PBL-
Modul : SPKP
Nama : Muhammad Yahya Ayyash
NPM : 1806189896
Diagnosis Okupansi
1. Pendahuluan
Diagnosis okupansi merupakan sebuah metode untuk melihat pasien sebagai tidak
hanya individu, tetapi bagian dari komunitasnya. Pasien banyak merupakan pekerja
yang harus produktif untuk menjadi berguna bagi perusahaan dan negara. Maka, ia harus
bekerja di lingkungan yang aman dan nyaman. 1-2
Perspektif Pasien: Ketika pasien datang, kita tidak bisa melihat pasien hanya sebagai
satu individu, tetapi lihat pasien sebagai bagian dari komunitasnya. Sebagai seorang
manusia, umumnya pasien akan bekerja minimal 8 jam sehari, dan di tempat kerja terdapat
pajanan dan proses kerja yang dapat menimbulkan beberapa risiko seperti penyakit dan
kecelakaan. Walau Penyakit Akibat Kerja (PAK) tidak begitu banyak, tetapi kasusnya
mulai meningkat pada tahun 2000-an. 1-2
Perspektif Perusahaan: Perusahaan memandang pekerjanya sebagai aset, karena
produktivitas perusahaan bergantung pada kinerja sang pekerja. Maka, ia perlu dilindungi
agar tetap produktif. Untuk tetap produktif, pekerja harus AMAN dan NYAMAN. Aman
berarti bebas dari sakit dan kecelakaan, sementara nyaman berarti memiliki suasana,
tempat, dan mood yang enak dan kondusif ketika bekerja. 1-2
Perspektif Negara: 50% populasi Indonesia merupakan penduduk usia produktif,
yang mana idealnya mereka seharusnya memang bisa menghasilkan sesuatu dalam
hidupnya. Dari jumlah tersebut, didapati 10% di antaranya menganggur, sehingga 40%-nya
pasti bekerja untuk menafkahi kehidupan. Dari 40% itu, kita dapati 44.29% dari mereka
bekerja di sektor formal, sementara 55.71% sisanya di sektor informal. Populasi pekerja
sektor informal inilah yang akan lebih memengaruhi ekonomi negara. Nah, masalahnya,
jika para pekerja ini tidak produktif akibat apapun, seperti penyakit umum, PAK, keadaan
gizi, lingkungan kerja, ergonomi, psikologi, kesejahteraan, hubungan pengusaha dan
pekerja, fasilitas pelayanan kesehatan, dan undang-undang, pasti ekonomi negara juga
akan terpengaruh.1-2
2. Isi
1
atau kecelakaan; memilik Prinsip dasar bahwa semua pasien yang bekerja, harus dianalisis
terkait apakah diagnosis klinis berhubungan atau tidak dengan pekerjaan; Tatalaksana yang
dilakukan berdasarkan sasaran (individu/kelompok/komunitas kerja), Aplikasi (5 level
pencegahan), Jenis (medikamentosa, non medikamentosa [dietik, psikis, exercise,
okupasi]); Terdapat beberapa pelayanan dari dokter okupasional:
Diagnosis PAK pada pekerja dilakukan oleh dokter yang berkompeten dengan dasar
penelitian yang sudah membuktikan adanya hubungan sebab akibat. Dalam diagnosis PAK
ada bbrp hal yang perlu dicantumkan, seperti apakah ini PAK/Penyakit yang diperberat
oleh pekerjaan/bukan PAK (sumber penularannya bukan dari tempat kerja). Tujuan
Diagnosis okupasi adalah:
Hak pekerja
Dasar penatalaksanaan
Membatasi kecacatan
Melindungi pekerja lain. Setelah ada yang terdiagnosis, dokter harus melakukan
intervensi terhadap lingkungan kerja untuk melindungi pekerja lain
2
penyakit, atau sebaliknya beberapa penyakit bisa ditimbulkan 1 pajanan. Pajanan yang
dialami biasanya harus dilakukan berdasarkan anamnesis dan alur kerja.3-5
Berupa pertanyaan “apa saja pajanan di lingkungan kerja?”. Pajanan di lingkungan
kerja ini harus terdapat datanya karena menunjukkan bahwa seseorang itu bekerja Yang
pertama harus dilakukan adalah menentukan alur kegiatan, kemudian menentukan bahaya
potensial (fisik, kimia, biologi, ergonomi, dan psikososial) dari setiap kegiatan.3-5
A. Anamnesis Pekerjaan
Anamnesis pekerjaan dilakukan untuk mengetahui deskripsi pekerjaan, dan akan
lebih bernilai bila ditunjang dengan data yang objektif. Anamnesis yang dilakukan
mencakup:
Deskripsi pekerjaan secara kronologis
Periode waktu kerja masing-masing bagian dari jobdesc
Apa yang diproduksi
Bahan yang digunakan
Cara bekerja.3-5
3
Langkah 7: Tentukan diagnosis : PAK / diperberat pekerjaan / bukan PAK /
tambah data.3-5
3. Kesimpulan
4
Referensi: