Anda di halaman 1dari 9

Ruang lingkup agen penyakit

Agen adalah penyebab penyakit, bisa bakteri, virus, parasite, jamur, atau kupang yang
merupakan agen yang ditemukan sebagai penyebab penyakit infeksius. Pada penyakit, kondisi,
ketidakmampuan, cedera atau situasi kematian lain, agen dapat berupa zat kimia, faktor fisik
seperti radiasi atau panas, defisiensi gizi, atau beberapa substansi lain seperti racun ular berbisa.
Satu atau beberapa agen dapat berkontribusi pada satu penyakit. Faktor agen juga dapat
digantikan dengan faktor penyebab, yang menyiratkan perlunya dilakukan identifikasi terhadap
faktor penyebab atau faktor etiologi penyakit, ketidakmampuan, cedera, dan kematian. Pada
kejadian kecelakaan faktor agen dapat berupa mekanisme kecelakaan, kendaraan yang dipakai.
Agen dapat berasal dari berbagai unsur seperti
a. unsur biologis yang disebabkan oleh mikroorganisme (virus, bakteri, jamur, parasit,
protozoa,metazoan dll),
b. unsur nutrisi karena bahan makanan yang tidak memenuhi standar gizi yang ditentukan,
c. unsur kimiawi yang disebabkan karena bahan dari luar tubuh maupun dari dalam tubuh
sendiri (karbonmonoksida, oat-obatan, arsen,pestisida, dll),
d. unsur fisika yang disebabkan oleh panas, benturan, dll,
e. unsur psikis atau genetic yang terkait dengan heriditer atau keturunan. Demikian juga
dengan unsur kebiasaan hidup (rokok, alcohol, dll), perubahan hormonal dan
f. unsur fisiologis seperti kehamilan, persalinan dll.

Karakteristik agen penyakit yang menyebabkan dapat terjadinya penyakit:


1. Infektivitas. Kemampuan dari organisme untuk beradaptasi sendiri terhadap
lingkungan dari penjamu untuk mampu tinggal dan berkembangbiak dalam jaringan
pejamu.
2. Invasitas. Kemampuan organisme bibit penyakit untuk melakukan penetrasi dan
menyebar setelah memasuki jaringan.
3. Pathogenesis. Kemampua bibit penyakit/organisme untuk menimbulkan suatu reaksi
klinik khusus yang patologis setelah terjadinya infeksi pada pejamu yang diserang.
4. Toksisitas. Kemampuan bibit penyakit untuk memproduksi reaksi kimia yang toksis
dari substans kimia yang dibuatnya.
5. Virulensi. Ukuran derajat kerusakan yang ditimbulkan oleh bibit penyakit.
6. Antigenisitas. Kemampuan organisme bibit penyakit untuk merangsang reaksi
imunologis dari pejamu

Mengenai pandangan terhadap proses terjadinya atau penyebab penyakit telah dikemukakan
beberapa konsep atau teori. Beberapa teori tentang kausa terjadinya penyakit yang pernah
dikemukakan adalah:
1. Contagion Theory
Tokoh : Girolamo Fracastoro (1483-1553)
Teori : "Penyakit ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui zat penular, yaitu
kontagion."
Teori ini mengemukakan bahwa terjadinya penyakit diperlukan adanya kontak
antara satu orang dengan orang lainnya. Teori ini dikembangkan berdasarkan situasi
penyakit pada masa itu, dimana penyakit yang melanda kebanyakan adalah penyakit
menular yang terjadi akibat adanya kontak langsung. Teori ini bermula dikembangkan
berdasarkan pengamatan terhadap epidemic dan penyakit lepra di Mesir.
Fracastoro membedakan tiga jenis kontangion, yaitu :
1. Jenis kontangion yang dapat menular melalui kontak langsung
Misalnya : bersentuhan, berciuman, berhubungan seksual
2. Jenis kontangion yang menular melalui benda-benda perantar
Misalnya : pakaian, handuk, sapu tangan
3. Jenis kontagion yang dapat menularkan dalam jarak jauh.
2. Hippocratic Theory
Tokoh : Hippocrates (460-377 SM)
Teori : Penyakit berfariasi saat itu ia sebetulnya sudah tau adanya pengaruh faktor alam
atau lingkungan yang ikut menentukan terjadinya penyakit.
Hippocrates yang dianggap sebagai Bapak Kedokteran Modern, telah berhasil
membebaskan hambatan-hambatan filosofis pada zaman itu yang bersifat spekulatif dan
superstitif (tahayul) dalam memahami kejadian penyakit. Ia mengemukakan teori tentang
sebab musabab penyakit, yaitu:
1. Penyakit terjadi karena adanyakontak dengan jasad hidup
2. Penyakit berkaitan dengan lingkungan eksternal maupun interna seseorang.

Teori ini dimuat dalam karyanya yang berjudul "On Airs, Waters, and Places."
Para pemikir kesehatan masyarakat yang dipelopori oleh Hippocrates mulai lebih
mengarahkan kausa pada suatu faktor tertentu, Hippocrates mengatakan bahwa kausa
penyakit berasal dari alam, seperti cuaca dan lingkungan yang ditunjuk sebagai sumber
terjadinya penyakit. Teori ini mampu menjawab masalah penyakit yang ada pada waktu itu
dan dipakai hingga tahun 1800-an. Di sisi lain, teori ini ternyata tidak mampu menjawab
tantangan berbagai penyakit infeksi lainnya yang mempunyai rantai penularan yang lebih
berbelit-belit.
3. Miasmatic Theory
Tokoh : William Far
Teori : "Penyakit timbul karena sisa dari makhluk hidup yang mati membusuk,
meninggalkan pengotoran udara dan lingkungan."
Miasma atau miasmata berasal dari kata Yunani yang berarti something dirty (sesuatu yang
kotor) atau bad air (udara buruk). Miasma dipercaya sebagai uap yang dihasilkan dari sisa-
sisa makhluk hidup yang mengalami pembusukan, barang yang membusuk atau dari
buangan limbah yang tergenang, sehingga mengotori udara, yang dipercaya berperan dalam
penyebaran penyakit. Teori ini menunjuk gas-gas busuk dari perut bumi yang menjadi kausa
penyakit. Kelebihan dari teori ini adalah memiliki arah yang cukup spesifik dibanding
dengan teori-teori sebelumnya.
Contoh pengaruh teori miasma adalah timbulnya penyakit malaria. Malaria berasal dari
bahasa Italia, mal dan aria yang artinya udara yang busuk. Pada masa yang lalu, malaria
dianggap sebagai akibat sisa-sisa pembusukan binatang dan tumbuhan yang ada di rawa-
rawa. Penduduk yang bermukim di dekat rawa sangat rentang untuk terjadinya malaria
karena udara yang busuk tersebut. 23 abad kemudian, berkat penemuan mikroskop oleh
Anthony van Leuwenhoek, Louis Pasteur menemukan bahwa materi yang disebut miasma
tersebut sesungguhnya merupakan mikroba, sebuah kata Yunani yang artinya kehidupan
mikro (small livng).
4. Epidemic Theory
Teori ini mencoba menghubungkan terjadinya penyakit dengan cuaca dan faktor geografi
(tempat). Suatu zat organik dari lingkungan dianggap sebagai pembawa penyakit, misalnya
air tercemar menyebabkan gastroenteritis. Teori ini diterapkan oleh John Snow dalam
menganalisis terjadinya diare di London.

5. Germ Theory
Tokoh : John Snow (1813-1858)
Teori : "Jasad renik (germ) dianggap sebagai penyebab tunggal penyakit."
Suatu kuman (mikroorganisme) ditunjuk sebagai kausa penyakit dari Germ Theory atau
teori kuman ini. Teori ini sejalan dengan ditemukannya mikroskop yang mampu
mengidentifikasi mikroorganisme. Kuman dianggap sebagai penyebab tunggal penyakit.
Namun, ternyata teori ini mendapat tantangan karena sulit diterapkan pada berbagai penyakit
kronik, misalnya penyakit jantung dan kanker, yang penyebab bukan kuman.
6. Teori Multikausa
Disebutkan juga sebagai konsep multifactorial dimana teori ini menekankan bahwa suatu
penyakit terjadi sebagai hasil dari interaksi berbagai faktor, misalnya faktor interaksi
lingkungan yang berupa faktor biologis, kimiawi, dan sosial memgang peranan dalam
terjadinya penyakit.
Sebagai contoh infeksi tuberklosis paru yang disebabkan oleh Invasimycobacterium
tuberculosis pada jaringan paru, tidak dianggap sebagai penyebab tunggal terjadinya TBC.
Disini TBC tidak hanya terjadi sebagai akibat keterpaparan dengan kuman TBC semata,
tertapi secara multifaktorial berkaitan dengan faktor genetic, malnutrisi, kepadatan
penduduk dan derajat kemiskinan. Demikian pula halnya dengan kolera yang disebabkan
oleh tertelannya vibrio kolera ditambah dengan beberapa (multi) faktor resiko lainnya.
Ruang Lingkup Agent Penyakit
Segitiga epidemiologi adalah modal utama yang harus dimiliki oleh seorang epideniolog. Ini
merupakan teori dasar yang terkenal sejak disiplin ilmu epidemiologi mulai digunakan di dunia.
Dalam bidang epidemiologi terdapat sedikitnya 3 segitiga epidemiologi yang saling terkait satu
sama lain yaitu,
1. HOST, AGENT, ENVIRONTMENT
Segitga epidemiologi ini sangat umum digunakan oleh para ahli dalam menjelasakan kosep
berbagai permasalahan kesehatan termasuk salah satunya adalah terjainya penyakit. Hal ini
sangat komprehensif dalam memprediksi suatu penyakit. Terjadinya suatu penyakit sangat
tergantung dari keseimbangan dan interaksi ke tiganya.
a. AGENT
Yang disebabkan oleh berbagai unsur seperti unsur biologis yang dikarenakan oleh mikro
organisme (virus, bakteri, jamur, parasit, protzoa, metazoa, dll), unsur nutrisi karena
bahan makanan yang tidak memenuhi standar gizi yang ditentukan, unsur kimiawi yang
disebabkan karena bahan dari luar tubuh maupun dari dalam tubuh sendiri (karbon
monoksid, obat-obatan, arsen, pestisida, dll), unsur fisika yang disebabkan oleh panas,
benturan, dll, serta unsur psikis atau genetik yang terkait dengan heriditer atau keturun.
Demikian juga dengan unsur kebiasaan hidup (rokok, alcohol, dll), perubahan hormonal
dan unsur fisioloigis seperti kehamilan, persalinan, dll.
b. HOST
Host atau penajmau ialaha keadaan manusia yangsedemikan rupa sehingga menjadi
faktor risiko untuk terjadinya suatu penyakit. Faktor ini di sebabkan oleh faktor intrinsik.
Factor penjamuyang biasanya menjkadi factor untuk timbulnya suatu penyakit sebagai
berikut :
1. Umur. Misalnya, usia lanjut lebih rentang unutk terkena penyakit karsinoma, jantung
dan lain-lain daripada yang usia muda.
2. Jenis kelamin (seks). Misalnya , penyakit kelenjar gondok, kolesistitis, diabetes
melitus cenderung terjadi pada wanita serta kanker serviks yang hanya terjadi pada
wanita atau penyakit kanker prostat yang hanya terjadi pada laki-laki atau yang
cenderung terjadi pada laki-laki seperti hipertensi, jantung, dll.
3. Ras, suku (etnik). Misalnya pada ras kulit putih dengan ras kulit hitam yang beda
kerentangannay terhadapa suatu penyakit.
4. Genetik (hubungan keluarga). Misalnya penyakit yang menurun seperti hemofilia, buta
warna, sickle cell anemia, dll.
5. Status kesehatan umum termasuk status gizi, dll
6. Bentuk anatomis tubuh
7. Fungsi fisiologis atau faal tubuh
8. Keadaan imunitas dan respons imunitas
9. Kemampuan interaksi antara host dengan agent
10. Penyakit yang diderita sebelumnya
11. Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial dari host sendiri
c. . ENVIRONMENT
Faktor lingkungan adalah faktor yang ketiga sebagai penunjang terjadinya penyakit, hali
ini Karen faktor ini datangnya dair luar atau bisas disebut dengan faktor ekstrinsik. Faktor
lingkungan ini dapat dibagi menjadi:

1. Lingkungan Biologis (flora & fauna)


Mikro organisme penyebab penyakit Reservoar, penyakit infeksi (binatang,
tumbuhan). Vektor pembawa penyakit umbuhan & binatang sebagai sumber bahan
makanan, obat dan lainnya
2. Lingkungan Fisik
Yang dimaksud dengan lingkunganfisik adalah yang berwujud geogarfik dan
musiman. Lingkungan fisik ini dapat bersumber dari udara, keadaan tanah, geografis,
air sebagai sumber hidup dan sebagai sumber penyakit, Zat kimia atau polusi, radiasi,
dll.
3. Lingkungan Sosial Ekonomi
Yang termasuk dalam faktor lingkungan soial ekonomi adalah sistem ekonomi yang
berlaku yang mengacu pada pekerjaan sesorang dan berdampak pada penghasilan yang
akan berpengaruh pada kondisi kesehatannya. Selain itu juga yang menjadi masalah
yang cukup besar adalah terjadinya urbanisasi yang berdampak pada masalah keadaan
kepadatan penduduk rumah tangga, sistem pelayanan kesehatan setempat, kebiasaan
hidup masyarakat, bentuk organisasi masyarakat yang kesemuanya dapat
menimbulkan berbagai masalah kesehatan terutama munculnya bebagai penyakit.
2. Konsep Roda (Wheel)
Konsep ini memerlukan identifikasi dari berbagai faktor yang berperan dalam timbulnya
penyakit dengan tidak mementingkan pentingnya agent. Faktor-faktor tersebut antara lain
lingkungan sosial, lingkungan fisik, lingkungan biologis, host dan inti genetik. Besarnya
peran dari masing-masing faktor bergantung pada penyakit yang bersangkutan. Contoh: pada
stress mental peran lingkungan sosial lebih besar, sedangkan pada penyakit malaria peran
lingkungan biologis lebih besar.

3. Jaring-Jaring Sebab Akibat


Konsep ini memerlukan identifikasi dari berbagai faktor yang berperan dalam timbulnya
penyakit dengan tidak mementingkan pentingnya agent. Faktor-faktor tersebut antara lain
lingkungan sosial, lingkungan fisik, lingkungan biologis, host dan inti genetik. Besarnya
peran dari masing-masing faktor bergantung pada penyakit yang bersangkutan. Contoh: pada
stress mental peran lingkungan sosial lebih besar, sedangkan pada penyakit malaria peran
lingkungan biologis lebih besar. Suatu penyakit tidak tergantung pada satu sebab yang berdiri
sendiri melainkan sebagai akibat dari serangkaian proses sebab-akibat penyakit dapat dicegah
dengan memotong rantai pada berbagai titik. Konsep dasar timbulnya penyakit diawali
dengan adanya penyebab penyakit yang masuk kemudian mengganggu tubuh manusia.
Menurut model ini perubahan dari salah satu faktor akan mengubah keseimbangan antara
mereka, yang berakibat bertamba atau berkurangnya penyakit yang bersangkutan. (lihat
gambar)
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Epidemiologi. 2011. Modul Epidemiologi Dasar. Makassar: Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Hasanuddin.
Malloy Mary J, Kane John P. Agen yang digunakan dalam hiperlipidemia. Dalam : Katzung
Bertram. Farmakologi dasar dan klinik. Edisi 8. Jakarta : Salemba Medika, 2002.h. 421-2
Notoatmodjo S, 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai