Anda di halaman 1dari 28

KONSEP PENYAKIT AKIBAT

KERJA (PAK) PADA TENAGA


KESEHATAN
Dina Zakiyyatul Fuadah, M.Kep
DASAR HUKUM PERLINDUNGAN

• Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun


1945

• Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan


Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 154, Tambahan Lembaran
Negara Republik Nomor 5714)
PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK)

• Penyakit akibat kerja adalah masalah kesehatan yang berhubungan dengan


pekerjaan seseorang yang di pengaruhi oleh berbagai faktor yang ada ada
disekitarnya (Hasugian, 2016).

• Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan


dan/atau lingkungan kerja (Perpres No.7 Tahun 2019).
DEFINISI

• Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan.


Ditinjau dari definisinya penyakit pada karyawan dapat dikategorikan
menjadi tiga, yaitu:
• 1) Penyakit umum (general diseases),
• 2) Penyakit akibat kerja (Occupational Diseases)
• 3) Penyakit akibat hubungan kerja (Work related diseases)
DEFINISI

1.Penyakit umum (General Diseases).


Penyakit yang mengenai pada masyarakat umum
Contoh: Influenza, sakit kepala

2. Penyakit Akibat Kerja (Occupational Disease). Penyakit akibat kerja


didefinisikan sebagai semua kelainan atau/ penyakit yang disebabkan oleh
lingkungan kerja atau pekerjaan. Penyakit ini mempunyai penyebab secara
spesifik atau mempunyai hubungan yang kuat dengan pekerjaan, yang ada
umumnya terdiri dari satu agen penyebab yang sudah diakui.
Contoh: Keracunan timbal, asbestosis, Silikosis
DEFINISI

3. Penyakit yang Berhubungan Dengan Pekerjaan (Work Related


Disease). Adalah penyakit yang mempunyi beberapa agen penyebab. Faktor
pada pekerjaan memegang peranan bersama dengan faktor risiko lainnya
dalam perkembangan penyakit yang mempunyai etiologi kompleks.
Contoh: Asma, hipertensi,TBC
PERBEDAAN OCCUPATIONAL DISEASE
DAN WORK RELATED DISEASE

• Terjadi hanya diantara populasi • Terjadi juga pada populasi


pekerja (occurs mainly among penduduk (occurs largely in the
working population) community)

• Penyebab spesifik • Penyebab multi faktor

• Adanya paparan di tempat kerja • Pemaparan di tempat kerja


merupakan hal yang penting mungkin merupakan salah satu
faktor
• Tercatat dan mendapatkan ganti
rugi (notifiable and • Mungkin tercatat dan mungkin
compensable) dapat ganti rugi (maybe
notifiable and compensable)
KATEGORI WHO

Menurut World Health Organization (WHO) di antaranya:

•Penyakit yang hanya diakibatkan oleh pekerjaan, contohnya Pneumoconiosis,


yakni penyakit saluran pernapasan yang diakibatkan oleh adanya partikel (debu) yang
masuk atau mengendap di dalam paru-paru.
•Penyakit yang salah satunya penyebabnya adalah pekerjaan, contohnya Kanker
Paru (Karsinoma Bronkogenik).
•Penyakit dengan pekerjaan menjadi salah satu penyebabnya di antara faktor-
faktor penyebab lainnya, misalnya Bronkitis Kronis, yakni peradangan pada saluran
bronkial (saluran pernapasan yang membawa udara ke paru-paru).
•Penyakit dimana pekerjaan memperberat/memperparah suatu kondisi yang sudah
ada sebelumnya, contohnya Asma.
PENYEBAB PAK

Aspek fisik

•Suara tinggi yang bising melalui ambang batas normal bisa mengakibatkan
ketulian.
•Temperatur tinggi bisa mengakibatkan hyperpireksi, heat cramp, heatstres.
•Radiasi sinar elektromagnetik, radioaktif bisa mengakibatkan katarak,
tumor dan sebagainya.
•Desakan udara yang tinggi bisa mengakibatkan coison disease
•Getaran bisa mengakibatkan gangguan proses metabolism polineurutis,
masalah syaraf.
•Penerangan yang kurang bisa mengakibatkan kerusakan pandangan.
…LANJUTAN

Aspek Kimia

•Beberapa bahan kimia yang masuk lewat aliran pernapasan yang bisa
membuat resikonya alergi, iritasi, korosif, asphyxia.
•Debu yang bisa menyebabkan pneumoconioses dan sebagainya
•Uap serta gas beracun yang bisa mengakibatkan keracunan
…LANJUTAN

Aspek Biologis

•Bakteri, virus, menyebabkan viral diseases, parasitic diseases dan


sebagainya
…LANJUTAN

Aspek Ergonomi

•Tempat kerja, alat kerja yang tidak ergonomis, langkah kerja yang salah,
konstruksi yang salah hingga bisa mempunyai dampak kelelahan pada tubuh.
•Angkat beban yang berat
•Tempat statis
•Tempat membungkuk yang tidak ergonomis
…LANJUTAN

Aspek Mental Psikologis

•Jalinan kerja, organisasi kerja, komunikasi social.


•Beban kerja mental keadaan penyakit pasien.
•Kerja shift.
IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA
…LANJUTAN
…LANJUTAN
BAHAYA DI AREA KERJA TENAGA
KESEHATAN
1. Penyakit menular
Hepatitis B, hepatitis C, hepatitis A, AIDS, TBC, SARS, Penyakit kulit
biasa, radang infeksi kulit, Radang infeksi pencernaan.

2. Gangguan Tidur
Tenaga perawat perlu waktu sepanjang malam atau waktu yang tidak tentu
untuk menjaga pasien, sehingga mudah mengalami kondisi tidur pendek,
tidur kurang lelap, kesulitan tidur.

3. Sakit otot dan tulang


Dikarenakan sering mengeluarkan tenaga berlebihan, gerakan yang tidak
benar atau berulang-ulang, mudah menyebabkan cedera di bagian otot dan
tulang.
POTENSIAL BAHAYA

Zat Kimia Manual Handling


…LANJUTAN

Postur Membungkuk Postur monoton


DIAGNOSIS PAK
PENCEGAHAN BAHAYA UNTUK
PERAWAT
Menurut PMK Nomor 56 Tahun 2016, pada umumnya PAK
bersifat irreversible (tidak dapat dipulihkan) sehingga tindakan
pencegahan sangat diperlukan. Upaya pencegahan PAK yang
dapat lakukan antara lain:

Primer, Sekunder, Tersier


PENCEGAHAN PAK

• Pencegahan Primer (Health Promotion)

a. Perilaku kesehatan
b. Faktor bahaya ditempat kerja
c. Perilaku kerja yang baik
d. Olah raga
e. Gizi
…LANJUTAN

• Pencegahan Sekunder (Specific protection)

a. Pengendalian melalui perudang-undangan.


b. Pengendalian melalui administratif/organisasi, rotasi/pembatas jam kerja.
c. Pengendalian teknis: subsitusi, isolasi, APD.
d. Pengendalian jalur kesehatan imunisasi
…LANJUTAN

• Pencegahan tersier (tertier protection)

a. Pemeriksaan kesehatan pra-kerja


b. Pemeriksaan kesehatan berkala
c. Pemeriksaan lingkungan secara berkala
d. Surveilans
e. Pengobatan segera bila ditemukan gangguan pada pekerja
f. Pengendalian segera ditempat kerja
UPAYA WAJIB DALAM PAK
DETEKSI DINI MENURUT WHO

• Perubahan biokimiawi dan morfologis (analisis


laboratorium)==penurunan kadar Hb, sitologi sputum yang abnormal,
dan sebagainya.

• Perubahan kondisi fisik (pemeriksaan fisik laboratorium) ==


pemeriksaan EKG, uji saraf, kapasitas kerja fisik.

• Perubahan kesehatan umum (riwayat medis) ==rasa kantuk, iritasi


mukosa.
PELAPORAN

• Berdasarkan Permenakertrans Nomor 333 Tahun 1989 Tentang


Diagnosis dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja, Pasal 4, menyatakan,
PAK yang ditemukan atau didiagnosis sewaktu dilaksanakan pemeriksaan
kesehatan tenaga kerja harus dilaporkan oleh pengurus tempat kerja yang
bersangkutan bekerja selambat-lambatnya 2x24 jam kepada Kepala
Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja melalui Kantor Departemen
Tenaga Kerja Setempat.
SEMOGA BERMANFAAT
13 MARET 20223

Anda mungkin juga menyukai