Anda di halaman 1dari 19

Dewi Indah Kumalasari

131611133987/A2
1. Penyakit Akibat Kerja Pada Perawat:
Penyakit Menular Dan Tidak Menular
2. Penyakit Atau Cedera Akibat
Kecelakaan Kerja Pada Perawat
3. Upaya Pencegahan Penyakit Akibat
Kerja Pada Perawat
4. Upaya Pencegahan Penyakit Akibat
Kerja
5. Ergonomi Kesehatan
 Penyakit Akibat Kerja (PAK), menurut KEPPRES
RI No. 22 Tahun 1993, adalah penyakit yang
disebabkan pekerjaan atau lingkungan kerja.
Penyakit akibat kerja terjadi sebagai pajanan
faktor fisik, kimia, biologi, ataupun psikologi di
tempat kerja.
 Penyakit menular atau penyakit infeksi
adalah suatu penyakit yang disebabkan
oleh sebuah agen biologi seperti virus,
bakteri, maupun parasit, bukan dibesabkan
faktor fisik, seperti luka bakar atau kimia
seperti keracunan.

 Contoh : Penyakit kulit (cacar air, kudis,


panu, dll.), Parainfluenza, Demam berdarah,
Penyakit Kelamin, HIV/AIDS dan TBC
 Penyakit tidak menular atau penyakit noninfeksi
adalah suatu penyakit yang tidak disebabkan
karena kuman melainkan dikarenakan adanya
masalah fisiologis atau metabolisme pada
jarigan tubuh manusia. Biasanya penyakit ini
terjadi karena pola hidup yang kurang sehat
seperti merokok, faktor genetik, cacat fisik,
penuaan/usia dan gangguan kejiwaan.
 Contoh : sariawan, batuk, sakit perut, demam,
hipertensi, DM, obesitas, osteoporosis, depresi,
keracunan, dsb.
 Menurut laporan National Institute for
Occupational Safety and Health (NIOSH)
1974-1976 dalam Nasri (2002) :
- Cedera yang paling sering terjadi yaitu
terkilir (sprain), ketegangan otot (strain),
luka tusuk, abrasi, kontusio, cedera
punggung, luka bakar dan patah tulang.
- Sakit yang paling sering adalah
gangguan pernapasan, infeksi,
dermatitis dan hepatitis.
1. Penyakit Silikosis
Penyakit silikosis disebabkan oleh pencemaran debu
silika bebas, berupa SiO2, yang terhisap masuk ke
dalam paru-paru dan kemudian mengendap. Debu
silika bebas ini banyak terdapat di pabrik besi dan
baja, keramik, pengecoran beton, bengkel yang
mengerjakan besi (mengikir, menggerinda) dll.

Pencegahan : Tempat kerja yang potensial tercemar


oleh debu silika perlu mendapatkan pengawasan
keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan
yang ketat sebab penyakit silikosis belum ada
obatnyya ang tepat.
2. Penyakit Asbestosis
Penyakit asbestosis adalah penyakit akibat kerja yang
disebabkan oleh debu atau serat asbes yang mencemari
udara. Asbes adalah campuran dari berbagai macam silikat,
namun yang paling utama adalah magnesium silikat. Debu
asbes banyak dijumpai pada pabrik dan industri yang
menggunakan asbes, pabrik pemintalan serat asbes, pabrik
beratap asbes dan lain sebagainya. Debu asbes yang
terhirup ke dalam paru-paru akan mengakibatkan gejala
sesak nafas dan batuk-batuk yang disertai dahak.
Pencegahan : penyakit asbestosis daat dicegah dengan
beberapa cara antara lain ; menggunakan masker, berhenti
merokok, penggunaan antibiotik, makanan sehat, olahraga
cukup, dan obat herbal.
3. Penyakit Saluran Pernafasan
PAK pada saluran pernafasan dapat bersifat akut
maupun kronis. Akut misalnya asma akibat kerja.
Sering didiagnosis sebagai tracheobronchitis akut
atau karena virus kronis, misal: asbestosis. Seperti
gejala Chronic
Obstructive Pulmonary Disease (COPD) atau edema
paru akut. Penyakit ini disebabkan oleh bahan
kimia seperti nitrogen oksida.
4. Penyakit Kulit
Pada umumnya tidak spesifik, menyusahkan, tidak
mengancam kehidupan, dan kadang sembuh
sendiri. Dermatitis kontak yang dilaporkan, 90%
merupakan penyakit kulit yang berhubungan
dengan pekerjaan. Penting riwayat pekerjaan
dalam mengidentifikasi iritan yang merupakan
penyebab, membuat peka, atau karena faktor lain.
5. Gejala pada Punggung dan Sendi
Tidak ada tes atau prosedur yang dapat
membedakan penyakit pada punggung yang
berhubungan dengan pekerjaan daripada yang tidak
berhubungan dengan pekerjaan. Penentuan
kemungkinan bergantung pada riwayat pekerjaan.
Artritis dan tenosynovitis disebabkan oleh gerakan
berulang yang tidak wajar.

6. Kanker
Adanya presentase yang signifikan menunjukan
kasus Kanker yang disebabkan oleh pajanan di
tempat kerja. Bukti bahwa bahan di tempat kerja
(karsinogen) sering kali didapat dari laporan klinis
individu dari pada studi epidemiologi. Pada Kanker
pajanan untuk terjadinya karsinogen mulai > 20 tahun
sebelum diagnosis.
7. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi
atau rendah atau panas radiasi atau
kelembaban udara tinggi.
8. Alveolitis allergika yang disebabkan oleh
faktor dari luar sebagai akibat penghirupan
debu organik
9. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi
elektromagnetik dan radiasi yang mengion.
10. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus,
bakteri, atau parasit yang didapat dalam
suatu pekerjaan yang memiliki resiko
kontaminasi khusus.
1. Peningkatan kesehatan (health promotion).
Misalnya: penyuluhan kesehatan dan keselamatan kerja
(K3) pendidikan kesehatan, meningkatkan gizi yang baik,
pengembangan kepribadian, perusahaan yang sehat dan
memadai, rekreasi, lingkungan kerja yang memadai,
penyuluhan perkawinan dan pendidikan seksual,
konsultasi tentang keturunan dan pemeriksaan kesehatan
periodik.
2. Perlindungan khusus (specific protection).
Misalnya: imunisasi, hygiene perorangan, sanitasi
lingkungan, serta proteksi terhadap bahaya dan
kecelakaan kerja dengan menggunakan alat pelindung
diri (APD) seperti helm, kacamata kerja, masker, penutup
telinga (ear muff dan ear plug) baju tahan panas, sarung
tangan, dan sebagainya
3. Diagnosis (deteksi) dini dan pengobatan segera
serta pembatasan titik-titik lemah untuk mencegah
terjadinya komplikasi.
4. Membatasi kemungkinan cacat (disability
limitation). Misalnya: memeriksa dan mengobati
tenaga kerja secara komprehensif, mengobati
tenaga kerja secara sempurna dan pendidikan
kesehatan
5. Pemulihan kesehatan (rehabilitation). Misalnya:
rehabilitasi dan mempekerjakan kemali para
pekerja yang menderita cacat. Sedapat mungkin
perusahaan mencoba menempatkan keryawan-
karyawan cacat di jabatan yang sesuai.
 Upaya dalam rangka pencegahan dan penanggulangan Penyakit
Akibat kerja :
Upaya Kesehatan Promotif :
1. Pembinaan kesehatan kerja
2. Pendidikan dan pelatihan bidang kesehatan kerja
3. Perbaikan gizi kerja II - 225
4. Program olah raga di tempat kerja
5. Penerapan ergonomi kerja
6. Pembinaan cara hidup sehat
7.Program pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS dan
Narkoba di tempat kerja
8.Penyebarluasan informasi kesehatan kerja melalui penyuluhan
dan media KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi), dengan
topik yang relevan
Ergonomi berasal dari bahasa Yunani yang
terdiri dua kata yaitu “ergon” berarti kerja dan “nomos”
berarti aturan atau hukum. Jadi secara ringkas ergonomi
adalah suatu aturan atau norma dalam sistem kerja.
 Secara umum tujuan ergonomi adalah :
1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui
upaya pencegahan cederadan penyakit akibat kerja,
menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan
promosi dan kepuasan kerja.
2. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan
kualitas kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja
secara tepat guna dan meningkatkan jaminan sosial baik
selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak
produktif.
3. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai
aspek yaitu aspek teknis, ekonomis, antropologis dan
budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga
tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.
1. Ergonomi fisik : berkaitan dengan anatomi tubuh
manusia, anthropometri, karakteristik fisiologi dan
biomekanika yang berhubungan dengan aktifitas
fisik.
2. Ergonomu koognitif : berkaitan dengan proses
mental manusia, termasuk di dalamnya; presepsi,
ingatan, dan reaksi sebagai akibat dari interaksi
manusia terhadap pemakaian elemen sistem
3. Ergonomi organisasi : berkaitan dengan optimasi
sistem sosioleknik struktur organisasi, kebijakan
dan proses
4. Ergonomi lingkungan : berkaitan dengan
pencahayaan, temperatur, kebisingan dan getaran.
1. Sebagai upaya proaktif untuk pencegahan
terjadinya kecelakaan dan gangguan
kesehatan.
2. Pelaksanaannya didasarkan pada hasil ilmu
pengetahuan dan hasil penelitian yang terbaik
3. Bekerjasama dengan pekerja dan departemen
terkait
4. Fleksibel dan hindari satu ukuran untuk semua
5. Program yang dilaksanakan harus terjangkau
dan sesuai kekuatan sumberdaya yang dimiliki
6. Program yang dilaksanakan harus jelas, singkat
dan sederhana (OSHA, 2004)
Humaedi. Jurnal kesehatan masyarakat. Epidemiologi Penyakit Menular &
Penyakit Tidak Menular.
https://id.scribd.com/document/325223330/JURNAL-Epidemiologi-
Penyakit-Tidak-Menular-docx
Penyakit akibat kerja. http://digilib.unila.ac.id/6650/15/BAB%20II.pdf
Setyawan, F. E. B. 2011. Penerapan Ergonomi Dalam Konsep Kesehatan. Vol. 7,
No. 14. file:///C:/Users/acer/Downloads/1085-2271-3-PB.pdf
Salawati, Liza. 2015. Penyakit Akibat Kerja dan Pencegahan. Vol. 15, No. 2.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=428813&val=3947
&title=PENYAKIT%20AKIBAT%20KERJA%20DAN%20PENCEGAHAN
Badranngsih, L. Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) dan Penyakit Akibat Kerja
(PAK). http://staffnew.uny.ac.id/upload/131572389/pendidikan/materi-
ajar-k3-ft-uny-20152-kecelakaan-akibat-kerja-dan-penyakit-akibat-
kerjabadraningsih-l.pdf
Tarwaka., Solichul, HA., Bakri., & Lilik Sudiajeng. 2004. Ergonomi Untuk
Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Produktivitas.
http://shadibakri.uniba.ac.id/wp-content/uploads/2016/03/Buku-
Ergonomi.pdf

Anda mungkin juga menyukai