Anda di halaman 1dari 39

Penyakit Akibat Kerja dan

Pelaporan PAK
Pada Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja
Pelatihan Virtual Medical Check Up
dan Fit to Work, 09.11.2021

dr Fani Syafani, MKK

Pelatihan Virtual Medical Check Up dan Fit to Work, 09.11.2021


Penyakit Akibat Kerja

Regulasi
Definisi
Manfaat
Alur Pelaporan Kasus PAK

Pelatihan Virtual Medical Check Up dan Fit to Work, 09.11.2021


Penyakit Akibat Kerja

Pelatihan Virtual Medical Check Up dan Fit to Work, 09.11.2021


REGULASI PELAKSANAAN PROGRAM JKK-JKm

PP Permenaker Per-BPJS Perdir

Peraturan BPJS Ketenagakerjaan Nomor 1


PP 44 Tahun 2015
Tahun 2018
Tentang Penyelenggaraan Progam
Bentuk Kartu Peserta, Sertifikat
Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) &
Kepesertaan, dan Formulir Program
Jaminan Kematian (JKM)
Jaminan Kecelakaan Kerja, Program
Jaminan Kematian, Program Jaminan Hari
PP Nomor 82 tahun 2019 tentang Permenaker No. 11 Tahun 2016 Pelayanan Perdir Nomor 13/062016
Tua dan Program Jaminan Pensiun
Perubahan atas Peraturan Kesehatan dan Besaran Tarif dalam Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Program JKK dan JKM
Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan
Pemerintah Nomor 44 tahun 2015 Penyelenggaraan Program JKK Perdir Nomor 14/062016
Petunjuk Teknis Bagi Peserta Bukan Penerima Upah
Permenaker No. 18 Tahun 2018
Jaminan Sosial Pekerja Migran Indonesia Per-Menteri / Perdir Nomor 16/082015
Perpres Petunjuk Teknis Pemberian Manfaat Promotif, Preventif Dan Program Kembali
Kerja (Return To Work Program) Pada Program Jaminan Kecelakaan Kerja BPJS
Permenaker No. 5 Tahun 2021
Lembaga Lainnya Ketenagakerjaan

Tata Cara Penyelenggaraan Program Jaminan Perdir PMI Nomor 4/022019


Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Bagi
Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, dan Calon Pekerja Migran Indonesia dan Pekerja Migran Indonesia
Perpres No. 7 Tahun 2019 Jaminan Hari Tua Peraturan Menteri Keuangan Nomor
Penyakit Akibat Kerja 141/PMK.02/2018 Perdir Turunan Permenaker No. 5 Tahun 2021
Koordinasi Antar Penyelenggara Jaminan
Dalam Pemberian Manfaat Pelayanan
Kesehatan

Per DJSN Nomor 1 Tahun 2021


Koordinasi Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Pada Dugaan Kasus Kecelakaan
Kerja dan Dugaan Kasus Penyakit Akibat
Kerja

Pelatihan Virtual Medical Check Up dan Fit to Work, 09.11.2021 4


PENYAKIT AKIBAT KERJA – ILO CLASSIFICATION
Occupational disease (PAK) :
Penyakit yang disebabkan karena pekerjaannya / lingkungan kerja.
Misal : keracunan Pb, asbestosis

Work related disease (penyakit terkait kerja)


Penyakit terkait dengan pekerjaan, namun
bukan akibat karena pekerjaan.
Misal : asma, TBC, hipertensi

General disease (penyakit umum)


Penyakit yang mengenai pada masyarakat umum (general disease).
Misal : influenza, sakit kepala

Pelatihan Virtual Medical Check Up dan Fit to Work, 09.11.2021 5


Penyakit Akibat Kerja
Dasar regulasi sebagai pedoman BPJS Ketenagakerjaan dalam penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja
dan Penyakit Akibat Kerja antara lain ;

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan
Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian Bab V :
 Pasal 43 ayat (1) Pemberi kerja selain penyelenggara negara wajib melaporkan Kecelakaan Kerja atau penyakit
akibat kerja yang menimpa pekerja kepada BPJS Ketenagakerjaan dan instansi setempat yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan.
 Pasal 43 ayat (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan laporan tahap I yang disampaikan
dalam jangka waktu paling lama 2 x 24 jam sejak terjadi Kecelakaan Kerja atau sejak didiagnosis penyakit akibat
kerja dengan formulir Kecelakaan Kerja tahap I yang telah ditetapkan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan
Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian Bagian Ketiga :
 Pasal 48 Hak atas manfaat JKK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan apabila penyakit akibat kerja timbul
dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun terhitung sejak hubungan kerja berakhir.

6
Pelatihan Virtual Medical Check Up dan Fit to Work, 09.11.2021 6
Kadaluarsa Manfaat Kasus Penyakit Akibat Kerja

Hak untuk Menuntut JKK menjadi daluarsa setelah lewat


lima tahun sejak kejadian kecelakaan kerja atau setelah
lewat lima tahun sejak penyakit akibat kerja didiagnosis

Sumber :
Pasal 26 Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2019 tentang Perubahan Manfaat PP No 44 Tahun 2015
7
Pelatihan Virtual Medical Check Up dan Fit to Work, 09.11.2021 7
Ketentuan Bagi Peserta Penerima Upah dan Bukan Penerima Upah

Bagi Peserta Penerima Upah


 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2015
Bab I Pasal 1 ayat (10)
Bagi Peserta Bukan Penerima Upah
 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2016
pada Bab VII Pasal 16

Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang diakibatkan


oleh pekerjaan dan/atau lingkungan kerja”.
8
Pelatihan Virtual Medical Check Up dan Fit to Work, 09.11.2021 8
Penyakit Akibat Kerja yang Dapat Diproses
1.Telah ditetapkan atau didiagnosis sebagai Penyakit Akibat Kerja (occupational disease)
dilengkapi dengan dokumen yang membuktikan bahwa penyakit tersebut diakibatkan
oleh pekerjaan dan/atau lingkungan kerja.
2.Pemberitahuan Kasus KK - PAK ke BPJS Ketenagakerjaan dapat dilakukan baik oleh
pekerja, rekan kerja, keluarga pekerja, fasilitas kesehatan dan pemberi kerja tetap
melaporkan kasus KK- PAK tersebut ke BPJS Ketenagakerjaan dan Instansi Dinas
Ketenagakerjaan setempat
4.Sebelum tenaga kerja terdiagnosis klinis dugaan PAK, tenaga kerja harus telah terdaftar
sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan di perusahaan yang menimbulkan Penyakit
Akibat Kerja tersebut.
Kasus dugaan Penyakit Akibat Kerja (belum tegak penetapan PAK) dan Penyakit Akibat Hubungan Kerja (PAHK)/ work related disease
(penyakit yang mempunyai beberapa agen penyebab misalnya riwayat penyakit bawaan, penyakit keturunan, gaya hidup sehari hari,
dimana penyakit tersebut dicetuskan atau diperberat oleh pekerjaan atau lingkungan kerja), tidak termasuk ke dalam cakupan Program
Jaminan Kecelakaan Kerja BPJS Ketenagakerjaan.

9
Pelatihan Virtual Medical Check Up dan Fit to Work, 09.11.2021 9
PENYAKIT AKIBAT KERJA VS
PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA

Tidak Dijamin BPJS Ketenagakerjaan Dijamin BPJS Ketenagakerjaan

Penyakit Akibat Hubungan Kerja Penyakit Akibat Kerja


Work-Related Occupational Diseases (OD)
Diseases (WRD)
Terjadi juga pada populasi penduduk Terjadi hanya pada populasi pekerja

Penyebab multi faktor Penyebab spesifik

Pemaparan di tempat kerja mungkin merupakan salah satu Adanya paparan /hazzard di tempat kerja merupakan hal
faktor yang penting
Belum dijamin dalam Program JKK BPJS Ketenagakerjaan Dijamin dalam Program JKK BPJS Ketenagakerjaan

10
Pelatihan Virtual Medical Check Up dan Fit to Work, 09.11.2021 10
ALUR KOORDINASI LINTAS INSTITUSI
Kasus

DUGAAN
Terkait kerja Tidak terkait kerja
Terkait kerja

Ada ruda Tak ada ruda Ada ruda


paksa paksa Penyakit
paksa

Meninggal Meninggal
Penyakit Penyakit
Dunia Dunia
Meninggal Penyakit
Mendadak Akibat Kerja
Lalu Lintas
Non Terbukti
Tunggal
Kecelakaan Kerja
Terkait
Lalu Lintas
Tunggal kerja
11
Pelatihan Virtual Medical Check Up dan Fit to Work, 09.11.2021
Pelatihan Virtual Medical Check Up dan Fit to Work, 09.11.2021
Prosentase Kecacatan Pada Program JKK

Pelatihan Virtual Medical Check Up dan Fit to Work, 09.11.2021


Pemberian Manfaat JKK
PERMENAKER No.05 Tahun 2021

Pelatihan Virtual Medical Check Up dan Fit to Work, 09.11.2021


7 LANGKAH PENENTUAN KASUS PAK
•Untuk menyatakan, bahwa suatu
Menentukan penyakit adalah akibat hubungan
pekerjaan, harus dibuat Diagnosis klinis
diagnosis klinis dahulu. •Identifikasi semua pajanan yang dialami oleh pekerja
tersebut. Untuk itu perlu dilakukan anamnesis pekerjaan yang
lengkap dan kalau perlu dilakukan pengamatan di tempat
Menentukan pajanan kerja dan mengkaji data sekunder yang ada.
yang dialami individu
tersebut dalam pekerjaan
•Untuk menentukan adanya hubungan antara pajanan
dan penyakit, harus berdasarkan dari bukti yang ada.
Menentukan apakah ada •Penentuan besarnya pajanan, dapat dilakukan
hubungan pajanan dengan secara kuantitatif dengan melihat data pengukuran
penyakit lingkungan dan masa kerja atau secara kualitatif
dengan mengamati cara pekerja bekerja.
Menentukan apakah
pajanan yang •Faktor individu apakah ada yang dapat mempercepat
atau memperlambat kemungkinan terjadi penyakit
dialami cukup besar akibat hubungan kerja, misalnya kebiasan
merokok,faktor genetik atau kebiasaan memakai alat
Menentukan apakah pelindung dengan baik.
data faktor-faktor •Apakah ada faktor di luar
pekerjaan yang juga dapat menjadi
individu yang berperan penyebab penyakit, misalnya
kanker paru selain dapat
Menentukan disebabkan oleh asbes, juga dapat
disebabkan oleh kebiasaan
apakah ada faktor merokok.
lain diluar
pekerjaan
•Apabila dapat dibuktikan,
bahwa paling sedikit ada
Menentukan satu faktor pekerjaan
diagnosis yang berperan sebagai
akibat kerja penyebab penyakit,maka
penyakit tersebut dapat
dikategorikan sebagai
PAK.
Pelatihan Virtual Medical Check Up dan Fit to Work, 09.11.2021
PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT KERJA
• Health Promotion
Pencegahan • Penyuluhan (Perilaku kesehatan, faktor bahaya ditempat kerja,
perilaku kerja yang baik)
Primer • Olah Raga
• Gizi Seimbang

• Specific Protection
• Pengendalian melalui perundang-undangan
Pencegahan • Pengendalian administratif/ organisasi (rotasi/ pembatasan jam
kerja)
Sekunder • Pengendalian teknis (Substitusi, isolasi, ventilasi, APD)
• Pengendalian jalur kesehatan (imunisasi)

•Early diagnosis & prompt treatment


•Pemeriksaan kesehatan pra kerja
Pencegahan •Pemeriksaan kesehatan berkala
•Surveilans
Tersier •Pemeriksaan lingkungan secara berkala
•Pengobatan segera bila ditemukan adanya gangguan kesehatan pada pekerja
•Pengendalian segera di tempat kerja

Pelatihan Virtual Medical Check Up dan Fit to Work, 09.11.2021


UPAYA DETEKSI PENYAKIT AKIBAT KERJA
1) Setiap unit pelayanan kesehatan harus mempunyai SOP:
✓ penegakan diagnose, pencegahan, deteksi dini (early diagnosis), dan prompt treatment bagi
pekerja
✓ Identifikasi & pemetaan potensi kasus PAK dan PTK di perusahaan/tempat kerja (misalnya:
penyakit kulit, penyakit otot, tulang dan sendi (musculoskeletal), gangguan pendengaran dan
penyakit paru akibat kerja).

2) PAK, suspek PAK & PTK pada pekerja dapat dideteksi oleh dokter perusahaan dan personil K3
serta petugas kesehatan lainnya melalui:
✓ pengamatan kesehatan kerja dan lingkungan kerja
✓ pemeriksaan kesehatan tenaga kerja,
✓ pengujian lingkungan kerja,
✓ pelayanan kesehatan kerja, dan
✓ pelayanan kesehatan lainnya

Pelatihan Virtual Medical Check Up dan Fit to Work, 09.11.2021 17


UPAYA DETEKSI PENYAKIT AKIBAT KERJA
3) Upaya deteksi dini PAK dilakukan melalui upaya-upaya antara lain :
➢ Pemeriksaan kesehatan pra kerja (pre employment assessment).
➢ Pemeriksaan kesehatan berkala (duration employment assessment)→ min. 1 x/Th
➢ Pemeriksaan kesehatan khusus (specifik assessment).
➢ Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja.
➢ Pengamatan, survey, penelitian dan cara-cara lainnya.

4) Jenis PAK dan PTK diidentifikasi dan dianalisa berdasarkan jenis pekerjaan dan potensi bahaya yang dihadapi sehari-hari di
lingkungan kerjanya.

5) Pekerja diduga/suspek PAK→ tindak lanjut dg 7 (tujuh) langkah menegakkan diagnosis PAK

6) Pekerja yang didiagnosis PAK dan PTK ditindaklanjuti dengan:


➢ evaluasi dan perbaikan kondisi kerja dan lingkungan kerja agar kasus PAK & PTK tidak terjadi/terulang lagi,
➢ edukasi untuk meningkatkan pola hidup sehat

Pelatihan Virtual Medical Check Up dan Fit to Work, 09.11.2021 18


Penyakit Akibat Kerja

Alur Prosedur Pelaporan Kasus PAK

Pelatihan Virtual Medical Check Up dan Fit to Work, 09.11.2021


Prosedur/ Alur Pengajuan Program JKK
Pada Kasus KK dan PAK

LAPORAN TAHAP I
Permenaker No 5 Tahun 2021 (Pasal 8)

Pemberi Kerja wajib melaporkan setiap Kecelakaan


Kerja atau PAK yang menimpa Pekerjanya

Dilaporkan kepada Dinas


1A Dilaporkan kepada Provinsi atau Unit Pengawasan 1B
BPJS Ketenagakerjaan Ketenagakerjaan setempat

Laporan disampaikan dalam jangka


2 waktu paling lama 2 x 24 Jam
Laporan dibuat menggunakan
formulir Kecelakaan Kerja 3
Tahap 1
Pelaporan dilakukan secara
4 daring dan/atau Luring

Pelatihan Virtual Medical Check Up dan Fit to Work, 09.11.2021


Prosedur/Alur Pengajuan Program JKK
Pada Kasus KK dan PAK

BPJS Ketenagakerjaan melakukan pemeriksaan atau membuat kesimpulan


mengenai Kecelakaan Kerja atau PAK, Paling lama 30 hari sejak laporan Tahap
1 diterima

Kesimpulan Kecelakaan Kerja atau PAK diberitahukan kepada Dinas Provinsi


atau unit pengawasan ketenagakerjaan setempat, paling lama tanggal 15 bulan
Permenaker No 5 berikutnya
Tahun 2021
Pasal 10
Dalam membuat membuat kesimpulan Kecelakaan Kerja atau PAK, BPJS
Ketenagakerjaan dapat meminta pertimbangan medis Dokter Penasihat melalui
Pengawas Ketenagakerjaan

Jika kesimpulan adalah Kecelakaan Kerja atau PAK, maka BPJS Ketenagakerjaan
memberikan manfaat pelayanan JKK di Fasilitas Kesehatan yang bekerja sama atau
tidak bekerja sama (namun penggantian dilakukan setelah Laporan tahap II)

Pelatihan Virtual Medical Check Up dan Fit to Work, 09.11.2021


Prosedur/Alur Pengajuan Program JKK
Pada Kasus KK dan PAK

LAPORAN TAHAP II (Pasal 19)

Kesimpulan Kecelakaan Kerja atau PAK


Laporan Tahap II setelah selesai pengobatan/cacat/meninggal.
1 Mengisi Formulir Tahap II dan Formulir Surat Keterangan Dokter
Pemberian Santunan, berupa:
1)Upah sementara tidak mampu bekerja (STMB),
2 2) Santunan kecacatan tetap (Anatomis atau Fungsi),
3) kematian akibat KK/PAK
Santunan cacat Sebagian =
3 % cacat sesuai tabel X 80 X 1 Bulan Upah terakhir

Santunan cacat total* =


70% X 80 X upah/bulan terakhir + Santunan berkala Rp. 500.000,-/Bln selama 24 Bulan
* Cacat total=cacat yang mengakibatkan pekerja sudah tidak mampu bekerja

Santunan Kematian =
60 % X 80 X upah/bulan terakhir + Santunan berkala Rp. 500.000,- /Bln selama 24 Bulan

4 Program Kembali Bekerja (Return to Work/ RTW program)

Pelatihan Virtual Medical Check Up dan Fit to Work, 09.11.2021


Pemberian Manfaat JKK
PERMENAKER No.05 Tahun 2021

Batasan perlindungan JKK


Pasal 7 ayat (3) :
perjalanan berangkat atau Kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah sebagaimana dimaksud pada ayat
pulang kerja (2) huruf b diperhitungkan sejak pekerja keluar dari rumah.

Mekanisme Pelaporan Pasal 8 ayat (4) : Penyampaian laporan tahap I


Tahap I dapat dilakukan secara daring dan/atau luring

Pemberitahuan kasus kecelakaan Pasal 9, Pelaporan


oleh peserta, keluarga peserta, serikat pekerja/serikat buruh di tempat Pemberi Kerja; dan/atau fasilitas
kerja atau Penyakit Akibat Kerja
Kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan.
(PAK) bagi peserta PU tidak membebaskan kewajiban Pemberi Kerja melaporkan kecelakaan kerja atau PAK yang menimpa
pekerjanya.

Pembuatan kesimpulan dan Kantor Cabang menyimpulkan paling lama 30 hari sejak laporan tahap I diterima
pemberitahuan hasil kesimpulan KK- Kesimpulan disampaikan Disnaker paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya
PAK peserta PU, BPU dan Jasa Tindak Lanjut atas kesimpulan bukan kasus kecelakaan kerja atau PAK paling lama 1 (satu) hari kerja
Konstruksi sejak kesimpulan dibuat

Pelatihan Virtual Medical Check Up dan Fit to Work, 09.11.2021


Pemberian Manfaat JKK
PERMENAKER No.05 Tahun 2021

Setelah laporan tahap I, BPJS Ketenagakerjaan meminta informasi perkembangan


kondisi Peserta paling lama 6 (enam) bulan sejak kesimpulan Kecelakaan Kerja atau
Monitoring
perkembangan
PAK
kondisi peserta Pemberi Kerja memberikan informasi perkembangan kondisi paling lama 14 (empat
belas) hari kerja sejak BPJS Ketenagakerjaan meminta informasi dimaksud

Pasal 111
Komorbiditas dan komplikasi yang berhubungan dengan Kecelakaan Kerja atau PAK ditanggung oleh
Komorbid - BPJS Ketenagakerjaan sejak Peserta menjalani perawatan dan pengobatan yang meliputi pelayanan
Komplikasi kesehatan pada saat rawat inap dan rawat jalan akibat Kecelakaan Kerja atau PAK sampai Peserta
dinyatakan sembuh, Cacat, atau meninggal dunia.

Penyelesaian
kasus PAK

Pelatihan Virtual Medical Check Up dan Fit to Work, 09.11.2021


Pemberian Manfaat JKK
PERMENAKER No.05 Tahun 2021

Pasal 110
Manfaat meninggal • diberikan pada peserta yang tidak memungkinkan melanjutkan pengobatan ke RS karena
mendadak bagi peserta keterbatasan fisik dan/atau kondisi geografis
BPUHomecare • rekomendasi dokter penasehat dan atau dokter pemeriksa
• hanya di PLKK
• 1 (satu) tahun sejak direkomendasikan, maksimal 20 juta
• jika melewati 1 tahun / telah mencapai 20 juta, maka perawatan dilanjutkan di PLKK

Pasal 17 ayat (2) :


Dalam hal terdapat penetapan PAK sebagaimana dimaksud pada ayat (1), biaya perawatan dan pengobatan
Penyelesaian
sebelumnya menjadi tanggung jawab BPJS Ketenagakerjaan terhitung sejak penegakan diagnosis klinis atas
kasus PAK
PAK atau dugaan PAK.
* Penggantian biaya perawatan dan pengobatan tersebut dilakukan setelah kasus tersebut ditetapkan sebagai
kasus PAK.

Pelatihan Virtual
Pelatihan Virtual Medical
Medical Check
Check Up
Up dan
dan Fit
Fit For
to Work, 09.11.2021
Task, 11.10.2021
Prosedur
Pusat Layanan Kecelakaan Kerja

1 2

• Peserta membawa KTP/ Kartu Peserta ke


PLKK
PESERTA
• Koordinasi dengan perusahaan

PEMBERI KERJA
• Koordinasi Kelengkapan administrasi
9 • Persetujuan Surat Pernyataan
APLIKASI e PLKK
3
• Pengecekan eligibilitas Peserta
• Permintaan validitas kasus
8 4 5
• Permintaan surat Jaminan
Perawatan dan Pengobatan
pada PLKK

7 JAMINAN KECELAKAAN KERJA

• Pengecekan validitas kasus JKK


Yang berhak untuk menentukan kasus • Kelengkapan administrasi
tersebut termasuk kecelakaan kerja atau
tidak adalah BPJS Ketenagakerjaan 6
Approval Surat Jaminan

Pelatihan Virtual Medical Check Up dan Fit to Work, 09.11.2021


Penyakit Akibat Kerja

Formulir Pelaporan Kasus PAK

Pelatihan Virtual Medical Check Up dan Fit to Work, 09.11.2021


Formulir Laporan Kasus PAK

1. Formulir PAK Tahap 1 2. Formulir PAK Tahap II Kondisi Akhir Kasus PAK
Formulir Formulir Formulir
LAPORAN KASUS PENYAKIT AKIBAT KERJA LAPORAN KASUS PENYAKIT AKIBAT KERJA 3a PAK 2 SURAT KETERANGAN DOKTER
3 PAK 1 TAHAP II BPJS Ketenagakerjaan 3b PAK 3
TAHAP I BPJS Ketenagakerjaan KASUS PENYAKIT AKIBAT KERJA BPJS Ketenagakerjaan
Segmen Kepesertaan : Penerima Upah/ PU Bukan Penerima Upah / BPU Jasa Konstruksi/ JAKON
Segmen Kepesertaan : Penerima Upah/ PU Bukan Penerima Upah / BPU Jasa Konstruksi/ JAKON Laporan Kasus Penyakit Akibat Kerja Tahap II Dengan ini saya dokter yang memeriksa peserta BPJS Ketenagakerjaan dibawah ini:
Formulir ini berfungsi juga sebagai pengajuan
Laporan Kasus Penyakit Abibat Kerja Tahap I Wajib dilaporkan dalam waktu 2 X 24 Jam Nama dokter : Dokter pemeriksa Dokter penasehat
pembayaran Jaminan Kecelakaan Kerja
Sejak pekerja dinyatakan sembuh, cacat, atau meninggal dunia No. telepon/Hp
Wajib dilaporkan dalam waktu 2 X 24 Jam sejak di diagnosis sebagai Penyakit Akibat kerja
1. Data Pemberi Kerja/ Wadah/ Mitra/ Pelaksana Penempatan Nama Fasilitas kesehatan :
1. Data Pemberi Kerja/ Wadah/ Mitra/ Pelaksana Penempatan Nama : ..................................................................................................................................... Menerangkan dengan sesungguhnya bahwa:
Nama : ..................................................................................................................................... NPP/NPW/Nama Proyek : .....................................................................................................................................
1. Nama Peserta : Tn /Ny /Nn.................................................................................................
NPP / NPW / Nomor Proyek : ................................................................................................................................. Alamat : .....................................................................................................................................
No Telepon/ HP ......................................................... / ...................................................................... No. Peserta : ....................................................................................................................
Alamat : ......................................................................................................................................
Nama Kontak Personil : .....................................................................................................................................
No Telepon/ HP : (..............)....................................................../.............................................................. NIK No. Paspor (WNA/PMI) : ....................................................................................................................
2. Data Peserta
Nama Kontak Personil : ................................................................................................................................. Nama : Tn /Ny /Nn ......................................................................................................................... 2. Nama Pemberi Kerja/ Wadah/ :
No. Peserta : ..................................................................................................................................... Mitra/ Proyek Jasa Konstruksi
2. Data Peserta NIK / No. Paspor (WNA/PMI) : .....................................................................................................................................
3. Tanggal tegak diagnosis : klinis : ..................................(dd/mm/yyyy) Penyakit Akibat Kerja : ..............................(dd/mm/yyyy)
Nama : Tn /Ny /Nn ................................................................................................................ Jenis Pekerjaan/jabatan : .....................................................................................................................................
4. Tanggal pemeriksaan oleh dokter : .........................................(dd/mm/yyyy)
No. Peserta : .............................................................................................................................. 3. Tanggal tegak diagnosis : klinis : ..................................(dd/mm/yyyy) Penyakit Akibat Kerja : ..............................(dd/mm/yyyy)
NIK / No. Paspor (WNA/PMI) : ............................................................................................................................ 5. Berdasarkan anamnesa :
4. diagnosis Penyakit Akibat Kerja : .....................................................................................................
Tanggal Lahir : …............/.............../................. (dd/mm/yyyy)
5. Kelompok penyakit akibat kerja Penyakit yang disebabkan oleh pajanan faktor-faktor yang timbul dari aktivitas pekerjaan :
Alamat Domisili dan No. telepon : .................................................................................no telp ……......................................... penyakit yang disebabkan oleh faktor kimia penyakit yang disebabkan oleh faktor ergonomi 6. Berdasarkan pemeriksaan fisik :
3. Tanggal tegak diagnosis : klinis : ..................................(dd/mm/yyyy) Penyakit Akibat Kerja : ..............................(dd/mm/yyyy) penyakit yang disebabkan oleh faktor fisika penyakit yang disebabkan oleh faktor psikososial
penyakit yang disebabkan oleh faktor biologi
4. diagnosis Penyakit Akibat Kerja : .....................................................................................................
penyakit akibat kerja berdasarkan target organ
5. Upah peserta saat tegak diagnosis klinis*: Rp. ....................................... per hari per bulan borongan** penyakit saluran pernafasan gangguan otot rangka penatalaksanaan atau tindakan medis
penyakit kulit gangguan mental dan perilaku 7. :
yang diberikan
6. Status Peserta
penyakit kanker akibat kerja
Tegak diagnosis klinik : Masih bekerja Sudah tidak bekerja (non aktif kepesertaan maksimal 3 (tiga) tahun) penyakit spesifik lainnya
8. Diagnosa penyakit akibat kerja : .................................................................................................................
Tegak diagnosis Penyakit Akibat Kerja : Masih bekerja Sudah tidak bekerja (non aktif kepesertaan maksimal 3 (tiga) tahun) 5. Berdasarkan hasil pemeriksaan : Pada tanggal : ...................................(dd/mm/yyyy)
terakhir Sembuh Cacat total tetap untuk selamanya
alamat tempat bekerja : ............................................................................................................................... 9. Kelompok penyakit akibat kerja : Penyakit yang disebabkan oleh pajanan faktor-faktor yang timbul dari aktivitas pekerjaan :
Cacat sebagian fungsi Meninggal dunia
Jabatan pekerjaan terakhir : ............................................................................................................................. Cacat sebagian anatomis Masih dalam pengobatan penyakit yang disebabkan oleh faktor kimia penyakit yang disebabkan oleh faktor ergonomi
Uraian pekerjaan terakhir : ........................................................................................................................... 6. Total Pengajuan Pembiayaan penyakit yang disebabkan oleh faktor fisika penyakit yang disebabkan oleh faktor psikososial
penyakit yang disebabkan oleh faktor biologi
Riwayat jenis pekerjaan : (berhubungan dengan diagnosis Penyakit Akibat Kerja) Penerima manfaat Perawatan dan Santunan Prothesa dan
Gigi tiruan Transportasi STMB Nama Bank No. Rekening Nama Rekening
pembiayaan pengobatan Cacat Orthesa penyakit akibat kerja berdasarkan target organ
Pemberi Kerja penyakit saluran pernafasan gangguan otot rangka
Peserta penyakit kulit gangguan mental dan perilaku
Ahli Waris
penyakit kanker akibat kerja
7. Fasilitas kesehatan (faskes) dan dokter : Nama Faskes : ............................................................. 7. Lamanya tidak bekerja (Jumlah hari) : hari (Sesuai dengan jumlah hari perawatan dan atau surat keterangan istirahat dokter) penyakit spesifik lainnya
yang mendiagnosis Penyakit Akibat Alamat : ............................................................. 8. Data ahli waris (diisi jika peserta meninggal dunia) 10. Hasil pemeriksaan/pengobatan : sembuh tanpa cacat
Nama dokter : ............................................................. Nama Ahli Waris : .....................................................................................................................................
NIK / No. Paspor (WNA) : ..................................................................................................................................... Cacat anatomis akibat kehilangan anggota badan ………………………………………………………………..
8. Keterangan lainnya jika diperlukan : Hubungan ahli waris dengan peserta : Janda/duda Anak Ayah/Ibu Kakek/Nenek Cucu
cacat fungsi pada anggota badan …………………………………………………….
Saudara Kandung Mertua Pihak yang ditunjuk dalam wasiat
dengan besarnya cacat fungsi ………………..…….. % terbilang (………………………….……………….)
No. Telepon / Hp : .....................................................................................................................................
9. persyaratan yang diperlukan : Nama Bank & No. Rekening : ......................................................................&............................................................... Memerlukan prothesa berupa ……………………………………………………...…………
Fotokopi kartu peserta untuk segmen kepesertaan Penerima Upah dan Bukan Penerima Upah Data wali anak (untuk ahli waris anak di bawah usia 18 tahun)
Fotokopi Katu Tanda Penduduk (KTP) bagi WNI/ Paspor bagi WNA a. Nama : ..................................................................................................................................... Memerlukan orthesa berupa ……………………………………………………………..
b. NIK : .....................................................................................................................................
Formulir Pendaftaran Proyek Jasa Konstruksi dan bukti pembayaran iuran terakhir (Khususuntuk Jasa Konstruksi) c. No. Telepon / HP & email : (..............)............................/...................................email : .............................................
Meninggal dunia tanggal : ..........................(dd/mm/yyyy)
d. Hubungan dengan anak Peserta : .....................................................................................................................................
Surat keterangan ahli dari dokter yang memiliki kompetensi terkait penegakan kasus penyakit akibat kerja 11. Setelah sembuh peserta dapat : Biasa dengan kondisi tertentu berupa ………………………………………………...……………………….
9. Memiliki anak berusia belum mencapai usia 23 tahun / belum bekerja / belum menikah *
Dokumen pendukung : ada** tidak ada melakukan pekerjaan
Ringan dengan kondisi tertentu berupa …………………………………..…………………….
hasil pemeriksaan kesehatan awal pekerja hasil pengujian lingkungan 10. Keterangan lainnya jika perlu :

hasil pemeriksaan kesehatan berkala selama pekerja bekerja riwayat pekerjaan 12. Lamanya perawatan/pengobatan : dari tanggal : ..........................(dd/mm/yyyy) sd tanggal : ........................................(dd/mm/yyyy)
11. Persyaratan yang diperlukan
hasil pemeriksaan khusus penyakit yang diderita hasil pemeriksaan kesehatan pekerja di bagian tersebut surat keterangan dokter kasus penyakit akibat kerja (formulir 3b PAK 3) 13. Diberikan istirahat : dari tanggal : ..........................(dd/mm/yyyy) sd tanggal : ........................................(dd/mm/yyyy)
riwayat kesehatan pekerja data medis/rekam medis surat keterangan asli dari dokter yang memiliki kompetensi terkait penegakan kasus penyakit akibat kerja
14. Keterangan lainnya jika perlu :
Kuitansi asli biaya pengobatan dan perawatan
Dokumen pendukung lain apabila diperlukan
Kuitansi asli biaya pengangkutan
Dokumen pendukung lain apabila diperlukan
Dengan ini saya menyatakan bahwa data dan keterangan yang saya sampaikan kepada BPJS Ketenagakerjaan adalah benar dan bersedia
memberikan informasi perkembangan kondisi Peserta paling lama 14 (empat belas) hari kerja apabila BPJS Ketenagakerjaan meminta informasi Dengan ini saya menyatakan bahwa data dan keterangan yang saya sampaikan kepada BPJS Ketenagakerjaan
dimaksud, Apabila data yang diberikan tidak benar, saya bersedia bertanggung jawab sesuai peraturan perundangan yang berlaku adalah benar. Apabila data yang diberikan tidak benar,
saya bersedia bertanggung jawab sesuai peraturan perundangan yang berlaku Dengan ini saya menyatakan bahwa data dan keterangan yang saya sampaikan kepada BPJS Ketenagakerjaan adalah benar. Apabila data yang
Kota/kab : Keterangan : Kota/Kab : diberikan tidak benar, saya bersedia bertanggung jawab sesuai peraturan perundangan yang berlaku
Keterangan : Tanggal : Laporan ini diperuntukkan : Tanggal :
Laporan ini diperuntukkan : - Lembar pertama : Dinas Tenaga Kerja Setempat Kota/Kab :
- Lembar pertama : BPJS Ketenagakerjaan - Lembar kedua : BPJS Ketenagakerjaan .........................................(tanda tangan dan stempel perusahaan)
Keterangan : Tanggal :
- Lembar ketiga : Pusat Layanan Kecelakaan Kerja Nama :
- Lembar kedua : Dinas Tenaga Kerja Setempat ..............................................(tanda tangan dan stempel perusahaan) Laporan ini diperuntukkan :
- Lembar keempat : Perusahaan Jabatan :
- Lembar ketiga : Pusat Layanan Kecelakaan Kerja Nama : - Lembar pertama : BPJS Ketenagakerjaan
- Lembar keempat : Perusahaan Jabatan : *) Jika kondisi meninggal dunia atau cacat total tetap - Lembar kedua : Dinas Tenaga Kerja Setempat .............................(tanda tangan dan stempel fasilitas kesehatan)
*) Upah peserta adalah upah yang diterima Peserta pada saat terjadi KK / PAK **) Jika ada dan berhak atas manfaat beasiswa, harap mengisi formulir pengajuan manfaat beasiswa - Lembar ketiga : Pusat Layanan Kecelakaan Kerja Nama :
**) upah sebulan bagi borongan = upah rata-rata 3 bulan terakhir - Lembar keempat : Perusahaan

Pelatihan Virtual Medical Check Up dan Fit to Work, 09.11.2021


Penyakit Akibat Kerja

Korelasi Hasil Medical Check Up


dan Kasus PAK

Pelatihan Virtual Medical Check Up dan Fit to Work, 09.11.2021


Medical Check Up di Tempat Kerja


Medical Check Up;
merupakan salah satu syarat yang harus dilalui oleh
calon pekerja ketika ingin masuk di tempat kerja baru.

• Pemeriksaan Kesehatan dibagi menjadi 3:


• Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Bekerja
• Pemeriksaan Kesehatan Berkala
• Pemeriksaan Kesehatan Khusus

30
Pelatihan Virtual Medical Check Up dan Fit to Work, 09.11.2021
Dasar Hukum Medical Check Up di Tempat Kerja

“ • PERMENAKERTRANS No. 02 Tahun 1980 Pasal 2 tentang


Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja;
Pekerja melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum


bekerja untuk memastikan;
Kondisi kesehatan tenaga kerja tersebut dalam
kondisi prima dan tidak sedang menderita suatu
penyakit menular yang berpotensi menularkan


penyakitnya tersebut kepada tenaga kerja lainnya.
Memastikan bahwa kondisi kesehatannya saat ini
cocok dengan pekerjaan yang akan dibebankan
kepadanya.
• Undang-Undang No.1 tahun 1970 pasal 2 ayat (2) ;
Semua perusahaan harus mengadakan Pemeriksaan Kesehatan
Sebelum Kerja.

31
Pelatihan Virtual Medical Check Up dan Fit to Work, 09.11.2021
JENIS DAN TUJUAN PEMERIKSAAN KESEHATAN TENAGA KERJA

Pelatihan Virtual Medical Check Up dan Fit to Work, 09.11.2021


Pelaporan Kasus PAK pada MCU (berkala/khusus)

1. PAK ditegakkan oleh dokter yang memiliki kompetensi dalam


menegakkan tata laksana penegakan kasus PAK
2. Dokter membuat laporan medik  Pengurus Perusahaan / Pemberi
kerja
3. Pemberi kerja melaporkan kepada Dinas Naker / Kesehatan setempat
(< 2 x 24 Jam).

Pelatihan Virtual
Pelatihan Virtual Medical
Medical Check
Check Up
Up dan
dan Fit
Fit to
to Work,
Work, 14.09.2021
09.11.2021
REPORT DAN ANALISIS HASIL
PEMERIKSAAN KESEHATAN TENAGA KERJA

Pelatihan Virtual Medical Check Up dan Fit to Work, 09.11.2021


Hal yang dilakukan Setelah MCU

Merahasiakan setiap data / informasi yang diperoleh


1. Pencatatan dan Pelaporan
- Laporan meliputi data pekerja, riwayat penyakit, riwayat pekerjaan dll.
2. Interpretasi hasil pemeriksaan
- Dilakukan analisa individu / kelompok
3. Tindak lanjut
- Pekerja mempunyai hak untuk tahu (+/- dengan Pekerjaan).
- Bila terdapat kelainan perlu ditindak lanjuti

Pelatihan Virtual Medical Check Up dan Fit to Work, 09.11.2021


ANALISA HASIL MCU
Hasil MCU dianalisa secara
1. Individu
2. Kelompok Tenaga Kerja

A. Analisa Individu.
a. Rekam medis sebelumnya (sosiodemografi tenaga kerja)
b. MCU disesuaikan dengan risiko dan kebutuhan pekerjaan
c. Status kesehatan pada saat MCU (gangguan kesehatan yang dialami)
d. Perkembangan gangguan kesehatan dari waktu ke waktu.
e. Unit kerjanya (apakah pajanan mempengaruhi penyakitnya)
f. Bila menderita sakit perlu dilakukan tindak lanjut pengobatan / perawatan
g. Penetapan laik kerja atau tidak.

Pelatihan Virtual Medical Check Up dan Fit to Work, 09.11.2021


Hasil MCU (individu) menggambarkan

1. Kondisi medis pekerja apakah masih dapat melakukan pekerjaan semula


2. Apakah kondisi medis pekerja menyebabkan tidak dapat melakukan
pekerjaan semula
3. Kondisi medis pekerja menyebabkan pekerja hanya dapat melakukan
pekerjaan semula dengan modifikasi *retriksi, penyesuaian tempat kerja ,
dll) atau harus melakukan pekerjaan lain
4. Kondisi medis pekerja tidak dapat melakukan semua pekerjaan,

Pelatihan Virtual Medical Check Up dan Fit to Work, 09.11.2021


B. Analisa Kelompok Tenaga Kerja (komunitas)
a. Dikelompokkan per unit kerja (Similar Exposure Group /SEG) 
untuk menemukan kasus pekerja pada kelompok dengan pajanan yang sama
b. Pengelompokan jenis gangguan kesehatan (tertinggi  terendah)
Untuk mengetahui frekuensi/prevalensi / incident penyakit
c. Dikaji perkembangan dari waktu ke waktu (statistik)
Sebagai evaluasi program K3 yang telah dilakukan
d. Saran rekomendasi diberikan secara kelompok / unit disertai pengendalian
lingkungan kerja.
Sebagai dasar perencanaan program pelayanan kesehatan kerja.

Analisa tersebut dilakukan dengan surveillance kesehatan TK

Pelatihan Virtual Medical Check Up dan Fit to Work, 09.11.2021


PROMOTIVE-PREVENTIVE IS THE BEST ACTION
THAN
CURATIVE AND REHABILITATIVE

“TERIMA KASIH”

Pelatihan Virtual Medical Check Up dan Fit to Work, 09.11.2021

Anda mungkin juga menyukai