Anda di halaman 1dari 12

Nama : Siti Rohmah

NPM : 2202171013
Mata Kuliah : Hygiene Industri
Tugas 11 : Faktor – Faktor Fisika dan Biologi Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

“Faktor – Faktor Biologi dan Fisika Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja”

FAKTOR BIOLOGI DI LINGKUNGAN KERJA


DEFINISI
Higiene industri adalah Ilmu dan seni yang mencurahkan perhatian pada pengenalan,
evaluasi dan kontrol faktor lingkungan yang muncul di tempat kerja yang mungkin
menyebabkan sakit, gangguan kesehatan dan kesejahteraan atau menimbulkan
ketidaknyamanan pada tenaga kerja maupun lingkungan. Faktor lingkungan kerja yang
dapat menimbulkan bahaya di tempat kerja(occupational health hazards) adalah bahaya :
 Faktor fisik (panas, cahaya, noise, vibrasi, ioniasing radiation, debu, tekanan, suhu,
listrik, gelombang elektromagnitik, dll ),
 Faktor kimia ( logam berat, non logam, gas, vapor, uap, fume, asap , dll),
 Biologie ( jamur, bakteri, fungi, serangga, dll),
 Ergonomi.

Bahaya biologi dapat didefinisikan sebagai debu organik yang berasal dari sumber-sumber
biologi yang berbeda seperti virus, bakteri, jamur, protein dari binatang atau bahan-bahan
dari tumbuhan seperti produk serat alam yang terdegradasi. Bahaya biologi dapat dibagi
menjadi dua yaitu
 yang menyebabkan infeksi
 dan yang menyebabkan non-infeksi (organisme viable , racun biogenik, dan alergi
biogenik
IDENTIFIKASI RISIKO BAHAYA BIOLOGI DI TEMPAT KERJA
Identifikasi resiko bahaya faKtor biologi di lingkungan tempat kerja, yaitu melalui agents
penyebab penyakit seperti:
 Mikro organisme (bakteri, virus, fungi) -> toksin, infeksi, alergi
 Arthopoda (serangga, dll) -> sengatan ->infeksi
 Tumbuhan tingkat tingkat tinggi (toksin & allergen) -> dermatitis, asma, pilek
 Tumbuhan tingkat tingkat rendah (yang membentuk spora)
 Vertebrata (protein allergen) -> urine, saliva, faeces, kulit/rambut -> allergi
 Inervertebrata selain Arthopoda (cacing, protozoa)

1. Bakteri
Bakteri mempunyai tiga bentuk dasar yaitu bulat (kokus), lengkung dan batang (basil).
Banyak bakteri penyebab penyakit timbul akibat kesehatan dan sanitasi yang buruk,
makanan yang tidak dimasak dan dipersiapkan dengan baik dan kontak dengan hewan
atau orang yang terinfeksi. Contoh penyakit yang diakibatkan oleh bakteri : anthrax (kulit
dan paru), tuberculosis (paru), burcelosis (sakit kepala,atralagia, enokkarditis), lepra,
tetanus, thypoid, cholera, dan sebagainya.
2. Bahaya infeksi
Penyakit akibat kerja karena infeksi relatif tidak umum dijumpai. Pekerja yang
potensial mengalaminya antara lain : pekerja di rumah sakit, laboratorium, jurumasak,
penjaga binatang, dokter hewan dll.
Contoh : Hepatitis B, tuberculosis, anthrax, brucella, tetanus, salmonella, chlamydia,
psittaci Masuknya M.O. kedalam tubuh tidak selalu mengakibatkan infeksi, dipengaruhi
oleh banyak faktor, antara lain : (i)Virulensi, (ii) Route of infection, (iii) Daya tahan tubuh
3. Virus
Virus mempunyai ukuran yang sangat kecil antara 16 - 300 nano meter. Virus tidak
mampu bereplikasi, untuk itu virus harus menginfeksi sel inangnya yang khas. Contoh
penyakit yang diakibatkan oleh virus : influenza, varicella, hepatitis, HIV, dan sebagainya.
(HIV) dapat menyebabkan penurunan daya kekebalan tubuh, ditularkan melalui: Tranfusi
darah yang tercemar, Tertusuk/teriris jarum/pisau yag terkontaminasi, Hubungan sexual,
Luka jalan lahir waktu melahirkan Pekerja berisiko (HIV) yaitu Pekerja RS, Pekerja yang
sering ganti-ganti pasangan.
4. Parasit
Beberapa jenis parasit seperti : Malaria berasal dari gigitan nyamuk anopheles,
Ansxylostomiosis berasal dari anemia khronis, Jamur menyebabkan gatal-gatal dikulit.
Jamur dapat berupa sel tunggal atau koloni, tetapi berbentuk lebih komplek karena berupa
multi sel. Mengambil makanan dan nutrisi dari jaringan yang mati dan hidup dari
organisme atau hewan lain.
5. Hewan
 Seraangga memberikan sengatan
 Binatang berbisa yang dapat mengigit seperti ular
 Binatang buas yang bersifat Carnivora
6. Tumbuhan
 Debu kayu dapat menyebabkan Allergi & asma
 Debu kapas menyebabkan allergi saluran nafas
7. Organisme viable dan racun biogenic.
 Organisme viable termasukdi dalamnya jamur, spora dan mycotoxins; Racun
biogenik termasuk endotoxins, aflatoxin dan bakteri.
 Perkembangan produk bakterial dan jamur dipengaruhi oleh suhu, kelembapan dan
media dimana mereka tumbuh. Pekerja yang beresiko: pekerja pada silo bahan
pangan, pekerja pada sewage & sludge treatment, dll.
Contoh : Byssinosis, “grain fever”,Legionnaire’s disease
8. Alergi Biogenik
Termasuk didalamnya adalah: jamur, animal-derived protein, enzim.
 Bahan alergen dari pertanian berasal dari protein pada kulit binatang, rambut dari
bulu dan protein dari urine dan feaces binatang.
 Bahan-bahan alergen pada industri berasal dari proses fermentasi, pembuatan obat,
bakery, kertas, proses pengolahan kayu , juga dijumpai di bioteknologi ( enzim,
vaksin dan kultur jaringan).
 Pada orang yang sensitif, pemajanan alergen dapat menimbulkan gejala alergi
seperti rinitis, conjunctivitis atau asma.
Contoh : Occupational asthma : wool, bulu, butir gandum, tepung bawang dsb.

MIKROORGANISME PENYEBAB PENYAKIT DI TEMPAT KERJA


Beberapa literatur telah menguraikan infeksi akibat organisme yang mungkin ditemukan di
tempat kerja, diantaranya :
1) Daerah pertanian : Lingkungan pertanian yang cenderung berupa tanah membuat
pekerja dapat terinfeksi oleh mikroorganisme seperti : Tetanus, Leptospirosis, cacing,
Asma bronkhiale atau keracunan Mycotoxins yang merupakan hasil metabolisme
jamur.
2) Di lingkungan berdebu (Pertambangan atau pabrik) : Di tempat kerja seperti ini,
mikroorganisme yang mungkin ditemukan adalah bakteri penyebab penyakit saluran
napas, seperti : tuberculosis (paru), burcelosis (sakit kepala,atralagia, enokkarditis),
Bronchitis dan Infeksi saluran pernapasan lainnya seperti Pneumonia.
3) Daerah peternakan : terutama yang mengolah kulit hewan serta produk-produk dari
hewan Penyakit-penyakit yang mungkin ditemukan di peternakan seperti ini misalnya
: Anthrax yang penularannya melalui bakteri yang tertelan atau terhirup, burcelosis
(sakit kepala,atralagia, enokkarditis), Infeksi Salmonella.
4) Di Laboratorium : Para pekerja di laboratorium mempunyai risiko yang besar
terinfeksi, terutama untuk laboratorium yang menangani organisme atau bahan-bahan
yang megandung organisme pathogen
5) Di Perkantoran : terutama yang menggunakan pendingin tanpa ventilasi alami Para
pekerja di perkantoran seperti itu dapat berisiko mengidap penyakit seperti :
Humidifier fever yaitu suatu penyakit pada saluran pernapasan dan alergi yang
disebabkan organisme yang hidup pada air yang terdapat pada sistem pendingin,
Legionnaire disease penyakit yang juga berhubungan dengan sistem pendingin dan
akan lebih berbahaya pada pekerja dengan usia lanjut
CARA PENULARAN KEDALAM TUBUH MANUSIA
Banyak dari mikroorganisme ini dapat menyebabkan penyakit hanya setelah masuk
kedalam tubuh manusia dan cara masuknya kedalam tubuh, yaitu :
1. Melalui saluran pernapasan
Inhalasi spora/debu tercemar : Kokidiomikosis,Histoplasmosis, New Castle, Ornitosisk,
Q fever, Tbc
2. Melalui mulut (makanan dan minuman)
Hepatitis, Diare, Poliomyelitis
3. Melalui kulit , meliputi :
 Kulit utuh : antrax, Bruselosis, Leptospirosi,Skistosomiasis, Tularemia, Cacing
tambang
 Kulit rusak : erisipeloid, rabies, sepsis, tetanus,hepatitis
 Kulit maserasi : infeksi jamur
 Gigitan serangga : leismaniasis, malaria, riketsiosis
 Gigigtan sengkenit : Tripanosomiasis

PENGENDALIAN BAHAYA DARI FAKTOR BIOLOGI


Faktor biologi dan juga bahaya-bahaya lainnya di tempat kerja dapat dihindari dengan
pencegahan antara lain dengan :
1. Penggunaan masker yang baik untuk pekerja yang berisiko tertular lewat debu yang
mengandung organism patogen
2. Mengkarantina hewan yang terinfeksi dan vaksinasi
3. Imunisasi bagi pekerja yang berisiko tertular penyakit di tempat kerja
4. Membersihkan semua debu yang ada di sistem pendingin paling tidak satu kali setiap
bulan
5. Membuat sistem pembersihan yang memungkinkan terbunuhnya mikroorganisme
yang patogen pada system pendingin.
6. Dengan mengenal bahaya dari faktor biologi dan bagaimana mengotrol dan mencegah
penularannya diharapkan efek yang merugikan dapat dihindari.
FAKTOR FISIKA DI LINGKUNGAN KERJA
DEFINISI
Faktor fisik adalah faktor di dalam tempat kerja yang bersifat fisika antara lain kebisingan,
penerangan, getaran, iklim kerja, gelombang mikro dan sinar ultra ungu. Faktor-faktor ini
mungkin bagian tertentu yang dihasilkan dari proses produksi atau produk samping yang
tidak diinginkan.

FAKTOR – FAKTOR FISIKA DILINGKUNGAN KERJA


A. Kebisingan
Definisi
Bising adalah bunyi yang ditimbulkan oleh gelombang suara dengan intensitas dan
frekuensi yang tidak menentu. Sedangkan kebisingan adalah suara yang tidak
diinginkan yang disebabkan oleh kegiatan manusia atau aktifitas-aktifitas alam.
Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat alat
proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat
menimbulkan gangguan pendengaran. Suara keras, berlebihan atau berkepanjangan
dapat merusak jaringan saraf sensitif di telinga, menyebabkan kehilangan
pendengaran sementara atau permanen. Hal ini sering diabaikan sebagai masalah
kesehatan, tapi itu adalah salah satu bahaya fisik utama. Batasan pajanan terhadap
kebisingan ditetapkan nilai ambang batas sebesar 85 dB selama 8 jam sehari.
Identifikasi sumber bising adalah pengukuran derajat kebisingan pada suatu lokasi
tempat kerja. Tata cara pelaksanaan survei bising adalah sebagai berikut:
- Survei awal sumber bising (dilaksanakan pada lokasi kerja yang diindikasikan
terpajan bising yang membahayakan)
- Survey bising definitif (Survei ini dilaksanakan melalui 3 tahap proses yaitu
pengukuran lokasi kebisingan, pengukuran di tempat kerja, dan lama pajanan)
Upaya Pencegahan / Pengurangan Bahaya kebisingan
- Identifikasi sumber umum penyebab kebisingan, seperti mesin, system ventilasi,
dan alat-alat listrik. Tanyakan kepada pekerja apakah mereka memiliki masalah
yang terkait dengan kebisingan.
- Melakukan inspeksi tempat kerja untuk pajanan kebisingan. Inspeksi mungkin
harus dilakukan pada waktu yang berbeda untuk memastikan bahwa semua
sumbersumber kebisingan teridentifikasi.
- Terapkan 'rule of thumb' sederhana jika sulit untuk melakukan percakapan,
tingkat kebisingan mungkin melebih batas aman.
- Tentukan sumber kebisingan berdasarkan tata letak dan identifikasi para pekerja
yang mungkin terekspos kebisingan
- Identifikasi kontrol kebisingan yang ada dan evaluasi efektivitas pengendaliannya.
- Setelah tingkat kebisingan ditentukan, alat pelindung diri seperti penutup telinga
(earplug dan earmuff) harus disediakan dan dipakai oleh pekerja di lokasi yang
mempunyai tingkat kebisingan tidak dapat dikurangi.
- Dalam kebanyakan kasus, merotasi pekerjaan juga dapat membantu mengurangi
tingkat paparan kebisingan.

B. Penerangan / Pencahayaan
Definisi
Penerangan di setiap tempat kerja harus memenuhi syarat untuk melakukan
pekerjaan. Penerangan yang sesuai sangat penting untuk peningkatan kualitas dan
produktivitas. Sebagai contoh, pekerjaan perakitan benda kecil membutuhkan tingkat
penerangan lebih tinggi, misalnya mengemas kotak. Studi menunjukkan bahwa
perbaikan penerangan, hasilnya terlihat langsung dalam peningkatan produktivitas
dan pengurangan kesalahan. Bila penerangan kurang sesuai, para pekerja terpaksa
membungkuk dan mencoba untuk memfokuskan penglihatan mereka, sehingga tidak
nyaman dan dapat menyebabkan masalah pada punggung dan mata pada jangka
panjang dan dapat memperlambat pekerjaan mereka. Tingkat cahaya yang optimum
dapat dipenuhi dengan 2 cara :
o Pencahayaan alami : Menggunakan sinar matahari secara langsung.
o Pencahayaan buatan : Pencahayaan buatan digunakan apabila pencahayaan alami
belum memadai seperti ruangan tertutup pencahayaan ini biasanya menggunakan
lampu.
Akibat Penerangan / Pencahayaan Yang Buruk
Pencahayaan yang buruk dapat mengakibatkan kelelahan mata, kelelahan mental,
keluhan pegal/sakit di sekitar mata, kerusakan mata, dan meningkatkan risiko
kecelakaan kerja. Gejala kelelahan mental akibat pencahayaan yang buruk adalah sakit
kepala, penurunan kemampuan intelektual, penurunan daya konsentrasi dan
penurunan kecepatan berpikir.
Upaya Pencegahan / Pengurangan Potensial Kerugian Penerangan Yang Buruk
 pastikan setiap pekerja mendapatkan tingkat penerangan yang sesuai pada
pekerjaannya sehingga mereka tidak bekerja dengan posisi membungkuk atau
memicingkan mata;
 untuk meningkatkan visibilitas, mungkin perlu untuk mengubah posisi dan arah
lampu.

C. Getaran
Definisi
Getaran adalah gerakan bolak-balik cepat (reciprocating), memantul ke atas dan ke
bawah atau ke belakang dan ke depan. Gerakan tersebut terjadi secara teratur dari
benda atau media dengan arah bolak balik dari kedudukannya. Hal tersebut dapat
berpengaruh negatif terhadap semua atau sebagian dari tubuh.
Misalnya, memegang peralatan yang bergetar sering mempengaruhi tangan dan lengan
pengguna, menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan sirkulasi di tangan.
Sebaliknya, mengemudi traktor di jalan bergelombang dengan kursi yang dirancang
kurang sesuai sehingga menimbulkan getaran ke seluruh tubuh, dapat mengakibatkan
nyeri punggung bagian bawah. Getaran dapat dirasakan melalui lantai dan dinding oleh
orang-orang disekitarnya. Misalnya, mesin besar di tempat kerja dapat menimbulkan
getaran yangmempengaruhi pekerja yang tidak memiliki kontak langsung dengan
mesin tersebut dan menyebabkan nyeri dan kram otot. Batasan getaran alat kerja yang
kontak langsung maupun tidak langsung pada lengan dan tangan tenaga kerja
ditetapkan sebesar 4 m/detik2.
Upaya Pencegahan / Pengurangan Risiko Getaran
 Mengendalikan getaran pada sumbernya dengan mendesain ulang peralatan untuk
memasang penyerap getaran atau peredam kejut.
 Bila getaran disebabkan oleh mesin besar, pasang penutup lantai yang bersifat
menyerap getaran di workstation dan gunakan alas kaki dan sarung tangan yang
menyerap kejutan , meskipun itu kurang efektif dibanding di atas.
 Ganti peralatan yang lebih tua dengan model bebas getaran baru.
 Batasi tingkat getaran yang dirasakan oleh pengguna dengan memasang peredam
getaran pada pegangan dan kursi kendaraan atau sistem remote control.
 Menyediakan alat pelindung diri yang sesuai pada pekerja yang mengoperasikan
mesin bergetar, misalnya sarung tangan yang bersifat menyerap getaran (dan
pelindung telinga untuk kebisingan yang menyertainya.)

D. Iklim Kerja
Definisi
kelembaban udara, kecepatan gerakan udara, dan suhu radiasi. Kombinasi keempat
faktor tersebut dihubungkan dengan produksi panas oleh tubuh menjadi tekanan
panas (Heat stress). Sumber panas di lingkungan kerja :
a. Di dalam ruangan : mesin produksi (peleburan baja, steam boiler, pabrik kaca &
panas dari reaksi kimia proses produksi
b. Di luar ruangan : radiasi matahari lgs pada pekerja di luar ruangan, panas matahari
yang diserap oleh atap pabrik
c. Fasilitas pabrik : iluminasi pencahayaan, distribusi pipa uap akan menambah
beban panas
Ketika suhu berada di atas atau di bawah batas normal, keadaan ini memperlambat
pekerjaan. Ini adalah respon alami dan fisiologis dan merupakan salah satu alasan
mengapa sangat penting untuk mempertahankan tingkat kenyamanan suhu dan
kelembaban ditempat kerja. Faktorfaktor ini secara signifikan dapat berpengaruh pada
efisiensi dan produktivitas individu pada pekerja. Sirkulasi udara bersih di ruangan
tempat kerja membantu untuk memastikan lingkungan kerja yang sehat dan
mengurangi pajanan bahan kimia. Sebaliknya, ventilasi yang kurang sesuai dapat:
 mengakibatkan pekerja kekeringan atau kelembaban yang berlebihan;
 menciptakan ketidaknyamanan bagi para pekerja;
 mengurangi konsentrasi pekerja, akurasi dan perhatian mereka untuk praktek
kerja yang aman
Agar tubuh manusia berfungsi secara efisien, perlu untuk tetap berada dalam kisaran
suhu normal. Untuk itu diperlukan iklim kerja yang sesuai bagi tenaga kerja saat
melakukan pekerjaan. Iklim kerja merupakan hasil perpaduan antara suhu,
kelembaban, kecepatan gerakan udara dan panas radiasi dengan tingkat panas dari
tubuh tenaga kerja sebagai akibat dari pekerjaannya. Iklim kerja berdasarkan suhu
dan kelembaban ditetapkan dalam Kepmenaker No 51 tahun 1999 diatur dengan
memperhatikan perbandingan waktu kerja dan waktu istirahat setiap hari dan
berdasarkan beban kerja yang dimiliki tenaga kerja saat bekerja (ringan, sedang dan
berat).
Pengukuran Iklim Kerja
Ada beberapa ukuran iklim kerja yang perlu diketahui :
1. Suhu kering.
2. Suhu basah (suhu basah alami, suhu basah psikrometrik).
3. Suhu bola (globe temperature).
Upaya Pencegahan / Perbaikan Kontrol Iklim Kerja
 Pastikan bahwa posisi dinding dan pembagi ruangan tidak membatasi aliran
udara;
 Sediakan ventilasi yang mengalirkan udara di tempat kerja, tanpa meniup langsung
pada mereka yang bekerja dekat itu;
 Mengurangi beban kerja fisik mereka yang bekerja dalam kondisi panas dan
memastikan mereka memiliki air dan istirahat yang cukup.
 Pengendalian secara teknis yaitu diantaranya : isolasi sumber panas,
insulation/pembalutan, pelindung radiasi, ventilasi, pendinginan ruang kerja
 Pemeriksaan kesehatan
 Pendidikan dan latihan : tentang aklimatisasi, penggantian cairan tubuh, konsumsi
garam dapur, pengenalan tanda-tanda terpapar suhu tinggi
 Aklimatisasi : Suatu proses adaptasi yg terjadi setelah seseorang bekerja di tempat
panas, ditandai dengan : Penurunan denyut jantung, Penurunan suhu tubuh,
Peningkatan keluarnya keringat, Pengenceran keringat (kandungan garam yag
rendah ) Aklimatisasi akan baik bila sesorang bekerja di lingkungn panas 2
jam/hari selama 1- 2 minggu. Suhu nyaman berada pada suhu 24 – 26 0 C (
Suma’mur, 2013).
 Pengaturan lama kerja dan istirahat
 Pengadaan air minum dan garam dapur (0,1 % NaCl) : sebanyak 150 -200 cc setiap
15-20 menit
 Penggunaan APD : water cooled garment dapat mempertahankan suhu inti
pemakainya dalam ruangan panas 30 - 40 0 C selama 2 jam, kaca mata, sarung
tangan, apron, sepatu kerja

E. Radiasi
Definisi
Radiasi gelombang elektromagnetik yang berasal dari radiasi tidak mengion antara
lain gelombang mikro dan sinar ultra ungu (ultra violet). Gelombang mikro digunakan
antara lain untuk gelombang radio, televisi, radar dan telepon. Gelombang mikro
mempunyai frekuensi 30 kilo hertz – 300 giga hertz dan panjang gelombang 1 mm –
300 cm. Radiasi gelombang mikro yang pendek < 1 cm yang diserap oleh permukaan
kulit dapat menyebabkan kulit seperti terbakar. Sedangkan gelombang mikro yang
lebih panjang (> 1 cm) dapat menembus jaringan yang lebih dalam. Radiasi sinar ultra
ungu berasal dari sinar matahari, las listrik, laboratorium yang menggunakan lampu
penghasil sinar ultra violet. Panjang felombang sinar ultra violet berkisar 1 – 40 nm.
Radiasi ini dapat berdampak pada kulit dan mata. Bahaya Radiasi dengan masuknya
zat radioaktif ke dalam tubuh dapat melalui :
- pernafasan atau menghirup udara yang terkontaminasi
- mulut atau pencernaan
- kulit luka
- penyinaran langsung lewat kulit
Upaya Pengendalian / Pencegahan Efek Radiasi
Pengendalian dan pencegahan efek daripada radiasi sinar tidak mengion adalah :
- Sumber radiasi tertutup;
- Berupaya menghindari atau berada pada jarak yang sejauh mungkin dari
sumbersumber radiasi tersebut;
- Berupaya agar tidak terus menerus kontak dengan benda yang dapat
menghasilkan radiasi sinar tersebut;
- Memakai alat pelindung diri;
- Secara rutin dilakukan pemantauan
Cara pencegahan lainnya yaitu :
1. Menghilangkan bahaya: memindahkan pekerja & tidak lagi bekerja dengan radiasi
2. mengawasi bahaya: penetapan desain & peralatan yang tepat untuk mengurangi
bahaya
3. mengawasi pekerja. Faktor yang dapat digunakan untuk mengurangi paparan pada
pekerja adalah:
a. faktor waktu : gunakan waktu sesingkat mungkin di medan radiasi sesuai
kebutuhan saat bekerja
b. faktor jarak : dosis radiasi berbanding terbalik dengan kuadrat jarak sumber
radiasi
c. faktor pelindung : keefektifan pelindung ditentukan interaksi radiasi dengan
atom bahan pelindung
4. gunakan shielding : dari bahan timah untuk proteksi radiasi

Anda mungkin juga menyukai