Anda di halaman 1dari 33

1

PENGANTAR PPAK (DR DEWI SOEMARKO)

Pekerja dan keluarga harus sehat, tidak boleh salah satu aja sehat.

Bapak kedokteran okupasi : dr Sumakmur

Bapak kedokteran okupasi dunia : dr Bernadio Ramazzini

Prinsip Hr Blum dalam kesehatan pekerja

Pajanan : Eksposure yang terjadi bertahun-tahun

Paparan : Eksposure yang terjadi dalam waktu dekat


2

PERMENKES NO 56 = 7 LANGKAH DIAGNOSIS Penyakit Akibat Kerja

KMK 327 = PENEGAKAN DIAGNOSIS COVID SEBAGAI Penyakit Akibat Kerja

Kompetensi dr SpOK

1. Diagnosis PAK
2. Fit To Work
3. Return to work
4. Penentuan kecatatan akibat kerja
5. Melakukan occupational medicine surveillance

Pengertian K3 menurut peraturan pemerintah no 50 tahun 2012 :

Segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan melindungi kesehatan tenaga kerja melalu
upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja

Kriteria umum Penyakit Akibat Kerja

1. Ada hubungan antara pajanan yang spesifik dengan penyakit (Hubungan timbul gejala dan waktu bekerja
2. Fakta bahwa frekuensi kejadian penyakit pada populasi pekerja lebih tinggi dari masyarakat umum
3. Penyakit dapat dicegah dengan tindakan preventif di tempat kerja
3

Definisi Penyakit Akibat Kerja (Mengkuti ILO)

Penyakit akibat kerja dan Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan = dianggap sama yaitu PAK

PAK = penyakit akibat pekerjaan dan atau karena lingkungan kerja

Menurut perdoki = yang penting mengikuti 7 langkah terbukti PAK maka dianggap PAK

Tujuan diagnosis okupasi / diagnosis Penyakit Akibat kerja :

1. HAK PEKERJA
2. Sebagai dasar untuk penatalaksanaan
3. Membatasi kecatatan
4. Melindungi pekerja lain

Warna biru = HARUS ADA

MERAH = SEMUA DI LINGKUNGAN KERJA

KUNING = DILUAR TEMPAT PEKERJAAN

BILA SEMUA TERISI = ADA PAJANAN DI LUAR KERJA DAN DI DALAM PEKERJAAN
4
Langkah 1 dan 2 : WAJIB ADA

Langkah 3 dan 4 : Terkait lingkungan kerja, bila ada = PAK

Langkah 5 dan 6 : Terkait di luar lingkungan kerja, Bila TIDAK ADA = PAK! Bila ADA= Rancu,

Bila 3 dan 4 TIDAK ADA tapi 5 dan 6 ADA = BUKAN PAK

Bila 3 dan 4 ADA tapi 5 dan 6 TIDAK ADA = PAK

BILA 3,4,5 dan 6 ADA = Konsul spesialis (Karena ada pengaruh faktor pekerjaan dan faktor luar pekerjaan)

Bila 3,4,5, dan 6 TIDAK ADA = yo gak kerja berarti cuk!

Penentuan PAK case by case, dan satu diagnosis (Langkah 1) yang sama belum tentu PAK.

LANGKAH 1 : DIAGNOSIS KLINIS

Lakukan sesuai prosedur medis yang berlaku

Bila diperlukan : PENUNJANG dan RUJUK KE SPESIALIS

Tidak boleh suspek/dd = harus confirm dan tegak. Bila blm tegak maka harus rujuk ke penunjang atau ke spesialis.

LANGKAH 2 : PAJANAN YANG DIALAMI

Pajanan yang dialami di pekerjaaan SAAT INI dan SEBELUMNYA

Jumlah pajanan?

Untuk mengetahui hal-hal tersebut, harap dilakukan anamnesis pekerjaan yang jelas meliputi pertanyaan2 sebagai
berikut:

1. Deskripsi pekerjaan secara kronologis?


2. Lama bekerja / periode waktu kerja (Semua pekerjaan yang dia lakukan)?
3. Apa yang diproduksi?
4. Bahan yang digunakan?
5. Cara bekerja?

Kesemua itu harap ditunjang dengan data objektif

ANAMNESIS PEKERJAAN yang baik mendefinisikan :

Gambaran semua pekerjaan yang pernah dilakukan :

1. Jenis pekerjaan
2. Gerakan2 yang dilakukan saat bekerja
3. Ada Tugas-tugas yg berlebihan?
5
4. Ada Perubahan/pergeseran kerja?
5. Iklim di tempat kerja
6. PEKERJAAN LAIN DILUAR PEKERJAAN UTAMA

Pajanan di tempat kerja

Waktu timbulnya gejala

Data penyakit serupa pada teman sekejra

Pajanan diluar pekerjaan

Penting menanyakan Gambaran pekerjaan, bukan title pekerjaannya. Jobdesk bukan posisi jabatan! HARUS JELAS

Kunci-kunci ciri-ciri suatu PAK yang dapat ditemukan di langkah 2 ini adalah :

1. Gejala mengikuti waktu kerja : tidak ada masalah sebelum bekerja, masalah dimulai saat mulai bekerja,
dan gejala membaik saat weekend atau liburan
2. Pekerja lain mengalami gejala yang sama
3. Suatu gejala terjadi di suatu perusahaan di tempat yang sama dan potensi hazard yang sama

Setelah melakukan ANAMNESIS KERJA, lakukan IDENTIFIKASI BAHAYA POTENSIAL sesuai tabel dibawah :

Urutan kegiatan lalu bahayanya diidentifikasi! HARUS DIBUAT

Setelah itu dibuat ALUR KEGIATAN PEKERJA (dibuat setelah tahu kegiatannya) sesuai contoh gambar dibawah
6

Khusus untuk pengian kolom hazard ergonomic mengikuti form BRIEF SURVEY

Sebenarnya ada metode lain yaitu RULA REBA = tetapi harus menghitung

Penggunaan BRIEF SURVEY = paling sederhana untuk Ergonomi, daripada rula reba yg harus menghitung.

Panduan Pengisian Brief survey


7

Brief survey untuk menilai bahaya ergonomic

STEP 2 adalah standartnya, tidak boleh lebih dari itu = bila lebih dari sudut itu, dan waktunya lama = potensi
bahaya ergonomic.

Bila ada bahaya ergonomic di step 2, maka dicontreng atau di lingkarin

Poin 2 A = untuk pencegahan

Durasi rata-rata kegiatan yang tidak ergonomis >10 detik (POIN 2B)

Bahaya Psikososial = bergantung pada coping mechanism masing2

Coping mechanism orang tergantung pengalaman hidup orang masing-masing

LANGKAH 3 : ADAKAH HUBUNGAN PAJANAN DENGAN PENYAKIT

1. Identifikasi pajanan (dari seluruh data di langkah 2)


2. Mencari jurnal-jurnal evidence based dari penyakit tersebut (Buku panduan/PP terkait PAK)
3. Bila tidak ada = lakukan penelitian!

LANGKAH 4 : APAKAH JUMLAH PAJANAN CUKUP?

1. Patofisiologi penyakit dan bukti epidemologi


2. Kualitatif = cara kerja, proses kerja, dan lingkungan kerja
3. Masa kerja
4. Penggunaan APD Apakah sudah tepat?

LANGKAH 5 : FAKTOR INDIVIDU

Analisa faktor individu yang related dgn penyakit Seperti :


8
1. Riwayat ATOPI
2. Riwayat Penyakit keluarga
3. Hygiene perorangan

Tentukan seberapa besar pengaruhnya terhadap penyakitnya saat ini

LANGKAH 6 : FAKTOR LAIN DILUAR LINGKUNGAN PEKERJAAN

Identifikasi PAJANAN LAIN diluar pekerjaan yang juga menyebabkan penyakit :

1. ROKOK
2. PAJANAN DI RUMAH
3. HOBI

LANGKAH 7 : MENENTUKAN DIAGNOSIS PAK

1. KAJI DULU SEMUA LANGKAH-LANGKAH YANG UDH DIJALANIN


2. BUKTI + REFERENSI = RUMUSKAN PAK ATAU TIDAK

Menentuka n Diagnosis PAK

- Kaji semua langkah-langkah


- Bukti + Referensi
- Hasil ada 4
1. PAK
2. Penyakit yang diperberat oleh pekerjaan
3. Bukan PAK
4. Perlu Tambahan data

PAK = Pure di dalam pekerjaan.(Langkah 5 dan 6 tidak ada, yakin banget suatu PAK)

PAHK/ Pnyakit diperberat akibat kerja = Masih related akibat kerja tp ada faktor diluar pekerjaan (faktor individu
dan lingkungan ada / langkah 5 dan 6 ada)
9

Berkas Okupasi
Ny. T

Nama
Alamat Jl. Lapangan Merah, Kebun Jeruk, Slipi

no HP :

Umur 55 tahun Tempat/tanggal lahir : 1 September 1958

Kedudukan dalam keluarga Istri

Jenis kelamin Perempuan

Agama Islam

Pendidikan D3

Pekerjaan Perawat Nama Perusahaan : RSCM

Industri jenis :

Status perkawinan Menikah

Kedatangan yang ke Kontrol

Telah diobati sebelumnya Sudah Diagnosis sebelumnya :

Alergi obat Tidak

Sistem pembayaran Askes

Data Pelayanan

I. ANAMNESIS (subyektif)
(dilakukan secara : autoanamesis )

A. Alasan kedatangan/keluhan utama


Nyeri pada kedua telapak terutama saat berjalan sejak 1 bulan yang lalu.
B. Keluhan lain /tambahan

C. Riwayat perjalanan penyakit sekarang

Pasien mengatakan nyeri dikedua ujung tepalak kaki terutama timbul saat berjalan sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan awalnya
tidak terlalu dirasakan oleh pasien dan membaik dengan istirahat. Tetapi karena pasien sering berjalan saat kerja
nyeri semakin sering timbul. Keluhan berkurang dengan istirahat. Nyeri tidak menjalar tetapi seperti ditusuk. Kualitas
nyeri VAS 6. Pasien tidak ada riwayat trauma. Pasien tidak merokok.
10
D. Riwayat penyakit keluarga:
Riwayat alergi (-), asma (-), sakit jantung (-) , hipertensi (-), stroke (-), Riwayat DM (-), asam urat (-)

E. Riwayat penyakit dahulu:


Riwayat alergi (-), asma (-), sakit jantung (-), hipertensi (-) , stroke (-),Riwayat DM (-).

F. Riwayat Reproduksi (khusus untuk pasien perempuan)


P2A0, Menepouse sejak 5 tahun yang lalu

Anak pertama usia 34 tahun perempuan

Anak kedua 30 tahun perempuan.

Pasien tinggal dengan suami (pensiunan PNS). Pasien mengaku senang dengan kehidupan keluarganya saat ini

G. Anamnesis Okupasi

1. Tuliskan jenis pekerjaan

Jenis pekerjaan bahan/material yang tempat kerja (perusahaan) Masa kerja


digunakan (dalam bulan / tahun)

Perawat Komputer, ATK, seragam, RSCM 30 tahun


sepatu, masker, alat-alat
medis

2. Uraian tugas (aktivitas yang dilakukan sehari-hari)

Mengatur jadawal,
Berangkat kerja dgn melakukan perawatan, Istirahat
angkot mengajar
12.00 – 13.00
07.00 – 07.30

Pulang dengan
menggunakan angkot Melanjutkan kerja
Pulang kerja dan istirahat
13.00 – 17.00

(anamnesis pekerjaan dilakukan dengan pasien)

Pasien sebagai pekerja perawat di ruang rawat luka bakar dan sebagai staff. Pasien kerja dari hari senin-jumat dari jam
07.30-17.00 dengan jedah istirahat 1 jam. Pasien bangun pagi biasanya jam 04.00 kemudian ibadah, mandi, dan berbenah
11
diri. Untuk masak dan beres rumah dibantu oleh pembantu rumah tangga. Pasien berangkat ke rumah sakit menggunakan
angkot. Setibanya di RS, pasien biasanya mendengar laporan jaga perawat shift malam, tetapi kalau di poli pasien rapat
dengan perawatnya. Setalah mendengar laporan dan rapat. Setelah itu pasien merekap laporan yang seperti penggunaan
obat atau alat medis atau laporan kematian secara maunal dan komputer. Komputer yang digunakan komputer desktop yang
menurut pasien bangku dan meja sudah sesuai. Pasien menggunakan komputer sekitar 2 jam sehari tetapi sesekali. Setelah
selesai merekap, pasien juga membantu melakukan tindakan perawatan seperti memasang NGT, memasang perban dll. Saat
melakukan perawatan pasien mengaku sering tidak menggunakan handscoon, baru sekitar 4 tahun terakhir menggunakan.
Jika di poliklinik pasien biasanya hanya merekap status dan memanggil pasien,.Pasien istirahat 1 jam digunakan untuk makan
siang. Setelah itu melanjutkan kerja hingga pukul 17.00. Pasien dirumah digunakan untuk istirahat atau berlibur dengan
keluarga dan pengajian.

3. Bahaya Potensial (potential hazard) dan risiko kecelakaan kerja pada pekerja serta pada lingkungan kerja
Urutan kegiatan Bahaya Potensial Gangguan Risiko
(tuliskan urutan sesuai kesehatan kecelakaan
bagan alur di no 2)
yang mungkin kerja

Fisik Kimia Biologi Ergonomi Psikoso


(dapat gunakan Brief survey) sial

Berangkat kerja dan Bising lalu Debu jalan Bakteri  Posisi duduk agak Lelah Iritasi saluran nafas Kecelakaan Lalu
pulang kerja dengan lintas Pb Virus membungkuk ISPA dan mata lintas
angkot. Panas CO Jamur Macet Low back pain
Sinar UV Stress

Melakukan perawatan - Alkohol Bakteri  Posisi membungkuk Monotoni Infeksi saluran nafas Tertusuk jarum
dan mengajar Provido Virus  Duduk tanpa kerja WRMSDs
iodine Jamur sandaran Dermatitis Kontak
Sabun  Berdiri lama Lelah kerja Stress
pencuci
tangan
(tricloroaset
at)

Membuat laporan,surat Radiasi non  Ekstensed arm >45 Monotoni Gangguan mata
menyurat dan ion kerja CTS
inventarisasi Suhu dingin

4. Hubungan pekerjaan dengan keluhan yang dialami (gejala / penyakit )


Keluhan timbul setelah pasien bekerja selama 30 tahun

5. Body Discomfort Map:


Tidak ada keluhan
12

Keterangan :

1. Tanyakan kepada pekerja atau


pekerja dapat mengisi sendiri

2. Isilah : keluhan yang sering


dirasakan oleh pekerja dengan
memberti tanda/mengarsir

bagian- bagian sesuai dengan


gangguan muskulo skeletal yang
dirasakan

pekerja

B R I E F  SURVEY

3 3 0 0 0 0 0 3 0

Hand and wrist kiri dan kanan, serta back: 3


13
II. PEMERIKSAAN FISIK

1. Tanda Vital

a. Nadi : 72 x/ menit, isi cukup, irama teratur c. Tekanan Darah (duduk) : 120/70mm Hg
o
b. Pernafasan : 16 x/menit d. Suhu Badan : afebris C

2. Status Gizi

a. Tinggi Badan : 153 cm Berat Badan : 63 Kg IMT = 26,91 kg/m2

b. Lingkar Perut : tidak buncit c. Bentuk Badan : Obesitas

3. Tingkat Kesadaran dan Keadaan Umum Keterangan

a.Kesadaran : Compos Mentis

b.Kualitas Kontak : Baik

c.Tampak Kesakitan : Tidak

d.Berjalan ada gangguan : Tidak

4. Kelenjar Getah Bening jumlah, Ukuran, Perlekatan, Konsistensi

a. Leher Normal

b. Submandibula Normal

c. Ketiak Normal

d. Inguinal Normal

6. Kepala
a.Tulang Baik

b.Kulit Kepala Baik

c.Rambut Baik

d.Bentuk Wajah Baik

6. Mata mata kanan mata-kiri Ket

a. Persepsi Warna Normal Normal

b. Kelopak Mata Normal Normal

c. Konjungtiva Normal Normal OD OS

d. Kesegarisan / GBM Normal Normal

e. Sklera Normal Normal

f. Lensa Mata Normal Normal Pada ODS:


14
g. Kornea Normal Normal
h. Iris
Normal Normal
i. BuluMata

Normal Normal

j. Tekanan Bola Mata Normal perpalpasi Normal perpalpasi


k. Penglihatan 3 dimensi
Tidak diperiksa Tidak diperiksa

l. Visus Mata :tanpa Tidak diperiksa Tidak diperiksa


koreksi

7.Telinga Telinga kanan Telinga kiri


a. Daun Telinga Normal Normal

b. Liang Telinga Normal Normal

- Serumen Normal Normal

c. Membrana Timpani Intak Intak

d. Test Berbisik Normal Norma

e. Test Garpu tala Rinne Normal Normal

f. Weber Normal Normal

g. Swabach Normal Normal

h. Lain – lain ……….

8. Hidung

a. Meatus Nasi Normal

b. Septum Nasi Normal

c. Konka Nasal Normal

d. Nyeri Ketok Sinus Tidak ada

e. Penciuman Normal

9.Mulut dan Bibir

a.Bibir Normal

b.Lidah Normal

c.Gusi Normal

d.Lain-lain

10. Gigi dan Gusi : dbn


15
8 7 6 5 43 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

87654321 12345678

11. Tenggorokan

a. Pharynx Normal

b. Tonsil Ukuran Kanan : T1 Kiri : T1

Normal □ Normal

c. Palatum Normal

d. Lain- lain

12. Leher Keterangan

a. Gerakan leher Normal


b. Otot-otot leher
Normal

c. Kelenjar Thyroid Normal

d. Pulsasi Carotis Normal, Bruit (-)

e. Tekanan Vena Jugularis Normal (5-2 cmH20)

f. Trachea Normal

g. Lain-lain : …..

13. Dada Keterangan


a. Bentuk Simetris

b. Mammae Normal

c. Lain – lain

14. Paru- Paru dan Jantung Keterangan


Kanan Kiri

a. Palpasi Normal Normal

b. Perkusi Sonor Sonor

Iktus Kordis Normal

Batas Jantung :Normal, Ictus cordi


di sela iga V garis midclavicula

c. Auskultasi : - Bunyi napas Vesikular Vesikular

- Bunyi Napas tambahan Ronkhi tidak ada, Wheezing tidak Ronkhi tidak ada,Wheezing tidak ada
ada

- Bunyi Jantung Bunyi jantung I dan I reg, mur (-), Bunyi jantung I dan I reg, mur (-),
gallop (-) gallop (-)
16
15. Abdomen Keterangan

Normal
a. Inspeksi
Timpani
b. Perkusi
Normal
c. Auskultasi: Bising Usus
Normal
d. Hati
Normal
e. Limpa
Kanan ; Normal Kiri : Normal
f. Ginjal

Kanan ; Normal Kiri : Normal

g. Ballotement

Kanan ; Normal Kiri : Normal


h. Nyeri costo vertebrae

16. Genitourinaria

a. Kandung Kemih Normal

b. Anus/Rektum/Perianal

Tidak dilakukan

c Genitalia Eksternal

d. Prostat (khusus Pria) Tidak dilakukan

17.Vertebra Normal

Kanan Kiri

18.Tulang / Sendi Ekstremitas Atas

-Simetri kanan dan kiri Ya Ya

- Gerakan Normal Normal

Range of Motion Normal Normal

Abduksi - Neer’s test Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Adduksi - Hawkin’s test Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Drop arm’s test Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Yergason test Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Speed test Tidak dilakukan Tidak dilakukan

- Tulang Normal Normal


17
- Sensibilitas Baik Baik

- Oedema Tidak ada Tidak ada

- Varises Tidak ada Tidak ada

- Kekuatan otot 5/5/5/5 5/5/5/5

Pin Prick test Tidak ada Tidak ada

Phallen test Tidak ada Tidak ada

Tinnel test Tidak ada Tidak ada

Finskelstein test Tidak ada Tidak ada

- Vaskularisasi Baik Baik

-Kelainan Kuku/ Jari Tidak ada Tidak ada

19.Tulang / Sendi Ekstremitas Bawah Kanan Kiri

- Simetri kanan dan kiri Ya Ya

- Gerakan Normal Normal

Test Laseque Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Test Kernique Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Test Patrick Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Test Kontra Patrick Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada

- Kekuatan otot 5/5/5/5 5/5/5/5

- Tulang Normal Normal

- Sensibilitas Baik Baik

- Oedema Tidak ada Tidak ada

- Varises Tidak ada Tidak ada

- Vaskularisasi Baik Baik

-Kelainan Kuku/ Jari Tidak ada Tidak ada

L: Benjolan tidak ada, benjolan positif pada MTP 2 pedis destra, teraba keras ukuran 5 mm

F: Nyeri tekan postif terutama pada metatarsal head pedis bilateral

M: ROM digiti full dan ROM ankle full, nyeri gerak saat ekstensi dan fleksi digiti pedis

20. OtotMotorik

1. Trofi Normal Normal


18
2. Tonus Normal Normal

3. Kekuatan 5/5/5/5 5/5/5/5 Gerakan abnormal :

Tidak ada

21.Fungsi Sensorik dan Otonom

Fungsi Sensorik Normal Normal

Fungsi Otonom Normal Normal

22.Saraf dan Fungsi Luhur

Daya Ingat Segera Baik Jangka Pendek Baik

Jangka Menengah Baik Jangka Panjang Baik

Orientasi Waktu Baik

Orang Baik
Tempat Baik

Kesan Saraf Otak

N I (Olfaktorius/Penciuman) Baik

NII (Optikus/Penglihatan) Baik

NIII(Okulomotorius) Baik

NIV(Trokhlearis) Baik

NV(Trigeminus) Baik

NVI(Abdusen) Baik

NVII(Facialis) Baik

NVIII(Vestibulokokhlearis) Baik

NIX(Glosofaringeus) Baik

NX(Vagus) Baik

NXI(Aksesorius) Baik

NXII(Hipoglosus) Baik
19
23. Refleks Kanan kiri
a. Refleks Fisiologis Patella, Normal Normal

lainnya .........

b Refleks Patologis: Babinsky Negatif Negatif

lainnya ………

24. Kulit Efloresensi dan Lokasi nya

a. Kulit Normal

b. Selaput Lendir Normal

c. Kuku Normal

d. Lain – lain ………

25. Status Lokalis:

26. Pemeriksaan Fisik Khusus :

EMG 24/9/2013: EMG segmen miotom L3-S1 dalam batas normal

25. RESUME KELAINAN YANG DIDAPAT:


nyeri dikedua ujung tepalak kaki terutama timbul saat berjalan sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan awalnya tidak
terlalu dirasakan oleh pasien dan membaik dengan istirahat. Tetapi karena pasien sering berjalan saat kerja nyeri
semakin sering timbul. Keluhan berkurang dengan istirahat. Nyeri tidak menjalar tetapi seperti ditusuk. Kualitas
nyeri VAS 6

IMT = 26,91 kg/m2

benjolan positif pada MTP 2 pedis destra, teraba keras ukuran 5 mm

Nyeri tekan positif terutama pada metatarsal head pedis bilateral

nyeri gerak saat ekstensi dan fleksi digiti pedis

(perlu digali riwayat kebiasaan pemakaian sepatu, riwayat kebiasaan berolahraga)

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


20
(MRI Metatarsal untuk data lebih detail)

V. Hasil Body Map :


Tidak ada keluhan.

VI. Hasil Brief Survey ;


Hand and wrist kiri dan kanan, serta back: 3

VII. DIAGNOSIS KERJA


Metatarsalgia

VIII. DIAGNOSIS DIFERENSIAL


Morton Neuroma

IX. DIAGNOSIS OKUPASI

Langkah Diagnosis kesatu Diagnosis kedua

1. Diagnosis Klinis Metatarsalgia Morton Neuroma


Dasar diagnosis nyeri dikedua ujung tepalak kaki terutama timbul nyeri dikedua ujung tepalak kaki
(anamnesis, pemeriksaan fisik, saat berjalan sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan terutama timbul saat berjalan sejak 1
pemeriksaan penunjang, body awalnya tidak terlalu dirasakan oleh pasien dan bulan yang lalu. Keluhan awalnya tidak

map, brief survey) membaik dengan istirahat. Tetapi karena pasien terlalu dirasakan oleh pasien dan
sering berjalan saat kerja nyeri semakin sering membaik dengan istirahat. Tetapi
timbul. Keluhan berkurang dengan istirahat. karena pasien sering berjalan saat kerja
Nyeri tidak menjalar tetapi seperti ditusuk. nyeri semakin sering timbul. Keluhan
Kualitas nyeri VAS 6 berkurang dengan istirahat. Nyeri tidak
menjalar tetapi seperti ditusuk. Kualitas
IMT = 26,91 kg/m2
nyeri VAS 6
benjolan positif pada MTP 2 pedis destra, teraba
IMT = 26,91 kg/m2
keras ukuran 5 mm
benjolan positif pada MTP 2 pedis
Nyeri tekan postif terutama pada metatarsal
destra, teraba keras ukuran 5 mm
head pedis bilateral
Nyeri tekan postif terutama pada
nyeri gerak saat ekstensi dan fleksi digiti pedis
metatarsal head pedis bilateral

nyeri gerak saat ekstensi dan fleksi


21
digiti pedis
2. Pajanan di tempat kerja

Fisik -

Kimia Alkohol, Provido iodine, Sabun pencuci tangan Alkohol, Provido iodine, Sabun pencuci
(tricloroasetat) tangan (tricloroasetat)

Biologi Bakteri, Virus, Jamur Bakteri, Virus, Jamur


Ergonomi (sesuai brief Posisi membungkuk, Duduk tanpa sandaran, Berdiri Posisi membungkuk, Duduk tanpa sandaran,
survey) lama, Ekstensed arm >45 Berdiri lama, Ekstensed arm >45
Psikososial Monotoni kerja, Lelah kerja Monotoni kerja, Lelah kerja

3 . Evidence Based Central metatarsalgia relates to abnormalities of Morton neuroma was first described by
(sebutkan secara teoritis) the second, third, and fourth metatarsals and their the American surgeon Thomas George
pajanan di tempat kerja yang respective metatarsophalangeal (MTP) joints. A Morton in 1876, the most common clinical
menyebabkan diagnosis
variety of disorders present with central forefoot symptom is localized pain in the forefoot.
klinis di langkah 1.
pain; they range from traumatic lesions (acute or Pain is worse on weight bearing,
chronic repetitive), inflammatory and infective classically described as walking on a
disorders, nonneoplastic soft-tissue lesions, and marble. Patients can present with
Dasar teorinya apa? benign tumors to malignant lesions. Infection is numbness and tingling. Findings on
generally clinically apparent with acute-onset clinical examination are often equivocal,
monoarthopathy, often with accompanying risk and ultrasound (US) or MRI are useful
factors like diabetes, peripheral vascular disease, adjuncts for the diagnosis and localization
or local soft-tissue injury and is not the focus of this of the neuromas, Morton neuroma
article. Almost all the other conditions, at least at appears as a peanut- or dumbbell-shaped
an early stage, can present with nonspecific nodule at the level of the metatarsal head,
symptoms and can be encountered on MRI projecting plantar to the deep transverse
performed to diagnose or exclude a Morton intermetatarsal ligament on coronal
neuroma images they are best assessed on US
Patients often present with symptoms of localized from the plantar aspect. The peanut-
pain in the forefoot that worsens on weight bearing shaped nodule can be visibly displaced to
(walking or running), which can be sharp or dull the plantar aspect (often along with a
and often is perceived as a lump felt inside or palpable click) by squeezing the
underneath the foot and described as walking on a metatarsals gently during US examination.
marble or pebbles. This action is termed the Mulder
maneuver, from the classic Mulder test or
metatarsal squeeze test as described by
https://www.ajronline.org/doi/10.2214/AJR.17.1846 Mulder, in which compression of
0 metatarsal heads results in an audible
click as the Morton neuroma is displaced.
Classic differentials of Morton neuroma
include inflamed metatarsal bursa, lesser
MTP joint instability, plantar plate tears,
collateral ligament tears, and pericapsular
fibrosis. They can mimic symptoms like
those of Morton neuroma clinically
(including forefoot pain, tingling,
numbness, pain on walking and running
and walking on pebbles) or on physical
examination and Mulder maneuver

https://www.ajronline.org/doi/10.2214/AJR
.17.18460
22

Masa kerja 30 tahun 30 tahun

Jumlah jam terpajan per hari 8 8

Pemakaian APD ya ya

Konsentrasi pajanan - -

Lainnya...........

4.Kesimpulan jumlah Pajanan tidak menimbulkan keluhan Pajanan tidak menimbulkan keluhan
pajanan dan dasar
perhitungannya
5. Apa ada faktor individu benjolan positif pada MTP 2 pedis destra benjolan positif pada MTP 2 pedis destra
yang berpengaruh thd
timbulnya diagnosis klinis?
Bila ada, sebutkan.

6 . Apa terpajan bahaya tidak tidak


potensial yang sama spt di
langkah 3 di luar tempat
kerja?

Bila ada, sebutkan

7 . Diagnosis Okupasi

Metatarsalgia bukan akibat kerja Morton Neuroma bukan akibat kerja


Apa diagnosis klinis ini
termasuk penyakit akibat
kerja?

Bukan penyakit akibat kerja


(diperberat oleh pekerjaan
atau

bukan sama sekali PAK)_

Butuh pemeriksaan lebih


lanjut)?

X. KATEGORI KESEHATAN untuk bekerja (pilih salah satu)


a. Kesehatan baik
b. Kesehatan cukup baik dengan kelainan yang dapat dipulihkan
c. Kemampuan fisik terbatas untuk pekerjaan tertentu
d. Tidak fit dan tidak aman untuk semua pekerjaan

XI. PROGNOSIS

Prognosis Diagnosis kesatu Diagnosis kedua Diagnosis Ketiga


23
1. Klinik : advitam Ad bonam Ad bonam

Ad sanationam Ad bonam Ad bonam

Ad fungsionam Ad bonam Ad bonam

2. Okupasi Ad bonam Ad bonam

XII. PERMASALAHAN PASIEN & RENCANA PENATALAKSANAAN

Rencana Tindakan (materi & metoda)

No Jenis permasalahan Tatalaksana medikamentosa, Target waktu Hasil yang diharapkan keterangan

(diagnosis klinis, bahaya potensial non medika mentosa(nutrisi, olahraga,


tersering/terbanyak, high risk pada
brief survey)
konseling dan OKUPASI)

1. Metatarsalgia - Medikamentosa:
Meloxicam. 3x1 tab
Chondroitin 1x1 tab

- Non medikamentosa:
perbanyak konsumsi buah dan
sayuran, perbanyak minum air putih,
jaga kadar gizi klinis
turunkan berat badan

- Okupasi;
berjalan pelan,
jangan berjalan terlalu lama,
gunakan sepatu yang sesuai
dengan bentuk kaki, jangan
menggunakan high heels atau
flat shoes
gunakan walking pad atau insole
tambahan untuk membantu
menopang kaki
24

PENYAKIT AKIBAT KERJA

Mengikuti PP no 7 2019

Garis besar Perpres 7 2019 = ASURANSI MENGIKUTI INI

PAK Krn faktor kimia (39) = zat-zat

PAK Krn faktor fisika (7) =

Kebisingan; getaran; Tekanan udara ;Radiasi ion; Radiasi cahaya; Temperatur ekstrim;

dan faktor fisika lain yang tidak termasuk 6 diatas

PAK Krn faktor biologi (9) =

Brucellosis; Hepatitis; HIV; Tetanus; TBC; Antrhrax; Leptospira; Inflamasi karena bakteri/jamur;

dan faktor biologi lain yang tidak termasuk 8 diatas

Menurut target organ


25

Pernafasan (12):

Pneumokokis ; Silikosis ; Siderosis ; Peny.Bronkopulmoner krna logam keras lain ;

Peny. Bronkopulmoner karena debu/kapas (bissinosis,bagassosis) ; Asma iritan ; Alveolitis alergika ;


PPOK krna batu bara ; Peny. Paru karena alumunium

Dan penyakit paru lain yang tidak termasuk 11 diatas

Kulit (3) : Dermatitis kontak alergi ; Dermatitis kontak iritan ; Vitiligo

Muskuloskeletal (8) :

Radial styloid tenosynovitis ; Tenosynovitis kronis ; olecranon bursitis ; prepatellar bursitis ;


epicondylitis ; meniscus lesion ; CTS

Dan penyakit otot rangka lain yang tidak termasuk diatas

Psikiatri (2) :

PTSD dan Penyakit mental lain selain itu tetapi dibuktikan dengan 7 langkah

Kanker (8) disebabkan zat-zat berikut :

Asbestos ; Benzidine dan garamnya ; bis-chloromethyl eter ; persenyawaan chromium VI ;

Coal tars ; coal tar pitches or soots ; beta-naphtylamine ; vinyl chloride ; benzene
26
27

Garis besarnya :

A1 = cukup di FKTP

A2 = Butuk diagnosis bantu dari FKTL

B,C = Rujuk SpKO (berhubungan dgn ASPEK legal)


28
29
30
31
32
33

Anda mungkin juga menyukai