Anda di halaman 1dari 14

PRESENTASI REFERAT

SILIKOSIS
Widya Ilmiaty Kamrul
030.10.083
Pembimbing : dr. Tony Eko H, Sp.P
FK Trisakti Jakarta- RSUD Kardinah Tegal
PENDAHULUAN
• Silikosis merupakan penyakit fibrotik paru yang fatal, ireversibel, dimana
debu silika dapat terus-menerus terhirup oleh saluran pernafasan
• Silikosis termasuk salah satu contoh dari penyakit akibat kerja. Penyakit
akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja,
bahan, proses maupun lingkungan kerja
• Ratusan juta tenaga kerja di seluruh dunia saat ini bekerja pada kondisi
yang tidak aman dan dapat menyebabkan gangguan kesehatan
• Menurut International Labor Organization (ILO), setiap hari terjadi 1,1
juta kematian yang disebabkan oleh karena penyakit atau kecelakaan
akibat pekerjaan.
DEFINISI
• Silikosis dikenal juga dengan istilah
miner's phthisis, grinder's asthma,
potter's rot.
• Penyakit paru akibat pekerjaan yang
disebabkan karena menghirup debu
silika secara kronik dan ditandai
dengan adanya inflamasi dan
pembentukan jaringan parut dari lesi
nodular pada lobus paru bagian atas.
• Silikosis merupakan salah satu jenis
dari pneumokoniosis
ETIOLOGI
• Silika merupakan mineral yang menyusun kerak bumi. Silika dapat ditemukan pada pasir,
batu, dan bijih besi mineral.
• Inhalasi debu yang mengandung crystalline silica dapat sangat berbahaya bagi kesehatan
manusia dan sering menyebabkan kematian jika tindakan pencegahan tidak dilakukan.
• Pemaparan partikel silika dapat terjadi pada bidang kerja penambangan, pengeboran, dan
peledakan pasir.
• Biasanya gejala timbul setelah pemaparan selama 20-30 tahun. Tetapi pada peledakan
pasir, pembuatan terowogan dan pembuatan alat pengampelas sabun, dimana kadar silika
yang dihasilkan sangat tinggi, gejala dapat timbul dalam waktu kurang dari 10 tahun.
PATOFISIOLOGI
Serbuk silika Paru: makrofag
(10 datang, Terbentuk Awal: silikosis
mikrometer) mengeluarkan jaringan parut noduler simplek
terhirup enzim

Daerah parut ini Akhir: bergabung


tidak dapat menjadi massa
Gangguan mengalirkan oksigen yang besar
Pernafasan ke dalam darah menjadi silikosis
secara normal konglomerata
MEKANISME DEPOSISI PARTIKEL DI SALURAN NAFAS

1. IMPAKSI 2. SEDIMENTASI

kecenderungan Sehingga banyak deposisi partikel secara • 1-3 mikron (debu respirabel)
partikel tidak dapat partikel tertahan di bertahap sesuai dengan langsung ke permukaan
berubah arah pada mukosa hidung, beratnya terutama berlaku alveoli paru
percabangan saluran faring, percabangan untuk partikel berukuran • 3-5 mikron menempel pada
napas saluran napas besar sedang (1-5 mm) mukosa bronkioli

3. DIFUSI

gerakan acak debu 0,1-0,5 mm keluar masuk


partikel akibat alveoli -> membentur alveoli
kecepatan aliran sehingga akan tertimbun di
udara dinding alveoli (gerak Brown)
MEKANISME PERTAHANAN PARU TERHADAP
PARTIKEL TERINHALASI

PERTAMA KEDUA KETIGA


• Filtrasi mekanik udara oleh • cairan yang melapisi
rambut2 dan konka saluran napas dan alveoli -> • pertahanan spesifik paru yang
menimbulkan turbulensi bahan yang mempunyai terbagi atas 2 sistem utama
udara sehingga partikel sifat bakterisidal dan yaitu imunitas humoral
tertahan di sal. napas atas detoksifikasi (produksi antibodi) dan
• menimbulkan konstriksi • mekanisme bersihan imunitas seluler (limfosit T)
otot polos bronkus mukosiliar (mukus disekresi • Makrofag merupakan sistem
terhadap iritasi kimia dan oleh sel goblet dan kelenjar pertahanan seluler yang
fisik, menurunkan penetrasi submukosa) -> membuat membersihkan partikel
partikel dan gas berbahaya partikel dikeluarkan terdeposit dengan mekanisme
serta mencetuskan bersin kembali ke laring dan fagositosis
dan batuk akhirnya ditelan
JENIS SILIKOSIS
KRONIK AKSELERATA AKUT
• jarang terjadi tetapi
• pemaparan
• terpapar oleh bersifat sangat fatal
sejumlah kecil
sejumlah silika • pemaparan
debu silika
yang lebih silikosis dalam
dalam jangka
banyak selama jumlah yang sangat
panjang ( ≥10
waktu yang lebih besar, dalam waktu
tahun).
pendek (5-15 yang lebih pendek
• nodul2
tahun) • Paru-paru sangat
peradangan
• peradangan, meradang dan
kronis dan
pembentukan terisi oleh cairan,
jaringan parut
jaringan parut sehingga timbul
terbentuk di
dan gejala- sesak nafas yang
paru-paru dan
gejalanya terjadi hebat dan kadar
kelenjar getah
lebih cepat oksigen darah yang
bening dada.
rendah
MANIFESTASI KLINIS
DIAGNOSIS
• Riwayat pemaparan silika,
terutama dilingkungan kerja.
• Pemeriksaan radiografi toraks,
dapat mengkonfirmasi adanya
opasitas nodular.
• Tes fungsi paru dapat normal pada
awal dari silikosis, pola restriktif
dan/atau obstruktif dapat terjadi
pada perkembangan penyakit yang
progresif.
PEMERIKSAAN
• Rontgen dada (terlihat gambaran pola nodul
dan jaringan parut).
Foto toraks berguna dalam mendeteksi dan
memantau respon paru untuk debu mineral,
logam tertentu, dan debu organik mampu
mendorong pneumonitis hipersensitivitas.

• Tes fungsi paru


Pemaparan debu organik atau bahan kimia
dapat menyebabkan asma kerja atau PPOK.
Pengukuran perubahan volume ekspirasi paksa
(FEV1) sebelum dan setelah shift kerja dapat
digunakan untuk mendeteksi respon
bronchoconstrictive atau peradangan akut.
TERAPI
• Silikosis merupakan penyakit yang tidak dapat diobati tetapi dapat dicegah.
• Pengobatan umumnya bersifat simptomatis, yaitu mengurangi gejala.
• Untuk mencegah semakin memburuknya penyakit, sangat penting untuk
menghilangkan sumber pemaparan.
• Terapi suportif terdiri dari obat penekan batuk, bronkodilator dan oksigen. Jika terjadi
infeksi, bisa diberikan antibiotik. Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah:
1. Membatasi pemaparan terhadap silika
2. Berhenti merokok.
3. Menjalani tes untuk TBC secara rutin.
Silika diduga mempengaruhi sistem kekebalan tubuh terhadap bakteri penyebab
TBC. Jika hasilnya positif, diberikan obat anti TBC.
STRATEGI PENGENDALIAN PENYAKIT
• Pengawasan di lingkungan
kerja
Jika debu tidak dapat dikontrol (seperti
halnya dalam industri peledakan), maka
pekerja harus memakai peralatan yang
memberikan udara bersih atau sungkup.
• Foto rontgen dada secara
rutin
Untuk pekerja peledak pasir setiap 6 bulan
dan untuk pekerja lainnya setiap 2-5
tahun, sehingga penyakit ini dapat
diketahui secara dini.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai