Anda di halaman 1dari 3

RANGKUMAN FARMAKOLOGI ANTIBIOTIK

A.Pengertian Antibiotik
Antibiotik adalah obat-obatan berefek kuat yang sanggup mengatasi infeksi
tertentu dan bisa menyelamatkan nyawa bila digunakan dengan benar. Fungsi antibiotik
yaitu untuk menghentikan pertumbuhan bakteri atau untuk membunuh bakteri. Sebelum
bakteri bisa memperbanyak diri dan menimbulkan gejala-gejala, sistem imun tubuh kita
sebenarnya bisa membunuh mereka. Sel-sel darah putih kita akan menyerang bakteri berbahaya
tersebut dan, meskipun gejala-gejala sudah muncul, sistem imun kita biasanya mampu
mengatasinya kemudian menyembuhkan infeksi itu. Sayangnya, adakalanya sistem imun kita jadi
kewalahan dan membutuhkan bantuan; itulah saatnya untuk menggunakan antibiotik. Antibiotik
yang pertama ditemukan adalah penisilin. Golongan antibiotik yang terkait dengan penisilin yaitu
amoksisilin, ampisilin, dan benzilpenisilin. Ketiganya sekarang telah banyak digunakan untuk
mengobati beragam jenis infeksi—sebab golongan antibiotik itu sudah lebih dulu ada daripada
yang lain.

B. Fungsi Antibiotik
Setelah membahas pengertian antibiotik, sekarang mari kita ulas mengenai fungsi
antibiotik. Obat ini diberikan dalam upaya mengobati infeksi yang disebabkan oleh
bakteri. Jadi tidak akan efektif untuk mengobati infeksi akibat virus. Jika kita mengalami
infeksi, sebaiknya kita cari tahu dulu apakah itu disebabkan oleh bakteri atau oleh virus.
Kebanyakan infeksi di saluran pernapasan bagian atas, misalnya pilek dan radang
tenggorokan, disebabkan oleh virus. Jadi ada baiknya kita tidak mengobatinya dengan
antibiotik. Bila antibiotik digunakan secara berlebihan atau dengan tidak tepat, ada risiko
bahwa bakteri itu dapat menjadi resisten. Maksudnya, antibiotik jadi kurang efektif untuk
mengatasi jenis bakteri tersebut.

C. Golongan Antibiotik
Dalam dunia kedokteran dikenal ada lebih dari 100 antibiotik, tapi kebanyakan
darinya dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan saja. Berikut adalah beberapa
golongan antibiotik yang utama.

a. Penisilin, misalnya amoksisilin dan ampisilin


b. Cephalosporin, seperti cephalexin
c. Macrolides, seperti eritromisin, klaritromisin, dan azitromisin
d. Fluoroquinolones, contohnya ciprofolxacin, levofloxacin, dan ofloxacin
e. Sulfonamida, misalnya kotrimoksazol dan trimetoprim
f. Tetrasiklin, seperti tetrasiklin dan doksisiklin
g. Aminoglikosida, contohnya gentamisin dan tobramycin
Setiap golongan antibiotik efektif hanya untuk jenis-jenis infeksi tertentu, dan
dokter harus mampu mempertimbangkan mana yang paling dibutuhkan pasiennya. Dan
juga harus mempertimbangkan alergi yang dimiliki pasiennya terhadap golongan
antibiotik tertentu. Misalnya pasien yang alergi penisilin tidak boleh diresepkan
amoksisilin atau ampisilin.

D.Resisten Antibiotik
Meskipun fungsi antibiotik cukup bermanfaat bagi kita, tapi dikhawatirkan obat
ini terlalu sering digunakan. Penggunaan antibiotik secara berlebihan turut menimbulkan
masalah infeksi bakteri yang menjadi kebal atau resisten terhadap antibiotik.

Berdasarkan laporan dari European Centre for Disease Prevention and


Control (ECDC), resisten antibiotik ini terus menjadi masalah kesehatan umum yang
terjadi di seluas dunia. Dalam pernyataannya pada November 2012, mereka
menginformasikan bahwa diperkirakan 25.000 orang meninggal setiap tahun di Uni
Eropa akibat infeksi bakteri yang sudah resisten terhadap antibiotik.

Data terbaru dari ECDC memperlihatkan bahwa selama beberapa tahun terakhir
terjadi peningkatan cukup besar pada kasus resisten gabungan dari beberapa antibiotik
pada E. coli dan Klebsiella pneumoniae. Peningkatan itu terjadi di lebih dari sepertiga
negara Uni Eropa dan EEA (Kawasan Ekonomi Eropa). Konsumsi dari karbapenem, jenis
utama dari golongan antibiotik modern, sangat meningkat dari tahun 2007 hingga 2010.

a) Amoksisilin
Amoksisilin adalah antibiotik golongan penisilin yang digunakan untuk mengobati
beragam jenis infeksi bakteri, seperti tonsilitis, bronkitis, pneumonia, dan gonorea.
Amoksisilin juga merupakan antibiotik untuk infeksi saluran kencing, infeksi di telinga,
hidung, tenggorokan, atau di kulit. Dokter juga mungkin meresepkan ini sebagai
antibiotik untuk sakit gigi akibat infeksi bakteri.

Kadang-kadang amoksisilin dikonsumsi bersama dengan antibiotik lain bernama


klaritromisin untuk mengobati sakit maag akibat infeksi Helicobacter pylori. Adakalanya
dokter juga menambahkan obat pengurang asam lambung bernama lansoprazole.

Dosis Amoksisilin* (kapsul, puyer, dan tablet):


a. Dewasa, remaja, dan anak-anak berat badan di atas 40 kg: 250 – 500 mg setiap 8 jam,
atau 500 – 875 mg setiap 12 jam.
b. Anak-anak dan bayi di atas 3 bulan dan berat badan kurang dari 40 kg: 20 – 40 mg
per kg berat badan setiap hari, dibagi dan diberikan setiap 8 jam, atau 25 – 45 mg per kg
berat badan setap hari, dibagi dan diberikan setiap 12 jam.
c. Bayi di bawah 3 bulan: 30 mg per kg berat badan setiap hari, dibagi dan diberikan setiap
12 jam.
Dosis amoksisilin di atas hanya berdasarkan atas dosis yang biasanya diberikan dokter
untuk mengobati infeksi bakteri yang umum terjadi. Sangat disarankan untuk selalu
mengikuti resep dokter saat mengonsumsi antibiotik apa pun. (Sumber: Mayo Clinic)

b) Ampisilin
Ampisilin adalah antibiotik golongan penisilin yang digunakan untuk mengobati
berbagai macam infeksi bakteri, misalnya infeksi telinga, infeksi kandung kemih,
pneumonia, gonorea, dan infeksi E. coli atau salmonella.

c) Tetrasiklin
Tetrasiklin adalah antibiotik dari golongan tetrasiklin yang digunakan untuk
mengobati beragam jenis infeksi, termasuk untuk jerawat. Kadang-kadang dokter
meresepkan tetrasiklin bersama dengan obat anti-ulkus untuk mengobati sakit maag.

d) Salep Antibiotik
Salep antibiotik adalah jenis antibiotik yang telah diolah ke dalam bentuk krim/gel
dan bisa langsung dioleskan ke kulit. Ingatlah dasar pengertian antibiotik adalah obat
untuk mengatasi bakteri. Maka salep antibiotik juga seharusnya hanya dipakai untuk
mengobati atau menghambat pertumbuhan bakteri pada bagian luar tubuh.

Contoh dari masalah-masalah kesehatan yang dapat diobati menggunakan salep


antibiotik yaitu: jerawat, infeksi bakteri di kulit, luka bakar, ketombe, impetigo,
paronychia, perioral dermatitis, rosacea, dan seborrheic dermatitis.

E. Kesimpulan
Sebagaimana terlihat dari pengertian antibiotik, yaitu obat untuk mengatasi
pertumbuhan bakteri, maka kita juga tidak boleh sembarangan memakainya. Fungsi
antibiotik yaitu untuk menghentikan pertumbuhan bakteri atau untuk membunuh
bakteri. Jadi sebelum menggunakannya, kita harus pastikan dulu apakah masalah
kesehatan yang kita alami itu disebabkan oleh bakteri atau bukan.

Satu-satunya cara yang aman untuk memastikannya adalah dengan periksa ke


dokter. Apabila penyebabnya memang bakteri, barulah dokter bisa meresepkan obat
antibiotik. Tapi jika penyebabnya lain, dokter juga sebaiknya meresepkan obat lain
yang cocok. Dan saat mengonsumsi antibiotik, pasien harus sepenuhnya mengikuti
dosisnya supaya tidak terjadi resisten terhadap antibiotik.

Anda mungkin juga menyukai