Anda di halaman 1dari 31

Home > Askeb II (Persalinan) > Kala IV

Kala IV
Aug 21, 2009 25 Comments by lusa

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan
atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan
atau tanpa bantuan (Mochtar, 2002).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup di luar uterus
melalui vagina ke dunia luar. Persalinan normal atau persalinan spontan adalah bila bayi lahir
dengan letak belakang kepala tanpa melalui alat-alat atau pertolongan istimewa serta tidak
melukai ibu dan bayi, dan umumnya berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam
(Wiknjosastro, 2002).
Kesimpulan : persalinan adalah proses pengeluaran konsepsi yang telah cukup bulan melalui
jalan lahir atau jalan lainnya, dengan bantuan atau tanpa bantuan.

Tahapan persalinan adalah :

1. Kala I : Pembukaan Sevik – 10 cm (lengkap)


2. Kala II : Pengeluaran janin
3. Kala III : Pengeluaran & pelepasan plasenta
4. Kala IV : dari lahirnya uri selama 1 – 2 jam

Yang dimaksud dengan kala IV adalah 1-2 jam setelah pengeluaran uri

Asuhan Kala IV

1. Fisiologi Kala IV
2. Evaluasi Uterus
3. Pemeriksaan Servik, Vagina dan Perineum
4. Pemantauan Kala IV

Fisiologi Kala IV
Kala IV adalah kala pengawasan dari 1-2 jam setelah bayi dan plasenta lahir untuk memantau
kondisi ibu.

Evaluasi Uterus

Setelah kelahiran plasenta, periksa kelengkapan dari plasenta dan selaput ketuban. Jika masih
ada sisa plasenta dan selaput ketuban yang tertinggal dalam uterus akan mengganggu
kontraksi uterus sehingga menyebabkan perdarahan.
Jika dalam waktu 15 menit uterus tidak berkontraksi dengan baik, maka akan terjadi atonia
uteri. Oleh karena itu, diperlukan tindakan rangsangan taktil (massase) fundus uteri dan bila
perlu dilakukan Kompresi Bimanual.

Pemeriksaan Servik, Vagina dan Perineum


Untuk mengetahui apakah ada tidaknya robekan jalan lahir, maka periksa daerah perineum,
vagina dan vulva. Setelah bayi lahir, vagina akan mengalami peregangan, oleh kemungkinan
edema dan lecet. Introitus vagina juga akan tampak terkulai dan terbuka. Sedangkan vulva
bisa berwarna merah, bengkak dan mengalami lecet-lecet.

Untuk mengetahui ada tidaknya trauma atau hemoroid yang keluar, maka periksa anus
dengan rectal toucher.
Laserasi dapat dikategorikan dalam :

1. Derajat pertama: laserasi mengenai mukosa dan kulit perineum, tidak perlu dijahit.
2. Derajat kedua: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit dan jaringan perineum (perlu
dijahit).
3. Derajat ketiga: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum dan
spinkter ani.
4. Derajat empat: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum dan
spinkter ani yang meluas hingga ke rektum. Rujuk segera.

Prinsip Penjahitan Luka Episiotomi/ Laserasi Perineum


Indikasi Episiotomi

1. Gawat janin
2. Persalinan per vaginam dengan penyulit (sungsang, tindakan vakum ataupun forsep).
3. Jaringan parut (perineum dan vagina) yang menghalangi kemajuan persalinan.

Tujuan Penjahitan

1. Untuk menyatukan kembali jaringan yang luka.


2. Mencegah kehilangan darah.

Keuntungan Teknik Jelujur

Selain teknik jahit satu-satu, dalam penjahitan digunakan teknik penjahitan dengan model
jelujur. Adapun keuntungannya adalah :

 Mudah dipelajari.
 Tidak nyeri.
 Sedikit jahitan.

Hal Yang Perlu Diperhatikan


Dalam melakukan penjahitan perlu diperhatikan tentang :

1. Laserasi derajat satu yang tidak mengalami perdarahan, tidak perlu dilakukan
penjahitan.
2. Menggunakan sedikit jahitan.
3. Menggunakan selalu teknik aseptik.
4. Menggunakan anestesi lokal, untuk memberikan kenyamanan ibu.

Penggunaan Anestesi Lokal

 Ibu lebih merasa nyaman (sayang ibu).


 Bidan lebih leluasa dalam penjahitan.
 Lebih cepat dalam menjahit perlukaannya (mengurangi kehilangan darah).
 Trauma pada jaringan lebih sedikit (mengurangi infeksi).
 Cairan yang digunakan: Lidocain 1 %.

Tidak Dianjurkan Penggunaan


Lidocain 2 % (konsentrasinya terlalu tinggi dan menimbulkan nekrosis jaringan).
Lidocain dengan epinephrine (memperlambat penyerapan lidocain dan memperpanjang efek
kerjanya).

Nasehat Untuk Ibu

Setelah dilakukan penjahitan, bidan hendaklah memberikan nasehat kepada ibu. Hal ini
berguna agar ibu selalu menjaga dan merawat luka jahitannya. Adapun nasehat yang
diberikan diantaranya :

 Menjaga perineum ibu selalu dalam keadaan kering dan bersih.


 Menghindari penggunaan obat-obat tradisional pada lukanya.
 Mencuci perineum dengan air sabun dan air bersih sesering mungkin.
 Menyarankan ibu mengkonsumsi makanan dengan gizi yang tinggi.
 Menganjurkan banyak minum.
 Kunjungan ulang dilakukan 1 minggu setelah melahirkan untuk memeriksa luka
jahitan.
Pemantauan Kala IV

Saat yang paling kritis pada ibu pasca melahirkan adalah pada masa post partum. Pemantauan
ini dilakukan untuk mencegah adanya kematian ibu akibat perdarahan. Kematian ibu pasca
persalinan biasanya tejadi dalam 6 jam post partum. Hal ini disebabkan oleh infeksi,
perdarahan dan eklampsia post partum. Selama kala IV, pemantauan dilakukan 15 menit
pertama setelah plasenta lahir dan 30 menit kedua setelah persalinan.
Setelah plasenta lahir, berikan asuhan yang berupa :

1. Rangsangan taktil (massase) uterus untuk merangsang kontraksi uterus.


2. Evaluasi tinggi fundus uteri – Caranya : letakkan jari tangan Anda secara melintang
antara pusat dan fundus uteri. Fundus uteri harus sejajar dengan pusat atau dibawah
pusat.
3. Perkirakan darah yang hilang secara keseluruhan.
4. Pemeriksaan perineum dari perdarahan aktif (apakah dari laserasi atau luka
episiotomi).
5. Evaluasi kondisi umum ibu dan bayi.
6. Pendokumentasian.

Penilaian Klinik Kala IV


No Penilaian
Rangsangan taktil uterus dilakukan untuk merangsang terjadinya
Fundus dan
1 kontraksi uterus yang baik. Dalam hal ini sangat penting diperhatikan
kontraksi uterus
tingginya fundus uteri dan kontraksi uterus.
Pendarahan: Untuk mengetahui apakah jumlah pendarahan yang terjadi
Pengeluaran normal atau tidak. Batas normal pendarahan adalah 100-300 ml.
2
pervaginam Lokhea: Jika kontraksi uterus kuat, maka lokea tidak lebih dari saat
haid
Plasenta dan Periksa kelengkapannya untuk memastikan ada tidaknya bagian yang
3
selaput ketuban tersisa dalam uterus.
Yakinkan bahwa kandung kencing kosong. Hal ini untuk membantu
4 Kandung kencing
involusio uteri
5 Perineum Periksa ada tidaknya luka / robekan pada perineum dan vagina.
6 Kondisi ibu Periksa vital sign, asupan makan dan minum.
Apakah bernafas dengan baik?
Kondisi bayi baru
7 Apakah bayi merasa hangat?
lahir
Bagaimana pemberian ASI?
Diagnosis
No Kategori Keterangan
Tonus – uterus tetap berkontraksi.
Posisi – TFU sejajar atau dibawah pusat.
1 Involusi normal
Perdarahan – dalam batas normal (100-300ml).
Cairan – tidak berbau.
Sub involusi – kontraksi uterus lemah, TFU
Kala IV dengan diatas pusat.
2
penyulit Perdarahan – atonia, laserasi, sisa plasenta /
selaput ketuban.

Bentuk Tindakan Dalam Kala IV


Tindakan Baik: 1) Mengikat tali pusat; 2) Memeriksa tinggi fundus uteri; 3) Menganjurkan
ibu untuk cukup nutrisi dan hidrasi; 4) Membersihkan ibu dari kotoran; 5) Memberikan
cukup istirahat; 6) Menyusui segera; 7) Membantu ibu ke kamar mandi; 8 ) Mengajari ibu
dan keluarga tentang pemeriksaan fundus dan tanda bahaya baik bagi ibu maupun bayi.

Tindakan Yang Tidak Bermanfaat: 1) Tampon vagina – menyebabkan sumber infeksi. 2)


Pemakaian gurita – menyulitkan memeriksa kontraksi. 3) Memisahkan ibu dan bayi. 4)
Menduduki sesuatu yang panas – menyebabkan vasodilatasi, menurunkan tekanan darah,
menambah perdarahan dan menyebabkan dehidrasi.

Pemantauan Lanjut Kala IV


Hal yang harus diperhatikan dalam pemantauan lanjut selama kala IV adalah :

1. Vital sign – Tekanan darah normal < 140/90 mmHg; Bila TD < 90/ 60 mmHg, N >
100 x/ menit (terjadi masalah); Masalah yang timbul kemungkinan adalah demam
atau perdarahan.
2. Suhu – S > 380 C (identifikasi masalah); Kemungkinan terjadi dehidrasi ataupun
infeksi.
3. Nadi
4. Pernafasan
5. Tonus uterus dan tinggi fundus uteri – Kontraksi tidak baik maka uterus teraba
lembek; TFU normal, sejajar dengan pusat atau dibawah pusat; Uterus lembek
(lakukan massase uterus, bila perlu berikan injeksi oksitosin atau methergin).
6. Perdarahan – Perdarahan normal selama 6 jam pertama yaitu satu pembalut atau
seperti darah haid yang banyak. Jika lebih dari normal identifikasi penyebab (dari
jalan lahir, kontraksi atau kandung kencing).
7. Kandung kencing – Bila kandung kencing penuh, uterus berkontraksi tidak baik.

Tanda Bahaya Kala IV


Selama kala IV, bidan harus memberitahu ibu dan keluarga tentang tanda bahaya :

1. Demam.
2. Perdarahan aktif.
3. Bekuan darah banyak.
4. Bau busuk dari vagina.
5. Pusing.
6. Lemas luar biasa.
7. Kesulitan dalam menyusui.
8. Nyeri panggul atau abdomen yang lebih dari kram uterus biasa.

Referensi
Draft, Acuan Pelatihan Pelayanan Dasar Kebidanan.
Dep.Kes. RI, 2004, Asuhan Persalinan Normal, Jakarta.

http://blog.asuhankeperawatan.com/414askep/mekanisme-persalinan-normal/

http://www.mitrariset.com/2009/04/persalinan.html
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari sudut praktis, memimpin persalinan adalah suatu seni, walaupun memerlukan ilmu
obsteri yang harus diketahui penolong. Oleh karena itu dukun beranak masih mempunyai
peranan penting dan memerlukan pendidikan dan latihan, terutama dinegara-negara
berkembang.
Pertanyaan yang sering diajukan pada ibu hamil adalah bolehkah bersalin di rumah atau
di rumah sakit? Walaupun 85% persalinan berjalan normal, namun 15 %-nya dijumpai
komplikasi yang memerlukan penanganan khusus. Antenatal care yang baik dapat
mencegah komplikasi dan mencoba menjawab pertanyaan diatas. Masalah dinegara
berkembang adalah tentang fasilitas rumah sakit, ketengan, sosio-budaya da sosio-medis
masih memegang peranan dibandingkan dengan Negara-negara maju. (Sinopsis Obstetri
1998:101)
Dari fenomena diatas penulis tertarik untuk memberikan asuhan kebidanan secara cepat
dan tepat karena jika ibu bersalin tidak mendapatkan asuhan persalinan normal, maka
ditakutkan akan terjadi komplikasi dalam persalinan baik pada ibu maupun bayi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan varney sesuai dengan kasus ibu bersalin normal
serta mendapatkan pengalaman dalam menangani masalah.
2. Tujuan khusus
Setelah melakukan asuhan kebidanan mahasiswa dapat :
1) Memahami teori persalinan
2) Melaksanakan pengkajian pada kasus persalinan normal
3) Mengidentifikasi diagnosa/ masalah kebidanan berdasarkan data subjektif dan
data objektif
4) Menentukan masalah potensial yang mungkin terjadi
5) Menentukan kebutuhan segera
6) Menentukan tindakan yang akan dilakukan untuk menangani kasus persalinan
normal
7) Melaksanakan perencanaan yang telah dilakukan
Mendokumentasikan secara benar
C. Batasan Masalah
Masalah yang penulis ambil adalah asuhan kebidanan pada Ny “A” Kala I-IV dengan
persalinan normal di BPS Ny. Hartining, Ploso-Jombang

BAB II

TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Teori Persalinan
I. Pengertian
a. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin+uri) yang dapat
hidup kedunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain (Sinopsis
Obstetri 1998 : 91 )
b. Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu, persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia cukup
bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. (Asuhan Persalinan
Normal 2008 : 37)
c. Persalinan adalah proses pengeluaran konsepsi (janin dan Uri) yang telah cukup
bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau malalui jalan lain
dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). (Manuaba 1998 : 157 )
d. Jadi Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (bayi, plasenta dan
selaput ketuban) keluar dari uterus ibu.
II. Bentuk Persalinan
Bentuk persalinan berdasarkan definisi adalah sebagai berikut :
a. Persalinan spoontan
Bila persalinan sepenuhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.
b. Persalinan buatan
Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar.
c. Persalinan anjuran
Beberapa istilah yang berkaitan dengan umur kehamilan dan berat janin yang dilahirkan
sebagai berikut:
a. Abortus
- terhentinya dan dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup diluar
kanduangan.
- Umur hamil sebelum 28 minggu.
- Berat janin kurang dari 1000gr
b. Persalinan prematuritas
- Persalinan sebelum umur 28 sampai 36 minggu.
- berat janin kurang dari 2,499gr
c. Persalinan aterm
- Persalinan antara umur hamil 37 sampai 42 minggu
- Berat janin diatas 2,500gr
d. Persalinan serotinus
- Persalinan melampaui umur hamil 42 minggu.
- Pada janin terdapat tanda maturitas.
e. Persalinan presipitatus
Persalinan berlangsung cepat kurang dari 3jam (Manuaba 1998 : 157)
f. Persalinan partus imaturus
Penghentian kehamilan sebelum janin viable atau berat janin kurang dari 1000gr
atau kehamilan dibawah 28 minggu. (Sinopsis Obstetri, 1998:92)
Gravida dan Para
a. Gravida adalah seseorang wanita yang sedang hamil
b. Prini gravid adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama.
c. Para adalah seseorang wanita yang pernah melahirkan bayi viable.
d. Nullipara adalah seseorang wanita yang belum pernah melahirkan bayi viable.
e. Primipara adalah seorang wanita yang pernah mekahirkan bayi hidup untuk
pertama kali.
f. Multipara atau pleuripara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi viable
beberapa kali (sampai 5 kali)
g. Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih
hidup atau mati (Sinopsis Obstetri 1998 : 92)
III. Sebab-Sebab Yang Menimbulkan Persalinan
a. Teori penurunan hormon. ½ minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan
kadar hormone esterogen dan progesteron. Progesterone bekerja sebagai penegang
otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga
timbul His bila kadar kolesteron turun.
b. Teori plasenta menjadi tua : akan menyebabkan turunnya kadar-kadar esterogen
dan progesterone yang menyebabkan kekejang pembuluh darah hal ini akan
menimbulkan kontraksi rahim.
c. Teori distensi rahim : raahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan
iskemia otot-otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero plasenter
d. Teori iritasai mekanik dibelakang serviks terletak gangguan servikale (flexus
franken hauser) bila gangguan ini digeser dan ditekan misalnya oleh kepala janin
akan timbul kontraksi uterus
e. Induksi partus (induction of labour). Partus dapat pula ditimbukan dengan jalan:
 Gagang laminaria: beberapa laminaria dimasukan dalam kanalis servikalis
dengan tujuan merangsang fleksus frans ken hauser.
 Amniotomi: pemecahan ketuban
 Oksitosin drips pemberian oksitosin menurut tetesan per infus (Sinopsis
Obstetri 1998:92)
IV. Permulaan Terjadinya Persalinan
Dengan penurunan hormone progesteron menjelang persalinan dapat terjadi kontraksi.
Kontraksi otot rahim menyebabkan:
1. Turunnya kepala masuk pintu atas panggul, terutama pada primigravida minggu
ke 36 dapat menimbulkan sesak dibagian bawah diatas simpisis pubis dan sering
ingin kencing atau susah kencing karena kandung kemih tertekan kepala.
 Bidang hodge.
Bidanng-bidang hodege ini dipelajari untuk menentukan sampai dimanakah
bagian terendah janin turun dalam panggul, dalam persalinan.
- Bidang hodge 1 : ialah bidang datar yang melalui bagian atau sympisis dan
promontorium bidang ini dibentuk pada lingkaran pintu atas panggul.
- Bidang hodge 2 : ialah bidang sejajar dengan Bidang hodge 1 terletak
dibagian bawah sympisis
- Bidang hodge 1 : ialah bidang yang sejajar dengan Bidang hodge 1 dan
Bidang hodge 2 terletak setinggi spina isciadika kanan dan kiri.
- Bidang hodge 4 : ialah bidang yang sejajar dengan Bidang hodge 1,2 dan 3
terletak setinggi os koksigis.

(Ilmu Kebidanan 2008:105)


2. Perut lebih melebar karena fundus uteri turun.
3. Terjadi perasaan sakit didaerah pinggang karena kontraksi ringan otot rahim dan
tertekannya pleksun frankenhouser yang terletak sekitar serviks (tanda persalinan
palsu- false labour)
4. Terjadi perlunakan serviks karena terdapat kontraksi otot rahim
5. Terjadi pengeluaran lendir dimana lendir penutup seviks dilepaskan (Manuaba
1998:160)
V. Tanda Persalinan
Gejala persalinan sebagai berikut:
1. Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang
semakin pendek.
 His paling tinggi di fundus uteri yang lapisan ototnya paling tebal dan puncak
kontraksi terjadi simultan diseluruh bagian uterus. Sesudah tiap his. Otot-otot
korpus uteri menjadi lebih pendek dari pada sebelumnya yang disebut sebagai
refraksi. Oleh karena serviks kurang mengandung otot, serviks tertarik dan
terbuka (penipisan dan pembukaan), lebih-lebih jika ada tekanan oleh bagian
janin yang keras. Umpamanya kepala.
(Ilmu Kebidanan 2008:290)
2. Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda, yaitu :
- pengeluaran lendir
- lendir bercampur darah
3. Dapat disertai ketuban pecah
4. Pada pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks.
- Pelunakan serviks
- pendataran serviks
- terjadi pembukaan serviks
(Manuaba 1998:160)
Factor-faktor penting dalam persalinan adalah:
1. Power
- his (kontraksi oto rahim)
- kontraksi otot dinding perut
- Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan ………….
- Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum
2. Pasanger
- janin, plasenta
3. Passage
- jalan lahir lunak dan jalan lahir tulang.
(Manuaba 1998:160)
VI. Mekanisme Persalinan
Proses persalinan terdiri dari 4 kala yaitu :
1. Kala I : Waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap 10
cm.
2. Kala II : Kala pengeluaran janin janin, waktu uterus dengan kekuatan his
tambah.
3. Kala III : waktu untuk pelepasan dan pengeluaran
4. Kala IV : mulai dari lahirnya uri selama 1-2 jam
(Sinopsis Obstetri 1998:94)
Diagnosis kala dan fase persalinan
Gejala dan tanda Kala Fase
Serviks belum berdilatasi
Persalinan Laten
palsu/belum
Seviks berdilatasi kurang dari 4 cm
inpartu Aktif
Seviks berdilatasi 4-9 cm
1 Awal
- Kecepatan pembukaan 1 cm atau
lebih perjam
1 (non ekspulsif)
- Penurunan kepala dimulai
Serviks membuka lengkap (10 cm) 11 Akhir
- Penurunan kepala berlanjut
- Belum ada keinganan untuk 11 (ekspulsif)
menekan

Serviks membuka lengkap (10 cm)


- Bagian terbawah telah mencapai
dasar panggul
- Ibu meneran
(Maternal Neonatal, 2002:N-7)
1. Kala I
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan
meningkat (frekuensi dan kekuatan) hingga serviks membuka lengkap (10 cm) kala
satu persalinan terdiri atau dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif
a. Fase laten
- Dimulai sejak awal berkontrasksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks secara bertahap.
- Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm.
- Pada umumnya, fase laten berlangsung hamper atau hingga 8 jam.
- Kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih diantara 20-30 detik.
b. Fase aktif

- Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap (kontraksi di anggap
adekuat / memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung
selama 40 detik atau lebih).

- Dan pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan terjadi dengan
kecepatan rata-rata 1 cm per jam (nuli para atau primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2
cm (multipara).

- Terjadi penurunan bagian terbawah janin


(Asuhan Persalinan Normal, 2008:38)
Dalam buku-buku, proses membukanya serviks disebut dengan berbagai istilah: melembek
(softening), menipis (thinned out), obblitrasi (obblitrated) mendatar dan tertarik
keatas(effaced and taken up) dan membuka (dillatation).
Fase-fase yang dikemukakan diatas menjumpai pada primigravida bedanya dengan
multigravida:
Primi Multi
Serviks mendatar (effacement) Mendatar dan membuka bisa
dulu baru dilatasi bersamaan
Berlangsung 13-14 jam Berlangsung 6-7 jam
(Sinopsis Obstetri, 1998:95)

 Frekuensi minimal penilaian dan intervensi dalam persalinan normal


Parameter Frekuensi pada fase laten Frekuensi pada fase aktif
Tekanan darah Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Suhu badan Setiap 4 jam Setiap 2 jam

Nadi Setiap 30-60 menit Setiap 30-60 menit

Denyut jantung Setiap 1 jam Setiap 30 menit


janin
Kontraksi Setiap 1 jam Setiap 30 menit

Pembukaan serviks Setiap 4 jam Setiap 4 jam

Penurunan Setiap 4 jam Setiap 4 jam

 Pemeriksaan dalam
 Pada setiap pemeriksaan dalam, catatlah hal-hal sebagai berikut:
- Warna cairan amnion
- Dilatasi serviks
- Penurunan kepala (yang dapat dicocokan dengan periksa luar)
 Jika serviks belum membuka pada pemeriksaan dalam pertama, mungkin
diagnosis inpartu belum dapat ditegakkan.
- Jika terdapt kontraksi yang menetap, periksa ulang wanita tersebut setelah 4
jam, untuk melihat perubahan pada serviks. Pada tahap ini jika serviks terasa
tipis dan terbuka maka wanita tersebut dalam keadaan inpartu, jika tidek
terdapat perubahan, maka diagnosisnya adalah persalinan palsu.
 Pada kala II persalinan lakukan pemeriksaan dalam setiap jam.

 Penurunan kepala janin menurut system persalinan


Perikasa dalam Keterangan
Kepala diatas PAP
= 5/5
mudah digerakan
Sulit digerakan, bagian
= 4/5 H= I-II terbesar kepala belum
masuk kedalam panggul
Bagian terbesar kepala
= 3/5 H=II-III
balum masuk panggul
Bagian terbesar kepala
= 2/5 H=III+
sudah masuk panggul
=1/5 H=III-IV Kepala didasar panggul
=0/5 H=IV D1 Prerinium
(Maternal Neonatal, 2007:N-9)
2. Kala II
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama. Kira-kira
2-5 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ke ruang panggul, sehingga
terjadilah tekanan pasa otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris yang
menimbulkan masa mengedan karena tekanan pada rectum, ibu seperti merasa mau
buang air besar, dengan terasa tanda anus membuaka pada waktu his, kepala janin
mulai kelihatan. Vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his mengedan
yang terpimpin, akan lahirlah kepala dengan diikuti badan rahim (Sinopsis Obstertri
1998:95)
3. Kala III
Setelah kala II kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10 menit dengan lahirnnya
bayi, sudah melepaskan plasenta.
Lepasnya plasenta sudah diperkirakan dengan memperhatikan tanda-tanda dibawah
ini:
- uterus menjadi bundar
- uterus terdorong keatas, karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim
- tali pusat bertambah panjang
- terjadi perdarahan
Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan ringan secara creede pada fundus
uteri
4. Kala IV
Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan post partum
paling sering terjadi pada 2 jam pertama.
Observasi yang dilakukan:
 Tingkat kesadaran penderita
 Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, pernafasan
 Kontraksi uterus
 Terjadinya perdarahan
Perdarahan dianggap normal bila jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc. (Manuaba
1998:166)
Lamanya perdarahan pada primi dan multi adalah
Kala Primi Multi
I 13 jam 7 jam

II 1 jam ½ jam

III ½ jam ¼ jam


Lama Persalinan 14 ½ jam 7 ¾ jam
(Sinopsis Obstetri. 1998:97)
B. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
I. Pengkajian
1. Data Subjektif
Tujuan: mengumpulkan informasi tentang riwayat kesehatan, kehamilan dan
persalinan. Informasi ini digunakan dalam proses membuat keputusan klinik untuk
menentukan diagnosis untuk mengembangkan rencana asuhan atau perawatan yang
sesuai. (Asuhan Persalinan Normal 2008:38)
Tanyakan pada ibu
 Nama, umur dan alamat
 Gravida dan para
 Hari pertama haid terakhir
 Kapan bayi akan lahir (menurut taksiran ibu)
 Riwayat alergi obat-obatan tertentu
 Riwayat kehamilan sekarang
- Apakah ibu pernah melakukan pemeriksaan antenatal? Jika ya periksa kartu
antenatalnya (jika mungkin)
- Pernahkah ibu mendapat masalah selama kehamilannya (misalnya
perdarahan, hipertensi)?
- Kapan mulai kontraksi teratur? Seberapa sering terjadi kontraksi?
- Apakah ibu masih terasa gerakan bayi?
- Apakah selaput ketuban sudah peceh? Jika ya apa warna cairan ketuban?
Apakah kental atau encer? Kapan saat selaput ketuban pecah? (periksa
perinium ibu untuk memeriksa cairan ketuban di pakaiannya)
- Kapankah ibu terakhir kali makan atau minum?
- Apakah ibu mengalami kesulitan untuk berkemih?
 Riwayat kehamilan sebelumnya
- Apakah da masalah selama persalinan atau kelahiran sebelumnya (bedah
caesar, persalinan dengan ekstraksi vakum atau vorseps, induksi oksitosin,
hipertensi yang diinduksi oleh kehamilannya, preeklampsi/eklampsia,
perdarahan pasca persalinan)?
- Berapa berat badan bayi yang paling besar pernah ibu lahirkan?
- Apakah ibu mempunyai bayi bermasalah pada kehamilan/ persalinan
sebelumnya?
 Riwayat medis lainnya (masalah pernafasan, hipertensi, gangguan jantung,
berkemih, dll)
 Masalah medis saat ini (sakit kepala, gangguan penglihatan, pusing atau nyeri
epigastrium bagian atas). Jika ada periksa tekanan darahnya dan protein dalam
urine ibu
 Pertanyaan tentang hal-hal yang belum jelas atau berbagai bentuk
kekhawatiran lainnya.
(Asuhan Persalinan Normal 2008:39)
 Riwayat perkawinan
Ditanyakan kawin berapa kali, umur/lama perkawinan, jaral perkawinan dengan
kehamilan, perkawinan pada masyarakat pedesaan sering terjadi pada usia
muda, yaitu sekitar usia menarche resiko melahirkan BBLR sekitar 2 kali lipat
dalam 2 tahun setelah menarche disamping itu akan terjadi kompetisi makanan
antara janin dan ibunya sendiri yang masih dalam masa pertumbuhan dan
adanya perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan. Semua ini akan
menyebabkan kebanyakan wanita di negara berkembang mempunyai TB yang
pendek. (Soetyningsih, 1995:96)
 Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
Ditanyakan apa yang ibu konsumsi selama inpartu
b. Eliminasi
Karena adanya perubahan pada alat perencanaan maka ada kemungkinan
untuk menimbulkan obstipasi. Hal ini dapat dicegah dengan menghindari
makanan yang dapat menimbulkan obstipasi
c. Istirahat/tidur
Waktu istirahat harus lebih lama dari pada keadaan biasa bagi wanita hamil
membutuhkan 10-11 jam.
d. Kebersihan
Kebersihan meliputi kebersihan tubuh. Pakaian dan lingkungan, menjaga
kebersihan sangat penting agar kesehatan ibu tetap terpelihara.
 Data psikologis
Wanita hamil diharapkan selalu disertai perasaan aman dan tenang dalam
menghadapi kehamilan dan persalinannya yang akan datang. (Perawatan Ibu di
Puskesmas, DepKes RI: hal 81)
 Latar belakang sosial budaya
- Pada wanita hamil dari golongan sosial ekonomi rendah pada umumnya
tergolong kategori resiko besar
- Adanya pantangan wanita hamil tentang makanan tertentu dapat
mengakibatkan kekurangan gizi pada ibu hamil
- Pada masyarakat tradisional, wanita mempunyai status yang lebih rendah
dibandingkan laki-laki, sehingga kurang energi protein (KEP) pada wanita
lebih tinggi dengan akibat tingginya angka kematian bayi.
(Soetyningsih, 1995:96)
2. Data Objektif
1 Pemeriksaan umum
- Bagaimana keadaan umum penderita, keadaan gizi, kelainan bentuk badan,
kesadaran.
- Adanya anemia, cynose, loterus atau dypnoe
- Keadaan jantung dan paru-paru
- Reflek terutama lutut
- Tanda-tanda vital
Tidak boleh mencapai 140/90 mmHg, perubahan 30 sistole dan 15 diastole
diatas tensi sebelum hamil menekankan toxemia gravidarum. Pernafasan
normal ± 80-90 x/menit. Suhu dalam batas normal 36,5-37,5oc.
- Berat badan
- Pemeriksaan laborat, meliputi air kencing, darah dan feses
(Obstetri Fisiologi, Fak Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung:157)
2 Pemeriksaan khusus
Inspeksi
a. Kepala
Meliputi keadaan rambut, warna pada sklera mata, warna konjungtiva.
b. Leher
Apakah ada pembesaran kelenjar tyroid bila ibu menderita hypertiroidisme
maka dapat mempengaruhi kehamilan yaitu kehamilan berakhir dengan
keguguran, persalinan prematur dapat terjadi kompensasio kordir, terutama
kala pengusiran. ( Manuaba 1998:283)
c. Dada
- Payudara menjadi lebih besar
- Apakah air susu pada ibu sudah keluar?
- Apakah puting susu menonjol?
d. Perut
- Menentukan tinggi fundus uteri
- Memantau kontraksi uterus
- Memantau denyut jantung janin
- Menentukan presentasi
- Menentukan penurunan bag. Terbawah janin
(Asuhan Persalinan Normal 2008:40)
e. Genetalia
Dilakukan vagina toucher meliputi:
- Pengeluaran pada vulva
- Pembukaan
- Effecement
- Apakah ketuban sudah pecah atau belum
- Begian terendah pada janin
- Bagian terkecil janin
- Bagian terdahulu
- Hodge
Palpasi
a. Leher : apakah ada pembesaran kelenjar tyroid atau vena
jugularis
b. Payudara : apakah ada benjolan abnormal, colostrum keluar
atau tidak
c. Abdomen : raba kontraksi uterus dan frekuensinya dalam 10
menit
Leopold I : untuk menentukan TFU dan bagian janin dalam
fundus
Leopold II : untuk menentukan batas samping rahim
kanan/kiri, letak punggung janin
Leopold III : untuk menentukan bagian terbawah janin apakah
sudah masuk PAP
Leopold IV : untuk menentukan bagian terbawah janin
seberapa jauh sudah masuk PAP.
II. Interpretasi Data/diagnosa
a. Diagnosa (dibedakan antara kala I, kala II, kala III, dan kala IV) dasar (data
subjektif, objektif)
b. Masalah
c. Kebutuhan (sesuai dengan diagnosa/masalah yang ditemukan)
III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Mengidentifikasi masalah potensial sesuai dengan masalah atau diagnosa yang sudah
diidentifikasi
IV. Identifikasi Kebutuhan Segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk di konsultasikan
tau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi
pasien.
V. Merencanakan Asuhan Menyeluruh
Menyusun rencana yang menyeluruh dengan rasional meliputi:
1. Terapi dan asuhan
2. Pendidikan kesehatan
3. Konseling
4. Kolaborasi (bila diperlukan)
5. Rujukan (bila diperlukan)
6. Tindak lanjut
VI. Implementasi
Melakukan rencana asuhan menyeluruh yang telah diuraikan pada langkah V
VII. Evaluasi
Dilakukan evaluasi dari keefektifan dari asuhan yang diberikan
- Tanggal/jam
- Subjektif : data yang diambil dari pasien
- Objektif : hasil pengkajian dari petugas kesehatan
- Assesment : merupakan diagnosa dari pemeriksaan subjektif dan
objektif
- Planning : menentukan rencana tindakan selanjutnya
BAB III

ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY “A” KALA I-IV DENGAN PERSALINAN NORMAL

DI BPS NY. HARITINING. S, Amd. Keb

PLOSO-JOMBANG

Tanggal pengkajian : 9 mei 2011

Jam : 14:00 Wib


I. PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
1. Identitas Klien
Nama : Ny “A” Nama Suami : Tn “S”
Umur : 29 th Umur : 35 th
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekarjaan : Tidak bekerja Pekerjaan : Swasta
Alamat : Klagen pandaan- Alamat : Klagen- Pandaan
Jombang
2. Anamnesa
a. Keluhan Utama
Ibu mengatakan merasa kenceng-kenceng sejak pukul 12.00 wib tanggal 9 mei
2011 dibagian perutnya, serta mengeluarkan darah bercampur lendir, lalu dibawa
kebidan jam 14.00 tanggal 9 mei 2011.
b. Perasaan
Ibu mengatakan merasa cemas dalam menghadapi proses persalinan nanti, karena
kelahiran anak ketiga ini sangat dinanti-nantikan oleh ibu, suami maupun
keluarga.
c. Tanda- tanda persalinan
Kontraksi : ada
Frekuensi : 4x dalam 10 menit
Kekuatan : 20-40 menit
Lokasi ketidak nyamanan : perut samapai kepinggang
Sejak tanggal : 9 mei 2011 jam 12.00 wib
d. Pengeluaran pervaginam
Darah lendir : ada
Air ketuban : utuh
Darah : ada
Jumlah : 25 cc
Warna : merah
e. Masalah-masalah khusus
tidak ada
f. Riwayat kehamilan sekarang
- Selama hamil periksa ke bidan
- Mulai periksa pertama kali= tanggal 10-09-2010 (trimester sejak usia
kandungan 1 bulan)
Frekuensi : TM I : 1X
TM II : 3X
TM III : 9X
HPHT : 11-08-2011
TP : 18-05-2011
Imunisasi TT : 5 kali
Keluhan :
- Trimester I : Mual dan muntah
- Trimester II : Tidak ada keluhan
- Trimester III : Tidak ada keluhan
Terapi yang diberikan
- Trimester I : etabion (1×1), calcimega (1×1) diminum habis
- Trimester II : etabion (1×1), calcimega (1×1), diminum habis
- Trimester III : Neurodex (2×1), diminum habis
g. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu.

UK Jenis
No Umur tempat komplikasi Bayi Nifas
(mgg) kelamin

ibu bayi PB/BB keadaan Laktasi Keadaan


1. 10 th 40 perempuan BPS - - 49/3000 Baik + Baik

2. 1 hari 34 Laki-laki RS - prematur 40/1700 meninggal - baik

3. Hamil ini - - - - - - - -

h. Riwayat menstruasi
- Menarche : 12 tahun
- Siklus : teratur, 28 hari selama 7 hari
- Banyaknya : hari ke 1-4 2 kotex/ hari, 5-7 1 kotex/hari
- Dismenorhoe : kadang-kadang sebelum haid
- Flour albus :tidak ada
i. Riwayat kesehatan yang lalu
ibu menyatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis
dan penyakit menurun seperti DM, Hipertensi, asma, dan penyakit jantung.
j. Riwayat kesehatan keluarga
ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular
seperti TBC, hepatitis dan penyakit menurun seperti DM, hipertensi dan penyakit
menurun seperti asma.
k. Pola kebiasaan sehari-hari
1) Pola nutrisi
Sebelum hamil : makan : 2-3X/ hari dengan nasi, sayur, ikan
Minum : 7-8 gelas dengan air putih
Saat hamil : makan : 3X/ hari dengan nasi, sayur, ikan, buah
Minum : 8 gelas air putih, satu gelas susu/hari
Saat inpartu : makan : nasi, sayur, lauk.
Minum : satu gelas teh, satu gelas susu, segelas air putih
2) Pola eleminasi
Sebelum hamil : BAK: lancar 5x/ hari, warna kuning, bau khas
BAB: 1x /hari warna kuning, konsistensi lunak, bau khas
Saat hami : BAK: 6-7x/hari warna kuning, bau khas
BAB : 1x/ hari warna kuning, konsistensi lunak, bau khas
Saat inpartu : BAK: 1x/ hari warna kuning, bau khas,
banyaknya. ± 250cc
3) Pola istirahat dan tidur
Sebelum hamil : Tidur siang jam 12.00-13.00 (± 1 jam / hari)
Tidur malam jam 21.00-04.00 (7-8 jam/hari)
Saat hamil : Tidur siang jam 12.00-13.30 (1-2 jam/ hari)
Tidur malam jam 21.00-04.30 (7-8 jam/ hari)
Saat inpartu : Ibu belum tidur sama sekali
4) Pola kebiasaan diri
Sebelum hamil : mandi 2x/hari, keramas 2x/ minggu dan
gosok gigi 2x/ hari
Saat hamil : mandi 3x/ hari, keramas 3x/ minggu dan gosok
gigi 2x/ hari
Saat inpartu : ibu belum mandi, hanya saja ibu
membersihkan daerah yang terkena urine dan darah.
5) Pola aktivitas
Sebelum hamil : ibu biasa mengerjakan pekerjaan rumah
sendiri seperti menyapu, mencuci dan memasak.
Saat hamil : ibu biasa mengerjakan pekerjaan rumah sendiri
tetapi tidak terlalu berat.
Saat inpartu : ibu biasa ke kemar mandi sendiri untuk urine
dan membersihkan darahnya.
6) Pola seksualitas
Sebelum hamil : frekuensi 2x/ minggu
Saat hamil : frekuensi 1x/ minggu dan ibu mengurangi
frekuensinya saat kehamilan menginjak 17 bulan keatas.
Saat inpartu : ibu belum pernah melakukan aktifitas
seksualnya.
l. Pengkajian psikologi
keadaan cukup baik yang didukung kehadiran keluarganya
m. Pengkajian social
ibu mengatakan hubungan dengan suami, keluarga dan tetangga cukup baik
n. Pengkajian spiritual
ibu mudah dituntun untuk mengingat sang pencipta dan melantunkan lafadz-
lafadz Allah SWT
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Status emosional : Terkoordinasi
2. Tanda- tanda vital
Tensi : 120/80 mmtlg
Nadi : 80x/ menit
Suhu : 36,5
Pernafasan : 20x/ menit
Berat badan : 58 Kg
Tinggi badan : 150 cm
3. Inspeksi
Kepala : rambut bersih agak bergelombang, hitam, tidak berketombe,
kulit kepala bersih
Muka : tidak ada oedem
Mata : simetris, sclera putih, konjungtiva merah muda, pergerakan
bola mata normal
Hidung : tidak ada secret, tidak ada polip dan pernafasan cuping
hidung.
Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen, tidak tampak lecy
Mulut : mukosa bibir lembab, tidak pucat, tidak ada stomatitis
Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kel Tyroid
Payudara : simetris, hiperpigmentasi areola, puting susu menonjol,
terdapat colostrum.
Perut : pembesaran sesuai umur kehamilan, terdapat striae gravidarum
( striae albican), terdapat linea nigra dan tidak ada bekas luka jaitan/
operasi.
Genetalia : warna kebiru-biruan (tanda chadwick) tidak terdapat luka
partut, varices (-) dan oedema (-) ada darah + lendir
Anus : tidak terdapat hemoroid
Ekstremitas atas: simetris, tidak ada gangguan pergerakan, tidak ada
oedema tidak ada sindaktil dan polydactil.
Ekstremitas bawah: simetris, tidak ada ganguan pergerakan, tidak ada
oedema tidak oedema tidak sindaktil dan polydactyl.
4. Palpasi
Leher : tidak teraba pembesaran vena jugularis dank kel tyroid
Payudara : tidak teraba benjolan abnormal pada payudara.
Pemeriksaan leopold :
Lepold I : TFU : 3 jari bawah px (34 cm), teraba bulat, lunak tidak
melenting dibagian fundus.
Leopold II : teraba keras memanjang seperti papan dibagian kanan
dan dibagian kiri teraba bagian kecil janin.
Leopold III: bagian bawah janin teraba bulat, keras melenting
(kepala) kepala sudah masuk PAP (divergen).
5. Auskultasi
DJJ : 140x/ menit : 5 detik 12 x 5 detik tidak
5 detik 11 x 5 detik tidak
5 detik 12 x 5 detik tidak
35×4 = 140x/ menit
Puntum maksimum terletak sebelah kanan perut dibawah pusat
- Teori Mc. Donald
TFU : 34cm
TBBJ: (TFU-11) x 155 = (34-11) x 155 = 3465 gr
6. Perkusi
Reflek patella kanan dan kiri +/+
7. Pemeriksaan dalam (vagina toucher)
Tanggal 9 mei 2011 jam : 14.00
Vulva : mengeluarkan lendir bercampur darah
Pembukaan : 5 cm bagian terdahulu : UUK
Ketuban : utuh bagian terkecil : tidak ada
Effecemen : 50% bagian terendah : kepala
Hodge : II
8. Pemeriksaan penunjang
- HB = 11 gr/dl
- Golongan darah = 0
II. INTEPRETASI DATA DASAR
Diagnosa (Dx) : Ny “A” kala I-IV dengan persalinan normal
Ds : Ibu mengatakan ini kehamilan yang ketiga mulai jam 12.00 WIB
tanggal 9 mei 2011 merasa kenceng-kenceng pada perutnya, serta keluar
darah bercampur lendir dari kemaluannya.
Do : TTV:
TD : 120/80 mmHg
N : 80x/menit
S : 36,5
RR : 20x/ menit
VT :
Vagina : mengeluarkan darah bercampur lendir
Pembukaan : 5 cm bagian terkecil : tidak ada
Ketuban : utuh bagian terendah: kepala
Effecemen : 50% hodge : 2
Bagian terdahulu: UUK depan
DJJ : 140x/menit
5 detik 12x 5 detik tidak
5 detik 11x 5 detik tidak
5 detik 12x 5 detik tidak
35 x 4 = 140x/ menit
TBBJ : (TFU-11) x 155= (34- 11 ) x 155 = 3465 gr
Leopold I : TFU = 3 jari bawah px (34cm), teraba
bulat.
Leopold II : Teraba keras memanjang seperti papan di
bagian kanan, dan dibagian kiri teraba bagian kecil
janin.
Leopold III : Bagian bawah, janin teraba bulat, keras
melenting(kepala), kepala sudah masuk
PAP(divergen).
Leopold IV : Kepala sudah masuk PAP (3/5)
Masalah : ibu merasa cemas dalam proses persalinan nanti, karena
kelahiran anak ketiga ini sangat dinanti-nantikan.
Kebutuhan : - pendekatan dan dukungan emosional
- posisi nyaman
- observasi TVV
- cairan dan nutrisi
- pencegahan infeksi
- eliminasi
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Diagnosa potensial : tidak ada
Diagnose potensial : tidak ada
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Tidak ada
V. INTERVENSI (Merencanakan Asuhan Yang Menyeluruh)
Dx : Ny “A” kala I-IV dengan persalinan normal
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan persalinan
dapat terjadi secara dan tidak melewati garis waspada.
Kriteria Hasil : TTV :
TD : 120/80 mmHg
N : 80-100 x/mnt
S : 36,5 - 37,4
RR : 16-24 x/menit
HIS : 4×10 menit > 40 detik
Pembukaan : 10 cm
Penurunan kepala : 0/5 bagian
Effacement : 100%
Perdarahan Normal : kurang dari 500 cc
Lama kala I multi : 6-7 jam
DJJ : 120-160x/menit
 Intervensi
1. Berikan dukungan emosional dan pendekatan terapiutik
R/ memberikan dukungan dan pendekatan yang baik akan terjalin kerjasama serta
kepercayaan pasien terhadap petugas kesehatan
2. Berikan posisi yang nyaman dan relaks
R/ kondisi tubuh yang nyaman dan tenang akan membantu meringankan
kecemasan pasien dalam menghadapi proses persalinan juga akan mempermudah
persalinan
3. Bombing ibu bagaimana cara mengejan yang benar
R/ sikap kooperatif ibu dapat menciptakan kerjasama yang baik antara ibu dan
petugas kesehatan sehingga mempermudah persalinan
4. Lakukan observasi CHPB (contonen tiap ½ jam, his tiap 10 menit, penurunan
kepala tiap 4 jam, bandle bila ada indikasi)
C: contonen (DJJ)
R/ DJJ sangat perlu dilakukan untuk mengetahui keadaan perkembangan janin
H: His (kontraksi uterus)
R/mengetahui kekuatan uterus, mendeteksi dini adanya komplikasi
P: penurunan bagian terbawah ke dalam panggul
R/ penurunan kepala memantau kemajuan persalinan
B: bandle (tanda adanya rupture uteri imminent dengan adanya bundaran berbatas
tegas diatas sympysis)
R/ mendeteksi adanya rupture uteri iminent
5. Lakukan observasi TTV
R/ deteksi dini adanya komplikasi pada ibu dan janin
6. Berikan cairan dan nutrisi
R/ dehidrasi bisa menyebabkan melemahnya tenaga untuk mengejan karena cairan
dan nutrisi ibu sendiri diolah oleh tubuh dan diprodujsi sebagai bahan energi
7. Lakukan tindakan dengan tekhnik antiseptic
R/ mencegah terjadinya infeksi
8. Lakukan pemantauan eliminasi
R/ penurunan kepala dapat terhambat karena penuhnya kandung kemih
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal/jam Percobaan dan Hasil TTD
9 Mei 2011 1. memberikan dukungan emosional
dan pendekatan terapiutik dengan
cara menjelaskan mengenai keasaan
14.00 wib pasien untuk tenang, berdoa serta
memberikan dukungan bahwa
dengan kondisi yang tenang akan
mempermudah dan mempercepat
proses persalinan
2. memberikan posisi yang nyaman
bagi klien, salah datunya dengan
posisi miring kiri, miring kanan dan
mengajarkan relaksasi dan nafas
penjang dihirup melalui hidung dan
dihembuskan melalui mulut.
3. membimbing ibu bagaimana
mengejan yang baik dan benar yaitu
dagu ditempatkan di dada, mulut
terbuka tanpa suara, mengejan saat
ada his/ perut kenceng.
4. memberikan makan dan minuman
selama dan akan menghadapi proses
persalinan, dengan memberikan air
putih pada pasien, makanan ringan,
susu dan teh manis.
5. melakukan segala tindakan dengan
mengunakan technik anti septic,
seperti mencuci tangan 13 langkah.
Serta memakai hanscoon bila aka
melakukan pemeriksaan dalam dan
akan menolong persalinan.
6. memantau sudahkan ibu BAB dan
BAK dengan memeriksa kandung
kemihnya.
BAB = tidak
BAK = ya, sebanyak 250 cc
7. melakukan observasi (HPB, VT
dan TTV)
C (contonen)= 140x/menit

5 detik 12x 5 detik tidak

5 detik 11x 5detik tidak

5 detik 12x 5detik tidak

35 x 4 = 140x/menit
H (His): 5x dalam 10 menit selama
20-40 detik
P (penurunan): 3/5
B (Bandle): tidak ada
TD: 120/80 mmHg S: 36,5oc
N : 80 x/menit RR: 20 x/menit
VT:
 vulva : mengeluarkan lendir
bercampur darah
 pembukaan : 5 cm
 ketuban : utuh
 effacement : 50%
 bag. Terdahulu: UUK
 bag terkecil: tidak ada
 bag terendah: kepala
 hodge: II
14.30 His: 5x dalam 10 menit selama 45 detik

DJJ: 140x/menit

N: 88x/menit
15.00 His: 5x dalam 10 menit selama 45 detik

DJJ: 140x/menit

N: 88x/menit
15.30 Observasi CHPB, VT, TTV

C (contonen): 140x/menit

H (His): 5x dalam 10 menit selama 45


detik

P (penurunan) : 1/5

B (bandle): tidak ada


TD: 120/80 mmHg S: 36,5oc
N : 80 x/menit RR: 20 x/menit
VT:
 vulva : mengeluarkan lendir
bercampur darah
 pembukaan : 10 cm
 ketuban : jernih
 effacement : 100%
 bag. Terdahulu: UUK
 bag terkecil: tidak ada
 bag terendah: kepala
 hodge: III
VII. EVALUASI
Tanggal: 9 Mei 2011 Jam: 15.30 wib
S : ibu merasa perutnya lebih sering mules dan sakit
O : K/U: baik, kesadaran : composmentis
TD: 120/80 mmHg S: 36,5oc
N : 80 x/menit RR: 20 x/menit
VT:
 vulva : mengeluarkan lendir bercampur darah
 pembukaan : 10 cm
 ketuban : jernih
 effacement : 100%
 bag. Terdahulu: UUK
 bag terkecil: tidak ada
 bag terendah: kepala
 hodge: III

A : Ny ‘A’ G3P11001 UK 38-40 minggu janin tunggal hidup intra uteri

letak kepala, inpartu kala I fase aktif dengan keadaan ibu dan janin baik
P : berikan dukungan emosional pada ibu
Beri ibu nutrisi (minum/makan) sedikit demi sedikit
Lihat tanda gejala kala II
KALA II
Tanggal: 9 Mei 2011 jam: 15.35 wib
S : ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rectum dan vagina
O : K/U baik, kesadaran composmentis
Ada tanda gejala kala II:
 ada dorongan kuat untuk meneran
 ada tekanan yang semakin meningkat pada rectum dan vagina
 perineum tampak menonjol
 vulva dan sfingter ani membuka
A : Ny ‘A’ dengan kala II
P : berikan dukungan emosional pada ibu
Beri ibu nutrisi (minum/makan) sedikit demi sedikit
Asuhan persalinan normal

KALA II
1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala II (doran, teknus, perjol, vulka)
2. Memeriksa kelengkapan alat dan mematahkan ampul oksitosin serta memasukan spuit
kedalam partus set.
3. Memakai clemek plastic
4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan sabun
dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi.
5. Memakai sarung tangan DTT pada tangan kanan yang akan digunakan untuk
pemeriksaan dalam.
6. Masukan oksitosin kedalam tabung suntik.
7. Membersihkan vulva dan perineum dari depan kebelakang dengan kapas.
8. Melakukan pemeriksaan dalam, untuk memastikan pembukaan lengkap.
9. Dekontaminasi sarung tangan dan cairan clorin 0,5 %
10. Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi atau saat relaksasi uterus = DJJ=
12, 12,11= 140x/ menit
 Menyiapkan Ibu Dan Keluarkan Untuk Membantu Proses Persalinan.
11. Memberi tahu ibu bahwa pembukaan lengakap keadaan
12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran
13. Melakukan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat untuk
meneran
14. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman
jika ibu merasa belum ada dorongan kuat untuk meneran
 Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi
15. Meletakkan handuk bersih di perut ibu jika kepala bayi telah membuka vulva dengan
diameter 5-6 cm
16. Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu
17. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan
18. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka lindungi
perineum dengan 1 tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan lain
menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala.
Anjurkan ibu untuk meneran perlahan atau bernafas cepat dan dangkal
20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai jika itu
terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi.
21. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
 Lahirnya Bahu
22. Setelah melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparietal, tarik cunam bawah
untuk melahirkan bahu depan dan tarik cunam atas untuk melahirkan bahu belakang.
 Lahirnya Badan dan Tungkai
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk menyangga
kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan
memegang lengan dan siku sebelah atas.
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung,
bokong, tungkai dan kaki, pegang kedua mata kaki.
 Penanganan Bayi Baru Lahir
25. Lakukan penilaian (selintas). Bayi lahir spontan belakang kepala. Tanggal 9 Mei
2011, Jam 16.00 wib. Jenis kelamin perempuan A-S: 4-7.
Penilaian Apgar Score:
5
Criteria 1 menit
menit
Frekuensi jantung/nadi 1 2
Berusaha nafas 1 1
Tonus otot 1 1
Menangis kuat 1 1
Kulit 0 2
Jumlah 4 7
 Bayi asfiksia ringan, dilakukan tindakan HAIKAP 2 menit kemudian bayi
menangis (hangatkan, atur posisi, isap lendir, keringkan, atur posisi, penilaian)
26. Keringkan tubuh bayi. Mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali
bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk atau
kain yang kering, biarkan bayi diatas perut ibu.
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus (hamil
tunggal)
28. Beritahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 IU IM, di 1/3 paha
bagian atas bagian distal lateral
30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari
pusat bayi. Mendorong isi tali pusat kearah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2
cm dari klem pertama
31. Dengan 1 tangan pegang tali pusat yang telah di klem, lakukan pengguntingan tali
pusat diantara kedua klem. Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi,
lepaskan klem dan masukkan pada wadah yang disediakan
32. Letakkan bayi gar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi. Letakkan bayi tengkurap di dada
ibu. Usahakan kepala bayi diantara kedua payaudara ibu.
33. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala.
S : ibu mengatakan lega atas bayi yang baru saja dilahirkan meskipun ada
sedikit hambatan pada bayi
O : K/U baik, kesadaran composmentis
Ada tanda-tanda lepasnya plasenta:
- Perubahan bentuk dan tinggi fundus
(uterus berkontraksi, letak uterus bertambah tinggi)
- Tali pusat semakin memanjang
- Semburan darah mendadak ±75 cc
A : Ny ‘A’ dengan kala III
P : penatalaksanaan aktif persalinan kala III
 Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala III
34. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
35. Letakkan 1 tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas sympisis untuk mendeteksi,
tangan lain menegang tali pusat
36. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat diarah bawah sambil tangan yang
lain mendorong uterus kearah belakang atas (dorso-kranial) secara hati-hati. Jika plasenta
tidak lahir dalam 30-40 menit. Hentikan peregangan tali pusat dan tunggu hingga timbul
kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur diatas.

 Jika uterus tidak segera berkontraksi, mintalah ibu, suami, atau anggota keluarga untuk
melakukan stimulasi puting susu.
37. Lakukan penegangan dorso cranial hingga plasenta terlepas, mintalah ibu meneran
sambil menolong menarik tali pusar dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas
mengikuti poros jalan lahir.
38. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan dua tangan pegang
dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin, kemudian lahirkan dan tempatkan
pada wadah yang telah disediakan.
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir. Lakukan masase uterus. Letakan
telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut
hingga uterus berkontraksi.
KALA IV Tanggal 9 Mei 2011 Jam: 23.10 wib
S : ibu mengatakan lega karena ari-arinya sudah lahir dengan normal
O : plasenta lahir : lengkap
Kotiledon : lengkap
Selaput Plasenta : lengkap
Berat plasenta : ± 500 gr
Panjang tali pusat : ±48 cm
Kelainan : tidak ada
Perdarahan : 150 cc
A : Ny ‘A’ P21002 post partum kala IV dengan keadaan umum baik
P : penatalaksanaan kala IV
40. Periksa kedua sisi plasenta baik bagaian ibu maupun bayi dan pastikan selaput
ketuban lengkap dan utuh, masukan plasenta kedalam kantong plastic atau tempat
khusus.
41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum, dan lakukan penjaitan bila
laserasi menyebabkan perdarahan, bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif,
segera lakukan penjaitan.

 Prosedur Pasca Persalinan


42. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.
43. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit kekulit didada ibu, paling sedikit satu jam.
a. Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi (mengeluarkan air liur,
menendang, mencari puting susu) menyusui dini dalam waktu 30-60 menit menyusu
pertama biasanya berlangsung 10-15 menit bayi cukup menyusu dari 1 payudara
b. Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil
menyusu
44. Setelah satu jam lakukan penimbangan, pengukuran bayi, bari salep mata antibiotic
profilaksis dan vit K 0,1 mg im dip aha kiri anterolateral. Lingkar kepala= SOB= 32 cm,
FO= 34 cm, MO= 35 cm. BB= 3000 gr, PB=49 cm, lida=34 cm, lila=10cm
45. Setelah 1 jam pemberian vitK, berikan suntikan imunisasi Hb uniject dip aha kanan
anterolateral
46. Lanjutkan pemantauan ontraksi uterus dan mencegah perdarahan pervaginam. 2-3kali
dalam 10 menit pertama, setiap 15 menit pada 1 jam pertama, setiap 30 menit pada jam
kedua
47. Ajarkan ibu dan keluarga cara masase uterus dan menilai kontraksi
48. Evaluasi jumlah perdarahan
49. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit pada 1 jam pertama
pasca persalinan. Setiap 30 menit selama 2 jam pertama.

 Memeriksa temperature tubuh ibu sekali setiap jam selama 2 jam pertama pasca persalinan,
tanggal 9 Mei 2011, Jam: 16.15 wib

TD: 110/70 mmHg, N: 80x/menit, S: 36,5oc, RR: 20x/menit.

UC: baik(keras), ∑ perdarahan 20 cc.


50. Periksa kembali bayi untuk memastikan bayi bernafas dengan baik
51. Tempatkan peralatan bekas pakai dalam larutan clorin 0,5% untuk dekontaminasi 10
menit. Cuci dan bilas peralatan setelah dekontaminasi
52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai
53. Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan ketuban, lendir
dan darah. Bantu ibu memakai pakaian bersih dan kering
54. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan untuk
memberikan minum dan makanan yang diinginkan.
55. Dekontaminasi tempar bersalin dengan larutan clorin
56. Celupkan sarung tangan kotor dalam larutan clorin selama 10 menit balik bagian
dalam ke luar dan rendam dalam larutan clorin selama 10 menit
57. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
58. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang) periksa tanda vital dan asuhan kala
IV.

CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal : 10 Mei 2011 jam : 06.00 wib


S : ibu ibu merasakan lega dan senang telah melahirkan dengan proses persalinan
normal dan lancar
O : K/U : baik
TD : 120/80 mmHg N : 88x/menit
S : 36,5oc RR : 24x/menit
∑ perdarahan : 2 kotek
TFU : 2 jari dibawah pusat
UC : baik
Lochea : Rubra
Bayi lahir spontan belakang kepala jam: 16.00 wib, tanggal 9 Mei 2011
BB : 3000 gr
PB : 49 cm
Jenis kelamin : perempuan
A : Ny ‘A’ P21002 post partum spontan belakang kepala hari pertama dengan
keadaan umum baik
P : - Observasi nifas (meliputi TTV, lochea, tinggi fundus, perdarahan. Kontraksi
uterus)
- Observasi bayi (meliputi keadaan tali pusat, pernafasan, ikhterus atau tidak,
hipotermi atau tidak)
- Ajarkan ibu dan keluarga cara masase fundus (letakkan tangan diatas fundus,
lakukan pemijatan memutar searah jarum jam)
- Penyuluhan:
1. Anjurkan ibu mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna (nasi, sayur
mayur, lauk-pauk, buah, susu) dan ibu tidak boleh tarak (gizi seimbang)
2. Ajarkan ibu cara merawat BBL (memandikan bayi dengan air hangat, ganti
kasa tali pusat, biarkan tali pusat tetap kering tanpa diberi alcohol atau obat-
obatan)
3. Beritahu ibu untuk membersihkan alat kelamin (vulva) dan sesering
mungkin mengganti softek
4. Beritahu ibu untuk memberikan ASI sampai bayi berumur 6 bulan tanpa
diberi makanan tambahan apapun (ASI ekslusif)
5. Sarankan ibu untuk menggunakan KB yang sesuai untuk ibu menyusui agar
produksi ASI tidak terganggu
6. Sarankan ibu untuk istirahan cukup
7. Beritahu ibu untuk menjaga kebersihan dirinya dan merawat kebersihan
payudaranya
8. Kontrol 5 hari atau jika ada keluhan

BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan
setelah menyelesaikan pembahasan dengan mengembangkan tinjauan kasus dengan
tinjauan pada Ny “A” kala I-IV dengan Persalinan Normal. Pada tahap ini penulis
menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin+uri) yang dapat
hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain. (Sinopsis
Obstetri 1998: 91)
2. Kesamaan teori dan praktek sangatlah penting sehingga dapat diterapkan
intervensi dan dapat di implementasikan
3. Pada tanggal 10 Mei 2011, jam 08.00 wib. Ibu dipulangkan dengan keadaan baik
dan telah memperoleh asuhan:
- Persalinan normal
- Kunjungan nifas 6-8 jam
- Nutrisi seimbang
- Konseling ibu dan bayi
B. Saran
1. Bagi petugas kesehatan
a. Agar lebih sabar serta telaten dalam membimbing peserta praktek.
b. Dapat menerapkan teori dengan lapangan/lahan praktek sesuai dengan
standart kesehatan
2. Mahasiswa
a. Agar mahasiswa dapat menggali ilmu lebih dalam lagi dalam memahami teori
sehingga dapat diterapkan di lahan praktek.
b. Supaya mahasiswa lebih disiplin serta mengefisienkan waktu dalam
menjalankan tugasnya.
3. Bagi klien
Klien hendaknya lebih memperhatikan kesehatan dirinya serta melakukan asuhan
yang diberikan.

DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Azrul, dkk. 2008. Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusui
Dini. Jakarta: JNPK-KR
Prawiharjo, Sarwono. 2008. Ilmu kebidanan. Jakarta: YPB SP
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1996. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta: EGC
Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo.
Home > Askeb II (Persalinan) > Penerapan Asuhan Sayang Ibu Dalam Tahapan Persalinan

Penerapan Asuhan Sayang Ibu Dalam


Tahapan Persalinan
Aug 25, 2009 4 Comments by lusa

Asuhan sayang ibu membantu ibu dan keluarganya untuk merasa aman dan nyaman selama
proses persalinan.
Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya, kepercayaan dan
keinginan sang ibu (Depkes, 2004). Cara yang paling mudah untuk membayangkan asuhan
sayang ibu adalah dengan menanyakan pada diri kita sendiri, “Seperti inikah asuhan yang
ingin saya dapatkan?” atau “Apakah asuhan seperti ini, yang saya inginkan untuk keluarga
saya yang sedang hamil?”
Kala I
Kala I adalah suatu kala dimana dimulai dari timbulnya his sampai pembukaan lengkap.
Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu adalah :

1. Memberikan dukungan emosional.


2. Pendampingan anggota keluarga selama proses persalinan sampai kelahiran bayinya.
3. Menghargai keinginan ibu untuk memilih pendamping selama persalinan.
4. Peran aktif anggota keluarga selama persalinan dengan cara : (a) Mengucapkan kata-
kata yang membesarkan hati dan memuji ibu. (b) Membantu ibu bernafas dengan
benar saat kontraksi. (c) Melakukan massage pada tubuh ibu dengan lembut. (d)
Menyeka wajah ibu dengan lembut menggunakan kain. (e) Menciptakan suasana
kekeluargaan dan rasa aman.
5. Mengatur posisi ibu sehingga terasa nyaman.
6. Memberikan cairan nutrisi dan hidrasi – Memberikan kecukupan energi dan
mencegah dehidrasi. Oleh karena dehidrasi menyebabkan kontraksi tidak teratur dan
kurang efektif.
7. Memberikan keleluasaan untuk menggunakan kamar mandi secara teratur dan spontan
– Kandung kemih penuh menyebabkan gangguan kemajuan persalinan dan
menghambat turunnya kepala; menyebabkan ibu tidak nyaman; meningkatkan resiko
perdarahan pasca persalinan; mengganggu penatalaksanaan distosia bahu;
meningkatkan resiko infeksi saluran kemih pasca persalinan.
8. Pencegahan infeksi – Tujuan dari pencegahan infeksi adalah untuk mewujudkan
persalinan yang bersih dan aman bagi ibu dan bayi; menurunkan angka morbiditas
dan mortalitas ibu dan bayi baru lahir.

Kala II
Kala II adalah kala dimana dimulai dari pembukaan lengkap serviks sampai keluarnya bayi.
Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu adalah :

1. Pendampingan ibu selama proses persalinan sampai kelahiran bayinya oleh suami dan
anggota keluarga yang lain.
2. Keterlibatan anggota keluarga dalam memberikan asuhan antara lain : (a) Membantu
ibu untuk berganti posisi. (b) Melakukan rangsangan taktil. (c) Memberikan makanan
dan minuman. (d) Menjadi teman bicara/ pendengar yang baik. (e) Memberikan
dukungan dan semangat selama persalinan sampai kelahiran bayinya.
3. Keterlibatan penolong persalinan selama proses persalinan & kelahiran – dengan cara
: (a) Memberikan dukungan dan semangat kepada ibu dan keluarga. (b) Menjelaskan
tahapan dan kemajuan persalinan. (c) Melakukan pendampingan selama proses
persalinan dan kelahiran.
4. Membuat hati ibu merasa tenteram selama kala II persalinan – dengan cara
memberikan bimbingan dan menawarkan bantuan kepada ibu.
5. Menganjurkan ibu meneran bila ada dorongan kuat dan spontan umtuk meneran –
dengan cara memberikan kesempatan istirahat sewaktu tidak ada his.
6. Mencukupi asupan makan dan minum selama kala II.
7. Memberika rasa aman dan nyaman dengan cara : (a) Mengurangi perasaan tegang. (b)
Membantu kelancaran proses persalinan dan kelahiran bayi. (c) Memberikan
penjelasan tentang cara dan tujuan setiap tindakan penolong. (d) Menjawab
pertanyaan ibu. (e) Menjelaskan apa yang dialami ibu dan bayinya. (f) Memberitahu
hasil pemeriksaan.
8. Pencegahan infeksi pada kala II dengan membersihkan vulva dan perineum ibu.
9. Membantu ibu mengosongkan kandung kemih secara spontan.

Kala III
Kala III adalah kala dimana dimulai dari keluarnya bayi sampai plasenta lahir.
Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu adalah :

1. Memberikan kesempatan kepada ibu untuk memeluk bayinya dan menyusui segera.
2. Memberitahu setiap tindakan yang akan dilakukan.
3. Pencegahan infeksi pada kala III.
4. Memantau keadaan ibu (tanda vital, kontraksi, perdarahan).
5. Melakukan kolaborasi/ rujukan bila terjadi kegawatdaruratan.
6. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi.
7. Memberikan motivasi dan pendampingan selama kala III.

Kala IV
Kala IV adalah kala dimana 1-2 jam setelah lahirnya plasenta.
Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu adalah :

1. Memastikan tanda vital, kontraksi uterus, perdarahan dalam keadaan normal.


2. Membantu ibu untuk berkemih.
3. Mengajarkan ibu dan keluarganya tentang cara menilai kontraksi dan melakukan
massase uterus.
4. Menyelesaikan asuhan awal bagi bayi baru lahir.
5. Mengajarkan ibu dan keluarganya ttg tanda-tanda bahaya post partum seperti
perdarahan, demam, bau busuk dari vagina, pusing, lemas, penyulit dalam menyusui
bayinya dan terjadi kontraksi hebat.
6. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi.
7. Pendampingan pada ibu selama kala IV.
8. Nutrisi dan dukungan emosional.

Referensi

Anda mungkin juga menyukai