Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah antibiotik dimulai ketika ditemukannya obat antibiotik pertama
oleh Alexander Flemming yaitu Penicillin-G. Flemming berhasil mengisolasi
senyawa tersebut dari Penicillium chysogenumsyn P. Notatum. Dengan
penemuan antibiotik ini membuka sejarah baru dalam bidang kesehatan
karena dapat meningkatkan angka kesembuhan yang sangat bermakna.
Kemudian terjadilah penggunaan besar-besaran antibiotik pada saat perang
dunia untuk pengobatan berbagai macam penyakit. Masalah baru muncul
ketika mulai dilaporkannya resistensi beberapa mikroba terhadap antibiotik
karena penggunaan antibiotik yang besar-besaran.
Hal ini tidak seharusnya terjadi jika kita sebagai pelaku kesehatan
mengetahui penggunaan antibiotik yang tepat. Kemajuan bidang kesehatan
diikuti dengan kemunculan obat-obat antibiotik yang baru menambah
tantangan untuk menguasai medikamentosa ini. Antibiotik tidak hanya dari
satu jenis saja. Beberapa senyawa-senyawa yang berbeda dan berkelainan
tenyata mempunyai kemampuan dalam membunuh mikroba. Dimulai dengan
mengetahui macam-macam dari antibiotik dilanjutkan mengetahui
mekanisme dan farmakologi dari obat-obat antibiotik tersebut dan dapat
mengetahui indikasi yang tepat dari obat antibiotik tersebut. Semua ini
bertujuan akhir untuk mengoptimalkan penggunaan antibiotik yang tepat dan
efektif dalam mengobati sebuah penyakit sekaligus dapat mengurangi tingkat
resistensi.
Farmakologi merupakan ilmu yang sangat luas cakupannya. Namun
unutk seorang dokter ilmu ini dibatasi tujuannya yaitu agar dapat
menggunakan obat untuk maksud pencegahan, diagnosis, dan pengobatan
penyakit. Selain agar mengerti bahwa penggunaan obat dapat mengakibatkan
berbagai gejala penyakit.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan antibiotik?
2. Bagaimana mekanisme kerja antibiotik?
3. Apa saja penggolongan antibiotik?
4. Bagaimana terapi Antibiotik menurut usia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian antibiotik
2. Untuk mengetahui mekanisme kerja antibiotik
3. Untuk mengetahui penggolongan antibiotik
4. Untuk mengetahui terapi antibiotik menurut usia

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Antibiotik berasal dari bahasa latin (anti ₌ lawan, bios ₌ hidup) adalah
zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri. yang memiliki khasiat
mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman, sedangkan toksisitasnya
bagi manusia relatif kecil.

Antibiotik adalah zat kimia yang menghambat bakteri tertentu. Zat


kimia tersebut yang mencegah pertumbuhan bakteri disebut sebagai

2
bakteriostatik dan yang membunuh bakteri secara langsung disebut
bakterisidal. Beberapa antibiotik bersifat bakterisidal dan bakteriostatik,
bergantung pada konsentrasi obat tertentu. Antibiotik digunakan untuk
mengobati berbagai infeksi sistemik dan topikal. Banyak infeksi baru yang
muncul setiap tahunnya dan peneliti ditantang untuk membuat antibiotik baru
guna menghadapi setiap ancaman baru tersebut. Antibiotik dibuat dengan tiga
cara: dari organisme hidup, dengan hasil sintesis, dan pada beberapa kasus,
melalui rekayasa genetik.

Kegiatan antibiotik untuk pertama kali ditemukan secara kebetulan oleh


dr.Alexander Fleming (Inggris, 1928, penisilin). Tetapi penemuan ini baru
dikembangkan dan digunakan di tahun 1941 pada permulaan Perang Dunia II,
ketika obat-obat antibakteri sangat diperlukan untuk menangani infeksi dari
luka-luka akibat pertempuran.

Kemudian, para peneliti di seluruh dunia menghasilkan banyak zat lain


dengan khasiat antibiotik. Tetapi berhubung dengan sifat tksiknya bagi
manusia, hanya sebagian kecil yang dapat digunakan sebagai obat. Yang
terpenting diantaranya adalah streptomisin (1944), kloramfenikol (1947),
tetrasiklin 91948), neomisin (1949), eritromisin (1952), vankomisin (1955),
rifampisin (1960), gentamisin (1963), bleomisin (1965), doksorubisin (1969),
minosiklin (1972) dan tobramisin (1974).

B. Mekanisme Kerja Antibiotik

Cara kerjanya yang terpenting adalah perintangan sintesis potein,


sehingga kuman musnah atau tidak berkembang lagi, misalnya kloramfenikol,
tetrasiklin, aminoglikosida, makrolida dan linkomisin. Selain itu bebrapa
antibiotika bekerja terhadap dinding sel (penisilin dan sefalosporin) atau
membrane sel (polimiksin, zat-zat polyen dan imidazole).

Antibiotika tidak aktif terhadap kebanyakan virus kecil, mungkin


karena virus tidak memiliki proses metabolism sesungguhnya, melainkan
tergantung seluruhnya dari metabolism tuan-rumah.

3
C. Penggolongan Antibiotik
Antibiotik digolongkan sebagai berikut:
1. Golongan Penisilin
Penisilin termasuk antibiotik golongan betalaktam karena mempunyai
rumus bangun dengan struktur seperti cincin β lactam yang merupakan
syarat mutlak untuk menunjukkan khasiatnya. Jika cincin menjadi terbuka
oleh enzym β lactamase (penisilinase dan cefalosforinase) maka khasiat
anti bakteri (aktivitas) antibiotik penisilin menjadi lenyap

Mekanisme kerja:

Penisilin merintangi/menghambat pembentukan dinding sel bakteri


dehingga bila sel bakteri tumbuh dengan dinding sel yang tidak sempurna
maka bertambahnya plasma atau air yang terserap dengan jalan osmosis
akan menyebabkan dinding sel pecah sehingga bakteri menjadi musnah.

Derivat (turunan) Penisilin

Berdasarkan perkembangannya, terbentuk derivat-derivat Penisilin


seperti dibawah ini:

a. Penisilin spekrtum sempit

1) Benzil penisilin = Penisilin G

BP BENZILPENISILIN

Nama dagang (Penisilin G) Crystapen® (Britannia)

Kelompok Antibiotik-penisilinase

Penggunaan/indikasi Infeksi steptokus, yaitu infeksi tenggorokan, infeksi


telinga, pneumonia, pengobatan gonorea

Jenis obat POM

Bentuk Obat Vial berisi serbuk rekonstitusi

Dosis IM, injeksi atau infusi IV: 2,4-4,8 g dalam dosis yang
dibagi empat (tersedia dalam dosis 600 mg dan 1200
mg yang ekuvalen dengan 1 dan 2 megaunit)

Cara Pemberian IM, injeksi/infusi IV

4
Kontraindikasi Hipersensitivisa terhadap penisilin

Efek samping Hipersensitivitas – urtikaria, demam, nyeri sendi,


ruam, anafilaksis, diare, trombositoperia, neutropenia,
pada dosis tinggi – anemia antibiotik

Interaksi Tidak spesifik


estrogen – mengurangi efek pil kontrasepsi oral
kombinasi

Efek farmakodinamik Bakteriostatik dengan aktivitas bakterisida melawan


coli Gram-negatif. Obat ini di-inaktivasi oleh asam
lambung sehingga paling baik diberikan melalui
injeksi atau IV

Resiko pada janin Tidak ada laporan tentang resiko pada bayi

Menyusui Tidak tersedia data dari penelitian yang dikontrol pada


ibu menyusui walaupun penggunaannya dianggap
aman

2) Penisilin V = Fenoksimetil Penisilin

Penisilin ini tahan asam lambung, pemberiannya sebaiknya


dalam keadaan sebelum makan

3) Penisilin tahan Penisilinase

Derivat ini hampir tidak terurai oleh penisilinase, tapi


aktivitasnya lebih ringan dari penisilin G an penisilin V.
Umumnya digunakan untuk kuman-kuman yang resisten
terhadap obat-obat tersebut. Contohnya seperti kloksasilin,
dikloksasilin, flukloksasilin, metisilin.

BP FLUKLOKSASILIN NATRIUM

Nama dagang Floxapen® (Smithkline Beecham), flukloksasilin (tanpa


nama dagang)

Kelompok Antibiotik, penisilin resistan penisilinase

Penggunaan/Indikasi Melawan mikroba resistan β-laktamase termasuk S.

5
aureus dan streptokokus, profilaksis pembedahan

Jenis obat POM

Bentuk obat Kapsul, sirup, serbuk rekonstitusi

Dosis Oral: 250-500 mg t.d.s. (30-60 menit sebelum makan)

IV/infuse: 250 mg-2 g q.d.s.

IM: 250-500 mg q.d.s. (sesuai dengan beratnya infeksi)

Profilaksis: 1-2 g IV ketika induksi anesthesia,


kemudian 500 mg q.d.s. IM atau IV sampai 72 jam

Cara pemberian Oral, IM, IV/infuse

Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap penisilin dan/atau


sefalosporin, diet rendah natrium, kerusakan ginjal
atau hati

Efek samping Anafilaksis- jarang dan biasanya ringan serta tidak


permanen, diare, ruam, gangguan pencernaan,
kerusakan hati yang jarang terjadi, neutropenia
reversible, trombositopenia

Interaksi Kontasepsi – mengurangi efek kontrasepsi

Efek farmakodinamik Penisilin spectrum sempit yang tidak di-inaktivasi oleh


lactamase stafilokokus. Obat ini bekerja pada sintesis
dinding bakteri dan memberi efek bakterisida pada
streptokokus termasuk Neissera dan Clostridia, tetapi
tidak MRSA.

Risiko pada janin Penelitian pada hewan tidak menunjukkan adanya efek
teratogen, teatpi pabriknya menganjurkan obat ini
hanya digunakan jika dianggap sangat diperlukan

Menyusui Dianggap aman, tetapi seperti pada amoksisilin

b. Penisiin spektrum luas

6
1) Ampisilin

BP AMPISILIN

Nama dagang Ampisilin (tanpa nama dagang, untuk perincian lihat


BNF), Penbritin® (Smithkline Beecham)

Kelompok Penisilin, antibiotik spektrum luas

Penggunaan/indikasi ISK, infeksi telinga, sinusitis, bronkitis, haemophilus


influenzae, salmonela, penyakit meningokus,
meningitis listeria

Jenis obat POM

Bentuk Obat Kapsul, suspensi, vial untuk injeksi

Dosis Oral: o,25-1 g q.d.s (diminum 30 menit sebelum


makan)
IM, IV/IVI: 500 mg setiap 4-6 jam

Cara Pemberian Oral, IM, IV

Kontraindikasi Hipersensitivitas, terhadap penisilin, riwayat gangguan


ginjal, hati-hati pada klien yang mengalami ruam
eritema

Efek samping Gangguan gastrointestinal, ruam, hipersensitivitas-


anafilaksis

Interaksi Antibiotik – penggunaan bersamaan dengan obat


bakteriostatik dapat mengganggu kerja bakterisida
ampisilin
Antikoagulan – INR dapat berubah karena efek
antibiotik spektrum luas
Estrogen – mengurangi keefektifan pil kontrasepsi
oral kombinasi

Efek farmakodinamik Antibiotik spektrum luas diindikasikan untuk


pengobatan infeksi baktesi yang luas akibat organisme
yang sensitif terhadap ampisilin

Resiko pada janin Pabriknya menyebutkan tidak ada resiko

Menyusui Sejumlah kecil dieksresikan ke dalam asi, tetapi tidak


ada data yang adekuat tentang penggunaannya selama
laktasi, tidak ada saran tentang penghindaran
pengobatan obatan ini

7
2) Amoksilin

BP AMOKSILIN

Nama dagang Amoxil® (SmithKline Beecham)

Kelompok antibiotik, penisillinase spektrum luas

Penggunaan/indikasi Spektrum luas, digunakan untuk melawan bakteri


Gram-positif dan bakteri Gram-negatif, kecuali
pseudomonas, infeksi pernapasan, ISK, gonorea,
sepsis saat puerperium, profilaksis rutin yang
diberikan bersama gentamisin pada klien penderita
penyakit jantung dan penyakit katup jantung,
endokarditis bakteri

Jenis obat POM

Bentuk Obat Kapsul, tablet dispersibel, kemasan kecil, serbuk


rekonstitusi

Dosis Oral: 250-500 mg t.d.s


IM: 500 mg t.d.s
IV: 500 mg t.d.s sampai 1 g q.d.s pada infeksi berat
Profilaksis untuk katup jantung dll: 1 g IV kemudian
500 mg setelah 6 jam

Cara Pemberian Oral, IM, IV/infusi

Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap penisillin

Efek samping Diare ringan, gangguan pencernaan, ruam, jarang


terjadi anafilaksis-biasanya ringan

Interaksi Antikoagulan – menyebabkan waktu protrombin


memanjang
Kontrasepsi – mengurangi efek kontrasepsi
Urikosurik – ekskresi berkurang pada pembemberian
bersama probenesid – digunakan dalam pengobatan
gonorea

Efek farmakodinamik Antibiotik spektrum luas sama dengan penisilin tetapi


dengan efek bakterisida cepat dan lengkap

Resiko pada janin Tidak diketahui, tidak ada laporan toksitas pada
penelitian hewan atau manusia, tetapi pabriknya

8
menganjurkan agar manfaatnya harus lebih besar dari
resikonya

Menyusui Dianggap aman, tetapi mengubah flora usus yang


dapat menyebabkan timbulnya sensitivitas;
mengganggu hasil kultr jika diperlukan penapisan
infeksi

BP KOAMOKSIKLAV (SENYAWA AMOKSISILIN


BERUPA GARAM NATRIUM DAN ASAM
KLAVULANAT)

Nama dagang Augmentin® (SmithKline Beecham)

Kelompok Antibiotik, penisilinase spectrum luas

Penggunaan/Indikasi Melawan bakteri yang resistan terhadap amoksisilin,


yaitu S. aureus, E. coli, gonorea, infeksi β lactamase,
ISK, infeksi abdomen, selulitis, profilaksis untuk
LSCS atau MRP

Jenis obat POM

Bentuk obat Tablet, tablet dispersible, suspensi, serbuk rekonstitusi

Dosis Oral: 375 mg (setara dengan 250 mg amoksisilin)


t.d.s.; 625 mg (500 mg) t.d.s. pada infeksi berat

IV: 600 mg-1,2 g t.d.s.

Cara pemberian Oral, IV, infuse IV

Kontraindikasi Hipersensitif terhadap penisilin dan/atau sefalosporin,


disfungsi hati/icterus

Efek samping Mual, diare, ruam, kerusakan hati jarang terjadi,


hipersensitivitas, efek SSP- jarang terjadi, gatal di
vagina, nyeri, dan rabas vagina

Interaksi Tidak spesifik

Antikoagulan – dapat memperpanjang waktu

9
perdarahan dan waktu protrombin

Kontrasepsi – mengurangi efek kontrasepsi

Efek farmakodinamik Resistensi terhadap antibiotik disebabkan oleh enzim


bakteri yang menghancurkan obat sebelum obat
bekerja pada pathogen. Klavulanat mengantisipasi hal
ini dan menghambat pengeluaran enzim β-laktamase
pada organisme yang sensitif terhadap amoksisilin.
Koamoksiklav memiliki efek bakterisida yang cepat

Risiko pada janin Penelitian pada hewan dengan cara pemberian oral dan
parenteral menunjukkan tidak adanya efek teratogen,
tetapi pabriknya menganjurkan untuk menghindari
penggunaan obat ini pada trimester awal dan dapat
digunakan setelahnya hanya jika dianggap benar-benar
diperlukan. Trimester kedua/ketiga- pada penelitian
tunggal pada ibu yang mengalami pecah ketuban dini
premature yang diberikan Augmentin sebagai
profilaksis melawan infeksi, ditemukan adanya
hubungan dengan necrotizing enterocolitis pada
neonates

Menyusui Sejumlah kecil obat dieksresikan, tetapi dianggap


aman- seperti pada amoksilin

3) Anti Pseudomonas: tikarsilin, piperasilin

Tidak tahan penisilinase dan umumnya digunakan bersama


laktamase bloker.

2. Golongan Sefalosporin
Cephalosporin diperoleh dari biakan Cephalosporinum acremonium,
walaupun aktivitasnya luas, namun sefalisporin bukan merupakan obat
pilihan pertama untuk penyakit manapun karena masih terdapat obat-obat
lain yang kurang lebih dama khasiatnya dan jauh lebih murah harganya.

10
Obat-obat goloangan sefalosporin yaitu sefadroksil, sefotaksim, sefaleksin,
seftriaxone, sefradin, sefazolin dan sefaklor.

BP SEFRADIN

Nama dagang Velosef® (Squibb), sefradin (tanpa nama dagang)

Kelompok Antibiotiksefalosporin

Penggunaan/Indikasi Melawan bakteri gram positif dan gram negatif,


profilaksis untuk LSCS, ISK, infeksi pernapasan

Jenis obat POM

Bentuk obat Kapsul, sirup, serbuk rekonstitusi

Dosis Oral: 250-500 mg setiap 6-8 jam atau 0,5-1 g b.d.

IM, IV: 500 mg-1 g q.d.s. diberikan setelah 3-5 menit

Cara pemberian Oral, IM, IV

Kontraindikasi Disfungsi ginjal, hipersensitivitas terhadap


sefalosporin, peringatan pada pasien yang
hipersensitivitas terhadap penisilin

Efek samping Mual, diare, dan hipersensitivitas-biasanya ringan,


sakit kepala, pusing, dispnea

Interaksi Tidak spesifik terhadap sefradin:

Antikoagulan – meningkatkan efek warfarin

Urikosurik – eksresi berkurang oleh probenesid

Estrogen – mengurangi efek pil kontrasepsi oral


kombinasi

Efek farmakodinamik Obat bakterisida spectrum luas aktif melawan


organisme gram positif, seperti stafilokokus,
streptokokus, Streptococcus pyogenes, Streptococcus
pneumonia, dan organisme gram negatif, seperti E.
coli, haemophilus influenza, salmonela. Sangat aktif
melawan stafilokokus penghasil penisilinase, misalnya

11
S. aureus

Risiko pada janin Tidak ada laporan mengenai defek kongenital, namun
pabriknya tidak menyebutkan obat ini aman digunakan

Menyusui Diangap aman walaupun pabrik menganjurkan


pemberian secara hati-hati, seperti pada amoksisilin

3. Golongan Aminoglikosida
Golongan ini ditemukan dalam rangka mencari anti mikroba untuk
mengatasi kuman gram negatif. Kemudian ditemukan lagi berbagai
antibiotik lain yang bersifat mirip streptomisin sehingga antibiotik ini di
maksukkan dalam satu kelompok yaitu golongan aminoglikosida.
Golongan ini mempunyai 2 atau 3 gugusan amino pada rumus molekulnya
Mekanisme kerja:
Dengan mengikatkan diri pada ribomosa sel-sel bakteri, sehingga
biosintesa proteinnya dikacaukan.
Penggolongan Aminoglikosida:
Berdasarkan rumus kimianya digolongkan sebagai berikut:
 Mengandung 1 molekul gula amino: streptomisin
 Mengandung 2 molekul gula amino: kanamisin & turunannya
amikasin, dibekacin. Gentamisin & turunannya netilmisin,
tobramisin.
 Mengandung 3 molekul gula amino: neomisin, framisetin,
paromomisin

BP GENTAMISIN

Nama dagang Gentacin® (Roche), Cidomycin® (Hoechst Marion


Roussel)

Kelompok Antibiotik aminoglikosida spektrum luas

Penggunaan/indikasi Infeksi sistemis, profilaksis selama persalinan untuk


pasien penderita penyakit jantung/katup jantung, ISK,
infeksi dada

Jenis obat POM

Bentuk Obat Ampul

Dosis 3-4 mg/kg BB setiap hari dalam dosis yang dibagi


(mis, 80 mg setiap 8 jam untuk pasien yang memiliki

12
berat badan lebih dari 60 kg, atau 60 mg setiap 8 jam
untuk pasien yang memiliki berat badan kurang dari
60 kg)

Cara Pemberian IM, injeksi IV lambat, infusi IV

Kontraindikasi Hipersensitivitas, miasteria gravis, kerusakan ginjal.

Efek samping Toksisitas – toksisitas ginjal reversibel, setelah putus


obat, kerusakan/kehilangan pendengaran vestibular,
hipersensitivitas

Interaksi Hindari penggunaan bersamaan dengan obat yang


bersifat nefrotoksik dan otoksik
Relaksan otot – meningkatkan efek relaksan otot
Estrogen – dapat mengurangi efek pil kontasepsi oral
kombinasi

Efek farmakodinamik Bakterisida aminoglikosida yang bekerja dengan


menghambat sintesis protein, memengaruhi intengritas
membran plasma dan metabolisme asam ribonukleat
bakteri

Resiko pada janin Tidak dianggap aman dan dapat menembus barier
plasenta. Pada trimester kedua/ketiga-mungkin
beresiko rendah, tetapi berpotensi menyebabkan
ketulian

Menyusui Ada di dalam ASI, dan walaupun cenderung tidak


menyebabkan masalah, pabriknya menganjurkan
untuk menghindari penggunaan obat ini

4. Golongan Kloramfenikol
Kloramfenikol merupakan antibiotik dengan spectrum luas dan
memiliki daya antimikroba yang kuat maka penggunaan obat ini meluas
dengan cepat sampai tahun 1950 ketika diketahui obat ini dapat
menimbulkan anemia aplastik yang fatal.
Karena toksisitasnya, peggunaan sistemik sebaiknya dicadangkan.
Penggunaan kloramfenikol merupakan drug of choice = obat pilihan untuk
thypus-abdominalis dan infeksi parah meningitis, pneumonia (disebabkan
Haemophilus influenzae). Sebaiknya tidak diberikan pada bayi prematur
untuk menghindari gray sindrom karena enzim perombakan di hati bayi
belum aktif, ibu hamil dan menyusui.

13
Derivat kloramfenikol adalah tiamfenikol, dipakai sebagai pengganti
kloramfenikol karena dianggap lebih aman.
5. Golongan Tetrasiklin
Tetraksilkin merupan antibiotik dengan spektrum luas, bersifat
bakteriostatik dan mekanisme kerjanya dengan jalan menghambat sintesa
protein bakteri
Penggunaan tetrasiklin banyak digunakan mengobati untuk bronchitis
akut dan kronis, disentri amoeba, penumonia, kolera, infeksi saluran
empedu, saluran kemih, kulit dan mata. Penggunaan lokal sering
digunakan karena jarang menimbulkan sensitasi
Obat-obat golongan Tetrasiklin adalah Tetrasiklin, doksisiklin,
oksitetrasiklin, minosiklin.
6. Golongan Makrolida dan Linkosamida
Kelompok antibiotik ini terdiri dari:
a. Linkomisin
Berasal dari Streptomyces lincolnensis yang merupakan obat
pilihan ke dua bagi kuman yang resisten terhadap penisilin
khususnya pada radang tulang (osteomielitis)
b. Kindamisin
Merupakan derivat linkomisin yang sifat dan penggunaannya
sama dengan linkomisin dan khasiatnya lebih kuat. Banyak
digunakansebagai lotion untuk pengubatan jerawat dan anti malaria
pada ibu hamil
c. Eritromisin
Berkhasiat sebagai bakteriostatik, dengan mekanisme kerja
merintang sintesis proten bakteri. Merupakan obat pilihan untuk
infeksi klamidia, pneumonia, sifilis dan dipteri.
d. Spiramisin
Spektrum kegiatannya sama dengan eriitromisin, hanya lebih
lemah. Keuntungannya adalah daya penetrasi ke jaringan mulut,
tenggorokan dan saluran pernapasan lebih baik dari eritromisin
e. Klaritromisin
Efektifitasnya sama dengan eritromisin pada nfeksi saluran
nafas bawah
f. Azitromisin
Dianjurkan untuk infeksi saluran nafas, otot, dan kemih.
g. Roksitromisin
Bersifat tahan asam dan absorpsinya lebih dari eritromisin
efeksampingnya lebih ringan, tapi alergi sering dilaporkan

14
7. Golongan Kuinolon
Golongan ini terdiri dari:
a. Asam nalidiksat
b. Ofloksasin
c. Spirofloksasin
d. Norfloksasin
8. Golongan Rifampisin dan Asam Fusidat
a. Rifampisin
Antibiotik yang dihasilkan dari Steptomyces mediterranei.
Berkhasiat bakteriostatik terhadap mikobakterium tuberculosa dan
lepra. Obat ini dapat menyebabkan warna merah pada urin, dahak,
keringat dan air mata, juga pemakai lensa kontak dapat menjadi merah
permanen.

b. Asam fusidat
Dihasilkan oleh jamur Fusidum coccineum. Berkhasiat
bakteriostatik berdasarkan penghambatan sistesis protein bakteri.
Khususnya dianjurkan pada radang sumsum tulang, biasanya obat ini
dikombinasikan dengan eritrosin atau penisilin.

BP METRONIDAZOL

Nama dagang Flagyl® (Hawgreen Ltd) (Aventis Pharma), Metrolyl®


(Lagap), Flagyl® injection (Rhone-Poulenc Rorer),
Metronidazol (tanpa nama dagang)

Kelompok Antimikroba

Penggunaan/Indikasi Pengobatan infeksi anaerob dengan rentang kerja luas,


profilaksis pada pembedahan, klostridium,
Trichomonas vaginalis, sepsis saat puerperium,
vaginosis bakteri, gingivitis

Jenis obat POM

Bentuk obat Tablet, suspensi, supositoria, infuse dan injeksi IV


yang telah dikemas

Dosis Oral: diawali 800 mg kemudian 400-500 mg t.d.s.

IV: 500 mg t.d.s.

15
LSCS 400 mg t.d.s. (500 mg saat intubasi)

P.r.: 1g t.d.s. maksimal 3 hari kemudian 1g b.d.


pengobatan vaginosis bakteri seperti dosis oral atau
dosis tunggal 2g

Cara pemberian Oral, p.r, IV, IM

Kontraindikasi Hindari dosis tinggi pada ibu hamil dan menyusui,


hindari alkohol, hipersensitivitas terhadap
metronidazol

Efek samping Rasa tidak enak di mulut, lidah kotor, mual, muntah,
ruam, sakit kepala, mengantuk, pusing, urine pekat,
dan sangat jarang timbul angio-edema

Interaksi Alkohol – reaksi seperti disulfiram, hindari selama


pengobatan dan 48 jam setelah pengobatan

Antasid – simetidin menghambat metabolisme


metronidazole

Antikoagulan – meningkatkan efek warfarin, tetapi


tidak berinteraksi dengan heparin

Antiepilepsi – menghambat metabolisme fenitosin,


fenobarbital mempercepat metabolisme metronidazol

Estrogen – mengurangi efek pil kontrasepsi oral


kombinasi

Efek farmakodinamik Antimikroba yang efektif melawan infeksi yang luas


dengan aksi antiprotozoa dan antibakteri

Risiko pada janin Hindari regimen dosis tinggi; pengunaan pada


trimester pertama dapat menyebabkan defek garis
tengah wajah, defek jantung, defek genital, dan defek
ekstremitas, tetapi penggunaan pada dua trimester
akhir memiliki efek yang sedikit

Menyusui Sejumlah besar obat disekresikan, hindari dosis

16
tunggal besar

BP ERITROMISIN

Nama dagang Erythrocin® (Abbot laboratories Ltd), Erymax® (Elan),


Eritromisin (tanpa nama dagang)

Kelompok Antibiotik, makrolida

Penggunaan/Indikasi Digunakan pada klien yang sensitif terhadap penisilin,


organisme yang resistan terhadap penisilin, sifilis,
klamidia, gonorea, infeksi pernapasan, pengobatan
infeksi yang sensitif terhadap eritromisin, profilaksis
dalam penatalaksanaan pecah ketuban saat kurang
bulan. Juga untuk pasien yang sensitif terhadap
penisilin yang membutuhkan antibiotik guna
mengobati penyakit jantung dan katup jantung

Jenis obat POM

Bentuk obat Tablet, kapsul. Serbuk rekonstitusi, granula, suspensi

Dosis 1-2 g/hari pada dosis biasa, bergantung pada keparahan


infeksi

Oral: 250-500 mg q.d.s. atau 0,5-1 g b.d.

Sifilis/klamidia: 500 mg q.d.s. selama 14 hari

IV: 25-50 mg/kg setiap hari atau 1-2 g dalam 6 dosis


biasa

Cara pemberian Oral, IV

Kontraindikasi Hipersensitivitas, disfungsi hati

Efek samping Mual, muntah, diare, demam, erupsi kulit, urtikaria,


ruam, aritmia jantung; pada dosis besar: kehilangan
pendengaran reversible, disfungsi hati, tromboflebitis

17
akibat IV, respons alergi jarang menyertai anafilaksis
ringan

Interaksi Antikoagulan – efek warfarin meningkat

Antihistamin – menghambat metabolisme terfenadin,


menyebabkan aritmia jantung yang membahayakan

Sisaprid – dapat menyebabkan kardiotosisitas dan


aritmia

Ergotamine – toksisitas ergot akut, vasospasme perifer


cepat dan disestesia

Teofilin – menghambat metabolisme teofilin

Efek farmakodinamik Antimikroba yang menempel pada subunit organisme


yang rentan dan menekan sintesis protein dan
menghancurkan kestabilan dinding sel organisme
tersebut serta membuatnya rentan diserang. Aktif
melawan bakteri gram negatif dan gram postif,
mikoplasma, treponema, klamidia, dan gonorea

Risiko pada janin Melewati barier plasenta, tetapi tidak dalam jumlah
yang besar; konsentrasi obat pada janin cukup rendah,
tidak ada laporan ditemukannya defek kongenital;
namun, Little (1999) menyebutkan bahwa jika obat ini
digunakan untuk mengobati infeksi sifilis maternal,
bayi akan lahir dengan sifilis kongenital sehingga
pengobatan alternatif untuk penyakit maternal

Menyusui Disekresikan ke dalam ASI hanya dalam jumlah yang


kecil, dianggap aman karena tidak dilaporkan adanya
efek merugikan walaupun pabriknya menganjurkan
menghindari penggunan obat ini

18
BP TRIMETROPRIM

Nama dagang Monotrim® (Solvay Health Ltd)

Kelompok Antimikroba – sulfonamid

Penggunaan/indikasi Pengobatan organisme yang sensitif, ISK, ISPA,


profilaksis melawan ISK

Jenis obat POM

Bentuk Obat Tablet, suspensi, injeksi

Dosis Oral; 200mg b.d.


Injeksi IV/infusi: 200mg d.d.
Profilaksis: 200 mg

Cara Pemberian Oral, IV

Kontraindikasi Kehamilan, hipersensitivitas terhadap trimetoprim,


sidkrasia darah, insufiensi atau kerusakan ginjal

Efek samping Mual, muntah, ruam-ringan dan reversibel, reaksi


alergi termasuk anafilaksis

Interaksi Antikonvulsan – waktu paruh fenitoin bertambah,


efek antifolat meningkat
Antikoagulan – meningkatkan efek antikoagulan
Estrogen – mengurangi efel pil kontrasepsi oral
kombinasi

Efek farmakodinamik Antimikroba yang bekerja dengan menghambat di


hidrofolat reduktase bakteri secara efektif. Obat ini
efektif melawan organisme aerob Gram positif dan
Gram negatif termasuk E. Coli, Proteus, Klebsiella, S.
Aureus, Strep. Faecalis dan pneumoniae, Haemophilus
influenzae, tetapi tidak efektif melawan nisseria,
Pseudomonas aeruginosa, Treponema pallidum atau
organisme anaerob

Resiko pada janin Trimester pertama: teratogen – sebagai antagonis folat,


parbiknya menganjurkan untuk menghindari obat ini
karena dapat menyebabkan hiperbilirubinemia
sementarapada neonatus. (Little 1999)

Menyusui Diekskresikan dalam jumlah kecil tetapi dianggap


cukup aman untuk penggunaan jangka pendek

19
D. Terapi Obat Antibiotik Menurut Usia

Anak-anak Dewasa Lansia

Anak-anak sangat sensitif Orang dewasa ada- Di berbagai kasus


terhadap efek sebagian besar lah generasi yang lansia tidak menunjuk-
antibiotik pada gastrointestinal percaya bahwa anti- kan tanda dan gejala in-
atau sistem saraf pusat (SSP) biotik merupakan pe- feksi yang sama dengan
dan reaksi yang lebih berat nyembuh semua ke- pasien-pasien lain. Me-
dapat diperkirakan terjadi jika tidaknyamanan dan ngkaji masalah yang
obat ini digunakan pada anak- demam. Penting untuk tepat merupakan hal
anak. Memantau status hidrasi memberitahu orang yang sangat penting
dan nutrisi anak-anak merupa- dewasa bahwa anti- pada populasi ini.
Pasien lansia biasa-
kan hal yang penting ketika biotik hanya berguna
nya lebih rentan ter-
mereka mengalami efek yang untuk bakteri tertentu
hadap efek merugikan
merugikan akibat obat, seperti dan benar-benar hanya
dari terapi antibiotik.
diare, anoreksia, mual, dan dapat menimbulkan
Status hidrasi dan
muntah. Superinfeksi juga masalah jika diguna-
nutrisi mereka harus
dapat menjadi masalah bagi kan secara tidak benar
dipantau dengan ketat,
anak-anak yang lebih muda. untuk infeksi virus,
karena merupakan
Sebagai contoh, sariawan seperti demam seles-
tindakan kewaspadaan
(kandidiasis oral) merupakan ma.
Orang dewasa jika terjadi efek SSP.
superinfeksi yang paling
perlu diberi tahu untuk Jika diperkirakan akan
umum terjadi yang membuat
menghabiskan antibio- terjadi disfungsi hati
anak susah makan dan minum.
tik yang diresepkan atau ginjal (terutama
Banyak antibiotik yang tidak
untuknya, jangan me- pada pasien yang
terbukti aman dan efektif jika
nyimpan pil sisa untuk sangat tua, yang me-
digunakan pada anak-anak dan
digunakan lagi di ngalami ketergantung-
obat ini harus diberikan secara
masa mendatang, dan an alkohol dan yang
sangat hati-hati kepada anak-
jangan berbagi dengan meminum obat-obat
anak. Fluoroquinolon, misal-
teman yang memiliki yang meminum obat-
nya, dikaitkan dengan kerusa-
gejala serupa obat hepatotoksik atau
kan kartilago yang sudah ber-
Wanita hamil dan
nefrotoksik lainnya),
kembang dan tidak dianjurkan

20
untuk anak-anak yang sedang menyusui boleh mi- dosisnya perlu diturun-
tumbuh. num antibiotik kecuali kan dan pasien harus
Dosis antibiotik pediatrik
jika manfaat-nya jauh dipantau lebih sering.
harus diperiksa ulang untuk Pasien lansia juga
lebih besar daripada
memastikan anak mendapat- diberi tahu untuk
potensi resikonya pa-
kan dosis yang benar, sehingga menjalankan terapinya
da janin. Tetrasiklin,
meningkatkan kemungkinan sampai tuntas sekalipun
misalnya, berhubung-
pemberantasan infeksi dan mereka sudah merasa
an dengan berlubang-
menurunkan resiko efek lebih baik dan tidak
nya enamel pada gigi
merugikan. menyimpan pil guna
yang sedang tumbuh
Pengobatan antibiotik pada
mengobati sendiri
dan deposit kalsium
infeksi telinga, masalah
penyakitnya di masa
pada tulang yang
pediatrik yang banyak terjadi,
yang akan datang.
sedang tumbuh.
adalah hal yang kontroversial.
Banyak antibiotik
Penelitian yang kontinu me-
mengganggu keefekti-
nunjukkan bahwa pengobatan
fan kontrasepsi oral
dengan menggunakan deko-
sehingga dapat me-
ngestan dan antiinlamasi
nyebabkan terjadinya
secara bijaksana sama
kehamilan yang tidak
efektifnya dengan penggunaan
direncanakan.
antibiotik tanpa resiko ber-
kembangnya strain bakteri
yang resisten.
Penyuluhan kepada orang
tua penting dalam membantu
menghentikan penggunaan
antibiotik yang tidak perlu
pada anak-anak

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Antibiotik adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri,
yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman,
sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Antibiotik digunakan
untuk mengobati berbagai infeksi sistemik dan topikal.

Cara kerjanya antibiotik adalah perintangan sintesis potein, sehingga


kuman musnah atau tidak berkembang lagi, misalnya kloramfenikol,
tetrasiklin, aminoglikosida, makrolida dan linkomisin. Selain itu bebrapa
antibiotika bekerja terhadap dinding sel (penisilin dan sefalosporin) atau
membrane sel (polimiksin, zat-zat polyen dan imidazole).

Antibiotika tidak aktif terhadap kebanyakan virus kecil, mungkin


karena virus tidak memiliki proses metabolism sesungguhnya, melainkan
tergantung seluruhnya dari metabolism tuan-rumah.

22
Ada beberapa macam antibiotik seperti metrodinazol, eritromisin,
sefradin, flukloksasilin natrium, koamoksiklav, amoksilin, trimetroprim,
gentamisin, benzilpenisilin, dan ampisilin.

Terapi obat antibiotik menurut usia dibagi menjadi untuk anak-anak,


orang dewasa dan lansia yang menjelaskan perlunya pengetahuan terhadap
pemberian antibiotik yang tidak sembarangan dan tidak untuk segala
penyakit.

B. Saran
Semoga dengan penyusunan makalah yang kami buat ini, dapat
memberikan manfaat dan pedoman untuk kedepannya yang kemudian
diaplikasikan dalam proses belajar yang baik meskipun bentuk makalah ini
sangat sederhana dan masih banyak yang perlu disempurnakan karena masih
ada kesalahan – kesalahan dalam penyusunan makalah kami ini.
DAFTAR PUSTAKA

Banister, Claire. 2006, Pedoman Obat: Buku Saku Bidan, Jakarta: EGC
Katzung, Bertam G (Ed). 2004, Farmakologi: Dasar dan Klinik, Jakarta: Salemba
Medika
Karch, Amy M (Ed). 2010, Farmakologi Keperawatan: Buku Ajar, Jakarta: EGC
Tjay, Tan H, dan Kirana Rahardja. 2015, Obat-obat Penting, Jakarta: PT Elex
Media Komputindo Kelompok Gramedia

23

Anda mungkin juga menyukai