Anda di halaman 1dari 4

Resume Penyakit Akibat kerja

 Penyakit akibat kerja adalah gangguan kesehatan yang dialami oleh


seseorang akibat rutinitas atau paparan zat tertentu di tempat kerja.
 Penyakit Akibat Kerja (PAK) ialah gangguan kesehatan baik jasmani maupun
rohani yang ditimbulkan ataupun diperparah oleh aktivitas kerja ataupun kondisi
lain yang berhubungan dengan pekerjaan.
 Penyakit akibat kerja (occupational disease): Penyakit yang mempunyai penyebab
yang spesifik atau asosiasi yang kuat dengan pekerjaan/ lingkungan kerja, yang pada
umumnya terdiri dari satu agen penyebab yang sudah diakui (ILO)
 Berkaitan dengan faktor penyebab spesifik dalam pekerjaan, sepenuhnya dipastikan
dan faktor tersebut dapat diidentifikasi, diukur dan dikendalikan. (WHO)
Misal : keracunan Pb, asbestosis,silikosis, muskoloskeletal disorder (MSDS), anthrax,
tobacosis, pneumokoniosis
 Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan (work related disease): Penyakit yang
mempunyai beberapa agen penyebab, dimana faktor pada pekerjaan memegang
peranan barsama dengan faktor risiko lainnya dalam berkembangnya penyakit yang
mempunyai etiologi yang kompleks.
 Penyakit dapat diperberat, dipercepat atau kambuh oleh pemaparan di tempat kerja
dan dapat mengurangi kapasitas kerja. Sifat perorangan, lingkungan, dan faktor sosial
budaya umumnya berperanan sebagai faktor resiko.
 Karakteristik PAK:  Pemaparan dalam jangka waktu yang berulang dan lama, Gejala
non spesifik, Penyakit timbul semasa penderita bekerja, untuk beberapa jenis
penyakit, hilang bila tdk bekerja (spesifik)
 Tiga unsur yang mempengaruhi PAK : Host à pekerja, Agent à mesin, peralatan, dll
Environment à lingkungan kerja

 Perbedaan PAK dan PAHK


Occupational disease (PAK) Work related disease (PAHK)

Terjadi hanya diantara populasi Terjadi juga pada populasi penduduk (occurs
pekerja (occurs mainly among largely in the community)
working population)

Penyebab spesifik Penyebab multi faktor

Adanya paparan di tempat kerja Pemaparan di tempat kerja mungkin


merupakan hal yang penting merupakan salah satu faktor

Tercatat dan mendapatkan ganti Mungkin tercatat dan mungkin dapat ganti
rugi (notifiable and compensable) rugi (maybe notifiable and maybe
compensable)

 Diagnosis PAK secara epidemiologi dan klinis


 Dalam mendiagnosa PAK harus dilakukan 7 langkah diagnosis yang menjadi
pedoman. Langkah langkah tersebut adalah :
1. Menentukan diagnosis klinis, Dalam mendiagnosis suatu penyakit harus melalui
beberapa tahapan yaitu:
 Anamnesis, yang terdiri dari keluhan utama, riwayat perjalanan penyakit saat
ini, riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit dahulu, dan riwayat
reproduksi wanita ditanyakan kepada pasien secara lengkap dan mendetail.
Suatu anamnesis dapat dilakukan secara autoanamnesis (secara langsung pada
pasien) atau pada keluarga, teman kerja dll (alloanamnesis).
 Pemeriksaan fisik, dilakukan untuk menentukan kelainan suatu sistem atau
organ tubuh dengan menggunakan 4 cara yaitu inspeksi (melihat), palpasi
(meraba), perkusi (mengetuk) dan auskultasi ( mendengar menggunakan alat
stetoskop). Pemeriksaan fisik khusus juga dilakukan  pemeriksaan tanda vital
seperti nadi, pernafasan, tekanan darah, suhu tubuh, status gizi dan tingkat
kesadaran juga diperiksa secara detail.
 Pemeriksaan penunjang, juga dilakuakn untuk memperkuat diagnosis yang
dihasilkan dari pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan
dapat berupa pemeriksaan laboratorium (darah, urin, feses dll) spirometri,
audiometri, rontgen, USG, EKG dll.
2. Menentukan Pajanan
Merupakan faktor risiko atau bahaya yang ada di tempat kerja. Bahaya potensial yang
dapat menyebabkan PAK dibagi menjadi :
 Faktor Fisik
Kebisingan (>85db), Suhu panas, Suhu dingin, Radiasi bukan pengion yang
termasuk didalamnya adalah gelombang mikro, infra red, medan listrik , dll,
Getaran local, Getaran seluruh tubuh, Ketinggian
 Faktor Kimia
Debu anorganik (contoh debu silika, debu semen, dll), Debu organik seperti
kapas, textil, gandum, Asap, Bahan kimia berbahaya seperti logam berta,
pelarut organik, iritan asam/basa, pestisida, uap logam, dan cairan pembersih
seperti amonia, klor, kaporit dll.
 Faktor Biologi
Bakteri / virus/ jamur/ parasite, Darah dan cairan tubuh lain, Nyamuk /
serangga lainnya, Limbah / kotoran manusia atau hewan
 Faktor Ergonomi
Gerakan berulang dengan tangan, Angkat / angkut berat, Duduk lama > 4 jam
terus menerus, Berdiri lama > 4 jam terus menerus, Posisi tubuh tidak
ergonomis, Pencahayaan tidak sesuai, Bekerja dengan layar/ monitor 4 jam /
lebih dalam sehari
 Faktor Psikososial
Beban kerja yang tidak sesuai dengan waktu dan jumlah pekerjaan, Pekerjaan
tidak sesuai dengan penegtahuan dan keterampilan, Ketidakjelasan tugas,
Hambatan jenajang karir, Bekerja gilir (shift), Konflik dengan teman sekerja,
Konflik dalam keluarga
3. Menentukan hubungan antara pajanan dengan penyakit
Menentukan hubungan antara pajanan dengan penyakit dapat dilakukan
berdasarkan evidence based  dan ditunjang dengan bukti yang ada.
4. Menentukan besarnya pajanan
Penentuan besarnya pajanan dapat dilakukan secara kuantitatif dengan melihat data
pengukuran lingkungan dan masa kerja atau secara kualitatif dengan mengamati cara
kerja pekerja.
5. Menentukan faktor peranan individu
Peranan individu yang dimaksud adalah faktor yang mempercepat terjadinya penyakit
akibat kerja atau juga menurunkan kemungkinan penyakit akibat hubungan kerja yang
seperti genetik atau juga kurang tertib dalam menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD).
6. Menentukan faktor lain diluar pekerjaan
Faktor lain yang dimaksud adakah pajanan selain di tempat kerja, faktor gaya hidup
yang dapat menunjang terjadinya penyakit dll.
7. Menentukan diagnosis Penyakit Akibat Kerja (PAK)
Melalui beberapa tahapan diatas dapat dibuktikan bahwa minimal ada satu faktor
pekerjaan yang berperan sebagai penyebab penyakit yang termasuk kategori PAK.

Anda mungkin juga menyukai