Anda di halaman 1dari 10

Intranatal IV

Kelompok 7
Intranatal IV

1. Definisi
Kala IV adalah masa dua jam setelah plasenta lahir. Dalam kala IV ini, ibu membutuhkan pengawasan
yang intensif karena dikhawatirkan akan terjadi pendarahan. Pada keadaan ini atonia uteri masih
mengancam. Pada saat proses persalinan terkadang harus dilakukan episiotomi misalnya kepala bayi
terlalu besar atau mencegah ruptur perineum totalis. Oleh karena itu kala IV penderita belum boleh
dipindahkan kekamarnya dan tidak boleh ditinggalkan. Selama masih dalam proses kala IV ibu berada
dalam masa kritis maka harus selalu dilakukan pemantauan kala IV.
Kala IV persalinan adalah waktu setelah plasenta lahir sampai empat jam pertama setelah
melahirkan.2
Hal – hal yang perlu diperhatikan adalah kontraksi uterus sampai uterus kembali dalam bentuk
normal. Hal ini dapat dilakukan dengan rangsangan taktil (masase) untuk merangsang uterus
berkontraksi baik dan kuat. Perlu juga dipastikan bahwa plasenta telah lahir lengkap dan tidak ada yang
tersisa dalam uterus serta benar-benar dijamin tidak terjadi perdarahan lanjut.
2. Fisiologi kala iv persalinan
setelah 10-45 menit berikutnya setelah bayi lahir uterus berkontraksi menjadi sangat kecil yang
mengakibatkan pemisahan dinding uterus dan plasenta dimana nantinya akan memisahkan plasenta
dari tempat letaknya. Pelepasan plasenta membuka sinus – sinus plasenta dan menyebabkan
pendarahan. Oleh karena itu kontraksi uterus setelah persalinan bayi menyempitkan pembuluh
darah yang sebelumnya menyuplai darah ke plasenta.
setelah 4-5 minggu uterus mengalami involusi beratnya menjadi kurang dari setengah berat
segera setelah pasca persalinan dan dalam 4 minggu uterus sudah kembali seperti sebelum hamil.
Selama permulaan involusi uterus tempat plasenta pada permukaan endometrium mengalami
autolysis menyebabkan keluarnya sekret vagina (lokia/lochea) diawali dengan lokia rubra hingga
serosa berlangsung ½ minggu. Setelah itu permukaan endometrium mengalami repitalisasi dan
kembali ke kehidupan seks ningravid yang normal.
setelah kelahiran bayi, kadar basal sekresi prolaktin kembali ke kadar sebelum hamil dalam
beberapa minggu.
3. Pemantauan pada kala iv

PEMANTAUAN KEADAAN UMUM 7 pokok penting yang harus diperhatikan pada kala
– Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan 4 : 
berakhir dua jam setelah proses tersebut. – Kontraksi uterus harus baik
Observasi yang harus dilakukan pada kala IV:3 – Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat
– 1. Tingkat kesadaran
     genital lain
– 2. Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan
     – Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir
darah, nadi dan pernafasan lengkap
– 3. Kontraksi uterus
    
– Kandung kencing harus kosong
– 4. Terjadinya perdarahan. Perdarahan
    
– Luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak
dianggap masih normal jika jumlahnya tidak ada hematoma
melebihi 400 sampai 500 cc. – Resume keadaan umum bayi
– Resume keadaan umum ibu
Pemantauan pada kala IV yaitu: PEMANTAUAN KEADAAN IBU
1.    Lakukan rangsangan taktil (seperti pemijatan) – Hal-hal yang perlu dipantau selama dua jam
pada uterus, untuk merangsang uterus pertama pasca persalinan.
berkontraksi. – 1.    Pantau tekanan darah, nadi, tinggi fundus,
2.    Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari kandung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit
tangan secara melintang antara pusat dan fundus dalam satu jam pertama dan setiap 30 menit dalam
uteri. satu jam kedua pada kala IV.
3.    Perkirakan kehilangan darah secara – 2.    Pemijatan uterus untuk memastikan uterus
keseluruhan. menjadi keras, setiap 15 menit dalam satu jam
4.    Periksa perineum dari perdarahan aktif pertama dan setiap 30 menit dalam jam kedua kala
(misalnya apakah ada laserasi atau episotomi). IV.
5.    Evaluasi kondisi ibu secara umum – 3.    Pantau suhu ibu satu kali dalam jam pertama
6.    Dokumentasikan semua asuhan dan temuan dan satu kali pada jam kedua pascapersalinan.
selama kala IV persalinan di halaman belakang – 4.    Nilai perdarahan, periksa perineum dan vagina
partograf segera setelah asuhan diberikan atau setiap 15 menit dalam satu jam pertama dan setiap
setelah penilaian dilakukan. 30 menit pada jam kedua
Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
2. Pemeriksaan
– Tanda tanda vital : Vital sign dapat memberikan data dasar untuk diagnosa potensial, komplikasi seperti
perdarahan dan hipertermia. Pada kala IV observasi vital sign sangat penting untuk mengetahui perubahan
setelah melahirkan seperti : pulse biasanya stabil sebelum bersalin selama 1 jam pertama dan mengalami
perubahan setelah terjadi persalinan yaitu dari cardiovaskuler.
– Pemeriksaan fundus dan tingginya, selama waktu itu pengosongan kandung kemih mempermudah pengkajian
dan hasilnya lebih tepat.
–  Kandung kemih : Dengan observasi dan palpasi kandung kemih. Jika kandung kemih menengang akan mencapai
ketinggian suprapubik dan redup pada perkusi. Kateterisasi mungkin diperlukan mencegah peregangan kandung
kemih dan retensi kandung kencing jika klien tidak bisa kencing
– Lochia : Jumlah dan jenis lochea dikaji melalui observasi perineum ibu dan kain dibawah bokong ibu. Jumlah dan
ukuran gumpalan darah jika dilihat dicatat hasil dan bekuannya.
– Perineum : Perawat menanyakan kepada ibu atau menganjurkan untuk mengiring dan melenturkan kembali otot
otot panggul atas dan dengan perlahan-lahan mengangkat bokong untuk melihat perineum
– Temperatur : Temperatur ibu diukur saat satu jam pertama dan sesuaikan dengan keadaan temperatur ruangan.
Temperatur biasanya dalam batas normal selama rentang waktu satu jam pertama,kenaikan pada periode ini
mungkin berhubungan dengan dehidrasi atau kelelahan.
3. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko kekurangan volume cairan ( perdarahan ) b/d Atonia uterus setelah melahirkan
 Tujuan : Perdarahan tidak terjadi sampia klien pulang
 Intervensi Rasional
- Monitor VS, warna kulit, dan tonus uterus
 Rasional : Penting untuk mengidentifikasi perubahan dalam vital sign dan tonus uterus segara untuk
menghentikan perdarahan post
- Kaji posisi uterus dan lokhia yang keluar, masagge vundus uterus
 Rasional : Jika fundus tidak dirasakan pada pertengahan setinggi umblikus, ini menunjukan distansia
blas
- Kaji distansia kandung kemih
 Rasional : Dsitansia blas dapat mendorong uterus ke luar dari tempatnya dan menambah atonia
uterus. Masase fundus uterus merangsang otot-otot uterus untuk berkontraksi
2. Nyeri b/d terputusnya kontuinitas jaringan akibat proses persalihnan
 Tujuan : Setelah kita memberikan intervensi sebelum pulang, nyeri berkurang sampai hilang
 Intervensi Rasional
- Anjurkan untuk merubah posisi selang seling dan menghindari duduk untuk beberapa waktu
 Rasional : Tekanan dari tempat satu posisi dapat menyebabkan bertambahnya nyeri
- Berikan bantal untuk alas ketika duduk dikursi
 Rasional : Untuk meningkatkan kenyamanan
- Pemberian analgetik sesuai program dokter
 Rasional : Analgetik bekerja pada bagian atas otak untuk mengurangi rasa nyeri
- Beri penjelasan mengenai rasionalisasi dari nyeri dan masage uterus dengan halus
 Rasional : Penggunaan bantuan topikal meningkatkan kenyamanan di daerah perianal
3. Tidak efektifnya menyusui b/d kurangnya pengalaman
 Tujuan : Setelah kita memberikan intervensi klien dapat mengerti dan bisa melaksanakan sesuai dengan cara
menyusui yang baik
 Intervensi Rasional
– Kaji tingkat pengetahuan ibu mengenai cara menyusui yang baik
 Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana pengetahuan ibu dalam menyusui bayinya sehingga kita dapat membantu
tentang bagaimana teknik menyusui yang baik
– Kaji konsistensi payudara dan lakukan massage
 Rasional : Apakah terjadi bendungan pada payudara dan untuk merangsang pembentukan asi, sehingga mengatasi
bendungan
– Anjurkan ibu untuk menyusuai bayinya sesering mungkin
 Rasional : Isapan bayi merangsang oksitosin sehingga merangsang refleks let down yang menyebabkan ejeksi asi ke
sinus alktiferus kemudian duktus yang ada pada putting / ariol
– Berikan HE pada ibu tentang pentingnya perawatan payudara
 Rasional : Untuk memotivasi ibu dalam melakukan perawatan payudara secara dini

Anda mungkin juga menyukai