LINGKUNGAN KERJA
(PERMENAKER NO. 5 TAHUN 2018)
I. Latar Belakang
II. Dasar Hukum
III. Pengertian
IV. Ruang Lingkup dan Tujuan
V. Pengukuran dan Pengendalian Lingkungan Kerja
VI. Penerapan Higiene dan Sanitasi
VII. Personil K3
VIII. Pemeriksaan dan Pengujian
IX. Peninjauan Berkala
X. Pengawasan
XI. Sanksi
XII. Ketentuan Peralihan
XIII. Ketentuan Penutup
I. Latar belakang
Internal
kimia;
biologi;
ergonomi; dan
psikologi
fasilitas Kebersihan;
Faktor Biologi,
Faktor Psikologi
Kebisingan;
Getaran;
Pencahayaan. Standar
IKLIM KERJA (Ps.9)
Iklim Kerja adalah hasil perpaduan antara suhu, NAB Iklim Kerja Indeks Suhu Basah
kelembaban, kecepatan gerakan udara dan panas
radiasi dengan tingkat pengeluaran panas dari Dan Bola (ISBB) Yang Diperkenankan
tubuh Tenaga Kerja sebagai akibat pekerjaannya
meliputi tekanan panas dan dingin.
Tekanan Dingin adalah pengeluaran panas akibat pajanan terus menerus terhadap dingin
yang mempengaruhi kemampuan tubuh untuk menghasilkan panas sehingga mengakibatkan
hipotermia (suhu tubuh di bawah 36 derajat Celsius).
Standar Iklim Kerja Dingin (Cold Stress)
Pengendalian terhadap Iklim Kerja:
a. menghilangkan sumber panas atau sumber dingin dari Tempat Kerja;
b. mengganti alat, bahan, dan proses kerja yang menimbulkan sumber panas atau
sumber dingin;
c. mengisolasi atau membatasi pajanan sumber panas atau sumber dingin;
d. menyediakan sistem ventilasi;
e. menyediakan air minum;
f. mengatur atau membatasi waktu pajanan terhadap sumber panas atau sumber
dingin;
g. penggunaan baju kerja yang sesuai;
h. penggunaan alat pelindung diri yang sesuai; dan/atau
i. melakukan pengendalian lainnya sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
KEBISINGAN (Ps.10)
Radiasi Ultra Ungu (Ultra Violet) Nilai Ambang Batas Radiasi Ultra Ungu
berbahaya lainnya.
Pengendalian bahaya faktor biologi dengan:
a. menghilangkan sumber bahaya Faktor Biologi dari Tempat Kerja;
b. mengganti bahan, dan proses kerja yang menimbulkan sumber bahaya Faktor Biologi;
c. mengisolasi atau membatasi pajanan sumber bahaya Faktor Biologi;
d. menyediakan sistem ventilasi;
e. mengatur atau membatasi waktu pajanan terhadap sumber bahaya Faktor Biologi;
f. menggunakan baju kerja yang sesuai;
g. menggunakan alat pelindung diri yang sesuai;
h. memasang rambu-rambu yang sesuai;
i. memberikan vaksinasi apabila memungkinkan;
j. meningkatkan Higiene perorangan;
k. memberikan desinfektan;
l. penyediaan fasilitas Sanitasi berupa air mengalir dan antiseptik; dan/atau
m. pengendalian lainnya sesuai dengan tingkat risiko.
V. PENGUKURAN DAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN KERJA
konflik peran;
Meliputi:
1. Bangunan Tempat Kerja
- halaman;
bersih, tertata rapi, rata, dan tidak becek; dan cukup luas untuk lalu lintas orang
dan barang
saluran air pembuangan pada halaman, maka saluran air harus tertutup dan
terbuat dari bahan yang cukup kuat serta air buangan harus mengalir dan
tidak boleh tergenang.
- gedung, meliputi dinding dan langit-langit, atap; dan lantai.
gedung dalam kondisi:
terpelihara dan bersih;
kuat dan kokoh strukturnya; dan
cukup luas sehingga memberikan ruang gerak paling sedikit 2 (dua) meter
persegi per orang.
Dinding dan langit-langit harus:
kering atau tidak lembab;
Lantai harus:
terbuat dari bahan yang keras, tahan air, dan tahan dari
bahan kimia yang merusak;
datar, tidak licin, dan mudah dibersihkan; dan
Ukuran Toilet
Ruang Toilet paling sedikit berukuran:
panjang 80 cm, lebar 155 cm, tinggi 220 cm lebar pintu 70 cm.
Ruang Toilet untuk penyandang disabilitas harus memenuhi
persyaratan:
Panjang 152,5 cm;
lebar 227,5 cm;
tinggi 240 cm;
mempunyai akses masuk dan keluar yang mudah dilalui;
mempunyai luas ruang bebas yang cukup untuk pengguna kursi roda bermanuver
180 derajat;
lebar pintu masuk berukuran paling sedikit 90 cm yang mudah dibuka dan ditutup.
pintu Toilet dilengkapi dengan plat tendang di bagian bawah pintu untuk
pengguna kursi roda dan penyandang disabilitas netra;
kemiringan lantai tidak lebih dari 7 (tujuh) persen; dan
mempunyai pegangan rambat untuk memudahkan pengguna kursi roda berpindah
dari kursi roda ke jamban ataupun sebaliknya.
Pakaian Kerja dan Ruang Ganti Pakaian
Tenaga Kerja dalam perusahaan tertentu dapat
diwajibkan memakai pakaian kerja sesuai syarat-syarat
K3 yang ditetapkan.
Pakaian kerja harus disediakan oleh Pengurus .
Dalam hal Tenaga Kerja menggunakan pakaian kerja
hanya selama bekerja, Pengurus harus menyediakan
ruang ganti pakaian yang bersih, terpisah antara laki-
laki dan perempuan serta pemakaiannya harus diatur
agar tidak berdesakan.
Ruang ganti pakaian harus tersedia tempat menyimpan
pakaian/loker untuk setiap Pekerja yang terjamin
keamanannya.
Tempat sampah dan peralatan Kebersihan harus
disediakan pada setiap Tempat Kerja.
Tempat sampah harus:
ruang udara.
Kewajiban Personil K3
mematuhi peraturan perundang-undangan dan standar yang telah
ditetapkan;
melaporkan pada atasan langsung mengenai kondisi pelaksanaan
pengukuran, pengendalian lingkungan kerja, dan penerapan Higiene
Sanitasi;
bertanggungjawab atas hasil pelaksanaan pengukuran, pengendalian
lingkungan kerja, dan penerapan Higiene Sanitasi di Tempat Kerja;
membantu Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis K3 Lingkungan Kerja
dalam melaksanakan pemeriksaaan dan Pengujian K3 Lingkungan Kerja;
dan
melaksanakan kode etik profesi.
VIII. PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN (Ps.58-68)
2. Berkala dilakukan secara eksternal paling sedikit 1 (satu) tahun sekali atau sesuai
dengan penilaian risiko atau ketentuan peraturan perundang-undangan, meliputi
sda.
3. Ulang dilakukan apabila hasil Pemeriksaan dan/atau Pengujian sebelumnya baik
secara internal maupun eksternal terdapat keraguan.
4. Khusus dilakukan setelah kecelakaan kerja atau laporan dugaan tingkat pajanan
di atas NAB
Mekanisme
Pengawasan pelaksanaan
K3 Lingkungan Kerja dilaksanakan oleh
Pengawas Ketenagakerjaan
Spesialis K3 Lingkungan Kerja
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
XI. Sanksi (Ps. 71)