Anda di halaman 1dari 6

PAPER

PENYAKIT AKIBAT KERJA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Dosen Pengampu : Jaya Maulana, S.KM., M.Kes (Epid)

Oleh :

LABIBAH FARA ANINDYA

(0620015881)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PEKALONGAN

TAHUN 2021
PENDAHULUAN

Pekerjaan merupakan salah satu bagian yang memegang peranan penting bagi kehidupan
manusia, yaitu dapat memberikan kepuasan dan tantangan. Setiap manusia membutuhkan
pekerjaan untuk mendapatkan pendapatan, yang nantinya akan digunakan untuk kebutuhan
sehari-hari mereka. Semua pekerjaan pasti memiliki risiko yang dapat mengganggu kesehatan
atau menimbulkan penyakit pada pekerjanya. Penyakit akibat kerja (PAK) merupakan salah satu
bagian dari masalah kesehatan yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang dan dipengaruhi oleh
berbagai faktor disekitarnya. Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sangat
diperlukan untuk mengendalikan Penyakit Akibat Kerja (PAK). Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) merupakan suatu program yang didasari pendekatan ilmiah dalam upaya mencegah
atau memperkecil terjadinya bahaya (hazard) dan risiko (risk) terjadinya penyakit dan
kecelakaan maupun kerugian-kerugian lainnya yang mungkin akan terjadi. Setiap perusahaan
atau tempat kerja berkewajiban dalam program perlindungan pekerja terhadap penyakit akibat
kerja (PAK).
PEMBAHASAN

A. Definisi Penyakit Akibat Kerja


Penyakit akibat kerja (PAK) adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat
kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja.
Menurut Adzim (2013) Penyakit Akibat Kerja (PAK) ialah gangguan kesehatan baik
jasmani maupun rohani yang ditimbulkan ataupun diperparah karena aktivitas kerja atau
kondisi yang berhubungan dengan pekerjaan.
Sedangkan menurut Suma’mur (1985) Penyakit Akibat Kerja adalah setiap penyakit
yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Penyakit ini artefisial oleh karena
timbulnya penyakit disebabkan oleh adanya pekerjaan. Kepadanya sering diberikan nama
penyakit buatan manusia (manmade disease).

B. Kriteria Penyakit Akibat Kerja


Secara umum Penyakit Akibat Kerja mempunyai ciri-ciri yang harus diperhatikan yaitu :
1) Adanya hubungan antara pajanan yang spesifik dengan penyakit yang diakibatkan.
Contoh adanya pajanan asbes secara evidence based akan mengakibatkan asbestosis,
silika menyebabkan silikosis
2) Adanya fakta bahwa frekwensi kejadian penyakit pada populasi pekerja lebih tinggi
daripada pada masyarakat umum. Maksud disini bahwa kuantitas penyakit akibat kerja
lebih banyak di kalangan pekerja dari pada di masyarakat umum.
3) Penyakit Akibat Kerja dapat dicegah dengan melakukan tindakan preventif di tempat
kerja.
Terjadinya penyakit akibat kerja dikarenakan adanya beberapa faktor risiko. Faktor risiko ini
dikelompokkan menjadi 5 golongan :
1) Golongan fisik
a. Kebisingan dapat mengakibatkan gangguan pada pendengaran sampai dengan Non-
induced hearing loss
b. Radiasi (sinar radio aktif) dapat mengakibatkan kelainan darah dan kulit
c. Suhu udara yang tinggi dapat mengakibatkan heat stroke, heat cramps, atau
hyperpyrexia. Sedangkan suhu udara yang rendah dapat mengakibatkan frostbite,
trenchfoot atau hypothermia.
d. Tekanan udara yang tinggi dapat mengakibatkan caison disease
e. Pencahayaan yang tidak cukup dapat mengakibatkan kelahan mata.
Pencahayaan yang tinggi dapat mengakibatkan timbulnya kecelakaan.
2) Golongan kimia
a. Debu dapat mengakibatkan pneumokoniosis
b. Uap dapat mengakibatkan metal fume fever, dermatitis, dan keracunan
c. Gas dapat mengakibatkan keracunan CO dan H2S
d. Larutan dapat mengakibatkan dermatitis
e. Insektisidan dapat mengakibatkan keracunan
3) Golongan infeksi
a. Anthrax
b. Brucell
c. HIV/AIDS
4) Golongan fisiologis
Dapat disebabkan oleh kesalahan kontruksi, mesin, sikap badan yang kurang baik, salah
cara melakukan suatu pekerjaan yang dapat mengakibatkan kelelahan fisik bahkan
lambat laun dapat menyebabkan perubahan fisik pada tubuh pekerja.
5) Golongan mental
Dapat disebabkan oleh hubungan kerja yang tidak baik atau keadaan pekerjaan yang
monoton yang menyebabkan kebosanan.

C. Kewajiban Perusahaan atau Tempat Kerja dalam Program Perlindungan Pekerja terhadap
Penyakit Akibat Kerja
Upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mencegah penyakit akibat kerja adalah
sebagai berikut:
1) Menyingkirkan atau mengurangi risiko pada sumbernya, misalnya menggantikan bahan
kimia yang berbahaya dengan bahan yang tidak berbahaya.
2) Mengurangi risiko dengan pengaturan mesin atau menggunakan APD.
3) Menetapkan prosedur kerja secara aman untuk mengurangi risiko lebih lanjut.
4) Menyediakan, memakai dan merawat APD
PENUTUP

Pekerjaan adalah salah stau hal penting bagi kehidupan manusia. Setiap pekerjaan pasti
memiliki risiko yang dapat mengganggu kesehatan atau menimbulkan penyakit pada pekerjanya.
Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, bahan, proses,
maupun lingkungan kerja. Risiko pekerjaan atau penyakit akibat kerja harus dapat dikendalikan.
Oleh karena itu, setiap perusahaan atau tempat kerja wajib menerapkan sebuah sistem
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) agar risiko dan bahaya di tempat kerja dapat ditekan
sebaik mungkin.
DAFTAR PUSTAKA

Patradhiani, R., Yasmin., & Prastiono A. (2019). Identifikasi dan Pengendalian Risiko Penyebab
Penyakit Akibat Kerja (PAK) Pada Industri Tahu Pong Goreng Palembang. Integrasi
Jurnal Ilmiah Teknik Industri. 2(5), 41-48

Salawati, L. (2015). Penyakit Akibat Kerja dan Pencegahan. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala.
15(2)

Soemarko, D.S. (2012). Penyakit Akibat Kerja “Identifikasi dan Rehabilitasi Kerja”.

Republik Indonesia. (1992). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992 tentang
Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Republik Indonesia. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Penyakit Akibat Kerja

Republik Indonesia. (1981). Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor :
Per.01/Men/1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja

Republik Indonesia. (2012). Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 609
Tahun 2012 tentang Pedoman Penyelesaian Kasus Kecelakaan Kerja dan Penyakit
Akibat Kerja

Republik Indonesia. (2019). Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019
tentang Penyakit Akibat Kerja

Republik Indonesia. (2019). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 88 Tahun 2019
tentang Kesehatan Kerja

Anda mungkin juga menyukai