I. DESKRIPSI SINGKAT
Kemajuan pembangunan yang digerakkan oleh modernisasi dan industrialisasi serta
globalisasi, disamping memberikan pengaruh positif juga memberikan pengaruh
negatif. Masalah kesehatan kerja adalah adanya penyakit akibat kerja (PAK),
Penyakit Akibat Hubungan Kerja (PAHK) ataupun Kecelakaan Akibat Kerja (KAK)
yang disebabkan adanya interaksi antara pekerja dengan alat, metode, bahan dan
proses kerja serta lingkungan kerja.
Penyebaran pola penyakit makin beragam, yaitu penyakit infeksi dan penyakit non-
infeksi sejalan dengan perkembangan era industrialisasi di Indonesia. Data PAK di
Indonesia saat ini masih dilaporkan sebagai data KAK, sedangkan gambaran PAK
yang ada saat ini seperti Puncak "Gunung Es", dimana PAK yang diketahui dan
dilaporkan baru sedikit, sedangkan yang tidak dilaporkan dan tidak menunjukan gejala
sebenarnya lebih banyak.
V. LANGKAH/PROSES
1. Fasilitator memperkenalkan diri (5 menit)
2. Fasilitator menjelaskan maksud dan tujuan materi secara singkat (5 menit)
3. Fasilitator menggali pengetahuan peserta tentang penyakit akibat kerja/penyakit
akibat hubungan kerja dan kecelakaan akibat kerja (10 menit)
4. Fasilitator menyampaikan materi tentang penyakit akibat kerja/penyakit akibat
hubungan kerja dan kecelakaan akibat kerja (40 menit)
5. Fasilitator memberi tugas untuk mendiskusikan suatu kasus di dalam kelompok
(45 menit)
6. Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk menyampaikan hasil diskusi
kelompok (15 menit)
7. Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk menyampaikan pendapat dan
atau pertanyaan (10 menit)
8. Fasilitator merangkum materi penyakit akibat kerja/penyakit akibat hubungan kerja
dan kecelakaan akibat kerja (5 menit)
VI. URAIAN MATERI
World Health Report 2002 menempatkan risiko penyakit akibat kerja pada urutan
kesepuluh sebagai penyebab kesakitan dan kematian. Sedangkan menurut laporan
ILO (2003) setiap tahun ditemukan 2 (dua) juta orang meninggal, 160 juta kasus
PAK/PAHK, 270 juta kasus KAK. Kejadian ini setara dengan 1,25 trilliun dollar atau 4%
GDP dunia. Dari 27 negara yang dipantau oleh ILO (2001), data kematian, kesakitan
dan kecelakaan kerja di Indonesia berada pada posisi 26. Sedangkan data dari
Jamsostek (2003) diketahui setiap hari kerja terjadi kematian pekerja dari 400 kasus
kecelakaan kerja dengan 9,83% (10.393 kasus) mengalami cacat dan terpaksa tidak
mampu bekerja lagi. Angka ini hanya merupakan angka yang dilaporkan sedangkan
angka yang sesungguhnya belum diketahui secara pasti.
Penelitian WHO pada pekerja tentang PAK di 5 (lima) benua tahun 1999,
memperlihatkan bahwa penyakit gangguan otot rangka (Musculo Skeletal Diseases)
berada pada urutan pertama yaitu sebanyak 48%, setelah itu gangguan jiwa
sebanyak 10-30%, Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) 11%, dematosis akibat
kerja 10%, gangguan pendengaran 9% dan keracunan pestisida 3%. ILO tahun 1999
menyatakan bahwa penyebab kematian yang berhubungan dengan pekerjaan yang
terbesar adalah kanker dan diikuti oleh pneumokoniosis, gangguan ginjal dan
gangguan neurologis.
Faktor risiko yang mungkin ada di tempat kerja, dapat digolongkan sebagai berikut:
Faktor Gaya Hidup (Life Style): merokok, alkohol dan obat-obatan terlarang, kurang
gerak serta diet tidak seimbang.
3. pekerja industri garmen mengalami kelemahan dan mati rasa pada beberapa jari, hal
ini dikaitkan dengan rheumatoid arthritis. Pekerja ini sebenarnya mengalami Carpal
Tunnel Syndrom akibat gerakan yang berulang.
4. seorang laki-laki pada industri pembuatan botol mengalami batuk kronis yang makin
buruk,
Hal ini dikaitkan dengan kebiasaan pekerja ini yang suka merokok sigaret.sebenamya
batuk yang dialami pekerja ini merupakan akibat paparan uap hydrocloric acid di tempat
kerjanya.