Anda di halaman 1dari 4

8 Jenis dan Golongan Obat Antibiotik

Beserta Efek Sampingnya


Antibiotik merupakan salah satu cabang dari jenis pengobatan anti bakterial. Antibiotik berasal
dari dua bahasa  Yunani, yakni ‘anti’ yang bermakna ‘melawan’ dan ‘bios’ yang bermakna
‘hidup’. Antibiotik berfungsi menghambat dan membunuh bakteri.  Bakteri menjadi
permasalahan penting dalam tubuh manusia. Karena ukurannya yang sangat kecil dan berbeda-
beda, para dokter membutuhkan ramuan khusus untuk membasmi bakteri dalam tubuh manusia. 
Berikut ini pemaparan mengenai jenis dan golongan obat antibiotik yang bisa Anda pahami
terlebih dahulu sebelum membeli obat antibiotik.

Sebelum kami memaparkan penjelasan mengenai jenis dan golongan obat antibiotik, pahami
terlebih dahulu seluk beluk obat antibiotik. Obat ini difungsikan untuk melawan bakteri dalam
tubuh, bukan virus dalam tubuh. Hati-hati dalam memahami penyebab penyakit yang Anda
alami. Jika penyakit yang menyerang disebabkan oleh virus, obat antibiotik kurang tepat jika
Anda gunakan. Bahkan, dampak negatif obat antibiotik jika digunakan untuk melawan virus bisa
membahayakan tubuh manusia.

Virus yang berada dalam tubuh manusia, jika terkena obat antibiotik bisa menjadi kuat dan lebih
merajalela. Untuk itu, bagi kalian yang memiliki penyakit yang disebabkan oleh virus,
konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter ahli. Cara penggunaan obat antibiotik tergantung
pada jenis penyakit atau jenis infeksinya. Penggolongan antibiotik dibagi menjadi tiga, yaitu
Topikal, Oral dan jenis Injeksi/Suntikan. Untuk infeksi pada kulit, biasa digunakan antibiotik
topical. Untuk infeksi berkategori ringan dan sedang bisa menggunakan antibiotik oral.
Sedangkan jenis antibiotik suntikan biasanya digunakan untuk jenis infeksi berat (biasanya
digunakan di rumah sakit).

Berikut ini pemaparan mengenai jenis dan golongan obat antibiotik. Dari beberapa obat
antibiotik yang ada, akan kami golongkan menjadi beberapa saja. Berikut penjelasannya.

<="" ins="">

Jenis dan Golongan Obat Antibiotik


 

1. Penisilin (Penicillins)
Jenis dan golongan obat antibiotik yang pertama dan sering kita dengar adalah Penisilin.
Penisilin merupakan obat antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi pada paru-paru,
infeksi pada bagian dada, dan kantong kemih. Penisilin merupakan bagian dari bakterisida yang
memiliki banyak macam, misalnya penisilin G, penisilin V, ampisilin, tikarsilin, kloksasilin,
oksasilin, amoksisilin, dan nafsilin. Antibiotik semacam  ini berfugsi untuk mengobati infeksi
pada bagian mata, gigi, saluran pernafasan, telinga, kulit, dan lain sebagainya.

Penisilin bisa juga disebut antibiotik beta-laktam, antibiotik ini bekerja dengan cara merusak
dinding bakteri ketika akan melakukan reproduksi. Mayoritas orang akan mengalami alergi
terhadap penisilin karena terjadi hipersensitivitas terhadap obat antibiotik. Efek buruk jika Anda
terlalu sering menggunakan obat ini, yakni bakteri menjadi kebal dan tidak bisa diatasi lagi. Jika
sudah terjadi pengebalan bakteri, Anda perlu menambah dosis yang lebih tinggi lagi untuk
melawan bakteri ini.
Sebagian orang yang sudah mengalami alergi antibiotik penisilin perlu ditangani dokter secara
khusus. Langkah yang dilakukan oleh beberapa dokter yakni mengombinasikan beberapa jenis
antibiotik. Jika Anda dirawat dirumah sakit, sebaiknya Anda memberitahu dokter terlebih
dahulu mengenai kealergian obat penisililn ini. Nantinya dokter akan mengatur dosisnya dengan
antibiotik lain agar alergi yang Anda miliki tidak terjadi.

2. Antibiotik Sefalosporin
Antibiotik Sefalosporin merupakan anti biotik dengan spectrum luas. Maksudnya, jenis anti
biotik ini bisa menyembuhkan berbagai macam infeksi pada tubuh manusia. Infeksi yang
tergolong serius, juga bisa diobati dengan anti biotik ini. Contoh penyakit yang bisa diobati
menggunakan anti biotik sefalosporin seperti infeksi darah (septicemia), pneumonia, infeksi
lapisan luar otak, dan infeksi sumsum tulang belakang. Penyakit ini tergolong penyakit serius
dan membutuhkan penanganan dokter ahli untuk mengatasinya.

<="" ins="">

Antibiotik sefalosporin juga terdiri dari dua macam obat yaitu cefixime dan cefalaxim. Jika anda
mengonsumsi obat anti biotik ini, akan ada beberapa efek  samping yang terjadi seperti diare,
ruam, perut kejang, dan demam. Bagi Anda yang memiliki alergi terhadap anti biotik penisilin
biasanya akan alergi juga dengan anti biotik ini. Akan tetapi hal ini belum tentu terjadi. Untuk
memastikannya Anda perlu berkonsultasi secara khusus dengan dokter yang ahli dalam
bidangnya. Cara kerja anti biotik ini hampir sama dengan anti biotik penisilin yaitu merusak
dinding sel bakteri ketika melakukan reproduksi.

3. Aminoglikosida
Jenis antibiotik Aminoglikosida bekerja dengan cara menghambat pembentukan protein pada
bakteri. Biasanya, para dokter menggunakan anti biotik ini pada pasien yang menderita penyakit
tifus dan pneumonia. Akan tetapi, antibiotik ini tidak bisa diberikan secara sembarangan. Anda
perlu dokter yang benar-benar ahli untuk menyuntikkan pada tubuh Anda. Jangan mengonsumsi
anti biotik ini secara terus menerus. Jika Anda mengonsumsi secara terus menurus atau dosis
yang digunakan tidak sesuai, bisa mengganggu fungsi pendengaran dan ginjal.

Antibiotik ini bisa digunakan untuk mengobati meningitis, gonorrhea, dan lain sebagainya.
Aminoglikosida digunakan untuk mengobati penyakit yang cukup serius karena efek samping
yang munculpun juga tergolong serius. Antibiotik ini diberikan dengan cara mengkombinasikan
penisilin dan sefalosporin. Jika antibiotik ini diberikan secara terus menerus, kemungkinan
bakteri akan semakin kebal dan membutuhkan dosis lebih tinggi untuk melawannya.

4. Antibiotik Tetrasiklin
Jenis dan golongan obat antibiotik selanjutnya adalah Tetrasiklin. Antibiotik ini merupakan jenis
spectrum luas (bisa digunakan berbagai penyakit akibat inveksi bakteri). Misalnya, infeksi pada
telinga bagian tengah, saluran kantung kemih, pernafasan, dan lain sebagainya. Selain itu,
antibiotik ini bisa digunakan untuk merawat jerawat yang sudah parah. Biasanya dikenal dengan
sebutan rosacea (bintik-bintik pada kulit wajah). Banyak dokter yang menganggap antibakteri ini
bisa menjadi racun, oleh sebab itu hanya digunakan pada bagian kulit saja.
<="" ins="">

Penggunaan tetraksilin memiliki efek samping kerusakan ginjal dan gangguan sistem saraf otak
manusia. Antibiotik ini tidak kami sarankan bagi pasien yang memiliki permasalahan hati,
karena dapat memperburuk keadaan si pasien.

5. Makrolida
Antibiotik Makrolida melawan bakteri dengan cara melawan pembentukan protein bakteri.
Pasien yang memiliki kealergian antibiotic penisilin tinggi, kami rekomendasikan untuk memilih
Makrolida. Selain itu, anti biotik ini bisa mengurangi tingkat kealergian  pada penisilin.
Antibiotik ini memiliki spectrum lebih luas dibandingkan penisilin. Para dokter ahli biasanya
menggunakan antibiotik ini untuk mengobati pasien yang menderita infeksi pada saluran
pernafasan,infeksi dada, infeksi saluran lambung.

Salah satu contoh dari antibiotik Makrolida yaitu eritromisin dan spiramisin. Efek samping yang
akan muncul yaitu rasa mual yang cukup tinggi, diare, pencernaan tidak lancar. Larangan bagi
wanita yang sedang hamil dan menyusui untuk menggunakan anti biotik ini.

6. Antibiotik Sulfonamida
Jenis antibiotik Sulfonamida ini sangat cocok untuk mengobati infeksi ginjal. Selain dapat
menyembuhkan infeksi ginjal, antibiotik ini bisa membahayakan ginjal. Pasien yang
mengonsumsi antibiotik ini dituntut untuk banyak minum air putih agar tidak timbul Kristal
obat. Gantisin merupakan bagian dari jenis antibiotic sulfonamide yang sering digunakan oleh
dokter ahli.

Efek samping dari mengonsumsi Antibiotik Sulfonamida adalah terjadinya kerusakan pada sel-


sel darah yang berupa hemolitik, anemia aplastis dan agranulositosis. Selain itu Sulfonamida
juga memiliki efek samping seperti reaksi alergi dan gangguan pada saluran kemih dengan
terjadinya kristaluria yaitu terdapat batu di dalam urine meski belum kelihatan secara kasat mata.
Agar terhindar dari efek samping kristaluria Anda harus mengnsumsi air putih minimal
1,5L/hari.

7. Antibiotik Fluroquinolones
Jenis antibiotik Fluroquinolones merupakan jenis yang belum lama muncul. Antibiotik ini bisa
menghentikan sintetis DNA bakteri secara langsung. Salah satu contoh dari bakteri
fluroquinolones adalah ciprofloxacin dan floksasin. Biasanya, jenis obat ini diberikan secara oral
(langsung diminum). Obat ini  tergolong jenis obat yang aman dikonsumsi namun tidak kami
sarankan bagi wanita yang sedang hamil dan anak-anak.  Efek samping yang akan muncul yakni
mual, diare, dan muntah-muntah.

8. Antibiotik Polipeptida
Jenis dan golongan obat antibiotik yang terakhir adalah Polipeptida. Antibiotik golongan
polipeptida terdiri dari golongan A, B, C, D, dan E. Antibiotik ini sangat aktif melawan bakteri
gram negatif seperti psedudomonas, dan kuman koliform lain. Toksisitas polimiksin bisa
membatasi pemakaianya dalam bentuk neurotoksisitas dan nefrotoksisitasnya. Antibiotik ini bisa
berperan lebih penting lagi ketika meningkatnya infeksi pseudomonas dan enterobakteri yang
resisten terhadap obat lain. Efek samping yang akan muncul yakni kerusakan pada sistem ginjal
dan terganggunya sistem saraf otak. Antibiotik ini secara aktif akan membasmi kuman atau
bakteri dalam tubuh manusia.

Anda mungkin juga menyukai