PERSALINAN NORMAL”
Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas
Dosen pengampu : Evy Apriyani, M.Kep.,Ns.
KELOMPOK 4
Disusun oleh :
LAPORAN PENDAHULUAN
1
PERSALINAN KALA IV
A DEFINISI PERSALINAN
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup di luar uterus melalui vagina ke dunia luar. Persalinan normal atau
persalinan spontan adalah bila bayi lahir dengan letak belakang kepala tanpa
melalui alat-alat atau pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan bayi,
dan umumnya berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam.
2
f. Resume keadaan umum bayi
g. Resume keadaan umum ibu.
D EVALUASI UTERUS
Setelah kelahiran plasenta, periksa kelengkapan dari plasenta dan selaput
ketuban. Jika masih ada sisa plasenta dan selaput ketuban yang tertinggal
dalam uterus akan mengganggu konsentrasi uterus menyebabkan perdarahan.
3
Jika dalam waktu 15 menit uterus tidak berkontraksi dengan baik, maka akan
terjadi atonia uteri. Oleh karena itu, diperlukan tindakan rangsangan taktil
(massase) fundus uteri dan bila perlu dilakukan Kompresi Bimanual.
4
2. Mengikat tali pusat.
3. Memeriksa tinggi fundus uteri.
4. Menganjurkan ibu untuk cukup nutrisi dan hidrasi.
5. Membersihkan ibu dari kotoran.
6. Memberikan cukup istirahat.
7. Menyusui segera.
8. Membantu ibu ke kamar mandi.
9. Mengajari ibu dan keluarga tentang pemeriksaan fundus dan tanda
bahaya baik bagi ibu maupun bayi.
G DIAGNOSIS KALA IV
No Kategori Keterangan
1. Involusi normal Tonus – uterus tetap berkontraksi.
Posisi – TFU sejajar atau dibawah pusat.
Perdarahan – dalam batas normal (100-300ml).
Cairan – tidak berbau.
2. Kala IV dengan Sub involusi – kontraksi uterus lemah, TFU diatas pusat.
penyulit Perdarahan – atonia, laserasi, sisa plasenta / selaput ketuban
5
Kala IV
kontraksi uterus pemulihan sistem tubuh pertambahan anggota keluarga trauma jaringan (perineum)
6
7
A. Pengkajian
1. Aktivitas Istirahat: tampak kelelahan, keletihan, mengantuk aatu
berenergi.
2. Sirkulasi
a. Nadi biasanya lambat (50-70) karen ahipersensitivitas vaginal
b. TD mungkin rendah terhadap respon anastesi atau meningkat terhadap
pemberian oksitosin atau hipertensi karena kehamilan.
c. Mungkin edema paa ekstremitas dan wajah
d. Kehilangan darah selama persalinan 400-500 ml.
3. Integritas ego
a. Reaksi emosional bervariasi, seperti eksitasi tidak berminat (lelah),
kecewa
b. Takut mengenai kondisi bayi baru lahir dan perawatan segera pada
neonatal.
4. Eliminasi
a. Hemoroid sering ada dan menonjol
b. Kandung kemih mungkin teraba di atas simpisis pubis atau terpasang
kateter
c. Diuresis terjadi jika tekanan bagian presentas menghambat aliran urine.
5. Makanan/cairan: haus/lapar, mual
6. Neurosensasi
a. Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada anestesi spinal
b. hiperfleksi
7. Nyeri/ketidaknyamanan: mengeluh nyeri pada trauma epiostomi
8. Keamanan
a. Suhu tubuh sedikit meningkat (dehidrasi, pengerahan tenaga)
b. Perbaikan epiostomi utuh
9. Seksualitas
a. Fundus keras terkontraksi
b. Drainase vagina/loklea jumlahnya sedang, merah gelap dengan bekuan
kecil
c. Perineum bebsa dari kemerahan, edema dan ekimosis
d. Striae mungkin ada pada abdomen, paha dan payudara
e. Payudara lunak, puting tegang
B. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kelelahan,
kegagalan miometri dari mekanisme homeostatis.
Tujuan: kebutuhan cairan terpenuhi
Kriteria evaluasi:
a. Pasien tidak terdapat tanda-tanda dehidrasi
8
b. Haluaran urine adekuat
c. Mukosa bibir lembab
Intervensi Rasional
1) Pantau TTV, terutama suhu. 1) Peningkatan suhu menandakan
dehidrasi
2) Pantau DJJ. 2) Pada awalnya DJJ meningkat
karena dehidrasi dan kehilangan
cairan.
3) Ukur masukan cairan dan 3) Mengetahui adanya dehidrasi
haluaran urine. sehingga dapat segega dilakukan
intervensi yang tepat.
4) Berikan masukan cairan 4) Mengganti kehilangan cairan.
peroral/parenteral
9
1) Observasi TTV terutama suhu 1) Perubahan suhu menandakan
terjadinya infeksi.
2) Kaji tanda-tanda infeksi 2) Adanya tanda-tanda seperti kalor,
dolor, rubor, tumor dan
fungsiolaesia menandakan
terjadinya infeksi segera berikan
3) Pertahankan tehnik aseptik. intervensi yang tepat.
3) Tehnik aseptik menurunkan
resiko terjadinya infeksi kepada
4) Kolaborasi dalam pemberian pasien ataupun perawat.
antibiotik dan kaji efek 4) Antibiotik sesuai indikasi
samping membantu menghambat
mekanisme terjadinya infeksi
sehingga pasien tidak mengalami
efek samping yang tidak
diinginkan.
10
bayi menjadi tenang.
DAFTAR PUSTAKA
11