NPM : 2202171013
Mata Kuliah : Hygiene Industri
Tugas 8 : Radiasi
“RADIASI”
DEFINISI RADIASI
Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa melalui medium perantara yang
merupakanbentuk gelombang elektromagnetik ( Prof. Dr. Mundilarto & Drs. Edi
Istiyono, M.Si:2007)
Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk
panas,partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton) dari sumber
radiasi(Asriwati:2017)
Menurut Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Radiasi dapat dikatakan
sebagaipancaran energi yang melalui suatu ruang atau materi dalam bentuk
partikel, panas, ataugelombang elektromagnetik/cahaya (foton) dari sumber
radiasi.
Radiasi adalah perpindahan kalor dalam bentuk gelombnag elektromagnetik
seperticahaya tampak, gelombnag mikro, inframerah, dan sinar ultraviolet (Drs.
Bambang Ruwanto M.Si :2007)
Radiasi merupakan suatu proses pelepasan energi dari suatu obyek sebagai partikel
atau gelombang (Amsyari, 1989).
JENIS – JENIS RADIASI
Radiasi terdiri dari beberapa jenis dan setiap jenis radiasi tersebut memiliki panjang
gelombang masing-masing. Ditinjau dari massanya radiasi dapat dibagi menjadi radiasi
elektromagnetik dan radiasi partikel. Radiasi elektromagnetik ialah radiasi yang tidak
memiliki massa. Radiasi ini terdiri dari gelombang radio, gelombang mikro, inframerah,
cahaya tampak, sinar-X, sinar gamma dan sinar kosmik. Radiasi partikel ialah radiasi
berupa partikel yang memiliki massa, misalnya partikel beta, alfa dan neutron.
Bila ditinjau dari “muatan listriknya” radiasi dapat dibagi menjadi radiasi pengion dan
radiasi non-pengion. Radiasi pengion ialah radiasi yang apabila menumbuk atau menabrak
sesuatu akan muncul partikel bermuatan listrik yang disebut ion. Peristiwa terjadinya ion
ini disebut ionisasi, Ion ini kemudian akan menimbulkan efek atau pengaruh pada bahan,
termasuk benda hidup.
Radiasi pengion disebut juga radiasi atom atau radiasi nuklir. Termasuk ke dalam radiasi
pengion ialah sinar-X, sinar gamma, sinar kosmik, serta partikel beta, alfa dan neutron.
Partikel beta, alfa dan neutron dapat menimbulkan ionisasi secara langsung.
Meskipun tidak memiliki massa dan muatan listrik, sinar-X, sinar gamma dan sinar kosmik
juga termasuk ke dalam radiasi pengion karena dapat menimbulkan ionisasi secara tidak
langsung. Radiasi non-pengion ialah radiasi yang tidak dapat menimbulkan ionisasi.
Termasuk ke dalam radiasi non-pengion ialah gelombang radio, gelombang mikro,
inframerah, cahaya tampak dan ultraviolet.
2) Radiasi Non-Ionisasi
Radiasi non-ionisasi, sebaliknya, mengacu pada jenis radiasi yang tidak membawa
energy yang cukup perfoton untuk mengionisasi atom atau molekul. Ini terutama
mengacu pada bentuk energi yang lebih rendah dari radiasi elektromagnetik (yaitu,
gelombang radio, gelombang mikro, radiasi terahertz, cahaya inframerah, dan cahaya
yang tampak). Dampak dari bentuk radiasi pada jaringan hidup hanya baru-baru ini
telah dipelajari. Alih-alih membentuk ion berenergi ketika melewati materi, radiasi
elektromagnetik memiliki energi yang cukup hanya untuk mengubah rotasi, getaran
atau elektronik konfigurasi valensi molekul dan atom. Namun demikian, efek biologis
yang berbeda diamati untuk berbagai jenis radiasi non-ionisasi
Radiasi Neutron adalah jenis radiasi non-ion yang terdiri dari neutron bebas.
Neutron ini bisa mengeluarkan selama baik spontan atau induksi fisi nuklir,
proses fusi nuklir, atau dari reaksi nuklir lainnya. Ia tidak mengionisasi atom
dengan cara yang sama bahwa partikel bermuatan seperti proton dan elektron
tidak (menarik elektron), karena neutron tidak memiliki muatan. Namun,
neutron mudah bereaksi dengan inti atom dari berbagai elemen, membuat
isotop yang tidak stabil dan karena itu mendorong radioaktivitas dalam materi
yang sebelumnya non-radioaktif. Proses ini dikenal sebagai aktivasi neutron.
Radiasi elektromagnetik. Radiasi elektromagnetik mengambil bentuk
gelombang yang menyebar dalam udara kosong atau dalam materi. Radiasi EM
memiliki komponen medan listrik dan magnetik yang berosilasi pada fase saling
tegak lurus dan ke arah propagasi energi. Radiasi elektromagnetik
diklasifikasikan ke dalam jenis menurut frekuensi gelombang,jenis ini termasuk
(dalam rangka peningkatan frekuensi):gelombang radio,gelombang
mikro,radiasi terahertz, radiasi inframerah, cahaya yang terlihat, radiasi
ultraviolet,sinar-Xdansinar gamma. Dari jumlah tersebut,gelombang radio
memiliki panjang gelombang terpanjang dansinar gamma memiliki gelombang
terpendek. Sebuah jendela kecilfrekuensi, yang disebut spectrum yang dapat
dilihat atau cahaya, yang dilihat dengan mata berbagai organisme, dengan
variasi batas spektrum sempit ini. EM radiasi membawa energi dan momentum,
yang dapat disampaikan ketika berinteraksi dengan materi.
Cahaya adalah radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang yang terlihat
oleh mata manusia (sekitar 400-700 nm), atau sampai 380-750 nm. Lebih luas
lagi, fisikawan menganggap cahaya sebagai radiasi elektromagnetik dari semua
panjang gelombang, baik yang terlihat maupun tidak.
Radiasi termal adalah proses dimana permukaan benda memancarkan energi
panas dalam bentuk gelombang elektromagnetik. radiasi infra merah dari
radiator rumah tangga biasa atau pemanas listrik adalah contoh radiasi termal,
sepertipanas dan cahaya yang dikeluarkan oleh sebuah bola lampu pijar
bercahaya.
Radiasi termal dihasilkan ketika panas dari pergerakan partikel bermuatan
dalam atom diubah menjadi radiasi elektromagnetik. Gelombang frekuensi yang
dipancarkan dari radiasi termal adalah distribusi probabilitas tergantung hanya
pada suhu, dan untuk benda hitam asli yang diberikan oleh hukum radiasi
Planck. hukum Wien memberikan frekuensi paling mungkin dari radiasi yang
dipancarkan, dan hukum Stefan-Boltzmannmemberikan intensitas panas.
DAMPAK RADIASI
Berdasarkan jenis sel:
a) Efek genetik, adalah efek yang dirasakan oleh keturunan dari individu yang terkena
paparan radiasi.
b) Efek somatik adalah efek radiasi yang dirasakan oleh individu yang terpapar radiasi.
Waktu yang dibutuhkan sampai terlihatnya gejala efek somatik sangat bervariasi
sehingga dapat dibedakan atas efek segera dan efek tertunda.Efek segera adalah
kerusakan yang secara klinik sudah dapat teramati pada individu dalam waktu
singkat setelah individu tersebut terpapar radiasi, seperti epilasi (rontoknya
rambut), eritema (memerahnya kulit), luka bakar dan penurunan jumlah sel darah.
Kerusakan tersebut terlihat dalam waktu hari sampai mingguan pasca iradiasi.
Sedangkan efek tertunda merupakan efek radiasi yang baru timbul setelah waktu
yang lama (bulanan/tahunan) setelah terpapar radiasi, seperti katarak dan kanker.
Berikut efek radiasi pada sebagian organ tubuh akibat pajanan radiasi eksterna (dari luar
tubuh) yang terjadi secara akut:
Sistem Pembentukan Darah
Dosis sekitar 0,5 Gy pada sumsum tulang sudah dapat menyebabkan penekanan
proses pembentukan komponen sel darah sehingga jumlahnya mengalami
penurunan. Pada dosis yang lebih tinggi, individu terpajan mengalami kematian
sebagai akibat dari infeksi karena menurunan jumlah sel darah putih (limfosit dan
granulosit) atau dari pendarahan yang tidak dapat dihentikan karena menurunnya
jumlah trombosit. Efek stokastik pada sumsum tulang adalah leukemia dan kanker
sel darah merah. Berdasarkan pengamatan pada para korban bom atom di
Hiroshima dan Nagasaki, leukemia merupakan efek stokastik tertunda pertama
yang terjadi setelah pajanan radiasi seluruh tubuh dengan masa laten sekitar 2
tahun dengan puncaknya setelah 6 – 7 tahun.
Kulit
Efek deterministik pada kulit bervariasi dengan besarnya dosis. Pajanan radiasi
sekitar 2-3 Gy dapat menimbulkan efek kemerahan (eritema) sementara yang
timbul dalam waktu beberapa jam. Beberapa minggu kemudian, eritema akan
kembali muncul sebagai akibat dari hilangnya sel-sel basal pada epidermis. Dosis
sekitar 3 – 8 Gy menyebabkan terjadinya kerontokan rambut (epilasi) dan
pengelupasan kering (deskuamasi kering) dalam waktu 3 – 6 minggu setelah
pajanan radiasi. Pada dosis yang lebih tinggi, 12 – 20 Gy, akan mengakibatkan
terjadinya pengelupasan kulit disertai dengan pelepuhan dan bernanah (blister)
serta peradangan akibat infeksi pada lapisan dalam kulit (dermis) sekitar 4 – 6
minggu kemudian. Kematian jaringan (nekrosis) dalam waktu 10 minggu
pemajanan radiasi dengan dosis lebih besar dari 20 Gy, sebagai akibat dari
kerusakan yang parah pada pembuluh darah. Bila dosis yang di terima sekitar 50 Gy,
nekrosis akan terjadi dalam waktu yang lebih singkat yaitu sekitar 3 minggu.
Mata
Mata terkena pajanan radiasi baik akibat dari radiasi lokal (akut atau protraksi)
maupun pajanan radiasi seluruh tubuh. Lensa mata merupakan bagian dari struktur
mata yang paling sensitif terhadap radiasi. Terjadinya kekeruhan atau hilangnya
sifat transparansi lensa mata sudah mulai dapat dideteksi setelah pajanan radiasi
yang relatif rendah yaitu sekitar 0,5 Gy dan bersifat akumulatif. Dengan demikian
tidak seperti efek deterministik pada organ lainnya, katarak tidak akan terjadi
beberapa saat setelah pajanan, tetapi setelah masa laten antara 6 bulan sampai 35
tahun, dengan rerata sekitar 3 tahun.
Paru
Paru dapat terkena pajanan radiasi secara eksterna dan interna. Efek deterministik
berupa pneumonitis biasanya mulai timbul setelah beberapa minggu atau bulan.
Efek utama adalah pneumonitis interstisial yang dapat diikuti dengan terjadinya
fibrosis sebagai akibat dari rusaknya sel sistim vaskularisasi kapiler dan jaringan
ikat, yang dapat berakhir dengan kematian. Kerusakan sel yang mengakibatkan
terjadinya peradangan akut paru ini biasanya terjadi pada dosis 5 – 15 Gy.
Perkembangan tingkat kerusakan sangat bergantung pada volume paru yang
terkena radiasi dan laju dosis. Hal ini juga dapat terjadi setelah inhalasi partikel
radioaktif dengan aktivitas tinggi dan waktu paro pendek. Efek stokastik berupa
kanker paru. Keadaan ini banyak dijumpai pada para penambang uranium. Selama
melakukan aktivitasnya, para pekerja menginhalasi gas Radon-222 secara
berkesinambungan sebagai hasil luruh dari uranium. Di dalam paru, radon selama
proses peluruhannya sampai mencapai bentuk stabil yaitu timbal, akan melepaskan
partikel alpa yang sangat berbahaya sebagai sumber pajanan radiasi interna.
Sistem Pencernaan
Bagian dari sistim ini yang paling sensitif terhadap radiasi adalah usus halus.
Kerusakan pada saluran pencernaan menimbulkan gejala mual, muntah, diare, dan
gangguan sistem pencernaan dan penyerapan makanan. Dosis radiasi yang tinggi
dapat mengakibatkan kematian karena dehidrasi akibat muntah dan diare yang
parah. Efek stokastik yang timbul berupa kanker pada epitel saluran pencernaan.
PENGUKURAN RADIASI
Pengukuran radiasi dapat menggunakan alat ukur radiasi dosimeter personal yaitu alat
pencatat dosis radiasi yang mampu merekam dosis akumulasi yang diterima oleh setiap
individu pekerja radiasi. Terdapat tiga macam dosimeter personal yang banyak digunakan
saat ini yaitu: dosimeter saku (pen / pocket dosemeter) , film badge, Thermoluminisence
Dosemeter (TLD).
Pemeriksaan Kesehatan
Pemeriksaan kesehatan awal sebelum bekerja dilaksanakan untuk menilai
kesehatan pekerja dan kesesuaiannya untuk melaksanakan pekerjaan yang
ditugaskan padanya, dan juga untuk mengidentifikasi pekerja mana yang memiliki
kondisi yang mungkin memerlukan tindakan keselamatan selama bekerja.
Pemeriksaan kesehatan selama bekerja secara berkala dimaksudkan untuk
memastikan bahwa tidak ada kondisi klinik yang dapat mempengaruhi kesehatan
pekerja yang timbul pada saat bekerja dengan radiasi. Sifat pemeriksaan berkala ini
juga didasarkan pada tipe pekerjaan yang dilaksanakan, umur dan status kesehatan,
dan perilaku kesehatan pekerja. Rentang waktu pelaksanaan pemeriksaan
kesehatan seperti ini umumnya sama frekuensinya dengan program pemantauan
kesehatan lainnya. Selain itu, frekuensi pemeriksaan kesehatan didasarkan pada
kondisi kesehatan dan tipe pekerjaan. Jika karakter pekerjaan menimbulkan potensi
kerusakan kulit karena radiasi, terutama di tangan, maka daerah kulit diperiksa
secara berkala.