Anda di halaman 1dari 1

a.

Isu Gender Dalam Kesehatan Reproduksi


1) Isu gender adalah suatu kondisi yang menunjukkan kesenjangan perempuan
dan laki-laki dalam berbagai bidang kehidupan. Pada umumnya kesenjangan
ini dapat dilihat dari faktor akses, partisipasi, manfaat dan pengambilan
keputusan (kontrol).
2) Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
Keterbatasan perempuan mengambil keputusan yang menyangkut kesehatan
dirinya (misalnya dalam menentukan kapan hamil, dimana akan melahirkan,
dll) yang berhubungan dengan lemahnya/rendahnya kedudukan perempuan
yang lemah di keluarga/masyarakat.
3) Sikap dan perilaku keluarga yang cenderung mengutamakan laki-laki
Contohnya dalam mengkonsumsi makanan sehari-hari yang menempatkan
bapak atau anak laki-laki pada posisi yang diutamakan dari padaibu dan anak
perempuan. Tuntutan untuk tetap bekerja, sebagai contoh di beberapa
pedesaan atau daerah kumuh perkotaan, ibu hamil dituntut untuk bekerja
keras seperti saat tidak hamil.

b. Pengaruh Gender Terhadap Kesehatan Reproduksi Perempuan


Menikah pada usia muda bagi perempuan berdampak negatif terhadap
kesehatannya. Menikah di usia muda kebanyakan bukanlah keputusan mereka,
melainkan karen ketidakberdayaan (isu gender). Perempuan tidak berdaya untuk
memutuskan kawin dan dengan siapa mereka akan menikah. Keputusan pada
umumnya ada di tangan laki-laki; ayah ataupun keluarga laki-laki lainnya.
Perempuan dan laki-laki mempunyai peran dan tanggung jawab yang sama dalam
mencari pelayanan kesehatan. Kapasitas perempuan untuk hamil dan melahirkan
menunjukkan bahwa mereka memerlukan pelayanan kesehatan reproduksi yang
berbeda, baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Perempuan memerlukan
kemampuan untuk mengendalikan fertilitas dan melahirkan dengan selamat,
sehingga akses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas
sepanjang siklus hidupnya sangat menentukan kesejahteraan dirinya.
Ketidakadilan dan ketidaksetaraan gender mempunyai pengaruh besar
terhadap jumlah perempuan yang meninggal atau sakit karena hamil dan bersalin.
Jika perempuan tidak diperkenankan ikut serta dalam pengambilan keputusan
mengenai kesehatan dirinya, maka hal ini akan sangat berdampak pada kondisi
kesehatan reproduksinya. Misalnya perempuan sama sekali tidak bisa mengambil
keputusan sendiri untuk menentukan persiapan biaya dan kebutuhan : Antenatal
Care (ANC), persalinan, perawatan paska persalinan serta persiapan pelayanan
gawat darurat.
Kesehatan reproduksi perempuan menjadi terpuruk karena perempuan tidak
berdaya dan tidak mempunyai pengaruh, baik dalam rumah tangga maupun di
masyarakat. Kesehatan perempuan juga terpuruk karena akses ke pelayanan
kesehatan yang tidak setara dengan laki-laki. Ditambah lagi perempuan sering
kali kekurangan gizi, berpendidikan rendah, pekerjaan terbatas dan
berpenghasilan rendah. Perpaduan semua ini membuat kaum perempuan semakin
suli

Anda mungkin juga menyukai