Anda di halaman 1dari 27

Refrat

HAZARD BIOLOGI

Oleh

Adhitya Pratama, S.Ked 04084821820005

Pembimbing

dr. Tri Hari Irfani, MPH

DEPARTEMEN IKM IKK

RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2019
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Refrat
Hazard Biologi

Oleh:
Adhitya Pratama, S.Ked
04084821820005

Referat ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik
Senior di Bagian IKM IKK RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya periode 14 Februari – 15 April 2019

Palembang, Maret 2019

dr. Tri Hari Irfani, MPH


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan YME karena atas rahmat dan berkat-Nya
Refrat yang berjudul “Hazard Biologi” ini dapat diselesaikan tepat waktu. Telaah Ilmiah ini
dibuat untuk memenuhi salah satu syarat ujian kepaniteraan klinik senior di Bagian IKM IKK
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada dr. Tri Hari Irfani, MPH atas
bimbingannya sehingga penulisan ini menjadi lebih baik.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan refrat ini.
Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan untuk penulisan
yang lebih baik di masa yang akan datang.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Pengertian Bahaya

Bahaya (hazard) adalah semua sumber situasi, ataupun aktivitas yang berpotensi

menimbulkan cidera (kecelakaan kerja dan/atau PAK). Hazard adalah suatu kondisi atau

tindakan atau potensi yang dapat menimbulkan kerugian terhadap manusia, harta benda,

proses, maupun lingkungan.

Semua sumber atau situasi yang berpotensi mengakibatkan cidera atau sakit pada

manusia, kerusakan properti, kerusakan terhadap lingkungan maupun gangguan proses

disebut bahaya atau hazard (Dewi, 2011). Berdasarkan OHSAS 18001:2007 pengertian

bahaya atau hazard adalah semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang berpotensi

enimbulkan cidera (kecelakaan kerja) dan/atau penyakit akibat kerja (PAK) (Ramli, 2008).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa bahaya adalah segala sesuatu yang memiliki potensi

merugikan bagi manusia, properti dan lingkungan.

Bahaya didefinisikan sebagai agen infeksius atau produk yang dihasilkan agen

tersebut yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia. Sedangkan agen faktor biologi

atau biological agen didefinisikan sebagai mikroorganisme, kultur sel, atau endoparasit

manusia, termasuk yang sudah dimodifikasi secara genetik, yang dapat menyebabkan

infeksi, reaksi alergi, atau menyebabkan bahaya dalam bentuk lain yang mengganggu

kesehatan manusia.

Bahaya di lingkungan kerja adalah segala kondisi yang dapat memberi pengaruh

yang merugikan terhadap kesehatan atau kesejahteraan orang yang terpajan di lingkungan

kerja. Bahaya di lingkungan kerja memiliki berbagai macam faktor yang menjadi penyebab

munculnya bahaya seperti, paparan debu, paparan kebisingan dan pencahayaan. Secara
keseluruhan faktor bahaya dilingkungan kerja meliputi faktor kimia, biologi, fisika,

fisiologi dan psikologi (Suma’mur, 2009).

B. Pengertian Bahaya Kerja Biologi

Biohazard (bahaya biologi) dapat berefek pada manusia melalui kontak langsung

dengan biological agen atau lewat penularan agen perantara.

Bahaya kerja biologi dapat didefinisikan sebagai debu organik yang berasal dari

sumber-sumber biologi yang berbeda seperti virus, bakteri, jamur, protein dari binatang

atau bahan-bahan dari tumbuhan seperti produk serat alam yang terdegradasi.

Bahaya biologi adalah potensi bahaya yang ditimbulkan dari faktor makhluk hidup.

Biasanya hazard biologi berada di lingkungan yang tidak bersih, kotor, dll.

Bahaya biologi dapat dibagi menjadi dua yaitu (1) yang menyebabkan infeksi dan

(2) non-infeksi. Bahaya dari yang bersifat non infeksi dapat dibagi lagi menjadi (a)

organisme viable, (b) racun biogenik dan (c) alergi biogenik.

C. Klasifikasi Bahaya Kerja Biologi

1. Klasifikasi berdasarkan tipe agen

Berdasarkan definisi biological agen, bahaya kerja biologi dapat di

klasifikasikan menjadi :

a. Agen infeksius

b. Tumbuhan dan produknya

c. Hewan dan produknya

2. Klasifikasi berdasarkan mode transmisi

Pengetahuan tentang bagaimana biohazard menular sangat penting untuk

memutus rantai infeksi.

Berdasarkan prosesnya transmisi dari biohazard dapat dibedakan menjadi :

a. Langsung, dimana infeksi terjadi akibat kontak fisik dengan orang yang terinfeksi.
b. Tidak langsung, dimana infeksi terjadi akibat kontak dengan bahan atau benda yang

terkonaminasi.
BAB II
IDENTIFIKASI BAHAYA KERJA BIOLOGI

A. Potensi Bahaya Kerja Biologi di Tempat Kerja

Keputusan Menteri Kesehatan nomor 432/MENKES/SK/IV/2007 tentang Pedoman

Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di rumah sakit bahwa bahaya biologi

terdiri dari virus, bakteri, jamur dan parasit, juga bahaya biologi yang berasal dari serangga,

tikus dan binatang.

Faktor bahaya biologi (Kepmenkes, 2007) adalah :

1. Virus : HIV, virus SARS dan virus Hepatitis.

2. Bioaerosol adalah disperse jasad renik atau bagian jasad renik di udara berupa jamur,

protozoa, virus yang menimbulkan bahan alergen, pathogen dan toksin di lingkungan.

3. Bakteri dan pathogen lainnya, misalnya Mycobacterium Tuberculosis.

Kepmenkes RI No.1204/Menkes/SK/ X/2014 menyebutkan untuk mengidentifikasi

bahaya biologi di rumah sakit dengan pemeriksaan setiap semester meliputi : konsentrasi

mikroorganisme dalam udara ruang operasi pemeriksaan mikrobiologi air bersih,

pemeriksaan usap AC dll.

B. Hubungan Bahaya Kerja Biologi dengan Pekerjaan

Para pekerja dapat mengalami kontak dengan bahaya biologi dalam beberapa

macam keadaan :

1. Intrinsik pada pekerjaan tertentu; pekerja konstruksi pada fasilitas pengolahan limbah

berisiko terpapar infeksi bakteri.

2. Insidental pada saat berkerja (bukan bagian dari aktivitas pekerjaan); pekerja yang

menderita penyakit akibat mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi.


3. Terjadi pada bagian tertentu dari pekerjaan; pekerja yang berpergian dari/ke tempat

endemik penyakit tertentu.

4. Tidak spesifik untuk pekerjaan; bakteri legionella dapat tersebar dengan mudah di air

dan tanah sehingga dapat menginfeksi beberapa macam pekerjaan seperti petugas

maintence sistem pengairan dan pekerja kantoran dengan AC.

Berikut adalah tipe pekerjaan yang berisiko tinggi terpapar bahaya biologi :

a. Pekerja lapangan (outdoor)

b. Pekerja yang pekerjaannya berhubungan dengan hewan

c. Pekerja yang terpapar darah atau cairan tubuh manusia

d. Pekerja yang bekerja di lingkungan kerja tertentu

C. Identifikasi Risiko Bahaya Kerja Biologi di Tempat Kerja

Identifikasi risiko bahaya kerja biologi di lingkungan tempat kerja, yaitu melalui

agents penyebab penyakit seperti : (1) Mikro organisme (bakteri, virus, infeksi, sengatan,

toksin, infeksi, alergi). (2) Arthopoda (serangga, dll), (fungi). (3) Tumbuhan tingkat tingkat

tinggi (toksin & dermatitis, asma, pilek, (allergen). (4) Tumbuhan tingkat tingkat rendah

(yang membentuk spora). (5) Vertebrata (protein) allergi. (6) Inervertebrata selain urine,

saliva, faeces, kulit/rambut (allergen) Arthopoda (cacing, protozoa).

1. Bakteri

Bakteri mempunyai tiga bentuk dasar yaitu :

a. bulat (kokus),

b. lengkung dan

c. batang (basil)

Banyak bakteri penyebab penyakit timbul akibat kesehatan dan sanitasi yang

buruk, makanan yang tidak dimasak dan dipersiapkan dengan baik dan kontak dengan

hewan atau orang yang terinfeksi. Contoh penyakit yang diakibatkan oleh bakteri :
anthrax (kulit dan paru), tuberculosis (paru), burcelosis (sakit kepala, atralagia,

enokkarditis), lepra, tetanus, thypoid, cholera, dan sebagainya.

2. Bahaya Infeksi

Penyakit akibat kerja karena infeksi relatif tidak umum dijumpai. Pekerja yang

potensial mengalaminya a.l.: pekerja di rumah sakit, laboratorium, jurumasak, penjaga

binatang, dokter hewan dll. Contoh : Hepatitis B, tuberculosis, anthrax, brucella,

tetanus, salmonella, chlamydia, psittaci.

Masuknya M.O. kedalam tubuh tidak selalu mengakibatkan infeksi,

dipengaruhi oleh banyak faktor, aanata lain : (i)Virulensi, (ii) Route of infection, (iii)

Daya tahan tubuh.

3. Virus

Virus mempunyai ukuran yang sangat kecil antara 16 - 300 nano meter. Virus

tidak mampu bereplikasi, untuk itu virus harus menginfeksi sel inangnya yang khas.

Contoh penyakit yang diakibatkan oleh virus : influenza, varicella, hepatitis, HIV, dan

sebagainya menyebabkan penurunan daya kekebalan tubuh, ditularkan melalui: (HIV)

Tranfusi darah yang tercemar, Tertusuk/teriris jarum/pisau yag terkontaminasi,

Hubungan sexual, Luka jalan lahir waktu melahirkan Pekerja RS, Pekerja yang sering

ganti-ganti pasangan Pekerja berisiko (HIV).

4. Parasit

a. Malaria : gigitan nyamuk anopheles

b. Ansxylostomiosis : anemia khronis

c. Jamur : gatal-gatal dikulit


Jamur dapat berupa sel tunggal atau koloni, tetapi berbentuk lebih komplek

karena berupa multi sel. Mengambil makanan dan nutrisi dari jaringan yang mati dan

hidup dari organisme atau hewan lain.

5. Hewan

a. Sengatan : Serangga

b. Ular : Gigitan binatang berbisa

c. Carnivora : Binatang buas

6. Tumbuhan

a. Allergi: Debu kayu & asma

b. Allergi saluran nafas: Debu kapas

7. Organisme Viable dan Racun Biogenic

a. Organisme viable termasukdi dalamnya jamur, spora dan mycotoxins; Racun

biogenik termasuk endotoxins, aflatoxin dan bakteri.

b. Perkembangan produk bakterial dan jamur dipengaruhi oleh suhu, kelembapan dan

media dimana mereka tumbuh. Pekerja yang berisiko : pekerja pada silo bahan

pangan, pekerja pada sewage & sludge treatment, dll.

c. Contoh : Byssinosis, “grain fever”, Legionnaire’s disease.

8. Alergi Biogenic

a. Termasuk didalamnya adalah: jamur, animal-derived protein, enzim.

b. Bahan alergen dari pertanian berasal dari protein pada kulit binatang, rambut dari

bulu dan protein dari urine dan feaces binatang.

c. Bahan-bahan alergen pada industri berasal dari proses fermentasi, pembuatan obat,

bakery, kertas, proses pengolahan kayu, juga dijumpai di bioteknologi (enzim,

vaksin dan kultur jaringan).


d. Pada orang yang sensitif, pemajanan alergen dapat menimbulkan gejala alergi

seperti rinitis, conjunctivitis atau asma.

e. Contoh : Occupational asthma : wool, bulu, butir gandum, tepung bawang dsb.

PENYAKIT AKIBAT KERJA DARI BAHAYA KERJA BIOLOGI DAN


PENGENDALIAN BAHAYA KERJA BIOLOGI

A. Pengertian Penyakit Akibat Kerja

Penyakit akibat kerja secara umum dikenal sebagai penyakit yang diderita oleh

seorang pekerja yang diakibatkan oleh pekerjanya. Penyakit Akibat Kerja (PAK), menurut

KEPPRES RI No. 22 Tahun 1993, adalah penyakit yang disebabkan pekerjaan atau

lingkungan kerja. Penyakit akibat kerja terjadi sebagai pajanan faktor fisik, kimia, biologi,

ataupun psikologi di tempat kerja.

World Health Organization (WHO) membedakan empat kategori Penyakit Akibat

Kerja :

1. Penyakit yang hanya disebabkan oleh pekerjaan, misalnya Pneumoconiosis.

2. Penyakit yang salah satu penyebabnya adalah pekerjaan, misalnya Karsinoma

Bronkhogenik.

3. Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu penyebab di antara faktor-faktor

penyebab lainnya, misalnya Bronkhitis khronis.

4. Penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu kondisi yang sudah ada sebelumnya,

misalnya asma.

B. Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja

Faktor penyebab Penyakit Akibat Kerja (PAK) tergantung pada bahan yang

digunakan dalam proses kerja, lingkungan kerja ataupun cara kerja. Pada umumnya faktor

penyebab dapat dikelompokkan dalam 5 golongan :


1. Golongan fisik : suara (bising), radiasi, suhu (panas/dingin), tekanan yang sangat tinggi,

vibrasi, penerangan lampu yang kurang baik.

2. Golongan kimiawi : bahan kimiawi yang digunakan dalam proses kerja, maupun yang

terdapat dalam lingkungan kerja, dapat berbentuk debu, uap, gas, larutan, awan atau

kabut.

3. Golongan biologis : bakteri, virus atau jamur.

4. Golongan fisiologis : biasanya disebabkan oleh penataan tempat kerja dan cara kerja.

5. Golongan psikososial : lingkungan kerja yang mengakibatkan stress.

Penyakit ditempat kerja akibat faktor biologi biasanya disebabkan oleh makhluk

hidup sehingga menyebabkan gangguan kesehatan pada pekerja yang terpajan. Potensi

bahaya yang menyebabkan reaksi alergi atau iritasi akibat bahan-bahan biologis, seperti

debu kapas, dedaunan, bulu, bunga, dan sebagainya.

Penyakit biologi dapat didefinisikan sebagai debu organik yang berasal dari

sumber-sumber biologi yang berbeda seperti virus, bakteri, jamur, protein dari binatang

atau bahan-bahan dari tumbuhan seperti produk serat alam yang terdegradasi.

Penyakit biologi dapat dibagi menjadi dua yaitu yang menyebabkan infeksi dan

non-infeksi. Bahaya dari yang bersifat non infeksi dapat dibagi lagi menjadi organisme

viable, racun biogenik dan alergi biogenik.

Faktor-faktor penyebab penyakit akibat biologi :

1. Kontak dengan individu yang terinfeksi, sekresi, ekskresi, atau jaringan tubuh manusia

seperti hepatitis, AIDS, tbc, demam berdarah, anthrax.

2. Akibat penularan dari binatang yang menginfeksi manusia secara langsung atau kontak

dengan sekresi, ekskresi, jaringan tubuh binatang yang terinfeksi atau via vektor.
3. Akibat polusi udara yang mengandung mikroorganisme yang menimbulkan penyakit

seperti pekerja kantor yang memakai AC sentral. pembersih cerobong asap pabrik,

pabrik penghasil debu-debu :

a. Inhalation fever, akibat paparan udara yang berat : metal fume fever, polymer

fume fever, organic dust fever, legionenelosis.

b. Allergi akibat polusi udara : asma kerja, pneumonitis hipersensitivitas.

Bakteri dan virus merupakan makhluk yang sangat mudah berkembangbiak dan

penyakit yang disebabkannya sangat mudah menular. Saat ini sejumlah penyakit menular

dan mematikan telah berpindah dari hewan ke manusia dan dari manusia ke hewan. Infeksi

silang-spesies dapat berasal dari peternakan atau pasar, dimana kondisi menciptakan

pencampuran patogen. Yang memberi patogen kesempatan untuk bertukar gen dan

peralatan sampai dengan membunuh inang yang sebelumnya asing.

C. Penyakit Akibat Kerja yang Disebabkan Bahaya Kerja Biologi

1. Penyakit yang Disebabkan Bakteri

a. Demam Thypoid

Demam Thypoid adalah infeksi akut yang disebabkan oleh Salmonella

Thypi yang masuk melalui saluran pencernaan dan menyebar ke seluruh tubuh

(sistemik). Bakteri ini akan berkembang biak di kelenjar getah bening usus dan

kemudian masuk ke dalam darah sehingga menyebabkan penyebaran kuman dalam

darah.
Gambar 1. Cara penularan demam thypoid

Penyakit Demam Thypoid disebabkan oleh bakteri yang disebarkan melalui

tinja, muntahan, urin, kemudian terbawa oleh Lalat melalui perantara kaki-kakinya

dari kakus ke dapur yang akan mengkontaminasi makanan atau minuman, sayur-

sayuran, atau pun buah-buahan segar.

Beberapa gejala yang nampak saat seseorang terserang penyakit Demam

Thypoid :

1) Demam yang berlangsung selama 3 minggu secara terus menerus

2) Gangguan pada saluran pencernaan

3) Nafas tak sedap

4) Bibir kering dan pecah-pecah

5) Perut Kembung

6) Sulit BAB, terkadang juga bisa Diare

7) Gangguan kesadaran, umumnya kesadaran penderita menurun walaupun tidak

seberapa dalam.

b. Anthrax

Anthrax atau penyakit radang limpa merupakan salah satu penyakit

zoonosis di Indonesia yang disebabkan oleh bakteri. Istilah anthrax berarti arang,

sebab penyakit ini menimbulkan gejala pada manusia berupa bisul kehitaman yang
jika pecah akan menghasilkan semacam borok (bubonic palque). Dahulu, penyakit

ini dikatakan sebagai penyakit kutukan karena menyerang orang yang telah

disisihkan di masyarakat, bahkan bangsa Mesir pun pernah terkena panyakit ini

kira-kira 4000 tahun sebelum masehi. Anthrax ditemukan oleh Heinrich Hermann

Robert Koch pada tahun 1877, sedangkan Louis Pasteur adalah ilmuwan pertama

penemu vaksin yang efektif untuk Anthrax pada tahun 1881.

Gambar 2. Siklus penularan anthrax

Anthrax disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis yang merupakan bakteri

gram positif non motil dan berspora. Di bawah mikroskop tampak terlihat seperti

barisan batang panjang dengan ujung-ujungnya siku, sementara di dalam tubuh

inang, Bacillus anthracis tidak terlihat rantai panjang, biasanya tersusun secara

tunggal atau pendek serta melindungi dirinya dalam kapsul, dan akan membentuk

spora segera setelah berhubungan dengan udara bebas karena spora diketahui dapat

bertahan hidup bertahun-tahun di dalam tanah yang cocok dan bisa menjadi sumber

penularan pada hewan dan manusia.

Penularan pada manusia bisa lewat kontak langsung spora yang ada di tanah,

tanaman, maupun bahan dari hewan sakit (kulit, daging, tulang atau darah).

Mengkonsumsi produk hewan yang terkena anthrax atau melalui udara yang

mengandung spora, misalnya, pada pekerja di pabrik wool atau kulit binatang
(Woolsorters disease). Oleh karena itu ada empat tipe anhtrax pada manusia, yaitu

anthrax kulit, anthrax pencernaan/anthrax usus, anthrax pernapasan/ anthrax paru-

paru dan anthrax otak. Anthrax otak terjadi jika bakteri terbawa darah masuk ke

otak.

c. TBC

Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang

disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri

basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya.

Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain

tubuh manusia.

Penyebab penyakit ini adalah bakteri kompleks Mycobacterium

tuberculosis. Mycobacteria termasuk dalam famili Mycobacteriaceae dan termasuk

dalam ordo Actinomycetales. kompleks Mycobacterium tuberculosis meliputi M.

tuberculosis, M. bovis, M. africanum, M. microti, dan M. canettii. Dari beberapa

kompleks tersebut, M. tuberculosis merupakan jenis yang terpenting dan paling

sering dijumpai.

Penularan penyakit ini karena kontak dengan dahak atau menghirup titik-

titik air dari bersin atau batuk dari orang yang terinfeksi kuman tuberculosis.

Gambar 3. Penyebaran bakteri TBC


Obat TBC yang utama adalah Isoniazid, Rifampisin, pirazinamid,

streptomisin dan etambutol. Sedangkan jenis obat tambahan yang biasa digunakan

adalah kanamisin, kuinolon ,makroloid dan amoksisilin di kombinasikan dengan

klavulanat. Pengobatannya secara keseluruhannya dapat mencapai 12 bulan.

2. Penyakit Akibat Kerja yang Disebabkan Virus

a. Hepatitis B dan C

Virus hepatitis dapat menular dari satu orang ke orang lain, dengan cara

penularan yang berbeda-beda. virus hepatitis B dan C menyebar terutama melalui

kontak darah dan cairan tubuh. Seseorang bisa saja terinfeksi lebih dari 1 jenis virus

hepatitis. Karena risiko yang berbahaya bagi hati penderita, seseorang yang

menderita hepatitis C harus berkonsultasi dengan dokter untuk juga mendapatkan

vaksin terhadap hepatitis A dan hepatitis B. Tidak seperti hepatitis A dan B,

hepatitis C belum ada vaksinnya.

Gambar 4. Penyebab hepatitis B

Hepatitis B bisa menular kepada setiap orang. Seperti penularan dari ibu ke

bayi saat melahirkan, hubungan seksual, transfusi darah, jarum suntik, maupun

penggunaan alat kebersihan diri (sikat gigi, handuk) secara bersama-sama. Hepatitis

B dapat menyerang siapa saja, akan tetapi umumnya bagi mereka yang berusia

produktif akan lebih beresiko terkena penyakit ini.


b. Virus HIV

Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat

HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang

terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah

terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju

perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.

HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak

langsung antara lapisan kulit alam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan

cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan

preseminal, dan air susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim

(vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi,

antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak

lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.

Siapapun berisiko terkena HIV (human immunodeficiency virus). Virus ini

pun menyebar dengan berbagai cara. Populasi kunci yang berisiko tinggi terkena

HIV/AIDS adalah wanita pekerja seks (WPS): pelanggan pekerja seks (HRM)

waria: lelaki yang berhubungan seksual dengan lelaki lain (MSM): serta pengguna

narkoba suntik dan pasangannya (IDU).

Gambar 5. Penularan HIV/AIDS


c. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) {bahasa medisnya disebut

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)} adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes

albopictus, yang mana menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan

pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan.

Gambar 6. Nyamuk Aedes Aegypti

Proses Penularan Penyakit Demam Berdarah Dengue Penyebaran penyakit

DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus,

sehingga pada wilayah yang sudah diketahui adanya serangan penyakit DBD akan

mungkin ada penderita lainnya bahkan akan dapat menyebabkan wabah yang luar

biasa bagi penduduk disekitarnya.

Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Pencegahan dilakukan dengan

menghindari gigitan nyamuk diwaktu pagi sampai sore, karena nyamuk aedes aktif

di siang hari (bukan malam hari). Misalnya hindarkan berada di lokasi yang banyak

nyamuknya di siang hari, terutama di daerah yang ada penderita DBD nya.

Beberapa cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD melalui metode

pengontrolan atau pengendalian vektornya adalah :


1) Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi

tempat. perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan

perbaikan desain rumah.

2) Pemeliharaan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang) pada tempat air

kolam, dan bakteri (Bt.H-14).

3) Pengasapan / fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion).

4) Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air

seperti, gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.

5) Pengobatan Penyakit Demam Berdarah Fokus pengobatan pada penderita

penyakit DBD adalah mengatasi perdarahan, mencegah atau mengatasi keadaan

syok/presyok, yaitu dengan mengusahakan agar penderita banyak minum

sekitar 1,5 sampai 2 liter air dalam 24 jam (air teh dan gula sirup atau susu).

6) Penambahan cairan tubuh melalui infus (intravena) mungkin diperlukan untuk

mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi yang berlebihan. Transfusi platelet

dilakukan jika jumlah platelet menurun drastis.

7) Lakukan kompress dingin, tidak perlu dengan es karena bisa berdampak syok.

Bahkan beberapa tim medis menyarankan kompres dapat dilakukan dengan

alkohol. Pengobatan alternatif yang umum dikenal adalah dengan meminum jus

jambu biji bangkok, namun khasiatnya belum pernah dibuktikan secara medik,

akan tetapi jambu biji kenyataannya dapat mengembalikan cairan intravena dan

peningkatan nilai trombosit darah.

3. Penyakit Akibat Kerja yang Disebabkan Jamur

Jamur merupakan salah satu mikroorganisme penyebab penyakit pada manusia.

Penyakit yang disebabkan jamur pada manusia disebut mikosis, yaitu mikosis

superficial dan mikosis sistemik. Mikosis superfisial merupakan mikosis yang


menyerang kulit, kuku, dan rambut terutama disebabkan oleh 3 genera jamur, yaitu

Trichophyton, Microsporum, dan Epidermophyton. Sedangkan mikosis sistemik

merupakan mikosis yang menyerang alat-alat dalam, seperti jaringan sub-cutan, paru-

paru, ginjal, jantung, mukosa mulut, usus, dan vagina.

D. Mikroorganisme Penyebab Penyakit di Tempat Kerja

Beberapa literatur telah menguraikan infeksi akibat organisme yang mungkin

ditemukan di tempat kerja, diantaranya :

1. Daerah Pertanian

Lingkungan pertanian yang cenderung berupa tanah membuat pekerja dapat

terinfeksi oleh mikroorganisme seperti : Tetanus, Leptospirosis, cacing, Asma

bronkhiale atau keracunan Mycotoxins yang merupakan hasil metabolisme jamur.

2. Di Lingkungan Berdebu (Pertambangan atau Pabrik)

Di tempat kerja seperti ini, mikroorganisme yang mungkin ditemukan adalah

bakteri penyebab penyakit saluran napas, seperti : tuberculosis (paru), burcelosis (sakit

kepala, atralagia, enokkarditis), Bronchitis dan Infeksi saluran pernapasan lainnya

seperti Pneumonia.

3. Daerah Peternakan : terutama yang mengolah kulit hewan serta produk-produk

dari hewan

Penyakit-penyakit yang mungkin ditemukan di peternakan seperti ini misalnya

: Anthrax yang penularannya melalui bakteri yang tertelan atau terhirup, burcelosis

(sakit kepala, atralagia, enokkarditis), Infeksi Salmonella.

4. Di Laboratorium

Para pekerja di laboratorium mempunyai risiko yang besar terinfeksi, terutama

untuk laboratorium yang menangani organisme atau bahan-bahan yang megandung

organisme pathogen.
5. Di Perkantoran : terutama yang menggunakan pendingin tanpa ventilasi alami

Para pekerja di perkantoran seperti itu dapat berisiko mengidap penyakit seperti

: Humidifier fever yaitu suatu penyakit pada saluran pernapasan dan alergi yang

disebabkan organisme yang hidup pada air yang terdapat pada sistem pendingin,

Legionnaire disease penyakit yang juga berhubungan dengan sistem pendingin dan

akan lebih berbahaya pada pekerja dengan usia lanjut.

E. Pengendalian Bahaya Kerja Biologi

Pengendalian risiko dilakukan setelah identifikasi dan menilai risiko untuk

mengurangi risiko sampai batas yang dapat diterima berdasarkan ketentuan, peraturan dan

standar, pengendalian virus, jamur, bakteri patogen dapat dilakukan dengan tahapan :

1. Eliminasi : diterapkan pertama kali dengan menghilangkan objek penyebab kecelakaan

atau penyakit akibat kerja. Objek utama yang menyebabkan penyakit akibat kerja

adalah pekerja itu sendiri jadi sangat tidak mungkin jika kita menghilangkan pekerja.

Maka eliminasi tidak dapat dilaksanakan.

2. Subtitusi : merupakan langkah kedua dengan mengganti bahan dan peralatan berbahaya

dengan yang kurang berbahaya maka pengendalian secara subtitusi tidak dapat

dilaksanakan.

3. Rekayasa/Pengendalian Teknik : adalah pengendalian faktor bahaya biologis dengan

memisahkan alat dengan pekerja. Rekayasa teknik dengan pembutan instalasi Heating

Ventilating And Air Conditioning (HVAC).

4. Rekayasa/Pengendalian Administrasi : dengan menyediakan sistem kerja untuk

mengurangi terpapar potensi bahaya dengan perputaran jadwal kerja bagi pekerja yang

di bagi alam tiga shift kerja.


5. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) : pilihan terakhir sistem pengendalian risiko

berupa masker, sarung tagan, penutup kepala, yang sesuai untuk mengurangi risiko

paparan penularan penyakit pada pekerja.

Faktor biologi dan juga bahaya-bahaya lainnya di tempat kerja dapat dihindari

dengan pencegahan antara lain dengan :

a. Penggunaan masker yang baik untuk pekerja yang berisiko tertular lewat debu yang

mengandung organism pathogen.

b. Mengkarantina hewan yang terinfeksi dan vaksinasi.

c. Imunisasi bagi pekerja yang berisiko tertular penyakit di tempat kerja.

d. Membersihkan semua debu yang ada di sistem pendingin paling tidak satu kali setiap

bulan.

e. Membuat sistem pembersihan yang memungkinkan terbunuhnya mikroorganisme yang

patogen pada sistem pendingin.

Dengan mengenal bahaya dari faktor biologi dan bagaimana mengotrol dan

mencegah penularannya diharapkan efek yang merugikan dapat dihindari.


BAB III
KESIMPULAN

OHSAS 18001:2007 pengertian bahaya atau hazard adalah semua sumber, situasi

ataupun aktivitas yang berpotensi enimbulkan cidera (kecelakaan kerja) dan/atau penyakit

akibat kerja (PAK) (Ramli, 2008). Jadi, dapat disimpulkan bahwa bahaya adalah segala sesuatu

yang memiliki potensi merugikan bagi manusia, properti dan lingkungan.

Bahaya kerja biologi dapat didefinisikan sebagai debu organik yang berasal dari

sumber-sumber biologi yang berbeda seperti virus, bakteri, jamur, protein dari binatang atau

bahan-bahan dari tumbuhan seperti produk serat alam yang terdegradasi. Bahaya biologi dapat

dibagi menjadi dua yaitu (1) yang menyebabkan infeksi dan (2) non-infeksi. Bahaya dari yang

bersifat non infeksi dapat dibagi lagi menjadi (a) organisme viable, (b) racun biogenik dan (c)

alergi biogenik. Berdasarkan definisi biological agen, bahaya kerja biologi dapat di

klasifikasikan menjadi : Agen infeksius, Tumbuhan dan produknya, Hewan dan produknya.

Berdasarkan prosesnya transmisi dari biohazard dapat dibedakan menjadi : langsung dan tidak

langsung.

Keputusan Menteri Kesehatan nomor 432/MENKES/SK/IV/2007 tentang Pedoman

Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di rumah sakit bahwa bahaya biologi

terdiri dari virus, bakteri, jamur dan parasit, juga bahaya biologi yang berasal dari serangga,

tikus dan binatang.

Tipe pekerjaan yang berisiko tinggi terpapar bahaya biologi : Pekerja lapangan

(outdoor), Pekerja yang pekerjaannya berhubungan dengan hewan, Pekerja yang terpapar darah

atau cairan tubuh manusia, Pekerja yang bekerja di lingkungan kerja tertentu. Identifikasi risiko

bahaya kerja biologi di lingkungan tempat kerja, yaitu melalui agents penyebab penyakit
seperti : bakteri, bahaya infeksi, virus, parasit, hewan, tumbuhan, organisme viable dan racun

biogenic, alergi biogenic.

Penyakit Akibat Kerja (PAK), menurut KEPPRES RI No. 22 Tahun 1993, adalah

penyakit yang disebabkan pekerjaan atau lingkungan kerja. Penyakit akibat kerja terjadi

sebagai pajanan faktor fisik, kimia, biologi, ataupun psikologi di tempat kerja. Faktor penyebab

dapat dikelompokkan dalam 5 golongan : golongan fisik, golongan kimiawi, golongan biologis,

golongan fisiologis, golongan psikososial.

Penyakit yang disebabkan oleh bakteri : demam thypoid, anthrax, TBC. Penyakit yang

disebabkan oleh virus : hepatitis B dan C, virus HIV, DBD. Penyakit yang disebabkan oleh

jamur : Penyakit yang disebabkan jamur pada manusia disebut mikosis, yaitu mikosis

superficial dan mikosis sistemik. Infeksi akibat organisme yang mungkin ditemukan di tempat

kerja, diantaranya; Lingkungan pertanian yang cenderung berupa tanah membuat pekerja dapat

terinfeksi oleh mikroorganisme seperti : Tetanus, Leptospirosis, cacing. Lingkungan

Pertambangan atau Pabrik : mikroorganisme yang mungkin ditemukan adalah bakteri

penyebab penyakit saluran napas, seperti : tuberculosis (paru). Penyakit-penyakit yang

mungkin ditemukan di peternakan seperti ini misalnya : Anthrax. Di laboratorium mempunyai

risiko yang besar terinfeksi, terutama untuk laboratorium yang menangani organisme atau

bahan-bahan yang megandung organisme pathogen. Para pekerja di perkantoran seperti itu

dapat berisiko mengidap penyakit seperti : Humidifier fever.

Pengendalian bahaya kerja biologi : eliminasi, subtitusi, pengendalian teknis,

pengendalian administrasi, penggunaan alat pelindung diri (APD). Faktor biologi dan juga

bahaya-bahaya lainnya di tempat kerja dapat dihindari dengan pencegahan antara lain dengan

: Penggunaan masker yang baik untuk pekerja yang berisiko tertular lewat debu yang

mengandung organism pathogen. Mengkarantina hewan yang terinfeksi dan vaksinasi.

Imunisasi bagi pekerja yang berisiko tertular penyakit di tempat kerja. Membersihkan semua
debu yang ada di sistem pendingin paling tidak satu kali setiap bulan. Membuat sistem

pembersihan yang memungkinkan terbunuhnya mikroorganisme yang patogen pada sistem

pendingin.
DAFTAR PUSTAKA

Arief, Muhammad. 2011. Faktor Lingkungan Kerja Kimia Biologi. Prodi Kesehatan
Masyarakat Peminatan K3 Universitas Esa Unggul.
Harrianto, Ridwan. 2009. Buku Ajar Kesehatan Kerja. Jakarta: EGC.

Priyonggo, Reko.,2005,Jurnal : Mewaspadai Penyakit Anthraks

Yatim, Faisal., 2004, Macam-Macam Penyakit Menular Dan Pencegahannya, 80-86, Pustaka

Populer Obor, Jakarta

Harrington, J.M.2003. Buku Saku Kesehatan Kerja-Ed. 3. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai