Anda di halaman 1dari 35

Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan

Penyakit Akibat Hubungan Kerja


(PAHK)

dr. Kati Sriwiyati


Latar Belakang
• ILO:
▫ 1,1 juta kematian karena penyakit atau kecelakaan
akibat hubungan pekerjaan
▫ 300,000 kematian adalah akibat 250 juta
kecelakaan yang terjadi
▫ 160 juta peny. akibat hubungan kerja/th
• Indonesia:
▫ Data penyakit akibat kerja ???
Penyebab Kematian yang berhubungan dengan
pekerjaan (ILO 1999)
Kanker 34%

5% Kecelakaan 25%
15%
34%
Peny. Sal. Pernafasan
Khronis 21%
21% Peny. Kardiovaskuler
15%
25%
Lain-lain 5%
Pengeluaran Biaya untuk kecelakaan
dan penyakit akibat kerja (ILO, 1999)

13%
Peny. Muskuloskeletal
8% 40% Peny. Jantung
9% Kecelakaan
Peny. Sal. Nafas
Peny. SSP
14%
16% Lain -2
• WHO – Akses terhadap pelayanan kesehatan
kerja yang memadai:
▫ 5 – 10 % pekerja di negara berkembang
▫ 20 – 50 % pekerja di negara industri
- data mengenai penyakit akibat kerja yang ada:
hanya bagian dari puncak gunung es.
• Pengawasan langsung terhadap K3 di
perusahaan lemah
PAK (WHO, 5 benua, 1999)
• Cidera
• MSD (48%)
• PPOK (11%)
• Dermatosis Akibat Kerja (10%)
• Noise induced (9%)
• Sakit Jiwa (10%-(30%, 2005))
• Keracunan Pestisida (3%)
Penyakit Akibat Kerja (PAK)
• Penyakit Akibat Kerja : setiap penyakit yang disebabkan
oleh pekerjaan atau lingkungan kerja (Permenaker
Nomer Per.01/Men/1981).

• Menurut WHO (1985) : Occupational Disease : “ the


relationship to specific causative factors at work has
been fully established and the factors concerned can
be identified, measured and eventually controlled “
“ keterkaitan dengan faktor penyebab spesifik dlm
pekerjaan, sepenuhnya dipastikan dan faktor tsb dapat
diidentifikasi, diukur dan dikendalikan “
Penyakit akibat hubungan kerja (PAHK)
Penyakit yang timbul karena hubungan kerja
adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan
atau lingkungan kerja (Kepres RI No. 22 Tahun
1993).

 ILO dan WHO (1989) : Work Related Disease


adalah penyakit yang berhubungan dengan
faktor pekerjaan, lingkungan kerja, proses kerja,
cara kerja maupun risiko lain yang terkait
dimana sebelumnya pekerja yang bersangkutan
tidak menderita penyakit tersebut.
Perbedaan Occupational Disease
dan Work Related Disease
Occupational Disease Work Related Disease
• Terjadi hanya diantara • Terjadi juga pada populasi
populasi pekerja (occurs penduduk (occurs largely
mainly among working in the community)
population) • Penyebab multi faktor
• Penyebab spesifik • Pemaparan di tempat
• Adanya paparan di tempat kerja mungkin merupakan
kerja merupakan hal yang salah satu faktor
penting • Mungkin tercatat dan
• Tercatat dan mungkin dapat ganti rugi
mendapatkan ganti rugi (maybe notifiable and
(notifiable and compensable)
compensable)
Peraturan Perundangan

• UU No. 1 Tahun 1970


• UU No. 3 Tahun 1992
• PP No.14 Tahun 1993
• PP No. 1 Tahun 1999
• PP No. 84 Tahun 2010
• Kepres 22 Tahun 1993
• Permennakertrans No. Per. 01/Men/1981
• Kepmenaker No. Kepts. 333 tahun 1989
• Permennakertrans No. Per. 25/Men/XII/2008
Faktor Penyebab Penyakit
Akibat Kerja
• Golongan Fisik
• Golongan Kimia
• Golongan Biologi
• Golongan Fisiologi (Ergonomi)
• Golongan Mental Psikologi
• Faktor Fisik
Kebisingan, suhu dan kelembaban, kecepatan aliran
udara / angin, getaran / vibrasi mekanis, radiasi
gelombang elektromagnetik dan tekanan udara /
atmosfir

• Faktor kimia
Gas, uap, debu, kabut / mist, fume asap, larutan
dan zat padat
• Golongan biologi
Bakteri, virus, tumbuh-tumbuhan dan hewan

• Golongan Fisiologi/ergonomi
Sikap dan cara kerja, jam kerja dan istirahat

• Golongan Psikososial
Suasana kerja, hubungan antara karyawan dan
pengusaha pemilihan kerja dan lain-lain
Alasan –alasan rendahnya laporan
penyakit akibat kerja (PAK)
1. Ketidaktahuan dalam menegakkan diagnosa
2. Perusahaan khawatir terhadap ganti rugi
3. Hambatan – hambatan teknis dan
administratif
Kesukaran / Problema Mendiagnosa
PAK
1. PAK relatif > sulit ditegakkan diagnosanya,
karena banyak PAK gambarannya mirip
penyakit umum
2. Berbagai PAK mempunyai waktu inkubasi
yang lama
3. Kurangnya sarana bantu untuk mendiagnosa
PAK
4. Kurang training / kemampuan dokter untuk
mendiagnosa PAK
“Fenomena
gunung es”
Penyakit
Akibat
Kerja
berdasarkan Kepmenaker No. 333/1989 :

- ditemukan/didiagnosa saat
pemeriksaan kesehatan berkala

- Oleh dokter , dengan dasar :


pemeriksaan klinis,
pemeriksaan kondisi lingk. kerja
Pendekatan Epidemiologis
(Komunitas):
▫ Untuk identifikasi hubungan kausal antara
pajanan dan penyakit:
 Kekuatan asosiasi
 Konsistensi
 Spesifisitas
 Hubungan waktu
 Hubungan dosis
Pendekatan Klinis (Individu):
▫ Untuk mendiagnosis penyakit akibat kerja:
1. Diagnosis klinis
2. Pajanan yang dialami
3. Hubungan pajanan dengan D/ klinis
4. Jumlah Pajanan yang dialami
5. Peranan faktor individu (genetik, dll)
6. Faktor lain diluar pekerjaan
7. Diagnosis PAK atau bukan PAK
7 LANGKAH DIAGNOSIS PAK

1. DIAGNOSIS KLINIS
• Lakukanlah sesuai prosedur medis yang
berlaku
• Bila perlu lakukan:
▫ Pemeriksaan penunjang /tambahan
▫ Rujukan informasi ke Spesialis lain
2. PAJANAN YG DIALAMI
• Pajanan saat ini dan pajanan sebelumnya
• Beberapa pajanan  1 penyakit atau
sebailknya
• Lakukan anamnesis :
▫ Deskripsi pekerjaan sec. Kronologis
▫ Periode waktu kerja masing-masing
▫ Apa yg diproduksi
▫ Bahan yg digunakan
▫ Cara bekerja
 Lebih bernilai bila ditunjang data objectif
3. APA ADA HUB.PAJANAN DG PENYAKIT
• Lakukan identifikasi pajanan
• Evidence based : pajanan-penyakit
• Bila tdk ada : pengalaman  penelitian
awal
4. JUMLAH PAJANAN CUKUP ?
• Perlu tahu patifisiologi penyakit & bukti
epidemiologis
• Dapat dg : kualitatif  cara kerja, proses
kerja, gimana lingk. Kerja
• Penting pengamatan
• Masa kerja
• Pakai alat pelindung sesuai, tepat ?
5. FAKTOR INDIVIDU BERPERAN
• Berapa besar berperan
• Riwayat atopi/ alergi
• Riwayat penyakit dalam keluarga
• Hiegene perorangan
6. FAKTOR LAIN DI LUAR PEKERJAAN
• Pajanan lain yg dapat menyebabkan penyakit
 bukan faktor pekerjaan
• Rokok, pajanan di rumah, hobi
7. MENENTUKAN DIAGNOSIS PAK
• Kaji semua langkah-langkah
• Bukti + referensi  PAK ??
• Ada hub sebab akibat pajanan – penyakit &
faktor pekerjaan faktor yg dianggap paling
bermakna thd terjadinya penyakit
 D/ PAK
Pelaporan
 Nama pasien
 No induk pegawai
 Jenis kelamin
 Umur
 Tanggal kejadian kecelakaan/PAK
 Alamat rumah dan tempat kerja
 Pekerjaan dahulu dan sekarang
 Pekerjaan saat terjadi kecelakaan/PAK
 Lama bekerja
 Shift kerja / waktu kerja saat kejadian
 Kategori kepegawaian
 Jumlah kasus dan nama cedera pada waktu
itu
 Sifat pekerjaan dan bagian tubuh yang
terkena
 Nama dan alamat dokter yang merawat
 Sikap pekerja saat kejadian
 Supervisi saat kejadian
 Faktor penyebab
 Tindakan koreksi
Contoh kasus 1
Seorang laki-laki, Tuan A datang dengan
Keluhan sesak napas sejak 5 hari yang lalu…..
Apa ia menderita Penyakit Akibat Kerja?

Pendekatan individu :
1. Menentukan Diagnosis Klinis
• Anamnesa keluhan /penyakit
• Pemeriksaan fisik
 WD/ Asma bronkial
Kasus 1……

2. Tentukan dulu pajanan apa yang dialami ……


• Dimana ia bekerja? (pabrik tepung-packing)
• Apa pajanannya ? (tepung terigu)

3. Hubungan pajanan dengan penyakit


(referensi/pengalaman)
• Tepung terigu  asma ??
Kasus 1……

4. Pajanan cukup besar…..


• Di bagian Packing kadar debu melebihi NAB
(nilai ambang batas) debu
• Tidak menggunakan masker

5. Peranan faktor individu


• Apa gejala asma hanya kena pada tuan A saja ?
• Adakah teman satu bagian yang sakit spt tuan
A?
33

HSE Gathering

Kasus 1……

6. Faktor lain selain pekerjaan


• Apa selain di pabrik tepung pernah terpajan
debu-debu lainnya ?
(tidak pernah)

7. Apa ini PAK atau bukan PAK ?


asma karena terpajan debu tepung yang
berlebihan saat bekerja di bag packing Pabrik
Tepung
KESIMPULAN

• Diagnosis okupasi penting bagi dokter


perusahaan & dokter yg bekerja di perusahaan
atau yang menangani pekerja
• Diagnosis okupasi penting sebagai dasar terapi
dan penatalaksanaan selanjutnya utk pekerja
dan lingkungan kerja
• Diagnosis okupasi sebagai dasar memenuhi hak
pekerja , a.l : klaim ke jamsostek
• Ada 7 langkah untuk menentukan D/ PAK 
sering disebut sbg Langkah D/ Okupasi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai