Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan adalah keadaan sejatera dari badan, jiwa, dan sosisal yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan
kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang
memerlukan pemeriksaan, pengobatan, dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan
persalinan. Cara menjaga kesehatan pastilah sangat penting untuk dilakuka semua orang
didunia ini. Kesehatan dapat dikatakan sebagai hal yang paling berharga dalam hidup
kita.Salah satu cara untuk mendapatkan kesehatan adalah dengan mengkonsumsi obat.
Sedangkan definisi obat itu sendiri adalah suatu bahan yang dimaksudkan untuk
menetapkan suatu diagnosa, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan
penyakit dan gejala penyakit, luka atau kelainan badaniyah dan rohaniyah pada manusia dan
hewan, memperelok badan atau bagian badan manusia (Sulistyowati, 1999:4). Obat-obatan
adalah situasi apapun, tidak boleh dikonssumsi dengan terlalu mudah. Obat-obatan tidak
dapat menyembuhkan penyakit hingga mendasar. Satu-satunya cara mendasar untuk
menyembuhkan penyakit terletak pada gaya hidup kita sehari-hari. Semakin cepat efek suatu
obat muncul, semakin pula racun yang dikandungnya. Jika memilih obat, harap dilihat bahwa
obat yang sangat efektif, yang menghilangkan rasa sakit dengan cepat, jauh lebih berbahaya
bagi tubuh dari pada banyak obat-obatan lain. Oleh karena itu obat dapat dikatakan bahwa
obat bersifat sebagai obat dan juga bersifat sebagai racun. Obat akan bersifat sebagai obat
bila tepat digunakan dalam pengobatan suatu penyakit dengan dosis dan waktu yang tepat.
Apabila digunakan salah dalam pengobatan atau overdosis akan menimbulkan keracunan.
Bila dosisnya lebih kecil, tidak diperoleh penyembuhan (Sulistyowati, 1999:2 ).
Antibiotik merupakan salah satu jenis obat yang tergolong sebagai obat keras,
yang dalam penggunaannya harus menggunakan resep dokter. Manfaat antibiotik ini adalah
untuk menekan dan menghentkan perkembangan-perkembangan bakteri atau mikroorganisme
berbahaya yang berada dalam tubuh. Manfaat antikbiotik yang paling sering digunakan
adalah untuk mencegah terjadinya infeksi pada luka. Amoxicillin merupakan salah satu obat
yang termasuk dalam obat antibiotik. Zat aktif yang terdapat dalam obat antibiotik
amoxicillin adalah amoxicillin.
1.3 Rumusan Masalah
1. Apakah obat Amoxicillin itu ?
2. Komposisi apa yang terkanadung dalam Amoxicillin ?
3. Apakah penggolongan obat Amoxicillin ?
4. Apa saja indikasi dan kontra indikasi obat Amoxicillin ?
5. Bagaimana mekanisme kerja obat Amoxicillin ?
6. Bagaimana dosis obat Amoxicillin ?
7. Bagaimana interaksi obat Amoxicillin ?
8. Apa saja jenis sediaan obat Amoxicillin ?

1.4 Tujuan
1. Untuk mengetahui lebih dalam tentang obat Amoxicillin.
2. Memenuhi tugas dari mata kuliah Farmakologi.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Amoxicillin

Amoxicillin adalah salah satu golongan obat antibiotik yang termasuk ke

dalam kelompok penisilin semi sintetis. Obat lain yang termasuk ke dalam golongan

ini antara lain Ampicillin, Piperacillin, Ticarcillin. Amoxicillin digunakan untuk

mengobati penyakit-penyakit yang disebabkan oleh kuman bakteri, mislanya, untuk

mengobati infeksi pada saluran pernapasan, infeksi pada telinga tengah, radang tonsil,

radang tenggorokan, radang pada laring, bronchitis, pneumonia, infeksi saluran

kemih, infeksi pada kulit dan juga bisa digunakan untuk mengobati gonorrhea.

Amoxicillin petama kali tersedian pada tahun 1972, merupakan antibiotika

yang paling laku di seluruh dunia. Obat yang mempunyai nama generik amoxicillin

ini mempunyai nama paten yang jumlahnya mencapai ratusan buah. Penmox,

Intermoxyl, Ospamox, Amoxsan, Hufanoxyl, Yusimox merupakan beberapa nama

dagang atau paten dari antibiotika ini.

2.2 Penggolongan Obat

A. PENISILIN

Penisilin adalah antibiotik yang bersifat bakterisida (membunuh bakteri) dengan

mekanisme menghambat sintesa dinding sel bakteri. Obat ini berdifusi baik pada

jaringan dan cairan tubuh, tapi penetrasi kedalam cairan otak kurang baik kecuali

selaput otak mengalami infeksi. Antibiotik yang termasuk golongan penisilin

antara lain :
 Benzilpenisilin (penisilin G) dan fenoksimetilpenisilin (penisilin V).

 Penisilin tahan penisilase : kloksalisin, flukoksalisin.

 Penisilin spektrum luas : ampisilin, amoxicillin, amoxsiklav, bakampililin,

pivampisilin.

 Penisilin antipseudomonas : piperasilin, ureidopenisilin, sulbenisilin,

tikarsilin.

 Mesilinam : pivmesilinam.

B. SEFALOSPORIN dan ANTIBIOTIK BELAKTAM lainnya

Sefalosporin merupakan antibitok spektruk luas yang digunakan untuk terapi

septicemia, pneumonia, meningitis, infeksi saluran empedu, peritonitis, dan

infeksi saluran urin. Aktivitas farmakologisnya sama dengan penisilin,

diekspresikan melalui ginjal, kemampuan melewati sawar otak sangat rendah

kecuali terjadi inflamasi. Antibiotik golongan sefalosporin ini termasuk :

 Sefradin, sefuroksim, sefaklor antibiotik betalaktam lainnya :

 Golongan monobaktam, aztreonam dan

 Golongan karbapenem, inipenem (turunan tienamisin) dan

neropenem.

C. TETRASIKLIN

Tetrasiklin merupana antibiotik spectrum luas, secara mikrobiologis, hanya sedikit

mikroba yang dapat diatasi oleh golongan tetrasiklin, kecuali minosiklin, namun

minosiklin jarang digunakan karena efek samping pusing dan vertigo. Dilain sisi

tetra merupakan salah satu alternatif pilihan obat bagi pasien yang alergi terhadap

antibiotik golongan betalaktam.


Penggunaannya mulai menurun karena banyaknya terjadi resistensi bakteri,

namun obat ini masih merupakan pilihan untuk infeksi saluran pernapasan, dan

mikoplasma genital, serta infeksi yang disebabkan klamidia (trakoma, psitakosis,

salpingitis, urethritis dan limfogranuloma venereum), riketsia (termasuk Q-fever),

grusela, dan spiroketa. Obat yang termasuk golongan tetrasklin :

 Demeklosiklin, doksisiklin, minosiklin.

 Oksitetrasikin, tetrasiklin.

D. AMINOGLIKOSIDA

Antibiotik golongan ini bersifat bakterisidal yang terutama aktif terhadap bakteri

gram negative, golongan ini meliputi :

 Amikasin

 Gentamisin

 kamamisin

 Neomisin

 Netilmmisin

 Streptomisin

 Tobramisin.

Aminoglikosida tidak diabsorpsi melalui saluran cerna, sehingga harus diberikan

secara parenteral untuk mengatasi infeksi sistemik. Adapun efek samping obat

golongan ini adalah ototoksik (mengganggu pendengaran/ketulian) dan

nefrotoksik (merusak ginjal), efek samping tergantung dosis, lama pemberian,

umur (lansia dan anak-anak paling beresiko) maupun variasi individual terkait

fisiologi dan metabolism. Aminoglikosa sebaiknya jangan diberikan bersamaan

dengan diuretic (missal furosemide/HCT, dll) katrena potensial memperparah


resiko ototoksik. Jika terpaksa (darurat) memberikannya, maka jarak minum antar

kedua obat harus sepanjang mungkin.

E. MAKROLIDA

Yang termasuk golongan makrolida antara lain :

 Azitromisin, adalah makrolida yang aktivitasnya terhadap bakteri gram

positif, sedikit lebih lemah dibanding eritromisin.

 Eritromisin, memiliki spectrum antibakteri yang mirip dengan penisilin,

sehingga dapat digunakan sebagai alternatif terhadap pasien yang alergi

maupun yang resisten terhadap penisilin, umumnya eritromisin digunakan

untuk infeksi saluran nafas.

 Klaritromisin, merupakan derivate eritromisin, dimana klaritromisin lebih

kuat aktivitasnya dibandingkan eritromisin.

 Roksitromisin

 Spiramisin

F. KUINOLON

Antibiotik yang termasuk ke dalam kuinolon antara lain :

 Siprofloksasin (cyprofloxacin), aktif terhadap bakteri gram positif dan

negatif namun lebih kuat dan aktif terhadap bakteri gram negatif,

siproksasi tidak boleh digunakan terhadap pneumonia pneumococcus

karna tidak efektif.

 Levofloksasin, merupakan anti bakteri gram postif dan negatif, lebih aktif

terhadap P. Pnuemococus dibanding siprofloksasin.

 Ofloksasin

 Asam nalidiksat
 Norfloksasin

 Moksiflkosasin

G. SULFONAMIDA dan TRIMETOPRIM

Yang cukup banyak digunakan adalah sulfametoksazol dan trimetroprim dalam

bentuk kombinasi (Ko-Trimoksazol), namun kotrimoksazol dapat menyebabkan

efek samping yang serius, namun jarang terjadi seperti syndrome stevens johnson,

diskrasi darah : penekanan sumsum tulang belakang, kernicterus bagi bayi yang

berumur ≤ 6 minggu, adanya resiko anemia hemolitik pada anak dewasa yang

defisiensi G6PD.

H. ANTIBITIK LAIN

1. Kloramfenikol

Kloramfenikol adalah antibiotic spectrum luas, penggunaannya sebaiknya

untuk penangana infeksi yang mengancam jiwa.

2. Klindamisin

Klindamisin aktif terhadap bakteri kokus gram positif, klindanisin

mempunyai efek samoing yang serius, seperti colitis. Bila penggunaannya

menyebabkan diare, maka sebaliknya pengobatan dihentikan segera.

3. Vankomisin dan Tykoplanin

Antibiotik ini aktif terhadap bakteri gram positif aerob dan non aerob

termasuk stafilokokus yang multiresisten.

4. Spektinomisin

Antibiotik ini aktif terhadap bakteri gram negatif termasuk N.

Gonnorhoeae, obat ini hanya diindikasikan terhadap penyakit gonnorhoe

yang resistensi terhadap penisilin.


5. Linezolid

Merupakan anti bakteri oksazolidinon yang aktif terhadap bakteri gram

positif.

2.3 Indikasi

Mengobati infeksi akibat bakteri, seperti : Sistem pernapasan, THT (Telinga,

Hidung, dan Tenggorokan), Sistem pencernaan, Sistem saluran kemih, Sistem

reproduksi wanita, Meninges, Kulit dan Jaringan lnak, Infeksi gonore.

2.4 Mekanisme Kerja Obat

Amoxicillin tidak membunuh bakteri secara langsung, tetapi dengan cara

mencegah bakteri membentuk semacam lapisan yang melekat disekujur tubuhnya.

Lapisan ini bagi bakteri berfungsi sangat vital yaitu untuk melindungi bakteri dari

perubahan lingkungan dan menjaga agar tubuh bakteri tidak tercerai berai. Bakteri

tidak akan mampu bertahan hidup tanpa adanya lapisan ini. Amoxicillin sangat efektif

untuk beberapa bakteri seperti H. influenzae, N. gonorrhea, E. coli, Pneumococci,

Streptococci, dan beberapa strain dari Staphylococci.

2.5 Posologi/Dosis

Umunya dosis amoxicillin per hari berkisar antara 500-1500 mg unuk 7-14

hari. Khusus untuk infeksi gonore, 3 gram amoxicillin hanya perlu diminum sekali.

Bagi anak-anak, dosis juga akan berdasarkan berat badan. Dokter yang akan

menentukan dosis dan lama konsumsi amoxicillin berdasarkan infeksi yang terjadi,

tingkat keparahannya, dan respons tubuh.


2.6 Kontra Indikasi

Jangan menggunakan obat ini pada pasien yang memiliki riwayat hipersensitif (alergi)

pada Amoxicillin dan antibiotic betalaktam lainnya seperti penisillinum dan

cephalosporin.

2.7 Interaksi Obat

Amoxicillin biasanya akan bereaksi terhadap obat-obat berikut bila

dikonsumsi bersamaan :

 Allopurinol meningkatkan potensi terjadinya ruam jika diberikan bersamaan

dengan amoxicillin.

 Perpanjangan protrombin time secara tidak normal telah diketahui pada

penggunaan bersamaan dengan antikoagulan oral, mislanya, warfarin dan

dabigatran. Jika obat-obat antikoagulan diresepkan bersamaan dengan

amoxicillin, pemantauan yang ketat harus dilakukan. Jika diperlukan

penyesuaian dosis antikoagulan harus dilakukan.

 Antibiotik-antibiotik golongan kloramfenikol, makrolid, sulfonamid dan

tetracycline disinyalir menurunkan efetivitas antibiotic penicillin temasuk

amoxicillin.

 Penggunaan bersamaan dengan probenesid dapat meningkatkan kadar

amoxicillin dalam darah.

2.8 Jenis Sediaan

 Kapsul 250 dan 500 mg.

 Tablet 500 gram.

 Sirup kering 125 mg/5 ml dan 200 mg/5 ml.

 Via untuk injeksi 1000 mg dan 500 mg.


DAFTAR PUSTAKA

Sulistyowati, Eddy. 1999. Obat dan Pengaruhnya Terhadap Tubuh Manusia.


Yogyakarta : FMIPA UNY
http://kelicicoklatdiary.wordpress.com/2011/01/11/amoxicillin/
http://pusatmedis.com/manfaat-dan-efek-samping-amoxicillin_610.htm
http://www.catatankesehatan.info/2008/08/amankah-mengkonsumsi-amoxicillin.html
http://dc151.4shared.com/img/6bTTsmct/previe.html
http://mediapenunjangmedis.dikirismanto.com/amoxicillinapa-itu.html
http://mediasehat.com/tanyajawab147
http://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatan
http://www.zeioz.com/cara-menjaga-kesehatan.html
http://www.anneahira.com/manfaat-antibiotik.htm
http://www.blogdokter.net/2007/08/30/amoxicillin/
http://www.1001obat.com/amoxicillin.html

Anda mungkin juga menyukai