Anda di halaman 1dari 58

Pendahuluan

 Rumah sakit merupakan tempat kerja dimana


terdapat karyawan, orang sakit, pengunjung, alat
medis dan non medis.
 Rumah sakit dibangun dilengkapi dengan peralatan
yang dijalankan dan dipelihara untuk sedemikian
rupa untuk menjaga dan mencegah kebakaran serta
persiapan dalam menghadapai bencana maupun
kebakaran.
Latar Belakang Dibutuhkannya K3
Dunia
 Setiap aktivitas selalu mengandung bahaya dan
resiko keselamatan
 Bahaya dan resiko tersebut akan menimbulkan
konsekuensi
 Apabila K3 tidak dikelola dengan baik, akan
menimbulkan loss
Kerugian

PEKER
JA

ASET
LINGKUNG
PERUSAHA
AN
AN
TUJUAN K3

 Menciptakan kondisi kerja yang aman dan sehat


sehingga mencegah terjadinya injury, desease, dan
kecelakaan yang dapat menimbulkan kerugian baik
materil maupun non-materil.
 Mencegah terjadinya penurunan kesehatan atau
gangguan lainnya (cacat, cidera, dll) pada pekerja
yang diakibatkan oleh potensi bahaya dan resiko
yang ada di tempat kerja.
 Menciptakan, keserasian antara pekerja dengan
pekerjaan maupun lingkungan kerjanya, baik secara
fisiologis maupun psikologis untuk meningkatkan
kapasitas, kinerja, maupun kapasitas kerja.
Penyebab Kematian yang berhubungan dengan
pekerjaan (ILO 1999)
Kanker 34%

5% Kecelakaan 25%
15%
34%
Peny. Sal. Pernafasan
Khronis 21%
21% Peny. Kardiovaskuler
15%
25%
Lain-lain 5%

6
Pengeluaran Biaya untuk kecelakaan dan
penyakit akibat kerja (ILO, 1999)

13%
Peny. Muskuloskeletal
8% 40% Peny. Jantung
9% Kecelakaan
Peny. Sal. Nafas

14% Peny. SSP


16% Lain -2

7
DASAR HUKUM
Dasar hukum yang terkait dengan pelaksanaan K3 RS :
 UU No.1 tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
 UU No.36 tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan
 UU No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit berisi akreditasi RS
dan syarat fisik RS
 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
 Permenaker Nomor 5/Men/1996 tentang SMK3
 Permenkes Nomor 432/Menkes/ SK/IV/2007 tentang pedoman
Manajemen K3 Rumah Sakit
 Permenkes Nomor 432/Menkes/ SK/VIII/2010 tentang Standar K3
Rumah Sakit
 Permenkes RI No.66 Tahun 2014 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja RS
Pengertian K3 RS '

 K3 Rumah Sakit adalah upaya pengendalian berbagai


faktor lingkungan fisik, kimia, biologi di RS yang
mungkin dapat menimbulkan dampak atau gangguan
kesehatan terhadap petugas, pasien dan pengunjung
Penyakit Akibat Kerja (PAK)
(Occupational Diseases)
 adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan
atau lingkungan kerja yang akan berakibat cacat
sebagian maupun cacat total.
 Cacat Sebagian adalah hilangnya atau tidak fungsinya
sebagian anggota tubuh tenaga kerja untuk selama-
lamanya.
 Sedangkan Cacat Total adalah keadaan tenaga kerja
tidak mampu bekerja sama sekali untuk selama-
lamanya
Penyakit Akibat Hubungan Kerja
(Work Related Diseases)
 Penyakit akibat hubungan kerja (Work related diseases)
atau penyakit terkait kerja, yaitu penyakit yang
dicetuskan, dipermudah atau diperberat oleh pekerjaan.
 Dalam hal ini faktor pekerjaan bukan menjadi penyebab
dasar, penyebab dasarnya diperoleh di luar tempat kerja
sedangkan faktor di tempat kerja hanya memperberat,
atau memicu timbul/ kekambuhannya, sehingga
penyebabnya sering terdiri dari beberapa faktor (multi
faktor)
Faktor-faktor yg mempengaruhi
kesehatan tenaga kerja
Beban Lingkungan
kerja kerja
-Fisik -Fisik
-Mental -Kimia
-Biologi
-Ergonomi

Kapasitas kerja
-Psikologi
- Ketrampilan
- Kesegaran jasmani &
rohani
- Status kesehatan/gizi
- usia
- Jenis kelamin
- Ukuran tubuh
Ruang Lingkup K3RS
 Sarana hygiene yang memantau pengaruh
lingkungan kerja terhadap tenaga kerja antara lain
pencahayaan, bising, suhu / iklim kerja.
 Sarana Keselamatan kerja yang meliputi
pengamanan pada peralatan kerja, pemakaian alat
pelindung diri dan tanda/rambu-rambu peringatan dan
alat pemadam kebakaran.
 Sarana Kesehatan Kerja yang meliputi pemeriksaan
awal, berkala dan khusus, gizi kerja, kebersihan diri
dan lingkungan.
 Ergonomi yaitu kesehatan antara alat kerja dengan
tenaga kerja
Penyebab Penyakit Akibat Kerja
1. Faktor fisik
 misalnya karena suara yang tinggi/bising bisa menyebabkan
ketulian
 Temperatur/suhu yang tinggi dapat menyebabkan berbagai
keluhan dan penyakit mulai dari yang ringan sampai berat
misalnya; hyperpireksi.
 Radiasi sinar elektromagnetik misalnya; sinar infra merah
menyebabkan katarak, ultra violet menyebabkan
conjungtivitis.
2. Faktor biologi
 Misalnya virus, bakteri, parasit, cacing, jamur dan
lain-lain
 Dilaporkan adanya pekerja yang menderita penyakit
malaria, filariasis pada pekerja di lapangan, penyakit
hepatitis, TBC pada petugas kesehatan dan lain-lain
3. Faktor Kimia
 Semua bahan kimia dalam bentuk debu,uap, gas
 Misalnya : cairan desinfektan dapat mengiritasi kulit
dan saluran pernafasan
4. Faktor Fisiologi/Ergonomi
 Akibat posisi kerja/cara kerja yang salah seperti
bekerja dengan membungkuk akan menyebabkan
sakit otot, sakit pinggang dan cedera punggung, juga
dapat mengakibatkan perubahan bentuk tubuh.
 Pada kontruksi mesin yang kurang baik juga akan
menyebabkan berbagai penyakit akibat kerja
PENERAPAN ERGONOMI
1. Posisi Kerja
Posisi Kerja terdiri dari posisi duduk dan posisi
berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak terbebani
dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja.
Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang
belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara
seimbang pada dua kaki.
PENERAPAN ERGONOMI
2. Tata letak tempat kerja
Display harus jelas
terlihat pada waktu
melakukan aktivitas
kerja.
PENERAPAN ERGONOMI
3. Mengangkat beban
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni,
dengan kepala, bahu, tangan, punggung dsbnya.
Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang
punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang
berlebihan.
Mengangkat beban

 Laki-laki dewasa 40 kg
 Wanita dewasa 15-20 kg
 Laki-laki (16-18 th) 15-20 kg
 Wanita (16-18 th) 12-15 kg
5. Faktor Psikologi
 Berbagai keadaan misalnya suasana kerja yang
monoton, hubungan kerja yang kurang baik, upah
yang kurang, tempat kerja yang terpencil dapat
berpengaruh terhadap pekerja yaitu menimbulkan
stress.
 Manifestasinya antara lain berupa perubahan
tingkah laku, tidak bisa membuat keputusan,
tekanan darah meningkat, yang selanjutnya dapat
mengakibatkan timbulnya penyakit lain atau
terjadinya kecelakaan kerja.
Identifikasi Potensi Bahaya
Identifikasi Potensi Bahaya
Dampak zat kimia
Identifikasi Potensi Bahaya
Keselamatan Kerja di Rumah Sakit

Kecelakaan Kerja
 Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan
tidak diharapkan. Biasanya kecelakaan menyebabkan,
kerugian material dan penderitaan dari yang paling
ringan sampai kepada yang paling berat.

Kecelakaan di laboratorium dapat berbentuk 2 jenis yaitu :


1. Kecelakaan medis, jika yang menjadi korban pasien
2. Kecelakaan kerja, jika yang menjadi korban petugas.
PEMAKAIAN APD
ALAT PELINDUNG
DIRI

Definisi :
APD adalah pakaian khusus atau
peralatan yang dipakai petugas untuk
memproteksi diri dari bahaya phisikal,
chemical, biologis/bahan Infeksius
( OSHA, CDC )

5-31
Jenis Alat Pelindung Diri :

Gloves/Sarung tangan
Gown/Aprons
Masker (Particulate Respirator
Gogle/Kaca mata
Face Protection
(masker, face shield/visor)
Head coverings/Topi
Sepatu/Boot
Gown/Aprons
Examples of N95 Particulate
Respirators

CupCup style Duckbill ill


style

Fan fold Flat fold

http://www.pandemicflu.gov/plan/healthcare/maskguidancehc.html 34
Pelindung Wajah/
Face protection

 Jenis Pelindung Wajah :


 Masker dan penutup mata
 kaca mata/gogles
 Visor/face shields
Alat kesehatan
 adalah instrumen, mesin dan atau implan yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah,
mendiagnosis, menyembuhkan, meringankan
penyakit dan merawat orang sakit.
ALAT KESEHATAN
ALAT KESELAMATAN
 Beberapa sarana Keselamatan kerja yang perlu
diawasi antara lain bejana tekan uap, penangkal
petir, sistem pemadaman kebakaran, sistem jaringan
gas medis.
 Sarana tersebut perlu mendapat pemeliharaan dan
pengawasan sehingga aman dalam
pengoperasiannya.
PENANGKAL PETIR & BEJANA TEKAN
Kebakaran

 Kebakaran terjadi apabila terdapat tiga unsur


bersama-sama. Unsur-unsur tersebut adalah adalah
oksigen, panas dan bahan yang mudah terbakar.
 Bahan yang mudah terbakar di Rumah Sakit antara
lain ethyl eter, ethylene oxide dan ethyl alcohol.
 Sebagai tempat layanan umum perlu disediakan
peralatan pemadaman kebakaran mulai dari APAR,
Hydran hingga sistem pemadaman Otomatis. Jalur
evakuasi juga perlu dipasang.
DENAH EVAKUASI
PETUNJUK EVAKUASI
Sistem Manajemen K3 RS
 Merupakan bagian dari sistem manajemen RS
secara keseluruhan yang meliputi struktur
organisasi, perencanaan, tanggung jawab,
pelaksanaan, prosedur, proses, dan sumber daya
yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan,
pencapaian, dan pemeliharaan kebijakan kesehatan
dan keselamatan kerja dalam rangka pengendalian
resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang sehat, aman, efisien,
dan produktif.
Tujuan SMK3RS
 Menciptakan suatu sistem kesehatan dan
keselamatan kerja di rumah sakit dengan melibatkan
unsur manajemen, karyawan, kondisi dan
lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka
mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit
akibat kerja.
Tahap Penerapan K3-RS
 Tahap persiapan
 Tahap pelaksanaan
 Tahap pemantauan dan evaluasi
Tahap Persiapan
 Komitmen manajemen : kebijakan, penyediaan
dana, sarana dan prasarana untuk mendukung
kegiatan K3 RS

 Membentuk Unit Organisasi K3 di RS yang terlihat


dalam struktur organisasi RS
Susunan / Organisasi K3-RS
Susunan Organisasi K3 RS terdiri dari :

 Bidang I : Bidang pengamanan peralatan medik,


pengamanan radiasi dan limbah radioaktif
 Bidang II : Bidang pengamanan peralatan nonmedik,
pengamanan dan keselamatan bangunan
 Bidang III : Bidang pengembangan sanitasi sarana
kesehatan
 Bidang IV : Bidang pelayanan kesehatan kerja dan
pencegahan penyakit akibat kerja
 Bidang V : Bidang pencegahan dan penanggulangan
bencana
Tugas Unit Organisasi
 Memberi rekomendasi dan pertimbangan kepada
Direktur RS tentang masalah-masalah yang
berkaitan dengan K3_RS
 Membuat program K3-RS
 Melaksanakan program K3_RS
 Melakukan evaluasi program K3-RS
Tahap Pelaksanaan
Program K3RS :

1. Pelaksanaan kesehatan kerja bagi karyawan ( prakerja, berkala,


khusus )
2. Upaya pengamanan pasien, pengunjung dan petugas
3. Peningkatan kesehatan lingkungan
4. Sanitasi lingkungan RS
5. Pengelolaan dan pengolahan limbah padat, cair, gas
6. Pencegahan dan penanggulangan bencana (Disaster program)
7. Pengelolaan jasa, bahan dan barang berbahaya
8. Pendidikan dan pelatihan K3
9. Sertifikasi dan kalibrasi sarana, prasarana, dan peralatan RS
10. Pengumpulan, pengolahan dan pelaporan K3
Tahap Pemantauan dan Evaluasi
 Inspeksi dan audit program K3
 Perbaikan dan pengendalian K3 yang didasarkan
atas hasil temuan dari audit dan inspeksi
 Rekomendasi dan tindak lanjut hasil evaluasi
program K3
Pemantauan Lingkungan Kerja
 Penyehatan lingkungan rumah sakit dilakukan setiap
triwulan secara berjenjang
 Pemantauan kualitas udara ruang minimal 2 kali
dalam setahun
 Pemantauan bahan makanan dilakukan minimal 1
kali setiap bulan diambil sampel untuk konfirmasi
laboraturium
 Tenaga kerja diperiksa kesehatannya 1 kali setahun
 Pemeriksaan air minum dan air bersih dilakukan 2
kali setahun
 Perbaikan tangga ( dilengkapi karet anti terpeleset),
ram, pintu dan tangga darurat
 Penyempurnaan pengolahan limbah
 Pemasangan detektor asap
 Pemasangan alat komunikasi
 Perbaikan dan penyempurnaan vertilasi dan
pencahayaan
Pemantauan Karyawan
 Inventarisasi seluruh karyawan beserta tempat kerja
 Laporan karyawan yang sakit kronis
 Jumlah kunjungan karyawan yang berobat di Poli
 Usulan medikal check-up untuk karyawan yang
sering sakit (absensi)
 Usulan screning test untuk pegawai yang bekerja di
tempat resiko tinggi ( IGD, dapur, laundry, lab )
 Usulan vaksinasi pegawai terutama yang bekerja di
tempat resiko tinggi
 Usulan pelatihan K3 diluar dan didalam Rumah Sakit
 Usulan pembelian APD ( topi, masker, pakaian kerja,
sepatu, sarung tangan) Perbaikan kesejahteraan
karyawan (makanan tambahan, fasilitas kesehatan
Indikator Keberhasilan SMK3RS

 Terlaksanakannya program K3-RS


 Penurunan angka kecelakaan dan penyakit akibat
kerja
Sumber Stres
 Beban kerja terlalu berat
 Konflik dan ketidakjelasan peran
 Kurang supervisi dan pengarahan
 Bekerja di daerah yang asing
 Suara gaduh
 Kurang berperan -> kepuasan kerja rendah
 Kurang penghargaan
 Kerja bergilir
 Pajanan terhadap toksikan,pasien infeksius
 Ketidakpastian (politik, kerja kontrak)
Keadaan Darurat di RS
 Keadaan darurat adalah setiap kejadian yang dapat
menimbulkan gangguan terhadap kelancaran
operasi/kegiatan di lingkungan RS
 Jenisnya :
 Kebakaran
 Kecelakaan , contoh : terpeleset dan tertusuk benda
tajam
 Gangguan tenaga, contoh : gangguan listrik, air, dll
 Ganggua keamanan, contoh : huru-hara, demonstrasi,
pencurian
 Bencana alam, contoh : gempa bumi, angin topan,
banjir, dll
 Keadaan darurat di ruangan, ruang bedah, ICCU contoh
: gagal jantung, gagal napas
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai