PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Bab 2
PEMBAHASAN
A. Definisi
Bahaya (hazard) adalah semua sumber situasi, ataupun aktivitas yang berpotensi
menimbulkan cidera (kecelakaan kerja dan/atau PAK). Hazard adalah suatu kondisi atau
tindakan atau potensi yang dapat menimbulkan kerugian terhadap manusia, harta benda,
Semua sumber atau situasi yang berpotensi mengakibatkan cidera atau sakit pada
sumber, situasi ataupun aktivitas yang berpotensi enimbulkan cidera (kecelakaan kerja)
dan/atau penyakit akibat kerja (PAK) (Ramli, 2008). Jadi, dapat disimpulkan bahwa bahaya
adalah segala sesuatu yang memiliki potensi merugikan bagi manusia, properti dan
lingkungan.
Bahaya di lingkungan kerja adalah segala kondisi yang dapat memberi pengaruh yang
merugikan terhadap kesehatan atau kesejahteraan orang yang terpajan di lingkungan kerja.
Bahaya di lingkungan kerja memiliki berbagai macam faktor yang menjadi penyebab
munculnya bahaya seperti, paparan debu, paparan kebisingan dan pencahayaan. Secara
keseluruhan faktor bahaya dilingkungan kerja meliputi faktor kimia, biologi, fisika, fisiologi
Biohazard (bahaya biologi) dapat berefek pada manusia melalui kontak langsung
Bahaya kerja biologi dapat didefinisikan sebagai debu organik yang berasal dari
sumber-sumber biologi yang berbeda seperti virus, bakteri, jamur, protein dari binatang atau
Berdasarkan definisi biological agen, bahaya kerja biologi dapat di klasifikasikan menjadi :
a) Agen infeksius
Pengetahuan tentang bagaimana biohazard menular sangat penting untuk memutus rantai
b) Tidak langsung, dimana infeksi terjadi akibat kontak dengan bahan atau benda
yang terkonaminasi.
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di rumah sakit bahwa bahaya biologi
terdiri dari virus, bakteri, jamur dan parasit, juga bahaya biologi yang berasal dari serangga,
Bioaerosol adalah disperse jasad renik atau bagian jasad renik di udara berupa jamur,
protozoa, virus yang menimbulkan bahan alergen, pathogen dan toksin di lingkungan.
mikroorganisme dalam udara ruang operasi pemeriksaan mikrobiologi air bersih, pemeriksaan
usap AC dll.
Identifikasi risiko bahaya kerja biologi di lingkungan tempat kerja, yaitu melalui
Arthopoda (serangga, dll), (fungi). (3) Tumbuhan tingkat tingkat tinggi (toksin & dermatitis,
asma, pilek, (allergen). (4) Tumbuhan tingkat tingkat rendah (yang membentuk spora). (5)
Vertebrata (protein) allergi. (6) Inervertebrata selain urine, saliva, faeces, kulit/rambut
1) Bakteri
Banyak bakteri penyebab penyakit timbul akibat kesehatan dan sanitasi yang buruk,
makanan yang tidak dimasak dan dipersiapkan dengan baik dan kontak dengan hewan
atau orang yang terinfeksi. Contoh penyakit yang diakibatkan oleh bakteri : anthrax (kulit
dan paru), tuberculosis (paru), burcelosis (sakit kepala, atralagia, enokkarditis), lepra,
2) Bahaya Infeksi
Penyakit akibat kerja karena infeksi relatif tidak umum dijumpai. Pekerja yang potensial
Masuknya M.O. kedalam tubuh tidak selalu mengakibatkan infeksi, dipengaruhi oleh
banyak faktor, aanata lain : (i)Virulensi, (ii) Route of infection, (iii) Daya tahan tubuh.
3) Virus
Virus mempunyai ukuran yang sangat kecil antara 16 - 300 nano meter. Virus tidak
mampu bereplikasi, untuk itu virus harus menginfeksi sel inangnya yang khas. Contoh
penyakit yang diakibatkan oleh virus : influenza, varicella, hepatitis, HIV, dan
sexual, Luka jalan lahir waktu melahirkan Pekerja RS, Pekerja yang sering ganti-ganti
4) Parasit
Jamur dapat berupa sel tunggal atau koloni, tetapi berbentuk lebih komplek karena
berupa multi sel. Mengambil makanan dan nutrisi dari jaringan yang mati dan hidup
5) Hewan
Sengatan : Serangga.
6) Tumbuhan
Organisme viable termasukdi dalamnya jamur, spora dan mycotoxins; Racun biogenik
Perkembangan produk bakterial dan jamur dipengaruhi oleh suhu, kelembapan dan media
dimana mereka tumbuh. Pekerja yang berisiko : pekerja pada silo bahan pangan, pekerja
pada sewage & sludge treatment, dll. Contoh : Byssinosis, “grain fever”, Legionnaire’s
disease.
8) Alergi Biogenic
Bahan alergen dari pertanian berasal dari protein pada kulit binatang, rambut dari bulu
Bahan-bahan alergen pada industri berasal dari proses fermentasi, pembuatan obat,
bakery, kertas, proses pengolahan kayu, juga dijumpai di bioteknologi (enzim, vaksin dan
kultur jaringan). Pada orang yang sensitif, pemajanan alergen dapat menimbulkan gejala
alergi seperti rinitis, conjunctivitis atau asma. Contoh : Occupational asthma : wool, bulu,
1) Kontak dengan individu yang terinfeksi, sekresi, ekskresi, atau jaringan tubuh
2) Akibat penularan dari binatang yang menginfeksi manusia secara langsung atau
kontak dengan sekresi, ekskresi, jaringan tubuh binatang yang terinfeksi atau via
vektor.
seperti pekerja kantor yang memakai AC sentral. pembersih cerobong asap pabrik,
Bakteri dan virus merupakan makhluk yang sangat mudah berkembangbiak dan penyakit yang
disebabkannya sangat mudah menular. Saat ini sejumlah penyakit menular dan mematikan telah
berpindah dari hewan ke manusia dan dari manusia ke hewan. Infeksi silang-spesies dapat
berasal dari peternakan atau pasar, dimana kondisi menciptakan pencampuran patogen. Yang
memberi patogen kesempatan untuk bertukar gen dan peralatan sampai dengan membunuh inang
mengurangi risiko sampai batas yang dapat diterima berdasarkan ketentuan, peraturan dan
standar, pengendalian virus, jamur, bakteri patogen dapat dilakukan dengan tahapan :
atau penyakit akibat kerja. Objek utama yang menyebabkan penyakit akibat kerja adalah
pekerja itu sendiri jadi sangat tidak mungkin jika kita menghilangkan pekerja. Maka
2) Subtitusi : merupakan langkah kedua dengan mengganti bahan dan peralatan berbahaya
dengan yang kurang berbahaya maka pengendalian secara subtitusi tidak dapat
dilaksanakan.
3) Rekayasa/Pengendalian Teknik : adalah pengendalian faktor bahaya biologis dengan
memisahkan alat dengan pekerja. Rekayasa teknik dengan pembutan instalasi Heating
mengurangi terpapar potensi bahaya dengan perputaran jadwal kerja bagi pekerja yang di
5) Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) : pilihan terakhir sistem pengendalian risiko
berupa masker, sarung tagan, penutup kepala, yang sesuai untuk mengurangi risiko
Faktor biologi dan juga bahaya-bahaya lainnya di tempat kerja dapat dihindari dengan
1) Penggunaan masker yang baik untuk pekerja yang berisiko tertular lewat debu yang
4) Membersihkan semua debu yang ada di sistem pendingin paling tidak satu kali setiap
bulan.
Dengan mengenal bahaya dari faktor biologi dan bagaimana mengotrol dan mencegah
PENUTUP
A. Kesimpulan
OHSAS 18001:2007 pengertian bahaya atau hazard adalah semua sumber, situasi
ataupun aktivitas yang berpotensi enimbulkan cidera (kecelakaan kerja) dan/atau penyakit akibat
kerja (PAK) (Ramli, 2008). Jadi, dapat disimpulkan bahwa bahaya adalah segala sesuatu yang
Bahaya kerja biologi dapat didefinisikan sebagai debu organik yang berasal dari sumber-
sumber biologi yang berbeda seperti virus, bakteri, jamur, protein dari binatang atau bahan-
bahan dari tumbuhan seperti produk serat alam yang terdegradasi. Bahaya biologi dapat dibagi
menjadi dua yaitu (1) yang menyebabkan infeksi dan (2) non-infeksi. Bahaya dari yang bersifat
non infeksi dapat dibagi lagi menjadi (a) organisme viable, (b) racun biogenik dan (c) alergi
biogenik. Berdasarkan definisi biological agen, bahaya kerja biologi dapat di klasifikasikan
menjadi : Agen infeksius, Tumbuhan dan produknya, Hewan dan produknya. Berdasarkan
prosesnya transmisi dari biohazard dapat dibedakan menjadi : langsung dan tidak langsung.
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di rumah sakit bahwa bahaya biologi terdiri
dari virus, bakteri, jamur dan parasit, juga bahaya biologi yang berasal dari serangga, tikus dan
binatang.
pengendalian administrasi, penggunaan alat pelindung diri (APD). Faktor biologi dan juga
bahaya-bahaya lainnya di tempat kerja dapat dihindari dengan pencegahan antara lain dengan :
Penggunaan masker yang baik untuk pekerja yang berisiko tertular lewat debu yang mengandung
organism pathogen. Mengkarantina hewan yang terinfeksi dan vaksinasi. Imunisasi bagi pekerja
yang berisiko tertular penyakit di tempat kerja. Membersihkan semua debu yang ada di sistem
pendingin paling tidak satu kali setiap bulan. Membuat sistem pembersihan yang memungkinkan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Muhammad. 2011. Faktor Lingkungan Kerja Kimia Biologi. Prodi Kesehatan Masyarakat
Peminatan K3 Universitas Esa Unggul.