Pekerja dan keluarga harus sehat, tidak boleh salah satu aja sehat.
Kompetensi dr SpOK
1. Diagnosis PAK
2. Fit To Work
3. Return to work
4. Penentuan kecatatan akibat kerja
5. Melakukan occupational medicine surveillance
Segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan melindungi kesehatan tenaga kerja melalu
upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
1. Ada hubungan antara pajanan yang spesifik dengan penyakit (Hubungan timbul gejala dan waktu bekerja
2. Fakta bahwa frekuensi kejadian penyakit pada populasi pekerja lebih tinggi dari masyarakat umum
3. Penyakit dapat dicegah dengan tindakan preventif di tempat kerja
3
Penyakit akibat kerja dan Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan = dianggap sama yaitu PAK
Menurut perdoki = yang penting mengikuti 7 langkah terbukti PAK maka dianggap PAK
1. HAK PEKERJA
2. Sebagai dasar untuk penatalaksanaan
3. Membatasi kecatatan
4. Melindungi pekerja lain
BILA SEMUA TERISI = ADA PAJANAN DI LUAR KERJA DAN DI DALAM PEKERJAAN
4
Langkah 1 dan 2 : WAJIB ADA
Langkah 5 dan 6 : Terkait di luar lingkungan kerja, Bila TIDAK ADA = PAK! Bila ADA= Rancu,
BILA 3,4,5 dan 6 ADA = Konsul spesialis (Karena ada pengaruh faktor pekerjaan dan faktor luar pekerjaan)
Penentuan PAK case by case, dan satu diagnosis (Langkah 1) yang sama belum tentu PAK.
Tidak boleh suspek/dd = harus confirm dan tegak. Bila blm tegak maka harus rujuk ke penunjang atau ke spesialis.
Jumlah pajanan?
Untuk mengetahui hal-hal tersebut, harap dilakukan anamnesis pekerjaan yang jelas meliputi pertanyaan2 sebagai
berikut:
1. Jenis pekerjaan
2. Gerakan2 yang dilakukan saat bekerja
3. Ada Tugas-tugas yg berlebihan?
5
4. Ada Perubahan/pergeseran kerja?
5. Iklim di tempat kerja
6. PEKERJAAN LAIN DILUAR PEKERJAAN UTAMA
Penting menanyakan Gambaran pekerjaan, bukan title pekerjaannya. Jobdesk bukan posisi jabatan! HARUS JELAS
Kunci-kunci ciri-ciri suatu PAK yang dapat ditemukan di langkah 2 ini adalah :
1. Gejala mengikuti waktu kerja : tidak ada masalah sebelum bekerja, masalah dimulai saat mulai bekerja,
dan gejala membaik saat weekend atau liburan
2. Pekerja lain mengalami gejala yang sama
3. Suatu gejala terjadi di suatu perusahaan di tempat yang sama dan potensi hazard yang sama
Setelah melakukan ANAMNESIS KERJA, lakukan IDENTIFIKASI BAHAYA POTENSIAL sesuai tabel dibawah :
Setelah itu dibuat ALUR KEGIATAN PEKERJA (dibuat setelah tahu kegiatannya) sesuai contoh gambar dibawah
6
Khusus untuk pengian kolom hazard ergonomic mengikuti form BRIEF SURVEY
Sebenarnya ada metode lain yaitu RULA REBA = tetapi harus menghitung
Penggunaan BRIEF SURVEY = paling sederhana untuk Ergonomi, daripada rula reba yg harus menghitung.
STEP 2 adalah standartnya, tidak boleh lebih dari itu = bila lebih dari sudut itu, dan waktunya lama = potensi
bahaya ergonomic.
Durasi rata-rata kegiatan yang tidak ergonomis >10 detik (POIN 2B)
1. ROKOK
2. PAJANAN DI RUMAH
3. HOBI
PAK = Pure di dalam pekerjaan.(Langkah 5 dan 6 tidak ada, yakin banget suatu PAK)
PAHK/ Pnyakit diperberat akibat kerja = Masih related akibat kerja tp ada faktor diluar pekerjaan (faktor individu
dan lingkungan ada / langkah 5 dan 6 ada)
9
Berkas Okupasi
Ny. T
Nama
Alamat Jl. Lapangan Merah, Kebun Jeruk, Slipi
no HP :
Agama Islam
Pendidikan D3
Industri jenis :
Data Pelayanan
I. ANAMNESIS (subyektif)
(dilakukan secara : autoanamesis )
Pasien mengatakan nyeri dikedua ujung tepalak kaki terutama timbul saat berjalan sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan awalnya
tidak terlalu dirasakan oleh pasien dan membaik dengan istirahat. Tetapi karena pasien sering berjalan saat kerja
nyeri semakin sering timbul. Keluhan berkurang dengan istirahat. Nyeri tidak menjalar tetapi seperti ditusuk. Kualitas
nyeri VAS 6. Pasien tidak ada riwayat trauma. Pasien tidak merokok.
10
D. Riwayat penyakit keluarga:
Riwayat alergi (-), asma (-), sakit jantung (-) , hipertensi (-), stroke (-), Riwayat DM (-), asam urat (-)
Pasien tinggal dengan suami (pensiunan PNS). Pasien mengaku senang dengan kehidupan keluarganya saat ini
G. Anamnesis Okupasi
Mengatur jadawal,
Berangkat kerja dgn melakukan perawatan, Istirahat
angkot mengajar
12.00 – 13.00
07.00 – 07.30
Pulang dengan
menggunakan angkot Melanjutkan kerja
Pulang kerja dan istirahat
13.00 – 17.00
Pasien sebagai pekerja perawat di ruang rawat luka bakar dan sebagai staff. Pasien kerja dari hari senin-jumat dari jam
07.30-17.00 dengan jedah istirahat 1 jam. Pasien bangun pagi biasanya jam 04.00 kemudian ibadah, mandi, dan berbenah
11
diri. Untuk masak dan beres rumah dibantu oleh pembantu rumah tangga. Pasien berangkat ke rumah sakit menggunakan
angkot. Setibanya di RS, pasien biasanya mendengar laporan jaga perawat shift malam, tetapi kalau di poli pasien rapat
dengan perawatnya. Setalah mendengar laporan dan rapat. Setelah itu pasien merekap laporan yang seperti penggunaan
obat atau alat medis atau laporan kematian secara maunal dan komputer. Komputer yang digunakan komputer desktop yang
menurut pasien bangku dan meja sudah sesuai. Pasien menggunakan komputer sekitar 2 jam sehari tetapi sesekali. Setelah
selesai merekap, pasien juga membantu melakukan tindakan perawatan seperti memasang NGT, memasang perban dll. Saat
melakukan perawatan pasien mengaku sering tidak menggunakan handscoon, baru sekitar 4 tahun terakhir menggunakan.
Jika di poliklinik pasien biasanya hanya merekap status dan memanggil pasien,.Pasien istirahat 1 jam digunakan untuk makan
siang. Setelah itu melanjutkan kerja hingga pukul 17.00. Pasien dirumah digunakan untuk istirahat atau berlibur dengan
keluarga dan pengajian.
3. Bahaya Potensial (potential hazard) dan risiko kecelakaan kerja pada pekerja serta pada lingkungan kerja
Urutan kegiatan Bahaya Potensial Gangguan Risiko
(tuliskan urutan sesuai kesehatan kecelakaan
bagan alur di no 2)
yang mungkin kerja
Berangkat kerja dan Bising lalu Debu jalan Bakteri Posisi duduk agak Lelah Iritasi saluran nafas Kecelakaan Lalu
pulang kerja dengan lintas Pb Virus membungkuk ISPA dan mata lintas
angkot. Panas CO Jamur Macet Low back pain
Sinar UV Stress
Melakukan perawatan - Alkohol Bakteri Posisi membungkuk Monotoni Infeksi saluran nafas Tertusuk jarum
dan mengajar Provido Virus Duduk tanpa kerja WRMSDs
iodine Jamur sandaran Dermatitis Kontak
Sabun Berdiri lama Lelah kerja Stress
pencuci
tangan
(tricloroaset
at)
Membuat laporan,surat Radiasi non Ekstensed arm >45 Monotoni Gangguan mata
menyurat dan ion kerja CTS
inventarisasi Suhu dingin
Keterangan :
pekerja
B R I E F SURVEY
3 3 0 0 0 0 0 3 0
1. Tanda Vital
a. Nadi : 72 x/ menit, isi cukup, irama teratur c. Tekanan Darah (duduk) : 120/70mm Hg
o
b. Pernafasan : 16 x/menit d. Suhu Badan : afebris C
2. Status Gizi
a. Leher Normal
b. Submandibula Normal
c. Ketiak Normal
d. Inguinal Normal
6. Kepala
a.Tulang Baik
c.Rambut Baik
Normal Normal
8. Hidung
e. Penciuman Normal
a.Bibir Normal
b.Lidah Normal
c.Gusi Normal
d.Lain-lain
87654321 12345678
11. Tenggorokan
a. Pharynx Normal
Normal □ Normal
c. Palatum Normal
d. Lain- lain
f. Trachea Normal
g. Lain-lain : …..
b. Mammae Normal
c. Lain – lain
- Bunyi Napas tambahan Ronkhi tidak ada, Wheezing tidak Ronkhi tidak ada,Wheezing tidak ada
ada
- Bunyi Jantung Bunyi jantung I dan I reg, mur (-), Bunyi jantung I dan I reg, mur (-),
gallop (-) gallop (-)
16
15. Abdomen Keterangan
Normal
a. Inspeksi
Timpani
b. Perkusi
Normal
c. Auskultasi: Bising Usus
Normal
d. Hati
Normal
e. Limpa
Kanan ; Normal Kiri : Normal
f. Ginjal
g. Ballotement
16. Genitourinaria
b. Anus/Rektum/Perianal
Tidak dilakukan
c Genitalia Eksternal
17.Vertebra Normal
Kanan Kiri
L: Benjolan tidak ada, benjolan positif pada MTP 2 pedis destra, teraba keras ukuran 5 mm
M: ROM digiti full dan ROM ankle full, nyeri gerak saat ekstensi dan fleksi digiti pedis
20. OtotMotorik
Tidak ada
Orang Baik
Tempat Baik
N I (Olfaktorius/Penciuman) Baik
NIII(Okulomotorius) Baik
NIV(Trokhlearis) Baik
NV(Trigeminus) Baik
NVI(Abdusen) Baik
NVII(Facialis) Baik
NVIII(Vestibulokokhlearis) Baik
NIX(Glosofaringeus) Baik
NX(Vagus) Baik
NXI(Aksesorius) Baik
NXII(Hipoglosus) Baik
19
23. Refleks Kanan kiri
a. Refleks Fisiologis Patella, Normal Normal
lainnya .........
lainnya ………
a. Kulit Normal
c. Kuku Normal
map, brief survey) membaik dengan istirahat. Tetapi karena pasien terlalu dirasakan oleh pasien dan
sering berjalan saat kerja nyeri semakin sering membaik dengan istirahat. Tetapi
timbul. Keluhan berkurang dengan istirahat. karena pasien sering berjalan saat kerja
Nyeri tidak menjalar tetapi seperti ditusuk. nyeri semakin sering timbul. Keluhan
Kualitas nyeri VAS 6 berkurang dengan istirahat. Nyeri tidak
menjalar tetapi seperti ditusuk. Kualitas
IMT = 26,91 kg/m2
nyeri VAS 6
benjolan positif pada MTP 2 pedis destra, teraba
IMT = 26,91 kg/m2
keras ukuran 5 mm
benjolan positif pada MTP 2 pedis
Nyeri tekan postif terutama pada metatarsal
destra, teraba keras ukuran 5 mm
head pedis bilateral
Nyeri tekan postif terutama pada
nyeri gerak saat ekstensi dan fleksi digiti pedis
metatarsal head pedis bilateral
Fisik -
Kimia Alkohol, Provido iodine, Sabun pencuci tangan Alkohol, Provido iodine, Sabun pencuci
(tricloroasetat) tangan (tricloroasetat)
3 . Evidence Based Central metatarsalgia relates to abnormalities of Morton neuroma was first described by
(sebutkan secara teoritis) the second, third, and fourth metatarsals and their the American surgeon Thomas George
pajanan di tempat kerja yang respective metatarsophalangeal (MTP) joints. A Morton in 1876, the most common clinical
menyebabkan diagnosis
variety of disorders present with central forefoot symptom is localized pain in the forefoot.
klinis di langkah 1.
pain; they range from traumatic lesions (acute or Pain is worse on weight bearing,
chronic repetitive), inflammatory and infective classically described as walking on a
disorders, nonneoplastic soft-tissue lesions, and marble. Patients can present with
Dasar teorinya apa? benign tumors to malignant lesions. Infection is numbness and tingling. Findings on
generally clinically apparent with acute-onset clinical examination are often equivocal,
monoarthopathy, often with accompanying risk and ultrasound (US) or MRI are useful
factors like diabetes, peripheral vascular disease, adjuncts for the diagnosis and localization
or local soft-tissue injury and is not the focus of this of the neuromas, Morton neuroma
article. Almost all the other conditions, at least at appears as a peanut- or dumbbell-shaped
an early stage, can present with nonspecific nodule at the level of the metatarsal head,
symptoms and can be encountered on MRI projecting plantar to the deep transverse
performed to diagnose or exclude a Morton intermetatarsal ligament on coronal
neuroma images they are best assessed on US
Patients often present with symptoms of localized from the plantar aspect. The peanut-
pain in the forefoot that worsens on weight bearing shaped nodule can be visibly displaced to
(walking or running), which can be sharp or dull the plantar aspect (often along with a
and often is perceived as a lump felt inside or palpable click) by squeezing the
underneath the foot and described as walking on a metatarsals gently during US examination.
marble or pebbles. This action is termed the Mulder
maneuver, from the classic Mulder test or
metatarsal squeeze test as described by
https://www.ajronline.org/doi/10.2214/AJR.17.1846 Mulder, in which compression of
0 metatarsal heads results in an audible
click as the Morton neuroma is displaced.
Classic differentials of Morton neuroma
include inflamed metatarsal bursa, lesser
MTP joint instability, plantar plate tears,
collateral ligament tears, and pericapsular
fibrosis. They can mimic symptoms like
those of Morton neuroma clinically
(including forefoot pain, tingling,
numbness, pain on walking and running
and walking on pebbles) or on physical
examination and Mulder maneuver
https://www.ajronline.org/doi/10.2214/AJR
.17.18460
22
Pemakaian APD ya ya
Konsentrasi pajanan - -
Lainnya...........
4.Kesimpulan jumlah Pajanan tidak menimbulkan keluhan Pajanan tidak menimbulkan keluhan
pajanan dan dasar
perhitungannya
5. Apa ada faktor individu benjolan positif pada MTP 2 pedis destra benjolan positif pada MTP 2 pedis destra
yang berpengaruh thd
timbulnya diagnosis klinis?
Bila ada, sebutkan.
7 . Diagnosis Okupasi
XI. PROGNOSIS
No Jenis permasalahan Tatalaksana medikamentosa, Target waktu Hasil yang diharapkan keterangan
1. Metatarsalgia - Medikamentosa:
Meloxicam. 3x1 tab
Chondroitin 1x1 tab
- Non medikamentosa:
perbanyak konsumsi buah dan
sayuran, perbanyak minum air putih,
jaga kadar gizi klinis
turunkan berat badan
- Okupasi;
berjalan pelan,
jangan berjalan terlalu lama,
gunakan sepatu yang sesuai
dengan bentuk kaki, jangan
menggunakan high heels atau
flat shoes
gunakan walking pad atau insole
tambahan untuk membantu
menopang kaki
24
Mengikuti PP no 7 2019
Kebisingan; getaran; Tekanan udara ;Radiasi ion; Radiasi cahaya; Temperatur ekstrim;
Brucellosis; Hepatitis; HIV; Tetanus; TBC; Antrhrax; Leptospira; Inflamasi karena bakteri/jamur;
Pernafasan (12):
Muskuloskeletal (8) :
Psikiatri (2) :
PTSD dan Penyakit mental lain selain itu tetapi dibuktikan dengan 7 langkah
Coal tars ; coal tar pitches or soots ; beta-naphtylamine ; vinyl chloride ; benzene
26
27
Garis besarnya :
A1 = cukup di FKTP