131611133987/A2
1. Penyakit Akibat Kerja Pada Perawat:
Penyakit Menular Dan Tidak Menular
2. Penyakit Atau Cedera Akibat
Kecelakaan Kerja Pada Perawat
3. Upaya Pencegahan Penyakit Akibat
Kerja Pada Perawat
4. Upaya Pencegahan Penyakit Akibat
Kerja
5. Ergonomi Kesehatan
Penyakit Akibat Kerja (PAK), menurut KEPPRES
RI No. 22 Tahun 1993, adalah penyakit yang
disebabkan pekerjaan atau lingkungan kerja.
Penyakit akibat kerja terjadi sebagai pajanan
faktor fisik, kimia, biologi, ataupun psikologi di
tempat kerja.
Penyakit menular atau penyakit infeksi
adalah suatu penyakit yang disebabkan
oleh sebuah agen biologi seperti virus,
bakteri, maupun parasit, bukan dibesabkan
faktor fisik, seperti luka bakar atau kimia
seperti keracunan.
6. Kanker
Adanya presentase yang signifikan menunjukan
kasus Kanker yang disebabkan oleh pajanan di
tempat kerja. Bukti bahwa bahan di tempat kerja
(karsinogen) sering kali didapat dari laporan klinis
individu dari pada studi epidemiologi. Pada Kanker
pajanan untuk terjadinya karsinogen mulai > 20 tahun
sebelum diagnosis.
7. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi
atau rendah atau panas radiasi atau
kelembaban udara tinggi.
8. Alveolitis allergika yang disebabkan oleh
faktor dari luar sebagai akibat penghirupan
debu organik
9. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi
elektromagnetik dan radiasi yang mengion.
10. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus,
bakteri, atau parasit yang didapat dalam
suatu pekerjaan yang memiliki resiko
kontaminasi khusus.
1. Peningkatan kesehatan (health promotion).
Misalnya: penyuluhan kesehatan dan keselamatan kerja
(K3) pendidikan kesehatan, meningkatkan gizi yang baik,
pengembangan kepribadian, perusahaan yang sehat dan
memadai, rekreasi, lingkungan kerja yang memadai,
penyuluhan perkawinan dan pendidikan seksual,
konsultasi tentang keturunan dan pemeriksaan kesehatan
periodik.
2. Perlindungan khusus (specific protection).
Misalnya: imunisasi, hygiene perorangan, sanitasi
lingkungan, serta proteksi terhadap bahaya dan
kecelakaan kerja dengan menggunakan alat pelindung
diri (APD) seperti helm, kacamata kerja, masker, penutup
telinga (ear muff dan ear plug) baju tahan panas, sarung
tangan, dan sebagainya
3. Diagnosis (deteksi) dini dan pengobatan segera
serta pembatasan titik-titik lemah untuk mencegah
terjadinya komplikasi.
4. Membatasi kemungkinan cacat (disability
limitation). Misalnya: memeriksa dan mengobati
tenaga kerja secara komprehensif, mengobati
tenaga kerja secara sempurna dan pendidikan
kesehatan
5. Pemulihan kesehatan (rehabilitation). Misalnya:
rehabilitasi dan mempekerjakan kemali para
pekerja yang menderita cacat. Sedapat mungkin
perusahaan mencoba menempatkan keryawan-
karyawan cacat di jabatan yang sesuai.
Upaya dalam rangka pencegahan dan penanggulangan Penyakit
Akibat kerja :
Upaya Kesehatan Promotif :
1. Pembinaan kesehatan kerja
2. Pendidikan dan pelatihan bidang kesehatan kerja
3. Perbaikan gizi kerja II - 225
4. Program olah raga di tempat kerja
5. Penerapan ergonomi kerja
6. Pembinaan cara hidup sehat
7.Program pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS dan
Narkoba di tempat kerja
8.Penyebarluasan informasi kesehatan kerja melalui penyuluhan
dan media KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi), dengan
topik yang relevan
Ergonomi berasal dari bahasa Yunani yang
terdiri dua kata yaitu “ergon” berarti kerja dan “nomos”
berarti aturan atau hukum. Jadi secara ringkas ergonomi
adalah suatu aturan atau norma dalam sistem kerja.
Secara umum tujuan ergonomi adalah :
1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui
upaya pencegahan cederadan penyakit akibat kerja,
menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan
promosi dan kepuasan kerja.
2. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan
kualitas kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja
secara tepat guna dan meningkatkan jaminan sosial baik
selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak
produktif.
3. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai
aspek yaitu aspek teknis, ekonomis, antropologis dan
budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga
tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.
1. Ergonomi fisik : berkaitan dengan anatomi tubuh
manusia, anthropometri, karakteristik fisiologi dan
biomekanika yang berhubungan dengan aktifitas
fisik.
2. Ergonomu koognitif : berkaitan dengan proses
mental manusia, termasuk di dalamnya; presepsi,
ingatan, dan reaksi sebagai akibat dari interaksi
manusia terhadap pemakaian elemen sistem
3. Ergonomi organisasi : berkaitan dengan optimasi
sistem sosioleknik struktur organisasi, kebijakan
dan proses
4. Ergonomi lingkungan : berkaitan dengan
pencahayaan, temperatur, kebisingan dan getaran.
1. Sebagai upaya proaktif untuk pencegahan
terjadinya kecelakaan dan gangguan
kesehatan.
2. Pelaksanaannya didasarkan pada hasil ilmu
pengetahuan dan hasil penelitian yang terbaik
3. Bekerjasama dengan pekerja dan departemen
terkait
4. Fleksibel dan hindari satu ukuran untuk semua
5. Program yang dilaksanakan harus terjangkau
dan sesuai kekuatan sumberdaya yang dimiliki
6. Program yang dilaksanakan harus jelas, singkat
dan sederhana (OSHA, 2004)
Humaedi. Jurnal kesehatan masyarakat. Epidemiologi Penyakit Menular &
Penyakit Tidak Menular.
https://id.scribd.com/document/325223330/JURNAL-Epidemiologi-
Penyakit-Tidak-Menular-docx
Penyakit akibat kerja. http://digilib.unila.ac.id/6650/15/BAB%20II.pdf
Setyawan, F. E. B. 2011. Penerapan Ergonomi Dalam Konsep Kesehatan. Vol. 7,
No. 14. file:///C:/Users/acer/Downloads/1085-2271-3-PB.pdf
Salawati, Liza. 2015. Penyakit Akibat Kerja dan Pencegahan. Vol. 15, No. 2.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=428813&val=3947
&title=PENYAKIT%20AKIBAT%20KERJA%20DAN%20PENCEGAHAN
Badranngsih, L. Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) dan Penyakit Akibat Kerja
(PAK). http://staffnew.uny.ac.id/upload/131572389/pendidikan/materi-
ajar-k3-ft-uny-20152-kecelakaan-akibat-kerja-dan-penyakit-akibat-
kerjabadraningsih-l.pdf
Tarwaka., Solichul, HA., Bakri., & Lilik Sudiajeng. 2004. Ergonomi Untuk
Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Produktivitas.
http://shadibakri.uniba.ac.id/wp-content/uploads/2016/03/Buku-
Ergonomi.pdf