Abstract:
LATAR BELAKANG
Asma adalah penyakit kronik saluran napas yang dijumpai pada 1-18 % populasi
di berbagai Negara maju maupun berkembang. Prevalensnya meningkat di banyak
negara, meskipun beberapa negara telah mengalami penurunan rawat inap dan
kematian akibat asma. Sekitar 300 juta manusia di dunia menderita asma dan
diperkirakan akan terus meningkat hingga mencapai 400 juta pada tahun 2025. (1)
Pengertian
Peradangan kronik saluran napas pada asma tidak hanya sebatas inflamasi
alergik, akan tetapi merupakan proses respons imun yang melibatkan imun innate dan
adaptive. Selain itu peradangan kronik saluran napas tersebut tidak hanya melibatkan
sel-sel inflamasi dengan mediator-mediator inflamasinya, tetapi juga melibatkan
jaringan dan sel tubuh seperti otot polos bronkus (airway smooth muscles/ASM), dan
sel epitel saluran napas.Konsep awal mekanisme asma adalah inflamasi alergik dengan
sel utama sel mast dan sel eosinophil. Kemudian dipahami bahwa proses inflamasi juga
melibatkan sel limfosit T yang akan mendorong terjadinya kaskade inflamasi melalui
aktivasi dan kemotaktik sel inflamasi serta interaksi diantaranya.Inflamasi asma
melibatkan berbagai sel inflamasi dan mediator-mediatornya. (2)
BAB III
TATALAKSANA ASMA
Tiga kategori obat yang digunakan untuk tatalaksana asma jangka panjang
adalah:(1)
(1)
Pemberian awal terapi pengontrol
Untuk hasil terbaik, terapi pengontrol yang mengandung ICS harus dimulai
sesegera mungkin setelah di diagnosis asma, karena:
• Pemberian awal ICS dosis rendah pada pasien asma menyebabkan peningkatan
fungsi paru yang lebih besar daripada jika gejala telah muncul selama lebih dari 2-
4 tahun.
• Pasien yang tidak mendapat ICS dan mengalami eksaserbasi berat, memiliki
penurunan fungsi paru yang lebih besar dalam jangka panjang daripada pasien
yang sudah mendapat ICS terlebih dahulu.
Sejak 2007, GINA telah aktif mencari inovasi untuk asma ringan dengan tujuan
untuk mengurangi risiko eksaserbasi dan kematian terkait asma, memberikan pesan
yang konsisten tentang tujuan pengobatan asma, termasuk pencegahan eksaserbasi, di
seluruh spektrum keparahan asma serta menghindari ketergantungan pasien pada
SABA di awal perjalanan penyakit. (9)
Hingga pada tahun 2014 dengan inisiasi studi SYGMA, diterbitkan pada tahun
2018 (O'Byrne NEJMed 2018; Bateman NEJMed 2018) Dalam suatu studi terbatas
pada pasien yang tidak merokok, Fractioned exhaled nitric oxide (FENO) > 50 bagian
per miliar (ppb) telah dikaitkan dengan respons jangka pendek yang baik terhadap ICS.
(3)(8)
Namun, tidak ada penelitian yang meneliti keamanan jangka panjang sehubungan
(7)
dengan eksaserbasi terhadap ICS pada pasien dengan FENO awal yang rendah.
Akibatnya, pada pasien dengan diagnosis atau dugaan diagnosis asma, FENO dapat
mendukung keputusan untuk memulai ICS. Berdasarkan bukti saat ini, GINA
merekomendasikan pengobatan dengan ICS harian dosis rendah untuk sebagian besar
pasien dengan asma, atau formoterol ICS dosis rendah yang diperlukan bagi mereka
dengan gejala yang jarang terjadi, untuk mengurangi risiko eksaserbasi serius. (4) (10)
Tabel 1. Terapi awal asma yang disarankan untuk orang dewasa dan remaja. (1)
ICS: inhaled corticosteroids; LABA: long-acting beta 2-agonist; LTRA: leukotriene receptor antagonist;
OCS: oral corticosteroids; SABA: short-acting beta 2-agonist
Gambar 1.Strategi pengobatan asma berdasarkan GINA tahun 2019. (1)
Demi keamanan, GINA tidak lagi merekomendasikan terapi SABA dosis tunggal
untuk Step 1. Keputusan ini didasarkan pada bukti bahwa pengobatan SABA dosis
tunggal meningkatkan risiko eksaserbasi berat, dan menambahkan ICS secara
signifikan dapat mengurangi risiko eksaserbasi. GINA sekarang merekomendasikan
bahwa semua orang dewasa dan remaja dengan asma harus menerima terapi
pengontrol yang mengandung ICS, untuk mengurangi risiko eksaserbasi serius. (1)
Bukti ilmiah
Sejumlah besar bukti dari RCT dan penelitian observasional bahwa ICS dosis
rendah secara substansial mengurangi risiko eksaserbasi parah, rawat inap dan
kematian (Suissa, NEJMed 2000; Suissa, Thorax 2002; Pauwels, Lancet 2003;
O'Byrne, AJRCCM 2001)
Eksaserbasi serius berkurang setengahnya bahkan pada pasien dengan gejala
0-1 hari per minggu (Reddel, Lancet 2017)
Kontrol gejala yang ditingkatkan dan pengurangan bronkokonstriksi yang
diinduksi olahraga
Bukti ilmiah
Bukti langsung dari dua penelitian besar non-inferioritas untuk eksaserbasi berat
vs ICS dosis rendah harian + sesuai kebutuhan SABA (O'Byrne, NEJMed 2018,
Bateman, NEJMed 2018)
Bukti langsung dari satu studi besar pengurangan 64% dalam eksaserbasi parah
vs pengobatan SABA saja (O'Byrne, NEJMed 2018)
Mengurangi gejala harian asma
RINGKASAN
Inhalasi SABA telah menjadi pengobatan lini pertama untuk asma selama 50
tahun, namun GINA tidak lagi merekomendasikan terapi SABA dosis tunggal
Keputusan ini didasarkan pada bukti bahwa pengobatan SABA dosis tunggal
meningkatkan risiko eksaserbasi berat, dan menambahkan ICS secara signifikan dapat
mengurangi risiko eksaserbasi. GINA sekarang merekomendasikan bahwa semua
orang dewasa dan remaja dengan asma harus menerima terapi pengontrol yang
mengandung ICS, untuk mengurangi risiko eksaserbasi serius
1. Reddel HK, FitzGerald JM, Bateman ED, Bacharier LB, Becker A, Brusselle G, et
al. GINA 2019: a fundamental change in asthma management: Treatment of
asthma with short-acting bronchodilators alone is no longer recommended for
adults and adolescents. Eur Respiratory Soc; 2019.
3. O’Byrne PM, FitzGerald JM, Bateman ED, Barnes PJ, Zhong N, Keen C, et al.
Inhaled combined budesonide–formoterol as needed in mild asthma. New
England Journal of Medicine. 2018;378(20):1865-76.
4. Bateman ED, Reddel HK, O’Byrne PM, Barnes PJ, Zhong N, Keen C, et al. As-
needed budesonide–formoterol versus maintenance budesonide in mild asthma.
New England Journal of Medicine. 2018;378(20):1877-87.
5. Bel EH. Clinical phenotypes of asthma. Curr Opin Pulm Med 2004;10:44-50.
6. National Heart Lung and Blood Institute N. Global initiative for asthma. Global
strategy for asthma management and prevention. NHBLI/WHO workshop.
1995:NIH Publication no. 95-3659.
7. Moore WC, Meyers DA, Wenzel SE, Teague WG, Li H, Li X, D'Agostino R, Jr., et
al. Identification of asthma phenotypes using cluster analysis in the Severe
Asthma Research Program. Am J Respir Crit Care Med 2010;181:315-23.
9. Aaron SD, Vandemheen KL, FitzGerald JM, Ainslie M, Gupta S, Lemiere C, Field
SK, et al. Reevaluation of diagnosis in adults with physician-diagnosed asthma.
JAMA 2017;317:269-79.