Anda di halaman 1dari 67

LATAR BELAKANG(1)

Ratusan juta pekerja di dunia saat ini


bekerja pd kondisi yg tdk aman  ggn
kesehatan
ILO (2003) :
- 2 jt ke†an krn penyakit atau kecelakaan akibat
pekerjaan
- 300.000 ke†an  dari 250 juta kecelakaan
- Diperkirakan 160 juta penyakit akibat hubungan kerja
pertahun
LATAR BELAKANG (2)
AS, 1997  5200 ke†an (3,9 per 100.000
pekerja) dng 3.800.000 kecelakaan yg berakibat
cacat dan kehilangan hari kerja sebanyak 125
juta hari
Di Indonesia
- Thn 1989  11.000 KAK/thn
- Thn 1998  12.318 KAK/thn
LATAR BELAKANG (3)
WHO di 5 (lima) benua tahun 1999, - Penyakit
Gangguan Otot Rangka
(Musculo Skeletal Disease) 48%
- Gangguan Jiwa 10-30%
- PPOK 11%
- Dermatosis Akibat Kerja 10%
- Gangguan Pendengaran 9%
- Keracunan Pestisida 3%
Penyebab Kematian yang berhubungan dengan
pekerjaan (ILO 1999)
Kanker 34%

5% Kecelakaan 25%
15%
34%
Peny. Sal. Pernafasan
Khronis 21%
21% Peny. Kardiovaskuler
15%
25%
Lain-lain 5%
 Keselamatan dan kesehatan kerja tukang jahit
pada industri konveksi  salah satu aspek
penting di lingkungan kerja. Tukang jahit pada
industri konveksi  memahami pentingnya
keselamatan dan kesehatan kerja. Selain
pekerjaan harus terselesaikan juga dibutuhkan
kesadaran tenaga kerjanya  menjaga
keamanan dan kesehatan kerja, dan
melaksanakan pekerjaannya sesuai prosedur
yang ada.2
PENGERTIAN (1)
PENYAKIT AKIBAT KERJA (P A K) –
Occupational disease
Adalah penyakit yg mempunyai penyebab
spesifik atau asosiasi kuat dng pekerjaan yg
p.u terdiri dari satu agen penyebab yg sdh
diakui
PENGERTIAN (2)
PENYAKIT YANG BERHUBUNGAN DNG
PEKERJAAN– Work Realted Disease
Adalah penyakit yg mempunyai bbrp agen
penyebab, dimana faktor pekerjaan memegang
peranan penting bersama dengan faktor risiko
lainnya dalam berkembangnya penyakit
PENGERTIAN (3)
PENYAKIT YANG MENGENAI POPULASI
PEKERJA– Disease affecting working
population
Adalah penyakit yang terjadi pada populasi
pekerja tanpa adanya agen penyebab di tempat
kerja, namun dapat diperberat oleh kondisi
lingkungan pekerjaan yang buruk bagi
kesehatan.
PENGERTIAN (4)
ILO (1983):
 Pengertian Occupational Disease & Work Related
Disease masih dipisah
Gagasan WHO & ILO (1987)- adopsi (1989):
 Work related disease dapat digunakan untuk peny.
akibat kerja yg sudah diakui & gangguan kesehatan
dimana lingkungan kerja dan proses kerja
merupakan salah satu faktor penyebab yang
bermakna
PENGERTIAN (5)

Keppres RI no 22/1993
Penyakit yang timbul karena
hubungan kerja :
adalah penyakit yang disebabkan
oleh pekerjaan atau lingkungan
kerja
Hubungan peny. Akibat Kerja & peny.
Yg. Berhub.dg pekerjaan

P.A.K PENY. BERHUBUNGAN DG. PEK NON-PAK

FAKTOR PEKERJAAN

BUKAN FAKTOR PEKERJAAN


Kriteria umum
Peny. Akibat Kerja

Adanya hubungan antara pajanan yang spesifik


dengan penyakit
Adanya fakta bahwa frekwensi kejadian penyakit
pada populasi pekerja lebih tinggi daripada pada
masy. umum
Penyakit dapat dicegah dengan melakukan
tindakan preventif di tempat kerja
Penyebab PAK
Golongan fisik:
 Bising, Radiasi, Suhu ekstrem,
Tekanan udara, Vibrasi, Penerangan
Golongan Kimiawi:
 Semua bahan kimia dalam bentuk
debu, uap , gas, larutan, kabut
Penyebab PAK
Golongan biologik:
Bakteri, virus, jamur dll.
Golongan Fisiologik/ergonomik:
Desin tempat kerja, beban
kerja
Golongan Psikososial:
Stress psikis, monotoni
kerja, tuntutan pekerjaan dll
Pajanan

FISIK
PSIKO
SOSIAL
KIMIA HARUS
ergono DICEGAH
mik
BIOLOGI
PENYAKIT
AKIBAT
KERJA

PENATALAK
KAPASITAS SANAAN
PEKERJA

PERILAKU KERJA KECACATAN


KEMATIAN
FAKTOR BAHAYA PADA PENJAHIT
Potensi hazard yang ada, yaitu:3
 Potensi hazard lingkungan fisik
 Potensi bahaya fisik  terpapar kebisingan intensitas
tinggi, suhu ekstrim (panas & dingin), intensitas
penerangan kurang memadai, getaran, radiasi. Nilai
ambang batas untuk kebisingan adalah 85 dB untuk 8
jam pemajanan, 90 dB untuk 4 jam pemajanan, 95
dB untuk 2 jam pemajanan, dan seterusnya Sumber
kebisingan yang ada terletak pada saaat pekerja mulai
menjalankan mesin jahit yang mengakibatkan ruangan
tersebut menjadi bising.
Potensi bahaya.....
 Potensi bahaya fisiologis penerapan ergonomi yang tidak baik
atau tidak sesuai dengan norma-norma ergonomi yang berlaku,
sikap dan cara kerja yang tidak sesuai, pengaturan kerja yang tidak
tepat, beban kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan pekerja
ataupun ketidakserasian antara manusia dan mesin.
 Posisi duduk dapat mengakibatkan sakit punggung karena terlihat
pada posisi duduk pekerja tersebut yang harus menyesuaikan
dengan mesin jahit.
 Potensi hazard lingkungan Kimia
 Potensi bahaya kimia : inhalation (melalui pernafasan),
ingestion (melalui mulut ke saluran pencernaan), skin
contact (melalui kulit), bahaya debu, gas, uap. asap; daya acun bahan
(toksisitas
POTENSI BAHAYA...
 Bahaya kimia  debu, gas, uap, cairan
tertentu, asap dan kabut asap.
 Bahaya biologis  virus, bakteri dan
jamur.
 Bahaya psikologi  stress karena
kelebihan beban kerja atau rekan kerja,
dll.
Contoh kasus
1. ♀ yg bekerja pd suatu industri dng teknologi tinggi
mengalami mati rasa pd lengan & kaki bag bawah 
dianggap o.k peny diabetes

2. Seorang ahli mesin mengalami kehilangan keseimbangan


dianggap karena keracunan alkohol akut.

Kasus 1 & 2 sebenarnya adalah akibat paparan solven di


tempat kerja.
Contoh kasus
3. Pekerja industri garmen mengalami kelemahan dan
mati rasa pd bbrp jari dikaitkan dng rheumatoid
arthritis
 sebenarnya mengalami Carpal Tunnel Syndrome
akibat gerakan yg berulang , batuk, low back pain 
sikap duduk yang keliru merupakan penyebab adanya
masalah punggung (Nurmianto, 2003). Menurut
Sastrowinoto (1985) kerugian yang diakibatkan sikap
duduk yaitu otot perut mengendor, perkembangan
punggung melengkung, tidak menguntungkan bagi
jalur pencernaan dan pernafasan  batuk
Contoh Kasus...
 Gejala kelelahan  perasaan letih, mengantuk, pusing, dan
tidak enak dalam bekerja, lamban dalam berpikir, menurunnya
kewaspadaan, persepsi yang lemah dan lambat, tidak semangat
bekerja, malas, penurunan kinerja tubuh dan mental. Apabila
kelelahan tidak disembuhkan  menjadi kelelahan kronis yang
menyebabkan meningkatnya ketidakstabilan psikis, depresi,
tidak semangat dalam bekerja
 4. Seorang ♂ pd industri mengalami batuk kronis yg makin
buruk + merokok sigaret
 akibat paparan uap hydrocloric acid di tempat kerja
Diagnosis & Identifikasi (1):

Pendekatan Epidemiologis (Komunitas) :


Untuk identifikasi hubungan kausal antara
pajanan dan penyakit :
Kekuatan asosiasi
Konsistensi
Spesifisitas
Hubungan waktu
Hubungan dosis
Diagnosis & Identifikasi (2):

Pendekatan Klinis (Individu):


Untuk mendiagnosis penyakit akibat kerja (7
langkah) :
Diagnosis klinis
Pajanan yang dialami
Hubungan pajanan dng penyakit
Pajanan yang dialami cukup besar
Peranan faktor individu
Faktor lain diluar pekerjaan
Diagnosis PAK atau bukan PAK
Diagnosis dan identifikasi(3) :
Untuk diagnosis yg tepat diperlukan bbrp sumber
Keberhasilan identifikasi PAK diberbagai kel pekerjaan
tergantung dari riwayat pasien sec keseluruhan untuk
menyelidiki sec adekuat hub antara pekerjaan dng
penyakit.
Untuk mempertegas diperlukan pemeriksaan lab (bio
monitoring & tes klinik), penilaian paparan lingkungan
secara tepat dng memperhatikan legalitas, etika & faktor
sosioekonomi
Diagnosis dan identifikasi (4) :

Garis besar riwayat pekerjaan


Gambaran semua pekerjaan yang dipegang
Pajanan di tempat kerja
Waktu timbulnya gejala
Data penyakit serupa pd teman sekerja
Pajanan di luar tempat kerja dan faktor lain spt
merokok, hobi
Diagnosis dan identifikasi (5) :

Gambaran pekerjaan
Jenis pekerjaan (saat ini & sebelumnya)
Gerakan dalam bekerja
Tugas yg berat/ berlebihan
Perubahan /pergeseran kerja
Iklim di tempat kerja
Pekerjaan lain / paruh waktu spt ibu rumah tangga,
sbg orang tua dll.
Diagnosis & identifikasi (6) :

Pajanan di tempat kerja


Menanyakan pajanan yg ada saat ini dan sebelumnya
(fisik, biologi, kimia, psikososial)  daftar pertanyaan
Kecelakaan atau kejadian dalam penggunaan bahan kimia
, spt menumpahkan bahan
Bekerja dengan pajanan pd tempat yg terbatas, bahan
baru, perubahan proses kerja dll.
7 langkah diagnosis PAK
7 langkah diagnosis PAK

Untuk menyatakan, bahwa


suatu penyakit adalah
akibat hubungan pekerjaan,
harus dibuat diagnosis
klinis dahulu.
7 langkah diagnosis PAK

Identifikasi semua
pajanan yang dialami
oleh pekerja tersebut.
Untuk itu perlu dilakukan
anamnesis pekerjaan
yang lengkap dan
kalau perlu dilakukan
pengamatan di tempat
kerja dan mengkaji data
sekunder yang ada.
7 langkah diagnosis PAK

Untuk menentukan
adanya hubungan
antara pajanan dan
penyakit, harus
berdasarkan
“evidence” yang ada
dan dapat dilihat dari
bukti yang ada
7 langkah diagnosis PAK

Penentuan besarnya
pajanan, dapat dilakukan
secara kuantitatif dng
melihat data
pengukuran lingkungan
dan masa kerja atau
secara kualitatif dengan
mengamati cara kerja
pekerja.
7 langkah diagnosis PAK

Faktor individu apakah ada


yang dapat mempercepat
terjadinya penyakit akibat
hubungan kerja atau
sebaliknya menurunkan
kemungkinan terkena
penyakit akibat hubungan
kerja, seperti kebiasaan
merokok, faktor genetik
atau kebiasaan memakai
alat pelindung dengan
baik.
7 langkah diagnosis PAK

Apakah ada faktor


diluar pekerjaan yang
juga dapat menjadi
penyebab penyakit,
misalnya Ca paru
selain dapat
disebabkan oleh
asbes/textile, juga
dapat disebabkan oleh
kebiasaan merokok.
7 langkah diagnosis PAK

Apabila dapat
dibuktikan, bahwa
paling sedikit ada satu
faktor pekerjaan yang
berperan sebagai
penyebab penyakit,
dapat dikategorikan
sebagai Penyakit Akibat
Kerja
Diagnosa...
 Berdasarkan interview para penjahit  tidak terdapat peraturan
tertentu atau tertulis dari pihak pemilik industri mengenai
pemeriksaan kesehatan atau mengenai peraturan kesehatan dan
keselamatan kerja (K3. Saat bekerja, para penjahit hanya
mengkonsumsi obat-obatan jika punggung terasa sakit atau timbul
alergi batuk, resiko tertusuk jarum atau terkena gunting, mereka
membiarkan luka sembuh sendiri dengan pengobatan seadanya di
puskesmas. Tidak ada upaya tertentu dari pemilik usaha untuk
menjalankan program K3, apabila terjadi kecelakaan yang
berhubungan dengan kerja maka pihak industri akan mengantar ke
rumah sakit terdekat dan biaya akan di tanggung oleh pihak
industri.
Beberapa PAK
Penyakit sal pernafasan
Acut  asma akibat kerja
- Srg di dx sbg tracheobronchitis akut atau krn virus
Kronis  asbestosis, debu/zat kimia garmen
- Spt gx Chronic Obstructive Pulmonary Disease
(COPD)
Edema paru akut
- Dpt disebabkan o/ bhn kimia spt nitrogen oksida
Beberapa PAK
Penyakit kulit
p.u tdk spesifik, menyusahkan, tdk mengancam
kehidupan, kdg sembuh sendiri
Dermatitis kontak yg dilaporkan 90% merup peny
kulit yg berhub dng pekerjaan
Penting riwayat pekerjaan dlm mengidentifikasi iritan
yg merupakan penyebab, membuat peka atau krn
faktor lain
Beberapa PAK
Kerusakan pendengaran
Banyak kasus ggn pendengaran menunjukan akibat
paparan kebisingan yg lama, bbrp kasus bukan krn
pekerjaan
Riwayat pekerjaan sec detail sebaiknya didapatkan dr
setiap org dng ggn pendengaran
Dibuat rekomendasi ttg pencegahan terjadinya
hilangnya pendengaran
Beberapa PAK
Gejala pd punggung & sendi
Kifosis/bungkuk
Low Back Pain
Artritis & tenosynovitis disebabkan o/ gerakan berulang
yg tdk wajar pada kaki
Beberapa PAK
Kanker
Adanya persentase yg significan menunjukan kasus
kanker disebakan oleh pajanan di tempat kerja.
Bukti bhw bahan di tempat kerja karsinogen srg kali
didpt dr laporan klinis individu d.p studi epidemiologi.
Pada kanker, pajanan untuk terjadinya karsinogen mulai
>20 tahun sblm didiagnosis
Beberapa PAK
Coronary Artery Disease
O.k stres atau Carbon Monoksida dan bahan kimia lain
di tempat kerja

Penyakit liver
Srg di dx sbg peny liver o.k hepatitis virus atau sirosis
krn alkohol
Pentingn riwayat ttg pekerjaan, bahan toksik yg ada.
Beberapa PAK
Masalah neuropsikiatrik
Masalah neuropsikiatrik yg berhub dng tempat kerja srg
diabaikan
Neuropati perifer, srg dikaitkan dng diabet, pemakaian
alkohol atau tdk diketahui penyebabnya, depresi SSP o.k
penyalahgunaan zat2 penguat kerja atau masalah psikiatri
Kelakuan yg tdk baik  gx awal dr stres yg berhub dgn
pekerjaan
Beberapa PAK
Masalah neuropsikiatrik
Lebih dari 100 bhn kimia (a.l solven) dpt menyebakan
depresi SSP
Bbrp neurotoksin (termasuk arsen, timah, merkuri,
methyl n butyl ketone) dpt menyebabkan neuropati
perifer
Carbon disulfida dpt menyebabkan gejala spt psikosis
Beberapa PAK
Gangguan reproduksi
Gangguan haid
Gangguan pertumbuhan janin
Janin lahit mati, cacat
Infertilitas
Dll.
Beberapa PAK
Penyakit yg tdk diketahui penyebabnya
Alergi, batuk, flu
Ggn kecemasan mungkin berhub dng bahan kimia atau
lingkungan
Sick building syndrome
Multiple Chemical Sensitivities (MCS) perfum,
derivat petroleum, rokok pasif
Kecelakaan kerja
Luka potong, luka tusuk, teriris,
luka bakar.
Terjepit mesin
Kontak dengan alat yg panas
Terkena tumpukan barang
Terkena pecahan bahan
Tertabrak kendaraan
pengeruk/forklift, dll.

49
Pasien

Anamnesis &
pemeriksaan
. KonsulSpesialis Klinik
Ragu terkait
Diagnosis klinis . Rujuk Ke RS / BKKM/
BKTK

Ragu - KonsulSpesialis Ked.


Diagnosis okupasi Okupasi
- Pemeriksaan Lingkungan,
Biomarker dll

Penatalaksanaan
kasus
Ragu

Ragu Penatalksanaan Penatalaksanaan


klinis/medis okupasi
Konsul spesialis
terkait
RujukBKKM, RS
Pencegahan PAK/PAHK, KAK

 PENCEGAHAN PRIMER
Health promotion
Perilaku kesehatan
Faktor bahaya di tempat kerja
Perilaku kerja yg baik
Olah raga
Gizi seimbang
Pencegahan PAK/PAHK, KAK

 PENCEGAHAN SEKUNDER
Spesifik protection
Pengendalian mell per-UUan
Pengendalian administratif/organisasi  rotasi /
pembatasan jam kerja
Pengendalian teknis  substitusi, isolasi,
ventilasi, APD  Masker saat menjahit
Pengendalian jalur kesehatan  imunisasi
Pencegahan PAK/PAHK, KAK
 PENCEGAHAN TERSIER
Early diagnosis & prompt treatment
Pemeriksaan kesehatan pra-kerja
Pemeriksaan kesehatan berkala 1 x / tahun
Surveilans
Pemeriksaan lingkungan secara berkala
Pengobatan segera bila ditemukan gangguan pada
pekerja
Pengendalian segera di tempat kerja
Pencegahan PAK/PAHK, KAK

 PENCEGAHAN TERSIER
Disability limitation
Evaluasi kembali bekerja
Rehabilitation
Evaluasi kecacadan
Menyesuaikan pekerjaan dengan kondisi
pekerja
Mengganti pekerjaan sesuai dengan
kemampuan pekerja
Screening PAK/PAHK
Adalah pencarian peny atau kelainan
fisiologi yg tdk ditemukan sebelumnya.
Merupakan bag dari penilaian kesehatan
sampai tindakan pencegahan
Screening meliputi :
Kuesioner
Pengujian, tes lab
Prosedur lain
Metode hrs simpel, aman, cepat, tdk
invasif & relatif murah
5
5
Screening PAK/PAHK
Screening adalah salah satu cara untuk
mencegah PAK
Tujuan utama screening adalah deteksi dini
dan penanganan penyakit
Tujuan lain meliputi penilaian evaluasi
kecukupan kontrol pajanan, penemuan
keadaan efek kesehatan yg tdk dikenal,
penempatan pekerja yg sesuai dan sbg bhn
untuk penelitian lebih lanjut.
Data hasil screening berguna pd sistem
surveilans
5
6
Screening PAK/PAHK
Agar efektif, program screening PAK
harus memenuhi 5 kriteria :
1. Screening hrs selektif
2. Mengidentifikasi peny saat blm
timbul gx, disertai perawatan yg
menghambat berkembangnya
peny.

5
7
Screening PAK/PAHK
3. Follow-up yg memadai, tes
diagnosis lbh lanjut & manajemen
peny yg efektif hrs tersedia, dpt
dicapai dan dpt diterima o/
pemeriksa & pekerja
4. Tes screening hrs dpt dipercaya dan
benar
5. Manfaat program screening hrs
sebanding atau lebih besar dp biaya
yg dikeluarkan.

5
8
Screening PAK/PAHK
Agar efektif, program screening
PAK harus memenuhi 5 kriteria :
1. Screening hrs selektif
2. Mengidentifikasi peny saat
blm timbul gx, disertai
perawatan yg menghambat
berkembangnya peny.

5
9
Screening PAK/PAHK
3. Follow-up yg memadai, tes
diagnosis lbh lanjut & manajemen
peny yg efektif hrs tersedia, dpt
dicapai dan dpt diterima o/
pemeriksa & pekerja
4. Tes screening hrs dpt dipercaya dan
benar
5. Manfaat program screening hrs
sebanding atau lebih besar dp biaya
yg dikeluarkan.

6
0
Surveilans
Komponen dalam Surveilans kesehatan kerja
Surveilans Kesehatan (Medical Surveilance)
- Pemeriksaan kesehatan
- Analisa Data Kesehatan
Monitoring Biologis (Biological Monitoring)
Monitoring Lingkungan Kerja (Environmental
Workplace Monitoring)
Lampiran KepPres no 22 thn 1993
Tentang PAHK
1. Pneumokoniosis o.k debu mineral
2. Peny paru & sal pernafasan  debu logam keras, kimia
textile
3. Peny paru & sal pernafasan  debu kapas, vias, henep dan
sisal
4. Asma akibat kerja terhirup kapas
5. Alveolitis alergika
Lampiran KepPres no 22 thn 1993
Tentang PAHK
6. Peny yg disebabkan berrilium / persenyawaannya yg
beracun
7. Peny yg disebabkan kadmium
8. Peny yg disebabkan fosfor
9. Peny yg disebabkan krom
10. Peny yg disebabkan mangan
11. Peny yg disebabkan oleh arsen
12. Peny yg disebabkan oleh air raksa
Lampiran KepPres no 22 thn 1993
Tentang PAHK
13. Peny yg disebabkan oleh timbal
14. Peny yg disebabkan oleh fluor
15. Peny yg disebabkan karbon disulfida
16. Peny yg disebabkan oleh derivat halogen dr persenyawaan
hidrocarbon alifatik atau aromatik yg beracun
17. Peny yg disebabkan benzen atau homolognya yg beracun
Lampiran KepPres no 22 thn 1993

Tentang PAHK
18. Peny yg disebabkan derivat nitro dan amina dr
benzene atau homolognya yg beracun
19. Peny yg disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam
nitrat lainnya
20. Peny yg disebabkan alkohol, glikol atau keton
21. Peny yg disebabkan oleh gas, uap penyebab asfiksia
atau keracunan spt karbon monoksida, hidrogen
sianida, hidrogen sulfida atau derivatnya yg beracun,
amoniak, seng, braso dan nikel
PENUTUP
Suatu aspek penting dlm pengendalian
PAK adalah deteksi dini.
PAK dpt dicegah dng mengidentifikasi &
mengontrol faktor risiko .
Populasi yg berisiko diobati & diawasi
secara teratur.
Dengan penanganan yg tepat & lebih
awal PAK dpt pulih kembali.

6
6

Anda mungkin juga menyukai