT MENULAR
(TUBERKULOSIS) di KELUARGA

I. DISKRIPSI SINGKAT
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi yang menular, disebabkan oleh kuman
Mycobacterium tuberculosis. Penularan melalui udara, sumber penularan adalah pasien
TB yang dahaknya mengandung kuman TB. Gejala umum TB pada orang dewasa
adalah batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih. Bila tidak diobati maka setelah lima
tahun sebagian besar (50%) pasien akan meninggal.

Strategi penanggulangan TB dalam pencapaian eliminasi nasional TB meliputi:


1) Penguatan kepemimpinan program TB di kabupaten/kota
2) Peningkatan akses layanan TB yang bermutu
3) Pengendalian faktor risiko
4) Peningkatan kemitraan TB melalui Forum Koordinasi TB
5) Peningkatan kemandirian masyarakat dalam penanggulangan TB
6) Penguatan manajemen program (health system strenghtening)

Target Program Nasional Penaggulangan TB sesuai dengan target eliminasi global


adalah Eliminasi TB pada tahun 2035 dan Indonesia bebas TB tahun 2050. Eliminasi
TB adalah tercapainya cakupan kasus TB 1 per 1 juta penduduk.

Materi Pelayanan Penyakit Menular (Tuberkulosis) di Keluarga menguraikan tentang


definisi TB, menjelaskan Penyebab TB, cara penularan TB, menjelaskan Klasifikasi dan
tipe TB, dan Pengobatan TB serta upaya pencegahan TB.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN


A. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU):
Setelah menyelesaikan materi ini, peserta latih mampu memahami pelayanan dasar
penyakit Tuberkulosis di Keluarga.

Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan


Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 1
Materi Inti 3 Pelayanan Penyakit Menular (TB) di Keluarga

B. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK):


Setelah menyelesaikan materi ini, peserta latih mampu:

1. Menjelaskan Pelayanan Dasar TB


2. Menjelaskan Instrumen Pendataan Pelayanan Dasar TB

III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN


A. Pelayanan dasar TB

1. Definisi dan Tipe TB


a. Definisi TB
b. Tipe TB
2. Penyebab TB
3. Cara Penularan TB
4. Cara Penemuan Terduga TB
5. Cara merujuk penemuan terduga TB
6. Pengobatan TB
a. Tujuan Pengobatan TB
b. Prinsip Pengobatan TB
c. Pengawas menelan obat
7. Pencegahan TB

B. Instrumen pendataan pelayanan Dasar TB

IV. BAHAN BELAJAR


1. Flipchart,
2. Whiteboard
3. Alat tulis (ATK)
4. Materi Inti 1

V. METODE PEMBELAJARAN
a. CTJ
b. Curah Pendapat
c. Pembelajaran dalam kelompok

Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan


Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 2
Materi Inti 3 Pelayanan Penyakit Menular (TB) di Keluarga

d. Tugas baca
e. Penugasan (Latihan soal)

VI. LANGKAH LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Agar proses pembelajaran dapat berhasil secara efektif, maka perlu disusun langkah-
langkah sebagai berikut :
 Langkah 1 : Penyiapan Proses pembelajaran
1. Kegiatan Pelatih
a. Pelatih memulai kegiatan dengan melakukan bina suasana dikelas
b. Pelatih menyapa peserta dengan ramah dan hangat.
c. Apabila belum pernah menyampaikan sesi di kelas mulailah dengan
memperkenalkan diri, Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap,
instansi tempat bekerja, materi yang akan disampaikan.
d. Menggali pendapat peserta (apersepsi) tentang apa yang dimaksud dengan
Program Pengendalian TB dengan metode curah pendapat.
e. Menyampaikan ruang lingkup bahasan dan tujuan pembelajaran tentang
Program Pengendalian TB yang sebaiknya dengan menggunakan CTJ
2. Kegiatan Peserta
a. Mempersiapkan diri dan alat tulis yang diperlukan
b. Mengemukakan pendapat atas pertanyaan Pelatih
c. Mendengar dan mencatat hal-hal yang dianggap penting
d. Mengajukan pertanyaan kepada Pelatih bila ada hal-hal yang belum jelas dan
perlu diklarifikasi.

 Langkah 2 : Pokok bahasan dan sub pokok bahasan


1. Kegiatan Pelatih
a. Menyampaikan Pokok Bahasan dan sub pokok bahasan A sampai dengan F
secara garis besar dalam waktu yang singkat
b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal yang
kurang jelas

Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan


Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 3
Materi Inti 3 Pelayanan Penyakit Menular (TB) di Keluarga

c. Memberikan jawaban jika ada pertanyaan yang diajukan peserta


2. Kegiatan Peserta
a. Mendengar, mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang dianggap penting
b. Mengajukan pertanyaan kepada Pelatih sesuai dengan kesempatan yang
diberikan
c. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan Pelatih.

 Langkah 3 : Pendalaman pokok bahasan dan Sub pokok bahasan


1. Kegiatan Pelatih
a. Menugaskan kelompok untuk membaca materi inti 1 secara bergantian
b. Mengamati peserta dan memberikan bimbingan pada proses penyelesaian
latihan, menyimpulkan hasil diskusi.
2. Kegiatan Peserta
a. Mendengar, mencatat dan bertanya pada hal-hal yang kurang jelas pada
pelatih.
b. Melakukan proses membaca materi secara bergantian.
c. Mengikuti diskusi dalam kelompok.

 Langkah 4 : Rangkuman dan evaluasi hasil belajar


1. Kegiatan Pelatih
a. Menugaskan peserta latih menjawab pertanyaan yang sudah disiapkan
termasuk evaluasi akhir materi dalam lampiran.
b. Memperjelas jawaban peserta terhadap masing – masing pertanyaan
c. Bersama peserta diskusi dan merangkum butir-butir penting dari hasil proses
pembelajaran.
d. Membuat kesimpulan.
2. Kegiatan Peserta
a. Menjawab pertanyaan yang ditugaskanPelatih.
b. Bersama Pelatih merangkum hasil proses pembelajaran koordinasi lintas
program dan lintas sektor.

Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan


Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 4
Materi Inti 3 Pelayanan Penyakit Menular (TB) di Keluarga

VII. URAIAN MATERI

A. PELAYANAN DASAR TB
1. DEFINISI DAN TIPE PASIEN
a. Definisi TB
Tuberkulosis (TB) atau yang dulu dikenal TBC adalah penyakit menular langsung
yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). TB bukan
disebabkan oleh guna-guna atau kutukan. TB juga bukan penyakit keturunan.
Sebagian besar kuman TB menyerang paru-paru, tetapi dapat juga menyerang
organ atau bagian tubuh lainnya (misalnya: tulang, kelenjar, kulit, dll).

TB dapat menyerang siapa saja, terutama menyerang usia produktif/masih aktif


bekerja (15–50tahun) dan anak-anak. TB dapat menyebabkan kematian. Apabila
tidak diobati, 50% dari pasien akan meninggal setelah 5 tahun.

Masalah TB di Indonesia

 Penyakit TB merupakan penyebab kematian nomor tiga (3) setelah penyakit


jantung dan penyakit saluran pernapasan, dan nomor satu (1) dari golongan
penyakit infeksi.
 Penyakit TB menyerang sebagian besar kelompok usia kerja (15 s/d 50
tahun)

b. Gejala TB

Gejala utama TB : Batuk terus menerus dan berdahak selama 2 minggu


atau lebih

Gejala lainnya :
- Batuk bercampur darah
- Sesak nafas dan nyeri dada
- Badan lemas

Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan


Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 5
Materi Inti 3 Pelayanan Penyakit Menular (TB) di Keluarga

- Nafsu makan berkurang


- Berat badan turun
- Rasa kurang enak badan (lemas)
- Demam/ meriang berkepanjangan
- Berkeringat di malam hari walaupun tidak melakukan kegiatan

Apabila seseorang di masyarakat ditemukan dengan satu atau lebih gejala


tersebut diatas dia sebagai terdga TB

c. Tipe TB
Pasien TB dapat dibedakan berdasarkan Type, organ tubuh yang terkena dan
pemeriksaan dahak mikroskopis.

 Berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya, pasien TB dibagi menjadi


beberapa kelompok (tipe):

Adalah pasien TB yang belum pernah diobati dengan Obat Anti


1. Pasien Baru Tuberkulosis (OAT) atau sudah pernah menelan OAT kurang dari
satu bulan (4 minggu).
Adalah pasien TB yang telah sembuh atau mendapat pengobatan
2. Pasien Kambuh
lengkap, kemudian dinyatakan sakit TB kembali dengan hasil BTA
(Relaps)
positif.
3. Pasien Pengobatan
Adalah pasien TB yang putus berobat selama 2 bulan atau lebih,
Setelah Putus
kemudian dinyatakan masih sakit TB dengan hasil BTA positif.
Berobat (Default )
Adalah pasien TB yang mulai pengobatan kembali setelah hasil
4. Pasien Gagal
pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali menjadi positif
(Failure)
pada bulan ke-5 atau lebih, pada masa pengobatan sebelumnya.
Adalah pasien TB yang dipindahkan dari Puskesmas/Rumah Sakit
5. Pasien Pindahan
antar Kabupaten/Kota yang berbeda untuk melanjutkan
(Transfer In)
pengobatannya.

Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan


Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 6
Materi Inti 3 Pelayanan Penyakit Menular (TB) di Keluarga

Adalah semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan diatas.


Dalam kelompok ini termasuk pasien dengan Kasus Kronik, yaitu
6. Lain-lain:
pasien dengan hasil pemeriksaan masih BTA positif setelah selesai
pengobatan ulangan.
Catatan:
TB paru BTA negatif dan TB ekstra paru, dapat juga mengalami kambuh, gagal,
default maupun menjadi kasus kronik. Hal ini sangat jarang terjadi dan harus
dibuktikan melalui pemeriksaan lebih lanjut.

 Klasifikasi penyakit TB berdasarkan organ tubuh yang terkena:


 TB paru, adalah TB yang menyerang jaringan (parenkim) paru, tidak
termasuk pleura (selaput paru) dan kelenjar pada hilus.
 TB ekstraparu, adalahTB yang menyerang organ tubuh lain selain paru,
misalnya pleura, selaput otak, selaput jantung (pericardium), kelenjar getah
bening, tulang, sendi, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin, dan
lain-lain.

 Klasifikasi penyakit berdasarkan hasil pemeriksaan dahak mikroskopis,


yaitu:
 TB Paru BTA Positif, bila:
Sekurang-kurangnya 1 dari 2 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif.
AN
 TB Paru BTA Negatif :
Bila pemeriksaan 2 spesimen dahak SPS hasilnya BTA negatif

2. PENYEBAB TB
Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman dari
kelompok Mycobacterium yaitu Mycobacterium tuberculosis.

Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan


Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 7
Materi Inti 3 Pelayanan Penyakit Menular (TB) di Keluarga

3. CARA PENULARAN TB
 Sumber penularan adalah pasien TB yang dahaknya mengandung kuman TB
BTA Positif.
 Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam
bentuk percikan dahak. Sekali batuk dapat menyebarkan sekitar 3.000 kuman
dalam percikan dahak.
 Penularan terjadi melalui percikan dahak yang dapat bertahan selama beberapa
jam dalam ruangan yang tidak terkena sinar matahari dan lembab.
 Semakin banyak kuman yang ditemukan dalam tubuh pasien berarti semakin
besar kemungkinan menularkan kepada orang lain

Daya penularan dari seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang
dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak,
makin menular pasien tersebut. Kemungkinan seseorang terinfeksi TB ditentukan
oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.

Risiko Menjadi Sakit TB


 Hanya sekitar 10% yang terinfeksi TB akan menjadi sakit TB.
 Faktor yang mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi pasien TB adalah
daya tahan tubuh yang rendah, diantaranya infeksi HIV/AIDS, DM dan malnutrisi
(gizi buruk).
 HIV merupakan faktor risiko yang paling kuat bagi yang terinfeksi TB menjadi
sakit TB. Infeksi HIV mengakibatkan kerusakan luas sistem daya tahan tubuh
seluler (cellular immunity), sehingga jika terjadi infeksi penyerta (oportunistic
infection), seperti tuberkulosis. Bila jumlah orang terinfeksi HIV meningkat, maka
jumlah pasien TB akan meningkat, dengan demikian penularan TB di masyarakat
akan meningkat pula.
Faktor risiko kejadian TB, secara ringkas digambarkan pada gambar berikut:

Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan


Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 8
Materi Inti 3 Pelayanan Penyakit Menular (TB) di Keluarga

Gambar 1.1. Faktor Risiko Kejadian TB

transmisi
Jumlah kasus TB BTA+
Faktor lingkungan : Risiko menjadi TB bila
Ventilasi dengan HIV:
Kepadatan • 5-10% setiap tahun
Dalam ruangan • >30% lifetime
SEMBUH
Faktor Perilaku
HIV(+)
KRONIS/
TB RESISTEN
OBAT

TERPAJAN INFEKSI
10%
TB MATI
Konsentrasi Kuman  Keterlambatan diagnosis
Lama kontak dan pengobatan
 Malnutrisi  Tatalaksana tak memadai
 Penyakit DM,  Kondisi kesehatan
immunosupresan

Catatan:
1) Pasien TB paru dengan BTA Positif memberikan risiko penularan lebih besar
daripada pasien TB paru dengan BTA negatif.
2) Risiko seseorang terpapar kuman TB ditentukan oleh jumlah percikan dahak
dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.
3) Jika ada Pasien TB BTA positif maka harus di lakukan pemeriksaan kontak
serumah yang memiliki gejala TB.
4) Jika ada kasus TB anak, maka harus dicari sumber penularan dari orang
dewasa disekitar lingkungannya.

4. Cara Penemuan Terduga TB


a. Strategi Penemuan TB
 Penemuan pasien TB dilakukan secara pasif intensif di fasilitas kesehatan
dengan jejaring layanan TB melalui Public-Private Mix (PPM), dan kolaborasi
berupa kegiatan TB-HIV, TB-DM (Diabetes Mellitus), TB-Gizi, Pendekatan

Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan


Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 9
Materi Inti 3 Pelayanan Penyakit Menular (TB) di Keluarga

 Praktis Kesehatan paru (PAL = Practical Approach to Lung health),


ManajemenTerpadu Balita Sakit (MTBS), Manajemen Terpadu Dewasa Sakit
(MTDS).
 Penemuan pasien TBsecara aktif dan/atau masif berbasis keluarga dan
masyarakat, dapat dibantu oleh kader dari posyandu, pos TB desa, tokoh
masyarakat, dan tokoh agama. Kegiatan ini dapat berupa:
o Investigasi kontak pada paling sedikit 10 - 15 orang kontak erat
dengan pasien TB.
o Penemuan di tempat khusus: Lapas/Rutan, tempat kerja, asrama,
pondok pesantren, sekolah, panti jompo.
o Penemuan di populasi berisiko: tempat penampungan pengungsi,
daerah kumuh

b. Cara Menentukan Pasien TB


1) Pasien Dewasa
 Pasien TB Paru
a) Pemeriksaan Bakteriologi
Pemeriksaan dahak selain berfungsi untuk menegakkan diagnosis, juga
untuk menentukan potensi penularan dan menilai keberhasilan
pengobatan.
 Pemeriksaan dahak mikroskopis langsung
 Pemeriksaan dahak untuk penegakan diagnosis dilakukan dengan
mengumpulkan 2 contoh uji dahak yang dikumpulkan berupa dahak
Sewaktu-Pagi (SP):
 S (Sewaktu): dahak ditampung di fasyankes.
 P (Pagi): dahak ditampung pada pagi segera setelah bangun
tidur. Dapat dilakukan dirumah pasien atau di bangsal rawat inap
bilamana pasien menjalani rawat inap.
 Pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM) TB
 Pemeriksaan Biakan
b) Pemeriksaan Penunjang Lainnya
 Pemeriksaan foto toraks
 Pemeriksaan histopatologi pada kasus yang dicurigai TB ekstraparu.

Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan


Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 10
Materi Inti 3 Pelayanan Penyakit Menular (TB) di Keluarga

c) Pemeriksaan uji kepekaan obat


Uji kepekaan obat bertujuan untuk menentukan ada tidaknya
resistensi M.tb terhadap OAT

 Pasien TB ekstra paru.


TB ekstra paru ditentukan oleh dokter berdasarkan gejala TB. Gejala dan
keluhan tergantung organ yang terkena.

2) Pasien Anak
Gejala klinis berupa gejala sistemik/umum atau sesuai organ terkait. Gejala
klinis TB pada anak tidak khas, karena gejala serupa juga dapat disebabkan
oleh berbagai penyakit selain TB. Gejala khas TB sebagai berikut:
a) Batuk ≥ 2 minggu
b) Demam ≥ 2 minggu
c) BB turun atau tidak naik dalam 2 bulan sebelumnya
d) Lesu atau malaise ≥ 2 minggu
Gejala-gejala tersebut menetap walau sudah diberikan terapi yang
adekuat.

5. CARA MERUJUK PENEMUAN TERDUGA TB.


Apabila menemukan seseorang dengan gejala terduga TB seperti diatas segera
lakukan rujukan ke puskesmas setempat.
Rujukan dapat dilakukan dengan cara sbb:

 Kirimkan informasi tentang seseorang dengan gejala TB ke Petugas TB


Puskesmas atau petugas posyandu setempat.
 Berilah penyuluhan kepada terduga TB agar mau periksa/berobat ke
Puskesmas.
 Petugas TB Puskesmas berdasarkan info dari masyarakat akan mengunjungi
terduga TB untuk mengambil dahak

Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan


Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 11
Materi Inti 3 Pelayanan Penyakit Menular (TB) di Keluarga

LATIHAN 1

1. Bagaimana caranya seorang petugas kesehatan mengidentifikasi terduga TB


diantara pengunjung Fasilitas Pelayanan Kesehatan ?

Jawaban:

2. Untuk diagnosis berapa jumlah pengambilan spesimen dahak yang


diperlukan?

Jawaban:

Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan


Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 12
Materi Inti 3 Pelayanan Penyakit Menular (TB) di Keluarga

LATIHAN 2

MENENTUKAN KLASIFIKASI DAN TIPE PASIEN

Latihan dibawah ini bertujuan melatih anda untuk menentukan klasifikasi dan tipe Pasien
TB.

Kasus 1:

Bapak Wayan, usia 41 tahun, selama 2 bulan terakhir selalu batuk dengan mengeluarkan
dahak. Sebulan yang lalu menderita panas tinggi dan didiagnosis sebagai tifus. Pada saat
berobat ke RS Persahabatan, Bapak Wayan diminta untuk periksa dahak sebanyak 3 kali
berturut-turut, dan hasilnya semua positif.

Dari hasil anamnesa menunjukkan bahwa Bapak Wayan belum pernah mendapat
pengobatan tuberkulosis sebelumnya.

Pertanyaan :

a. Tetapkan diagnosis penyakit bapak Wayan


b. Tetapkan klasifikasi dan tipe penyakit bapak Wayan
Jawab :

..................................................................................................................................

..................................................................................................................................

Kasus 2:

Andito, seorang remaja laki-laki usia 15 tahun, menderita batuk cukup lama, sekitar 4
bulan, disertai sesak nafas, nyeri dada kanan serta sering menderita panas badan. Batuk
kadang sembuh untuk 1-2 hari, kemudian kambuh kembali . Dokter Puskesmas Buleleng
dimana Andito berobat meminta agar Andito diperiksa dahaknya.

Dahak diperiksa pada tanggal 5 Juli 2009, hasilnya negatif. Dokter memberikan antibiotika
selama 2 minggu, dengan nasehat untuk datang kembali bila obat telah habis. Saat datang
kembali, tidak nampak ada perbaikan klinis, oleh karena itu Andito diperiksa foto toraks.
Hasil pemeriksaan foto toraks mendukung diagnosis Tuberkulosis aktif dan dokter

Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan


Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 13
Materi Inti 3 Pelayanan Penyakit Menular (TB) di Keluarga

memutuskan untuk mengobati Andito sebagai Pasien tuberkulosis BTA negatif dengan hasil
pemeriksaan foto toraks mendukung TB.

Pertanyaan :

- Tetapkan diagnosis, klasifikasi dan tipe penyakit Andito.

..................................................................................................................................

..................................................................................................................................

Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan


Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 14
Materi Inti 3 Pelayanan Penyakit Menular (TB) di Keluarga

6. PENGOBATAN TB
a. Tujuan Pengobatan:

 Menyembuhkan pasien,
 Mencegah kematian atau akibat buruk yang ditimbulkan,
 Mencegah kekambuhan,
 Memutuskan rantai penularan,
 Mencegah terjadinya kekebalan terhadap OAT dan
 Mengurangi dampak sosial dan ekonomi.

b. Prinsip Pengobatan

Pengobatan TB dilakukan dengan prinsip prinsip sebagai berikut:

 OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis obat,
dalam jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan.
Hindari melakukan monoterapi (pengobatan dengan obat tunggal).
Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis Tetap (KDT) akan lebih
menguntungkan dan dianjurkan.
 Untuk menjamin kepatuhan pasien dalam menelan obat, pengobatan
dilakukan dengan pengawasan langsung (DOT = Directly Observed
Treatment) oleh seorang Pengawas Menelan Obat (PMO).
 Jangka waktu pengobatan relatif lama (6 – 8 bulan), diberikan secara
terus menerus, yang dibagi dalam 2 tahap, yaitu tahap awal dan lanjutan.
 OAT ditelan sekaligus dan sebaiknya saat perut kosong.

c. Paduan Pengobatan.

Paduan pengobatan yang digunakan oleh Program Nasional Penanggulangan TB


di Indonesia:

 Kategori 1 diberikan kepada pasien baru TB paru BTA positif, Pasien TB


paru BTA negatif rontgen positif dan pasien TB ekstra paru

Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan


Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 15
Materi Inti 3 Pelayanan Penyakit Menular (TB) di Keluarga

 Kategori 2 diberikan kepada pasien TB BTA positif yang telah diobati


sebelumnya (pasien kambuh, pasien gagal dan pasien
pengobatan setelah putus berobat)

 Kategori diberikan kepada pasien TB anak


Anak

Pengobatan TB harus teratur dan lengkap sampai sembuh, bila pasien berhenti
minum obat sebelum selesai akan berisiko:

1. Penyakit tidak sembuh dan tetap menularkan ke orang lain


2. Penyakit bertambah parah dan bisa berakibat kematian
3. Kuman TB yang ada di dalam tubuh akan terus berkembang dan menjadi kebal
terhadap obat TB sebelumnya (TB resistan Obat) dan harus menggunakan obat
yang lebih mahal serta waktu pengobatan yang lebih lama
 Pengobatan Katagori I

Gambar 1. Pengobatan TB dewasa kategori I

Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan


Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 16
Materi Inti 3 Pelayanan Penyakit Menular (TB) di Keluarga

 Pengobatan Katagori II

Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan


Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 17
Materi Inti 3 Pelayanan Penyakit Menular (TB) di Keluarga

Gambar 3. Pengobatan TB dewasa kategori II

 Pengobatan TB Anak

Gambar 4. Pengobatan TB Anak

Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan


Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 18
Materi Inti 3 Pelayanan Penyakit Menular (TB) di Keluarga

d. Cara Mengetahui Kemajuan Pengobatan

Cara mengetahui kemajuan pengobatan pada pasien TB dewasa yaitu dengan cara
pemeriksaan ulang dahak dengan menggunakan mikroskop. Pemeriksaan ulang
dahak dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu:

1) Akhir tahap intensif

Kategori 1: dilakukan seminggu sebelum akhir bulan ke 2 pengobatan pasien


baru BTA positif.
Kategori 2: dilakukan seminggu sebelum akhir bulan ke 3 pengobatan ulang
pasien BTA positif.

2) Sebulan sebelum akhir pengobatan

Kategori 1: dilakukan seminggu sebelum akhir bulan ke 5 pengobatan pasien


baru BTA positif.
Kategori 2: dilakukan seminggu sebelum akhir bulan ke 7 pengobatan ulang
pasien BTA positif.

3) Akhir pengobatan

Kategori 1: dilakukan seminggu sebelum akhir bulan ke 6 pengobatan pada


pasien baru BTA positif.
Kategori 2: dilakukan seminggu sebelum akhir bulan ke 8 pengobatan ulang
BTA positif.

Pemeriksaan ulang dahak pada sebulan sebelum akhir pengobatan dan akhir
pengobatan (AP) bertujuan untuk menilai hasil pengobatan (“sembuh”, atau
“gagal”).

Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan


Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 19
Materi Inti 3 Pelayanan Penyakit Menular (TB) di Keluarga

 Efek Samping Obat Anti Tuberkulosis (OAT)

1) Efek Samping Ringan

Gejala Efek Samping Yang harus dilakukan PMO

Jelaskan kepada pasien untuk tidak


Warna kemerahan pada air seni (urin) perlu khawatir karena warna merah
berasal dari salah satu obat yang
diminum

[[[
Tidak ada nafsu makan, mual, sakit
perut Jelaskan kepada pasien agar obat
diminum malam hari sebelum tidur

[[[

Nyeri sendi Segera rujuk ke Petugas Kesehatan

[[

Kesemutan sampai dengan rasa Segera rujuk ke Petugas Kesehatan

terbakar di kaki

2) Efek Samping Berat

Gejala Efek Samping Berat :

 Gatal dan kemerahan pada kulit


 Gangguan pendengaran
 Gangguan keseimbangan/limbung
 Kuning pada mata dan atau kulit tanpa penyebab lain

Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan


Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 20
Materi Inti 3 Pelayanan Penyakit Menular (TB) di Keluarga

 Gelisah dan muntah-muntah


 Gangguan penglihatan
 Bintik-bintik kemerahan pada kulit dan renjatan/ syok

BILA DITEMUKAN GEJALA DI ATAS, PASIEN HARUS MENGHENTIKAN


MENELAN OBAT DAN SEGERA RUJUK KE PETUGAS KESEHATAN

e. Pengawas Menelan Obat.


Seseorang yang secara sukarela membantu pasien TB dalam masa pengobatan hingga
sembuh disebut dengan pengawas Menelan Obat (PMO)

1) Adapun kriteria PMO


 Sehat jasmani dan rohani serta bisa baca tulis
 Bersedia membantu pasien dengan sukarela
 Tinggal dekat dengan pasien
 Dikenal, dipercaya dan disegani oleh pasien
 Disetujui oleh pasien dan petugas kesehatan
 Bersedia dilatih dan atau mendapat penyuluhan bersama-sama dengan
pasien

2) Siapa Saja yang Bisa Jadi PMO?


 Anggota keluarga atau kerabat yang tinggal serumah
 Tetangga
 Teman atau atasan (rekan kerja, supervisor, sipir/petugas lapas dll)
 Tokoh agama, tokomasyarakat atau tokoh adat
 Kader kesehatan (Posyandu, Juru Pemantau Jentik, KB, dll)
 Anggota organisasi kemasyarakatan (PKK, LSM, dll)
 Anggota organisasi keagamaan (majelis taklim, gereja, dll)

Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan


Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 21
Materi Inti 3 Pelayanan Penyakit Menular (TB) di Keluarga

 Petugas Kesehatan (bidan di desa, perawat, pekarya, sanitarian, juru


imunisasi, dokter, dll)

3) Tugas PMO dan Uraiannya


a) Memastikan pasien menelan obat sesuai aturan sejak awal pengobatan sampai
sembuh.
 Membuat kesepakatan antara PMO dan pasien mengenai lokasi dan waktu
menelan obat .
 PMO dan pasien harus menepati kesepakatan yang sudah dibuat.
 Pasien menelan obat dengan disaksikan oleh PMO.

b) Mendampingi dan memberikan dukungan moral kepada pasien agar dapat menjalani
pengobatan secara lengkap dan teratur.
 Meyakinkan kepada pasien bahwa TB bisa disembuhkan dengan minum obat
secara lengkap dan teratur.
 Mendorong pasien untuk tetap minum obatnya saat mulai bosan.
 Mendengarkan setiap keluhan pasien, menghiburnya dan menumbuhkan rasa
percaya diri.
 Menjelaskan manfaat bila pasien menyelesaikan pengobatan agar pasien tidak
putus berobat.

c) Mengingatkan pasien TB untuk mengambil obat dan periksa ulang dahak sesuai
jadwal.
 Mengingatkan pasien waktu untuk mengambil obat berdasarkan jadwal pada
kartu identitas pasien (TB 02) (contoh kartu TB. 02 pada halaman 43).
 Memastikan bahwa pasien sudah mengambil obat.
 Mengingatkan pasien waktu untuk periksa dahak ulang berdasarkan jadwal pada
kartu identitas pasien (TB 02).
 Memastikan bahwa pasien sudah melakukan periksa dahak ulang.

Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan


Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 22
Materi Inti 3 Pelayanan Penyakit Menular (TB) di Keluarga

d) Menemukan dan mengenali gejala-gejala efek samping OAT dan merujuk ke Sarana
Pelayanan Kesehatan.
 Menanyakan apakah pasien mengalami keluhan setelah menelan OAT.
 Melakukan tindakan sesuai dengan keluhan yang dialami pasien.
 Menenangkan pasien bahwa keluhan yang dialami bisa ditangani.

e) Mengisi kartu kontrol pengobatan pasien sesuai petunjuk (petunjuk terdapat di sudut
bawah kartu kontrol).

f) Memberikan penyuluhan tentang TB kepada keluarga pasien atau orang yang tinggal
serumah :
 TB disebabkan oleh kuman, tidak disebabkan oleh guna-guna atau kutukan dan
bukan penyakit keturunan,
 TB dapat disembuhkan dengan berobat lengkap dan teratur,
 Cara penularan TB, gejala-gejala TB dan cara pencegahannya,
 Cara pemberian obat (tahap awal dan lanjutan),
 Pentingnya pengawasan agar pasien berobat secara lengkap dan teratur,
 Kemungkinan terjadinya efek samping obat dan perlunya segera meminta
pertolongan ke Sarana Pelayanan Kesehatan.

Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan


Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 23
Materi Inti 3 Pelayanan Penyakit Menular (TB) di Keluarga

6. PENCEGAHAN PENULARAN TB
Pencegahan penularan TB dapat dilakukan dengan:
a. Menelan OAT secara lengkap dan teratur sampai sembuh.
b. Pasien TB harus menutup mulutnya dengan saputangan atau tisu atau
tangan pada waktu bersin dan batuk, dan mencuci tangan.
c. Tidak membuang dahak di sembarang tempat, tetapi dibuang pada tempat
khusus dan tertutup. Misalnya: dengan menggunakan wadah/ kaleng bertutup
yang sudah diberi air sabun. Buanglah dahak ke lubang WC atau timbun ke
dalam tanah di tempat yang jauh dari keramaian.
d. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS):
2) Menjemur alat tidur.
3) Membuka pintu dan jendela setiap pagi agar udara dan sinar matahari
masuk. Sinar matahari langsung dapat mematikan kuman TB.
4) Makan makanan bergizi.
5) Tidak merokok dan minum minuman keras.
6) Olahraga secara teratur.
7) Mencuci pakaian hingga bersih.
8) Buang air besar di jamban/ WC.
9) Mencuci tangan hingga bersih di air yang mengalir setelah selesai buang
air besar, sebelum dan sesudah makan.
10) Beristirahat cukup.
11) Jangan tukar menukar peralatan mandi

Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan


Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 24
Materi Inti 3 Pelayanan Penyakit Menular (TB) di Keluarga

B. INSTRUMEN PENDATAAN PELAYANAN DASAR TB


1. Definisi Operational
Penderita Tuberkulosis Paru yang berobat sesuai standar adalah :
a. Terduga TB mendapatkan pelayanan TB sesuai standar, yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan sesuai kewenangannya di FKTP
(puskesmas dan jaringannya)
b. Pengobatan dengan menggunakan Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
dengan panduan OAT standar.
c. Pasien meminum obat sesuai jadwal sampai tuntas dibantu PMO

2. Instrumen Pendataan

B. GANGGUAN KESEHATAN
Berlaku untuk Anggota Keluarga berumur ≥ 15 tahun
5. Apakah Saudara pernah didiagnosis menderita tuberculosis (TB) Paru?

1. Ya 2. Tidak P.7
6. Bila ya, apakah meminum obat TBC secara teratur (selama 6 bulan)?

1. Ya 2. Tidak P.8
7. a. Apakah Saudara pernah menderita batuk berdahak ≥ 2 minggu disertai satu atau lebih gejala : dahak bercampur
darah/ batuk berdarah, berat badan menurun, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, dan demam > 1 bulan?

1. Ya 2. Tidak

Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan


Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 25

Anda mungkin juga menyukai