Anda di halaman 1dari 45

Anti Infeksi

1. Anti bakteri
2. Anti tuberkulosis dan leprosi
3. Anti jamur
4. Infeksi viral
5. Infeksi protozoa
6. Infeksi cacing
Defenisi
• Antimikroba diartikan senyawa yang dapat
menghambat atau membunuh mikroorganisme
(bakteri, virus, fungi, protozoa, parasit).
• Yang menghambat MO disebut dengan
bakteriostatik dan yang membunuh MO disebut
bakterisid
• Dekontaminasi : destruksi secara kimia atau
fisika semua organisme pd benda2 yg
terkontaminasi
• Sterilisasi : pembebasan suatu benda dari
semua organisme yg hidup termasuk bakteri dan
sporanya
• Infeksi nosokomial : infeksi yang diperoleh
saat mendapat perawatan di rumah sakit
(perawatan lama)
• Kultur : pemeriksaan dengan membiakkan
organisme penyebab dalam suatu media
• Sensitifitas : pengaruh antimikroba terhadap
organisme penyebab
• Spektrum sempit : umumnya efektif thd 1
jenis organisme
• Spektrum luas : efektif melawan organisme
gram positif maupun gram negatif
Anti Bakteri
• Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh mikroba,
terutama fungi, yang dapat menghambat pertumbuhan
atau membasmi mikroba jenis lain. Antibiotik juga dapat
dibuat secara sintetis
• Kemoterapi ialah zat kimia yang mampu menghambat
pertumbuhan atau membasmi mikroba tetapi tidak
berasal dari suatu mikroba atau fungi
• Prinsip penggunaan antibiotik :
– Penyebab infeksi : pemeriksaan mikrobiologis dan uji kepekaan kuman
(ideal) → waktu lama, kondisi infeksi perlu penanganan segera
– Faktor pasien : fungsi ginjal, fungsi hati, riwayat alergi, daya tahan
terhadap infeksi (status imunologis), daya tahan terhadap obat,
beratnya infeksi, etnis, usia, penggunaan pengobatan konkomitan,
untuk wanita apakah sedang hamil atau menyusui, atau sedang
mengkonsumsi kontrasepsi oral
Antibiotik Profilaksis
• Untuk melindungi seseorang yang terpapar kuman tertentu: misalnya untuk
pencegahan demam rematik pada orang yang terpapar kuman Streptococcus
hemolyticus grup A, diberikan fenoksimetilpenisilin 2 kali 250 mg per hari.
• Mencegah endokarditis pada pasien yang mengalami kelainan katup jantung
atau defek septum yang akan menjalani prosedur dengan risiko bakteremia,
misalnya pencabutan gigi, pembedahan dan lain-lain. Amoksisilin: DEWASA:
1 g per oral, 3 jam sebelum tindakan. ANAK di bawah 5 tahun: seperempat
dosis dewasa. ANAK 5-10 tahun: setengah dosis dewasa. Obat di atas
diberikan dalam dosis tunggal.
• Untuk kasus bedah, profilaksis diberikan untuk tindakan bedah tertentu yang
sering disertai infeksi pasca bedah atau yang berakibat berat bila terjadi
infeksi pasca bedah
– Operasi lambung, esofagus, kolesistektomi pada pasien dengan kemungkinan infeksi
kandung empedu: Gentamisin atau sefalosporin dosis tunggal. Diberikan 2 jam sebelum
operasi.
– Reseksi kolon atau rektum: Gentamisin + metronidazol dosis tunggal atau sefuroksim +
metronidazol, diberikan 2 jam sebelum operasi.
– Histerektomi: Metronidazol supositoria atau intravena dosis tunggal
Antibiotik Kombinasi
• Antibiotik kombinasi diberikan untuk 4
indikasi utama :
– Pengobatan infeksi campuran, misalnya
pasca bedah abdomen.
– Pengobatan awal pada infeksi berat yang
etiologinya belum jelas, misalnya sepsis,
meningitis purulenta.
– Mendapatkan efek sinergi.
– Memperlambat timbulnya resistensi, misalnya
pada pengobatan tuberkulosis
Antibakterial
• Obat antibakterial/antimikrobal : substansi yang
menghambat atau membunuh bakteri atau
mikroorganisme lainnya (mikroorganisme : bakteri,
virus, jamur, protozoa)
• Bakteriostatik = menghambat pertumbuhan bateri
• Bakterisidal = membunuh bakteri
• Kadar puncak & minimal = kadar serum obat
antibakterial dengan batas keamanan yang sempit
– Dosis tinggi → toksisitas obat
– Dosis rendah → efek terapi tidak tercapai/resistensi
meningkat
Mekanisme Kerja
• Mekanisme kerja :
– Menghambat pembentukan dinding sel
bakteri → bakterisidal
– Perubahan permeabilitas membran sel →
bakterisidal/bakteriostatik
– Menghambat sintesis protein →
bakterisidal/bakteriostatik
– Menghambat sintesa RNA dan DNA bakteri
– Mengganggu metabolisme dalam sel →
bakteriostatik
Antibakterial
• Obat :
– Penetrasi dinding sel bakteri dalam
konsentrasi cukup
– Afinitas tempat kontak pada sel bakteri :
• Semakin lama waktu pada tempat kontak semakin
besar efeknya
• Waktu kontak diatur oleh farmakodinamika
Antibakterial
• Farmakodinamik :
– Konsentrasi atau waktu papar obat memainkan
peranan penting dalam eradikasi bakteri
– Durasi waktu penggunaan antibakterial bervariasi
sesuai jenis patogen, lokasi infeksi dan kondisi
pejamu
– Pada beberapa infeksi berat → infus kontinue lebih
efektif dibanding secara intermitten
– Pertahanan tubuh dan obat bekerja sama untuk
menghentikan infeksi → Efek = obat + Mekanisme
Imunitas tubuh
Antibakterial
• Resistensi bakteri → secara alamiah atau didapat
(aquired)
– Alamiah (inherent) = tanpa penggunaan antibiotik sebelumnya,
mis pseudomonas resisten terhadap penisilin G
– Didapat = ada riwayat penggunaan antibiotik, mis. Staphilokokus
aureus dulu dapat dieradikasi dengan penisilin G tetapi
sekarang sudah resisten
• Infeksi nosokomial → infeksi yang didapat saat berada di
rumah sakit.
• Beberapa bakteri infeksi nosokomial telah bermutasi
menjadi bakteri resisten terhadap banyak antibakterial
• Resistensi antibakterial terjadi ketika antibiotik terlalu
sering digunakan
Antibakterial
• Kultur dan Sensitivitas → tes darah yang dilakukan
untuk menentukan efek obat terhadap organisme
tertentu
– Kultur = organisme penyebab
– Sensitivitas = jenis antibiotik apa yang bekerja paling baik
• Spektrum luas (broad) dan sempit (narrow)
– Sempit : hanya terutama efektif melawan 1 jenis organisme
– Luas : efektif melawan organisme gram negatif dan gram positif
• Spektrum luas umumnya digunakan sebelum
mengetahui jenis organisme penyebab
• Antibakterial spektrum luas lebih efektif dibandingkan
spektrum sempit
Klasifikasi Antibakteri
1. Penisilin
2. Sefalosporin dan antibiotik beta-laktam lainnya
3. Tetrasiklin
4. Aminoglikosida
5. Makrolida
6. Kuinolon
7. Sulfonamid dan trimetoprim
8. Antibiotik lain
Golongan Penisilin
1. Benzilpenisilin dan fenoksimetilpenisilin
2. Penisilin tahan penisilinase
3. Penisilin spektrum luas
4. Penisilin anti pseudomonas
5. Mesilinam
Benzilpenisilin
• Benzilpenisilin (Penisilin G) efektif untuk mengatasi infeksi
streptokokus (termasuk pneumokokus), infeksi meningokokus,
antraks, difteri, gangren gas, leptospirosis dan penyakit Lyme pada
anak-anak.
• Sensitivitas pneumokokus, meningokokus, dan gonokokus terhadap
penisilin telah berkurang; sehingga dewasa ini benzilpenisilin tidak
lagi menjadi obat pilihan pertama untuk mengatasi meningitis
pneumokokus.
• Benzilpenisilin dirusak oleh penisilinase, tetapi benzilpenisilin efektif
untuk tetanus, namun penggunaan metronidazol lebih disukai.
• Benzilpenisilin dirusak oleh asam lambung dan absorpsinya rendah
dalam usus oleh sebab itu obat ini diberikan secara parenteral.
• Prokain benzilpenisilin (prokain penisilin) digunakan untuk
mengatasi infeksi sifilis stadium awal dan sifilis laten stadium akhir;
obat diberikan dengan dosis 600 mg sehari intramuskular.
Fenoksimetilpenisilin
• Fenoksimetilpenisilin (Penisilin V) memiliki spektrum
antibakteri yang sama dengan benzilpenisilin, tapi
efektivitasnya lemah.
• Obat ini lebih tahan terhadap asam lambung sehingga dapat
diberikan per oral.
• Obat ini tidak boleh digunakan untuk infeksi berat, karena
absorpsinya tidak dapat diduga dan kadar plasma bervariasi.
• Penggunaan : ISPA Anak, tonsilitis karena streptokokus, untuk
abses dentoalveolar
• Tidak dianjurkan untuk infeksi meningokokus atau gonokokus.
• Fenoksimetilpenisilin dapat digunakan untuk profilaksis infeksi
streptokokus setelah demam rematik atau infeksi
pneumokokus setelah splenektomi atau pada sickle-cell
disease.
Penisilin Tahan Penisilinase
• Penisilinase → Penisilin Resisten
• Flukloksasilin, Kloksasilin, Methicillin (MRSA Strain Staphylococus
aureus yang resisten terhadap metisilin), Nafcillin (Unipen), Oxacillin
(Bactocil)
• Digunakan untuk mengobati Stafilokokus aureus yang menghasilkan
penisilinase
• Cuma efektif terhadap gram + tetapi tidak efektif terhadap gram –
• Sediaan : IV dan PO
• Efek samping : gangguan saluran cerna; sangat jarang, hepatitis dan
kolestatik jaundice
• Dosis oral: 250-500 mg tiap 6 jam (30 menit sebelum makan); ANAK di
bawah 2 tahun, seperempat dosis dewasa; 2–10 tahun, setengah dosis
dewasa; Injeksi intramuskular: 250 - 500 mg tiap 6 jam; ANAK di bawah
2 tahun, ¼ dosis dewasa; 2–10 tahun, ½ dosis dewasa. Injeksi intravena
secara lambat atau infus: 0,25-2 g tiap 6 jam; ANAK di bawah 2 tahun,
¼ dosis dewasa; 2–10 tahun, ½ dosis dewasa
Penisilin Spektrum Luas
• Aminopenisilin
– Amoksisilin, Ampisilin, Bakampisilin, Co-Amoksiklav,
Pivampisilin, Sultamisilin
– Efektif terhadap gram +/-
– Lebih mahal
– Dinonaktifkan oleh beta-laktamase → tidak efektif
membunuh bakteri Staphylococcus aureus
– Amoksisilin = turunan penisilin yang paling sering
diresepkan untuk anak dan dewasa
– Co-Amoksiklav (Amoksisilin + Asam klavulanat) →
toksisitas hati 6x > dari amoksisilin
Penisilin Antipseudomonas
• Piperasilin, Piperasilin+Tazobaktam,
Sulbenisilin, Tikarsillin, Tikarsillin+Asam
klavulanat, – IM & IV
• Spektrum luas
• Efektif untuk Pseudomonas aeroginosa,
Proteus spp, Bacteriodes fragilis
• Tidak efektif untuk penisilinase resisten
Mesilinam
• Pivmesilinam memiliki aktivitas terhadap bakteri
Gram negatif seperti Eschericia coli, Klebsiella,
Enterobacter, dan Salmonella.
• Obat ini tidak aktif terhadap Pseudomanas
aeruginosa atau enterokokus.
• Pivmesilinam dihidrolisis menjadi mesilinam
yang merupakan zat aktifnya
Efek Samping Penisilin
• Hipersensitif → ringan atau berat
– Ringan : kemerahan, gatal dan bengkak (penanganan : antihistamin)
– Berat : syok anafilaktik – terjadi dalam 20 menit → R/ epinefrin

• Superinfeksi → infeksi sekunder ketika flora normal


mikrobial tubuh terganggu selama penggunaan antibiotik
→ Flora normal mikrobial tubuh (mulut, sal napas, sal
cerna, sal kemih, kulit) → biasanya jamur
• Toksisitas organ : khususnya hati dan ginjal tempat
dimana proses metabolisme dan ekskresi obat terjadi
(aminoglikosida)
Sefalosporin
• Sumber : jamur (Cephalosperium acremonium)
• Spektrum luas
• Resisten terhadap beta-laktamase
• Kerja bakterisidal sama dengan penisilin
• Terdiri dari 4 kelompok (generasi)
• Sekitar 10% pasien alergi penisilin juga akan
alergi dengan sefalosporin
• Mek kerja : menghambat pembentukan dinsing
sel bakteri
• IM & IV – onset = segera
Sefalosporin
• Generasi 1 : cefadroksil & cefaleksin –
PO; Cefazolin & Cefalotin – IM
• Spektrum luas
• Umumnya digunakan untuk infeksi kulit
• Cefalotin : dapat digunakan untuk infeksi
saluran napas, cerna, kemih, tulang dan
sendi
Sefalosporin
• Generasi 2 : Cefaclor (PO), Cefixitin,
Cefuroxime, Cefotetan (IM & IV)
• Efektif terhadap gram positif, spektrum
gram negatif lebih luas dibanding generasi
pertama
• Penggunaan : infeksi berat
Sefalosporin
• Generasi 3 : Cefotaxime, Ceftazidim,
Ceftriaxone (IM & IV); Cefixime (PO)
– Lebih efektif membunuh gram negatif, kurang
efektif untuk gram positif
– Penggunaan : infeksi berat
• Generasi 4 : Cefepime – IV & IM
– Umumnya resisten terhadap bakteri penghasil
beta-laktamase
– Spektrum gram positif lebih luas dibanding
generasi ketiga
Antibakterial
• Makrolida, Linkosamida, Vankomisin
– Berbeda struktur, tetapi spektrum efektivitas antibiotik
serupa dengan penisilin
– Penggunaan sebagai pengganti penisilin, khusunya
alergi penisilin
– Eritromisin paling sering digunakan sebagai pengganti
penisilin
• Makrolida : eritromisin, Azitromisin, Klaritromisin
(PO/IV)
– Dosis rendah – sedang = bakteriostatik
– Dosis tinggi = bakterisidal
– Efek samping = keluhan saluran cerna, rekasi alergi =
hepatotoksisitasnya
Antibakterial
• Linkosamida : Clindamycin, Linkomisin
(PO/IM/IV)
– Menghambat sintesis protein bakteri
– Sifat sebagai bakteriostatik/sidal tergantung
pada dosis pemberian
– Efektif terhadap gram positif, tidak untuk gram
negatif
– Clindamycin lebih efektif dibanding Linkomisin
Antibakterial : Vankomisin
• Antibiotik bakterisidal glikopeptida – IV
• Penggunaan : resisten obat terhadap
Staphylococcus aureus, terapi profilaksis bedah
jantung pada pasien yg alergi penisilin
• Efek samping : ototoksik – kerusakan pada
cabang N. VIII → ketulian permanen atau
hilangnya keseimbangan dan neftrotoksik
• Minimalisisr efek toksiknya → turunkan kadar
serum vankomisin
Antibakterial : Tetrasiklin
• Tetrasiklin, Doksisiklin, Minosiklin
• Spektrum luas
• Bakteriostatik
• Batas keamanan obat lebar, tetapi banyak efek
samping
• Penggunaan utama pada infeksi kulit dan
strukturnya
• Juga digunakan untuk menangani Helicobacter
pylori – bakteri dalam lambung yg dapat
menyebabkan tukak peptik (paling sering :
tetrasiklin)
Lanjutan…
• Pertimbangan :
– Efek samping = fotosensitif – reaksi kulit
terbakar
– Tidak diberikan pada anak < 8 tahun atau
pada wanita hamil trimester ketiga –
perubahan warna gigi permanen (ireversibel)
– Tetrasiklin pada kehamilan trimester pertama
dapat menyebabkan kecacatan bayi
– Diberikan saat perut kosong (sebelum makan)
– Antagonistik dengan antasida dan produk
susu → mencegah absorpsi obat
Antibakterial : Aminoglikosida
• Amikasin, Gentamisin, Tobramisin, Netilmisin
• Menghambat pembentukan protein bakteri (bakterisidal)
• Spektrum luas
• Penggunaan : infeksi berat
• Tdk diabsorpsi dari sal cerna, tdk dapat melewati CSF
(cerebrospinal fluid)
• Rute : IV – sesuai dengan kadar dalam darah yang
diinginkan
• Batas keamanan terapi sempit :
– Dosis tinggi → toksik
– Dosis rendah → efek terapi minimal/resistensi
Antibakterial : Fluoroquinolon
• Ciprofloksasin, Levofloksasin, Ofloksasin,
Norfloksasin – IV/PO
• Mengganggu sintesa DNA bakteri
• Bakterisidal
• Spektrum luas
• Use : infeksi sal kencingg, infeksi tulang dan
sendi, sal cerna dan kulit
• Batas keamanan obat lebar
• Kontra indikasi : anak < 14 tahun
Sulfonamide
• Salah satu obat tertua – spektrum luas
• Kelompok obat pertama yg digunakan membasmi
bakteri
• Bakteriostatik – menghambat sintesis asam folat bakteri,
zat penting untuk pertumbuhan bakteri
• Alternatif bila alergi penisilin
• Use : ISK, infeksi telinga, pencegahan infeksi mata pada
bayi
• Tdk efektif melawan virus dan jamur
• Sediaan : PO, Larutan, Salep dan krim mata
• Sulfadiazine perak – salap/krim luka bakar
• Pertimbangan khusus : minum banyak air
untuk mencegah kristalisasi akibat tidak
larut dalam air & hematuria
• Efek samping :
– Respon alergi – kulit gatal dan merah
– Jarang menyebabkan anafilaktik syok
– Kelainan darah pada penggunaan lama dan
dosis tinggi
– Kelainan saluran cerna
– fotosensitif
Anti Tuberkulosis, Anti Jamur,
Peptide dan Metronidazole
• Menghambat atau membunuh organisme
penyebab penyakit
• Tuberkulosis (TB) :
– Disebabkan oleh bakteri tahan asam Bacillus
Mycobacterium tuberkulosis (tuberkel bacillus)
– Salah satu masalah kesehatan utama didunia
dan membunuh manusia dibanding infeksi
lainnya
– Sekitar 11-12 juta manusia terinfeksi dan tidak
mengetahuinya
Anti Tuberkulosis
• Ditularkan melalui droplet di udara saat
batuk atau bersin → terhirup ke dalam
alveoli paru → menyebar ke organ lain
melalui aliran darah dan sistem limfe
– Imun kuat = fagosit membunuh bakteri
menghentikan pertambahan basillus tuberkel
– Imun lemah = tuberkel basillus menyebar
• Obat : Isoniazid (INH) – 1952, Rifampisin,
Ethambutaol, Pyrazinamide
– Terapi pencegahan bagi orang yang kontak erat
dengan penderita TB, HIV +, TB skin test, anak yg
kontak dengan TB aktif
– Anggota keluarga diberikan Isoniazid 6 – 12 bulan
– Spektrum = Mycobacterium tuberculosis, bakterisidal
– Kombinasi Isoniazid & Rifampisin = mencegah
resistensi dan waktu terapi lebih cepat = lebih efektif
– Efek samping = gejala meriang, neurotoksik,
hepatotoksik → monitor terapi obat secara ketat
Anti Fungal (Anti Mikotik)
• Topika – kulit/membran mukosa 9athletes foot)
• Sistemik – Paru, SSP (meningitis)
• Fungi – Candida (Yeast) – flora normal mulut, kulit, usus
dan vagina
• Candidiasis = infeksi oportunistik – kegagalan
mekanisme pertahanan tubuh menyebabkan
pertumbuhan jamur meningkat
• Obat – antibiotik, kontrasepsi dan imunosupresif dapat
mengubah mekanisme pertahanan tubuh
• Ringan – kandidiasis vaginalis
• Berat – Infeksi sistemik
Polien
• Amphoterisin B (fungizone), Nystatin
(Kandistatin)
– Spektrum luas aktivitas antifungi
– Fungizone = Pemberian IV; efek samping : flushing,
menggigil, mual dan muntah, TD menurun
– Toksisitas tinggi – nefrotoksik dan gangguan
keseimbangan elektrolit
– Nystatin = PO (kumur dan telan agar dapat kontak
dengan membran mukosa/Topikal untuk infeksi
kandida
Anti Fungal Lainnya
• Metronidazole (Flagyl)- penanganan
berbagai kelainan yang berkaitan dengan
organisme dalam sal cerna
• Pemberian PO dan IV
• Efek samping = ketidaknyamanan saluran
cerna, sakit kepala, depresi (jarang)
• Juga digunakan untuk penanganan
Helicobacter pylori berkaitan dengan tukak
peptik

Anda mungkin juga menyukai