Pencegahannya
Fibrosis.
Faktor utama:
karakteristik partikel debu, jumlah, lama pajanan
respons saluran napas terhadap partikel debu.
Diagnosa Pneumokoniosis
Tiga kriteria mayor:
Pajanan yang signifikan dengan debu mineral
yang dicurigai dapat menyebabkan
pneumokoniosis
disertai dengan periode laten
gambaran spesifik penyakit terutama pada
kelainan radiologi
dan tidak dapat diidentifikasi penyakit lain
sebagai penyebab
DIAGNOSA PNEUMOKONIOSiS
Pekerja:
Tutup hidung, kain kassa paling sederhana.
pemeriksaan kesehatan sebelum kerja dan berkala.
ANTHRACOSIS
Silicoanthracosis
kelainan paru karena debu silica dan arang batu, juga basil–
basil tuberculosa menyerang paru–paru.
gambaran klinis tidak begitu berbeda dengan silicosis murni
Basil TBC jarang ditemukan dalam ludah, oleh karena
terkurung oleh jaringan fibrosa.
Kelainan radiologis:
lambat terlihat (gejala–gejala tampak lebih dahulu)
Stadium awal: "ground glass appearance“ (titik–titik opak halus di bagian
tengah dan basal paru–paru, sedangkan batas–batas jantung dan
diaphragma tidaklah jelas).
Kelainan paru tidak berbentuk noduli yang terpisah-pisah, melainkan
kelainan fibrous yang difus disertai penebalan pleura (pleural plaque) dan
emfisema.
Debu asbes paru–paru perubahan menjadi "badan–badan asbestos"
(pengendapan fibrin disekitar serat–serat asbes; badan-badan ini pada
pemeriksaan mikroskopis berupa batang dengan panjang sampai 200
mikron).
Dapat menyebabkan kanker
Pencegahan:
Sumber
Isolasi (penutupan proses kerja yang menjadi sumber asbes)
Sebaran
Di perindustrian tekstil: ventilasi / pompa keluar setempat.
Pembersihan mesin karding dilakukan dengan penghisapan hampa
udara
pengeboran harus secara basah
Pekerja
Alat pelindung (dengan/tanpa oksigen)
Menghentikan merokok (cegah penurunan fungsi paru dan resiko
kanker)
Pendidikan tentang kesehatan dan penerangan tentang bahaya
penyakit kepada pekerja adalah hal–hal yang sangat membantu
usaha pencegahan.
BYSSINOSIS
Adalah pneumoconiosis yang disebabkan
terutama oleh debu kapas kepada pekerja–
pekerja dalam industri tekstil.
Masa inkubasi terpendek adalah 5 tahun
Mekanisme belum jelas, diduga karena:
Efek mekanis debu kapas
Akibat endotoksin bakteri pada alat pernafasan.
Merupakan gambaran reaksi alergi .
Reaksi psikis dari para pekerja.
Penggolongan
Sebaran
Ventilasi umum untuk menghisap debu kapas
Pekerja
Pemeriksaan kesehatan pekerja sebelum kerja, terutama menolak para
calon dengan sakit paru–paru antara lain TBC paru dan asthma bronchiale.
Pemeriksaan kesehatan secara berkala dengan :
Wawancara; dan
Uji faali untuk menemukan tanda penyakit pada keadaan sakit
dini.
Pekerja–pekerja yang telah ternyata dipengaruhi debu kapas harus segera
dipindahkan pekerjaannya ke tempat yang kurang atau tidak berbahaya.
.
BERRYLIOSIS
Adalah pneumokoniosis karena debu yang mengandung berrylium berupa logam,
oksida, sulfat, chlorida, dan fluorida
Menyebabkan bronchitis dan pneumonitis, nasoparyngitis dan tracheobronhitis
Terdapat pada pekerja perusahaan pembuatan tabung–tabung radio, pada
pembuatan tabung–tabung fluirescent, pada penggunaannya sebagai sumber tenaga
atom, dan lain–lainnya.
Jarang terjadi. Masa inkubasi 10-15 tahun.
Gejala:
Bronchitis demam sedikit, batuk kering, dan sesak nafas.
Pneumonitis sedikit demam, batuk, sakit dada, sesak, dan banyak dahak. Nadi sangat
cepat, ronchi terdengar di kedua paru–paru, krepitasi basal paru dan kapasitas vital paru–
paru sangat menurun.
Berryliosis chronica pneumonitis terjadi lambat/lama setelah pemaparan.
Bisa disertai limfadenopati perifer, lesi kulit, hepatosplenomegali, clubbing.
Terutama apabila yang dihirup adalah debu silikat dari seng, berrylium, dan mangan, pada
banyak peristiwa terjadi pneumonitis terlambat
Misalnya 5 tahun sesudah berhenti menghirup debu, penderita pergi ke dokter karena
menurunnya berat badan dan keluhan lelah. Menghilangnya berat badan sangat cepat dan
disertai keluhan sesak nafas. Batuk dan banyak dahak tidaklah merupakan gejala terpenting
pada riwayat perjalanan penyakit. Sesak yang hebat akhirnya dirasakan juga pada waktu–
waktu istirahat.
Pemeriksaan klinis biasanya tidak menunjukkan kelainan–kelainan yang luar biasa, tetapi
mungkin terdengar suara–suara tambahan pada auskultasi.
Rontgen: pada keadaan sakit dini gambaran Ro memperlihatkan bayangan
kabur, tapi kemudian retikuler, dan akhirnya noduli yang terpisah–pisah
serta tersebar; bilateral limfadenopati
Pencegahan
Usaha–usaha preventif dimaksudkan untuk menurunkan kadar debu di
udara dengan cara–cara tehnik. Kadar tersebut harus kurang dari 2
mikrogram per meter kubik udara.
Pekerja–pekerja diberi alat–alat perlindungan, antara lain pakaian untuk
bekerja.
Harus dibiasakan, agar pekerja mandi sebelum pulang dan mencuci tangan
sebelum makan di kantin perusahaan.
Selain itu untuk menjaga masyarakat sekitar suatu perusahaan, tidak boleh
debu dari perusahaan mengotori lingkungan sekitarnya.
Para pekerja yang menghadapi bahaya debu tersebut harus diperiksa
secara berkala oleh dokter perusahaan dan dicari gejala–gejala yang
mungkin timbul. Pencatatan hasil pemeriksaan harus baik. Pekerja–pekerja
ditimbang berat badannya sekali sebulan dan diambil gambar paru–parunya
sekali setahun. Penderita–penderita dengan berryliosis chronica, walaupun
berat badannya menurun dan sesak nafas, biasanya masih dapat bekerja,
biarpun hanya sebagai part–timer.
STANNOSIS
Yaitu pneumokoniosis karena debu timah putih.
Terdapat pada pekerjaan yang berhubungan dengan
pengolahan bijih timah atau industri–industri yang
menggunakan timah putih.
Biasanya tidak terdapat fibrosis yang massif, tidak ada
tanda–tanda cacat paru–paru, dan jarang terjadi
komplikasi.
Pada keadaan sakit tingkat permulaan, gambaran Ro
paru–paru menunjukkan penambahan corakan dan
pelebaran hilus. Kemudian menampak noduli di daerah
antar iga ketiga, mula–mula di paru kanan, lalu di paru
kiri. Lebih lanjut, penambahan corakan hilang,
sedangkan noduli semakin jelas dan opak.
SIDEROSIS
Debu yang mengandung persenyawaan besi
menyebabkan siderosis.
Penyakit ini tidak begitu berbahaya dan tidak progresif.
Siderosis terdapat pada pekerja–pekerja yang menghirup
debu dari pengolahan bijih besi.
Biasanya pada siderosis murni tidak terjadi fibrosis atau
emphysema, sehingga tidak ada pula cacat paru–paru.
Namun demikian, bila juga disertai silicosis, penyakit
tersebut susah dibedakan dari silicosis murni.
Siderosis murni biasanya tidak merupakan predisposisi
untuk TBC.
TALKOSIS
Talkosis adalah penumoconiosis oleh
karena debu talk yang masuk ke dalam
paru–paru.
Biasanya talk merupakan campuran
mineral–mineral, jadi bukan hanya Mg–
silikat saja.
Gambaran Ro paru–paru menunjukkan
bulla emphysema dan fibrosis. Talcosis
dapat menghinggapi lain–lainnya.
Gejalanya:
Sakit kepala dan demam
Menggigil
Mual, muntah
Sakit otot
Lemah
Edema paru
Pengobatan:
Penderita dipindahkan ke tempat yang aman
Atasi edema paru
Istirahat di tempat tidur
Untuk demam beri acetosal
Pada umumnya sembuh dalam waktu 24-48 jam
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT AKIBAT KERJA
Host
Penyakit
Agen Lingkungan
PERANAN DAN AKTIVITAS HIPERKES DALAM
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT
AKIBAT KERJA
Langkah-langkah:
Menetapkan Diagnosa.
Pengobatan dan Rehabilitasi.
Pencegahan dan Pengendalian.
MENETAPKAN DIAGNOSA
Anamnesa
Riwayat penyakit seperti permulaan timbul gejala, jenis gejala, kapan
saja kambuhnya, ada tidak hubungannya dengan pekerjaan.
Riwayat pekerjaan, misalnya saat ini bekerja sudah berapa lama dan
tugasnya apa, pekerjaan sebelumnya dan masing–masing sudah berapa
lama kerjanya dan tugasnya apa, apakah dalam proses produksi
menggunakan bahan–bahan berbahaya. Hal ini penting sekali karena
tenaga kerja di Indonesia sering berganti pekerjaan.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menemukan tanda dan gejala yang
seringkali khas untuk suatu penyakit akibat kerja. Misalnya pada
keracunan timah hitam timbul gejala seperti anemia, garis hitam pada
gusi, wrist drop.
Pemeriksaan fisik dilakukan secara berurutan dan menyeluruh, yaitu
dari evaluasi keadaan umum, tanda–tanda vital, pemeriksaan kepala,
dada, perut, dan ekstremitas, baik secara palpasi, perkusi maupun
auskultasi.
Pemeriksaan Laboratorium
Untuk menunjang diagnosa, misalnya ditemukan timah hitam
di dalam darah (kualitatif) dan kadarnya (kuantitatif).
Pemeriksaan urine dan tinja juga dapat menunjang untuk
kasus–kasus tertentu.
Pemeriksaan Radiologis
Misalnya ditemukan kelainan paru akibat pneumoconiosis
(penimbunan debu di paru–paru).
Pemeriksaan Penunjang Lain
Pemeriksaan tempat/lingkungan kerja
Misalnya untuk memastikan sumber bahaya dan melakukan
pengukuran–pengukuran dan analisa bahaya baik secara
kualitatif, maupun kuantitatif.
Menganalisa ada tidaknya perbedaan timbulnya
penyakit antara kerja dan tidak kerja.
Pada umumnya gejala penyakit akan berkurang bila tidak
bekerja dan kambuh lagi saat kerja.
PENGOBATAN DAN REHABILITASI
Sumber.
Media perantara.
Penerima.
3 Metoda Pengendalian
Engineering control (pengendalian teknis) seperti
subsitusi, ganti proses, isolasi, pemasangan
exhaust/ventilasi umum maupun setempat, training
teknis kerja.