Anda di halaman 1dari 8

Penyakit Akibat Kerja (PAK) merupakan penyakit yang terjadi pada

pekerja, akibat resiko pekerjaan dan atau lingkungan kerjanya

Tempat kerja memiliki berbagai risiko


yang dapat menimbulkan penyakit baik disebabkan oleh proses kerja,
lingkungan kerja
perilaku bekerja

Penyakit Akibat Kerja oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan


kesehatan menyebabkan tempat kerja kurang mendapatkan “feed back”
dalam upaya pencegahan dan pengendalian hazard di lingkungan kerja.
Selain itu deteksi dini Penyakit Akibat Kerja seharusnya dapat membatasi
timbulnya keparahan penyakit dan mencegah terjadinya kecacatan.

Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan


lingkungan kerja

Sehat dan bekerja merupakan hak azasi manusia, namun tempat kerja
dapat berisiko terhadap kesehatan pekerja. Untuk itu Pekerja, Pemberi kerja
dan Pemerintah memiliki peran dan tanggung jawab untuk mewujudkan
tempat kerja yang sehat dan terbebas dari pengaruh buruk yang diakibatkan
oleh pekerjaan. Penyakit Akibat Kerja merupakan penyakit yang dapat
ditimbulkan oleh proses, bahan, alat dan perilaku serta lingkungan kerja,

Diagnosis
Penyakit Akibat Kerja memiliki konsekuensi aspek legal terhadap kewajiban
pihak pemberi kerja dan di sisi lain pekerja berhak memperolah manfaat
berupa pelayanan kesehatan dan manfaat santunan bila terdapat kecacatan

DIAGNOSIS PENYAKIT AKIBAT KERJA DILAKUKAN DENGAN


PRINSIP 7 LANGKAH DIAGNOSIS
Penegakan diagnosis Penyakit Akibat Kerja dilakukan dengan
menggunakan pendekatan Prinsip 7 Langkah Diagnosis Penyakit Akibat
Kerja

1 Penentuan diagnosis Klinis diagnosa


a. anamnesa;
b. pemeriksaan fisik;
c. bila diperlukan dilakukan pemeriksaan penunjang dan
pemeriksaan khusus.
Setelah diagnosis klinis tegak kemudian dilakukan langkah
selanjutnya.

Penentuan Pajanan yang dialami Pekerja di Tempat Kerja pajanan/sumber penyebab


Diagnosis klinis dapat disebabkan oleh satu atau beberapa pajanan
yang dialami oleh seorang pekerja, sehingga perlu dicari semua
pajanannya.
Penentuan pajanan yang dialami pekerja di tempat kerja
dilakukan dengan anamnesa yang lengkap mengenai pekerjaan
pasien, mencakup: seperti apa ?
a. Deskripsi semua pekerjaan secara kronologis dan pajanan deskripsi kerja
yang dialami (pekerjaan terdahulu sampai saat ini).
b. Periode waktu melakukan masing-masing pekerjaan. periode waktu bekerja
c. Produk yang dihasilkan. produk yang di hasilkan
d. Bahan yang digunakan. bahan yang digunakan
e. Cara bekerja. cara bekerja
f. Proses kerja. proses kerja
g. Riwayat kecelakaan kerja. riwayat kecelakaan kerja
h. Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan atau upaya perlindungan penggunaan APD
lain yang telah dilakukan.

3. Penentuan hubungan antara pajanan dengan diagnosis klinis hubungan


Langkah selanjutnya menentukan apakah ada hubungan antara
diagnosis klinis dan pajanan yang dialami pasien.
l Identifikasi hubungan penyakit yang dialami (diagnosis klinis) hubungan diagnosa dengan p
dengan pajanan yang ada didasarkan pada evidence based, yang
mana dapat mengacu pada List ILO Occupational Dieases dan ICD
Occupational Health (OH) atau data evidence based lainnya.
l Hubungan pajanan dengan diagnosis klinis dipengaruhi oleh setelah terpajan, berapa lam
waktu timbulnya gejala setelah terpajan oleh bahan tertentu.
l Umumnya penyakit lebih sering timbul apabila berada di tempat apakah penyakit reda saat cu
kerja dan berkurang saat libur atau cuti. apakah makin parah jika di b
l Umumnya terdapat pekerja dengan pajanan yang sama apakah pekerja lain sama ter
menderita penyakit yang serupa.
l Hasil pemeriksaan kesehatan pra-kerja, berkala dan purna kerja pemeriksaan sebelum nya, p
dapat digunakan sebagai salah satu data untuk menentukan ada hubungan kah dengan sa
penyakit berhubungan dengan pekerjaannya.

4. Penentuan besarnya pajanan seberapa besar nya pajanan/


Langkah selanjutnya menentukan besarnya pajanan, apakah cukup
untuk menimbulkan penyakit tersebut.
l Penentuan besarnya pajanan dilakukan melalui anamnesis
tentang pekerjaan yang lengkap, mencakup:
a. Jumlah jam terpajan per hari. terpapar berapa lama
b. Masa kerja. masa kerja sudah berapa lam
c. Pemakaian APD. pakai APD gak
d. Besarnya pajanan secara kualitatif dan/atau kuantitatif. seberapa besar pengaruh pa
e. Ada kecukupan besar pajanan yang menyebabkan adanya batas minimal terpapar sehin
diagnosa klinis (kecukupan dosis).
l Anamnesa tersebut dapat ditunjang dengan data yang objektif,
seperti catatan perusahaan mengenai informasi tersebut di atas
dan hasil biomonitoring.
l Penentuan besarnya pajanan juga dapat dilakukan dengan
melihat referensi karakteristik besar pajanan pada industri atau
pekerjaan tertentu, dosis minimal dan masa kerja minimal.
l Apabila penyakit yang dialami pekerja disebabkan oleh beberapa
pajanan sekaligus, maka besarnya pajanan tidak bisa
dibandingkan dengan Nilai Ambang Batas (NAB) saja, tetapi perlu
juga melihat efek saling menguatkan beberapa pajanan dalam
menimbulkan penyakit.

5. Penentuan Faktor Individu yang Berperan pengaruh dari individu terseb


Langkah selanjutnya menentukan adanya faktor individu yang dapat
menjadi perancu.
l Faktor individu yang berperan terhadap timbulnya penyakit ada faktor lain yang mempen
antara lain: jenis kelamin, usia, kebiasaan, riwayat penyakit seperti jenis kelamin, usia, ke
keluarga (genetik), riwayat atopi, penyakit penyerta.
l Adanya faktor individu dapat menjadi perancu diagnosis Penyakit
Akibat Kerja, namun belum tentu meniadakan adanya Penyakit
Akibat Kerja. Sehingga interpretasi langkah ini harus dilakukan
secara hati-hati oleh dokter yang memiliki kompetensi dalam
diagnosis Penyakit Akibat Kerja.

6. Penentuan Faktor Lain di Luar Tempat Kerja faktor lain dan pengaruh lain
Langkah selanjutnya menentukan adanya faktor lain di luar tempat
kerja yang dapat menjadi perancu.
l Faktor lain di luar tempat kerja yang dapat menjadi perancu, ada hobi dan kegiatan lain ya
diantaranya seperti hobi dan kegiatan lain yang dilakukan di luar
pekerjaan.
l Adanya faktor lain di luar tempat kerja dapat menjadi perancu
diagnosis Penyakit Akibat Kerja, namun belum tentu meniadakan
adanya Penyakit Akibat Kerja. Sehingga interpretasi langkah ini
harus dilakukan secara hati-hati oleh dokter yang memiliki
kompetensi dalam diagnosis Penyakit Akibat Kerja.
7. Penentuan Diagnosis Okupasi membuat diagnosa sementa
Setelah melakukan analisis 6 langkah di atas, maka dapat
disimpulkan penyakit yang diderita oleh pekerja adalah Penyakit
Akibat Kerja atau bukan Penyakit Akibat Kerja.

Upaya pencegahan Penyakit Akibat Kerja antara lain:


a. Melakukan promosi kesehatan untuk upaya pencegahan pada promosi kesehatan
pekerja lainnya, seperti penggunaan Alat Pelindung Diri,
melakukan pekerjaan sesuai dengan prosedur kerja.
b. Pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk deteksi dini. pemeriksaan kesehatan berk
c. Mendorong pasien dan pemberi kerja untuk menjadi agen instruksi kerja aman dan sela
perubahan untuk pencegahan penyakit pada pekerja lainnya.
seperti apa

seperti apa

proses
bahan
alat
perilaku
lingkungan kerja
pajanan/sumber penyebab

seperti apa ?
deskripsi kerja

periode waktu bekerja


produk yang di hasilkan
bahan yang digunakan
cara bekerja
proses kerja
riwayat kecelakaan kerja
penggunaan APD

hubungan

hubungan diagnosa dengan pajanan/sumber penyebab

setelah terpajan, berapa lama baru menimbulkan gejala

apakah penyakit reda saat cuti


apakah makin parah jika di bawa kerja
apakah pekerja lain sama terpapar nya..

pemeriksaan sebelum nya, pra - berkala- tahunan ada masalah kah?


ada hubungan kah dengan sakit sekarang

seberapa besar nya pajanan/sumber penyebab


terpapar berapa lama
masa kerja sudah berapa lama
pakai APD gak
seberapa besar pengaruh paparan secara kualitatif dan kuantitatif
batas minimal terpapar sehingga menimbulkan penyakit akibat kerja

pengaruh dari individu tersebut

ada faktor lain yang mempengaruhi


seperti jenis kelamin, usia, kebiasaan, riwayat penyakit keluarga, riwayat atopi, penyakit penyerta

faktor lain dan pengaruh lain yang berasal dari luar tempat kerja

ada hobi dan kegiatan lain yang dapat mempengaruhi kesehatan?


membuat diagnosa sementara

promosi kesehatan

pemeriksaan kesehatan berkala


instruksi kerja aman dan selamat

Anda mungkin juga menyukai