Anda di halaman 1dari 5

FAKTOR BIOLOGIS

Definisi Bahaya (Hazard) adalah suatu “suatu proses, fenomena atau aktivitas
manusia yang dapat menyebabkan hilangnya nyawa, cedera atau dampak
kesehatan lainnya, kerusakan harta benda, gangguan sosial dan ekonomi atau
degradasi lingkungan” (UNDRR, 2020).

Definisi bahaya menurut IFRC, 2021 adalah: "Fenomena, zat, aktivitas, atau
kondisi manusia yang berbahaya yang dapat menyebabkan hilangnya nyawa,
cedera atau dampak kesehatan lainnya, kerusakan properti, hilangnya mata
pencaharian dan layanan, gangguan sosial, dan ekonomi, atau kerusakan
lingkungan” (International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies,
2021). Menurut IFRC definisi tersebut digunakan secara global oleh databased
terkait Hazard.

Biological Hazard (Bahaya Biologi), merupakan potensi bahaya yang berasal dari
makhluk hidup (mikroorganisme) di lingkungan kerja yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan, misalnya: racun, bakteri (anthrak, brucella), jamur, virus
(flu, hepatitis, HIV, SARS), B3 (Bahan Berbahaya Beracun), hewan berbahaya
(ular, kalajengking, serangga, tikus, anjing, nyamuk), parasit, dan kuman.

Identifikasi Bahaya dan Risiko Faktor Biologis

1. Virus

Di lingkungan rumah sakit akan banyak sekali ditemukan virus. Seperti


Human Immunodeficiency Virus (HIV), virus Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS), dan virus Hepatitis yang merupakan bahaya potensial bagi petugas
kesehatan dan mereka yang bekerja di lingkungan rumah sakit.
Virus Hepatitis B merupakan salah satu faktor resiko gangguan kesehatan
yang ditularkan dengan kontak melalui cairan tubuh. Sedangkan untuk virus
Hepatitis C merupakan jenis pathogen yang tinggi resiko penularannya pada
kelompok pekerja rumah sakit. Risiko penularan Hepatitis C ini tergantung pada
frekuensi terkena darah dan produk darah dan termasuk dengan cara
tertusuk jarum suntik.

2. Bioaerosol

Salah satu faktor biologis yang mengganggu kesehatan dapat masuk kedalam
tubuh melalui inhalasi bioaerosol. Bioaerosol adalah disperse jasad renik atau
bahan lain dari bagian jasadrenik di udara, Sumber Bioaerosol adalah kapang,
jamur, protozoa dan virus. Sumber-sumber tersebut menimbulkan bahan-bahan
alergen, pathogen, dan toksin di lingkungan.

3. Jamur

Jamur adalah salah satu jenis mikroorganisme yang dapat menjadi faktor
biologis yang berpotensi menimbulkan bahaya dan risiko di rumah sakit. Jamur
tumbuh pada bangunan, peralatan medis, dan furniture di ruang perawatan pasien.
Jamur juga bisa tumbuh dalam dinding atau struktur bangunan rumah sakit.
Peralatan medis yang tidak bersih dapat menjadi tempat pertumbuhan jamur,
begitu juga dengan peralatan yang tidak disterilkan dengan benar yang dapat
menjadi sumber infeksi jamur.

4. Bakteri

Bakteri yang ditemukan di rumah sakit memiliki potensi untuk menyebabkan


infeksi dan penyakit yang lebih berbahaya dibandingkan dengan bakteri biasa.
Petugas kesehatan dan pekerja lain di rumah sakit mempunyai resiko terinfeksi
beberapa jenis bakteri dan pathogen lainnya. Bakteri seperti Methicillin-resistant
Staphylococcus aureus (MRSA) atau Carbapenem-resistant Enterobacteriaceae
(CRE) adalah contoh "superbug" yang tahan terhadap sebagian besar antibiotik
yang ada. Bakteri ini dapat berpindah dari pasien satu ke pasien lainnya dan
menyebabkan infeksi serius yang sulit diatasi.

5. Parasit
Faktor parasit yang berasal dari bakteri di rumah sakit merujuk pada potensi
bahaya infeksi yang disebabkan oleh bakteri patogen yang dapat menyebar di
lingkungan rumah sakit. Di rumah sakit, bakteri sering berpapasan dengan
antibiotik, yang dapat menyebabkan beberapa bakteri menjadi resisten terhadap
pengobatan. Bakteri antibiotik-resisten seperti Staphylococcus aureus resisten
meticillin (MRSA) atau Klebsiella pneumoniae resisten karbapenem (CRE) dapat
menyebabkan infeksi yang sulit diobati dan berpotensi fatal.

Selain Virus, Bioaerosol, Jamur, Bakteri, dan Parasit, faktor biologis penyebab
penyakit akibat kerja yang lain berasal dari binatang pengganggu seperti serangga,
tikus, dan binatang pengganggu lainnya. Diantara jenis serangga yang bisa
menyebabkan infeksi bila menggigit manusia karena bibit penyakit yang dibawa
serangga masuk ke tubuh manusia, contohnya adalah nyamuk aedes aegypti
pembawa virus Dengue Hemorrhagic Fever (DHF). Jenis serangga lain yang
hidup di tempat-tempat kotor seperti kecoa, sangat berbahaya bila merayap di
alat-alat dapur seperti piring, cangkir, dan lain-lain karena alat dapur tersebut bisa
terkontaminasi oleh bibit penyakit.

Pengendalian Faktor Risiko Bahaya Biologis

1. Upaya pengendalian dengan Eliminasi


Eliminasi merupakan pengendalian resiko faktor bahaya yang harus diterapkan
pertama kali. Eliminasi dilakukan dengan cara meniadakan atau menghilangkan
objek yang menyebabkan kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Tetapi kita tahu
bahwa objek utama yang menyebabkan penyakit akibat kerja di rumah sakit
adalah pasien itu sendiri, jadi sangat tidak mungkin kalau kita menghilangkan
pasien sebagai penyebab utama. Artinya, dalam hal ini eliminasi tidak
dapat dilaksanakan.

2. Upaya pengendalian dengan Substitusi


Jika eliminasi tidak berhasil untuk mengendalikan faktor risiko maka
substitusi merupakan langkah yang harus diambil selanjutnya. Substitusi
dilakukan dengan cara mengganti bahan-bahan dan peralatan yang berbahaya
dengan bahan-bahan dan peralatan yang kurang berbahaya.

3. Upaya pengendalian dengan Rekayasa Teknik


Rekayasa Teknik untuk pengendalian faktor bahaya biologis dapat dilakukan
dengan cara memisahkan alat-alat bekas perawatan pasien, seperti jarum suntik,
perban, kedalam wadah tersendiri. Hal ini dimaksudkan untuk
memudahkan dalam proses pembuangan dan pengolahannya, selain itu juga untuk
menghindarkan menyebarnya virus dari pasien.
Untuk penyebaran faktor Biologis yang ditularkan melalui media udara,
Rekayasa Teknik dapat membantu dalam hal pembuatan instalasi HVAC, yaitu
dengan mensirkulasi udara dalam ruangan tertentu, memfilter udara tersebut,
sehingga Virus, Jamur, dan Bakteri tersebut dapat tertangkap pada filter,
sedangkan udara yang sudah tersaring dapat dimasukkan dalam ruangan itu
kembali. Yang perlu diperhatikan berikutnya adalah proses pencucian dan
penggantian filter udara tersebut secara berkala. Umumnya instalasi ini
dipasangkan pada Ruangan Operasi.

4. Upaya Pengendalian Administratif


Pengendalian administrasi dilakukan dengan menyediakan suatu sistem kerja
yang dapat mengurangi kemungkinan seseorang terpapar potensi bahaya. Upaya
untuk pengendalian secara Administratif sudah dilakukan misalnya dengan
berputaran jadwal kerja bagi petugas kesehatan yang dibagi dalam 3 (tiga) shift
kerja, Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi pajanan bahaya kepada tenaga
kerja.
5. Upaya pengendalian dengan Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)

Alat Pelindung Diri merupakan pilihan terakhir dari suatu sistem pengendalian
risiko. Untuk pengendalian faktor bahaya biologis dapat menggunakan Alat
Pelindung Diri berupa masker, sarung tangan, penutup kepala, yang sesuai dengan
jenis pekerjaannya. Pemakaian APD tersebut dapat mengurangi resiko paparan
penularan penyakit kepada petugas kesehatan.

Kebiasaan untuk mencuci tangan setelah melakukan tindakan medis dengan


sabun anti septic dapat juga mengurangi kemungkinan pajanan, terutama yang
kontak dengan tangan tenaga kerja tersebut.

Referensi

Doda, D. V., & Pangaribuan, M. (2022). Hazard/Bahaya di Tempat Kerja (C. D


(ed.)). http://repo.unsrat.ac.id.

Hidayat, & Wahyuni. (2016). Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Anda mungkin juga menyukai