FISIK IBU
POSTPARTUM
Pernapasa Nadi
Suhu
Tanda-tanda vital
Frekuensi Nadi
– Setelah melahirkan, tubuh berusaha mengkompensasi peningkatan beban
sirkulasi sentral dengan cara memperlambat denyut jantung menjadi 40-60 kali
per menit. Bradikardia merupakan mekanisme adaptasi normal setelah
melahirkan. Takikardia menunjukkan kemungkinan perdarahan, infeksi,
trombosis, anxietas atau nyeri, dan harus dieksplorasi lebih lanjut.
Tanda-tanda vital
Tekanan darah.
– Tekanan darah dapat menurun pada awal periode pemulihan sebagai respon
terhadap anastesi, perdarahan dan lain-lain. Hipotensi ortostatik dapat terjadi
akibat pergeseran kompartemen cairan dan penurunan tekanan intraabdominal.
– Tekanan darah kembali normal dalam minggu pertama pasca melahirkan,
kecuali jika pasien mengalami komplikasi seperti hipertensi atau preeklampsia.
Tanda-tanda vital
Suhu
– Peningkatan suhu tubuh pada 24 jam pertama bisa disebabkan oleh dehidrasi
atau perdarahan. Demam sampai 38oC masih dianggap dalam batas normal.
Jika demam masih terus berlanjut, perlu dicari penyebabnya dan diatasi,
terutama bila terdapat faktor predisposisi infeksi seperti ketuban pecah dini atau
persalinan lama dan sulit/ traumatis.
Kepala
Rambut Telinga
– Identifikasi kebersihan, – Identifikasi kebersihan, adanya
kerontokan, ketombe, warna serumen, sekret, kelainan anatomis,
rambut. penurunan pendengaran.
Kepala
Wajah Mulut
– Chloasma gravidarum memudar – Identifikasi keadaan mulut seperti
– Kaji adanya tanda-tanda anemia. kebersihan, kelembaban bibir, ada atau
– Kaji adanya tanda pre eklamsi-eklamsia tidak karies pada gigi.
(biasanya muncul 1-2 hari postpartum). Hidung
– Caranya: – identifikasi keadaan hidung seperti ada
a. Inspeksi Muka: Warna kulit muka dan polip, sekret.
pembengkakan daerah wajah dan kelopak
mata.
b. Konjungtiva: anemis/tidak
c. Sklera: ikterik/tidak
Leher
Inspeksi: apakah terlihat ada benjolan atau tidak dan kesimetrisan leher dan
pergerakannya.
Palpasi: pemeriksaan palpasi pada kelenjar tyroid dan getah bening dilakukan
dengan cara meletakkan ujung jari kedua tangan di kelenjar dengan posisi
pemeriksaan ikut gerakan menelan.
Thoraks
Terjadi peningkatan cardiac output dan stroke volume sebesar 20-80%.
Lakuan auskultasi untuk mengidentifikasi adanya:
– Ada atau tidak bunyi weezing, rochi, rales pada paru – paru.
– Ada atau tidak bunyi mur – mur dan palpitasi pada jantung.
Payudara
– Kaji apakah produksi ASI baik. Observasi pengeluaran collustrum
– Adakah nyeri tekan pada payudara.
– Adakah pembengkakan atau abses.
– Bagaimana kondisi papilla mammae (apakah papilla pendek, rata atau inversi ? apakah
terdapat fissura ?).
– Tiga hari setelah melahirkan, akibat stimulus prolaktin, payudara mulai padat, menegang
dan memproduksi ASI. Payudara teraba keras dan hangat karena peningkatan aliran darah
dan kongesti limfe.
– Waspada!! adanya komplikasi pada post partum misalnya adanya bendungan payudara,
mastitis pada payudara , dan abses pada payudara
Abdomen
– Tanyakan pada ibu apakah merasa kembung, sudah dapat flatus (kentut) atau
apakah sudah merasa ingin BAB.
– Kaji apakah terjadi distensi abdomen.
– Dilakukan palpasi abdomen untuk menilai adanya spasme otot dan auskultasi
untuk mendengarkan bising usus, terutama pada persalinan seksio sesaria.
– Inspeksi apakah Striae gravidarum dan linea nigra memudar.
Abdomen
Eliminasi Urine
– Ibu harus diyakinkan untuk berani BAK dalam 6-8 jam setelah persalinan dan
tiap 4-6 jam sesudahnya. Banyak ibu tidak berani BAK karena beberapa alasan:
– Bila ibu tidak bisa melakukan BAK secara spontan atau terdapat residu urin
lebih dari 60 ml di kandung kemih, perlu dilakukan kateterisasi. Drainase
kandung kemih secara kontinyu harus dilakukan sampai tonus kandung kemih
kembali normal untuk mencegah infeksi saluran kemih.
Ekstremitas
– Kaji adanya Oedema
– Kekuatan otot
– Tanda Homan (Homan’s Sign)
Genetalia dan Perineum
– Dinilai adanya perdarahan pervaginam berlebihan.
– Dinilai jumlah, warna dan bau lochea.
– Dilihat apakah jahitan episiotomi intact (menyatu dengan baik).
– Dilihat adanya oedem, laserasi atau hemoroid eksterna.
Genetalia dan Perineum
Serviks
– Setelah persalinan, segmen bawah rahim dan serviks tetap tipis, longgar dan
teregang. Serviks tampak oedematous, terlihat hematoma, luka-luka lecet atau
laserasi.
– Diperlukan beberapa minggu bagi isthmus untuk kembali ke bentuk dan ukuran
normal. Hari pertama pasca melahirkan, serviks telah menyempit selebar 2 jari dan
pada akhir minggu pertama tinggal selebar 1 jari. Involusi berlanjut sampai 3-4
bulan berikutnya, akan tetapi tidak pernah dapat kembali ke keadaan servik sebelum
melahirkan karena lukaluka pada servik meninggalkan bekas berupa jaringan ikat.
Genetalia dan Perineum
Kanalis vaginalis
– Setelah persalinan, kanalis vaginalis terlihat oedematous dan lunak, secara
bertahap mengecil dan memadat, akan tetapi tidak dapat kembali ke ukuran
sebelum kehamilan. Rugae terlihat kembali pada minggu ketiga pasca
persalinan. Introitus vagina secara pemanen lebih lebar.
Genetalia dan Perineum
Lochea
– Lochea adalah discharge yang dikeluarkan dari vagina setelah melahirkan,
berasal dari korpus uteri, serviks dan vagina sendiri. Lochea mengandung darah,
jaringan desidua, sel epitel vagina, sekresi mukus, bakteri, kadang-kadang
terdapat fragmentasi kantung ketuban dan bekuan darah.
Fase lochea
– Vulva hygiene adalah membersihkan vulva dan daerah sekitarnya pada pasien
wanita yang sedang nifas atau tidak dapat melakukannya sendiri. Pasien yang
harus istirahat di tempat tidur (misalnya, karena hipertensi, pemberian infus,
sectio caesarea.
Tujuan
– Pengeluaran sekresi perineal (lochea, vaginal discharge).
– Untuk pencegahan dan meringankan infeksi.
– Untuk membersihkan vagina dan daerah sekitar perineal.
– Memberikan rasa nyaman.
Indikasi
– Pasien post partum.
– Pasien post partum dengan episiotomy.
– Dilakukan prosedur tersebut sehari minimal 2 kali/sesudah BAB bila perlu.
Harus diperhatikan!
– Berikan penjelasan/ informasi yang tepat pada pasien.
– Jelaskan alasan dilakukannya prosedur.
– Jelaskan frekuensi dilakukannya prosedur dan berapa lamanya.
– Jelaskan tahap-tahap dari prosedur dan rasionalisasinya secara garis besar dari
tiap-tiap bagian.
– Jaga privacy, kenyamanan, keamanan klien selama prosedur.
– Ajarkan untuk dapat merawat/Vulva higiene pada waktu dirumah (Home Care).
Teknik Vulva hygiene
Bagian
Labia mayora Labia minora
disekitar
kanan dan kiri kanan dan kiri
genetalia
Perineum dan
Vestibulum
anus
Vestibulum
Perineum
Note: Dilakukan satu kali usapan dari atas ke bawah
kemudian ganti kapas lakukan sampai bersih dan kapas
kita buang dalam plastik disposable/bengkok
Pada luka episiotomy
– Perhatikan!! untuk jahitan perineum/ post episiotomy/ luka
episiotomy.
a. Pakai handschoen steril.
b. Tekan dengan kassa deppers secara perlahan (amati adanya
pengeluaran/discharge dari luka, seperti darah, pus, cairan) .
c. Bersihkan dengan kapas NaCl tindakan vulva hygiene
diatas.
Luka episiotomi
Teknik Menyusui
Posisi menyusui
Perlekatan putting susu yang benar
Teknik menyendawakan bayi.
SEMOGA BERMANFAAT
17 November 2020