Anda di halaman 1dari 4

Nama : M.

Waliuddin Zakiy semester 2a

Gametogenesis adalah proses pembentukan gamet atau sel kelamin. Sel gamet terdiri dari gamet jantan
(spermatozoa) yang dihasilkan di testis dan gamet betina (ovum) yang dihasilkan di ovarium. Terdapat
dua jenis proses pembelahan sel yaitu mitosis dan meiosis. Mitosis yaitu pembelahan sel dari induk
menjadi 2 anakan tetapi tidak terjadi reduksi kromosom contoh apabila ada sel tubuh kita yang rusak
maka akan terjadi proses penggantian dengan sel baru melalui proses pembelahan mitosis, sedangkan
pembelahan meiosisyaitu pembelahan sel dari induk menjadi 2 anakan dengan adanya reduksi
kromosom, contohnya pembelahan sel kelamin atau gamet sebagai agen utama dalam proses
reproduksi manusia. Pada pembelahan mitosis menghasilkan sel baru yang jumlah kromosomnya sama
persis dengan sel induk yang bersifat diploid (2n) yaitu 23 pasang/ 46 kromosom, sedangkan pada
meiosis jumlah kromosom pada sel baru hanya bersifat haploid (n) yaitu 23 kromosom. Gametogenesis
terdiri 4 tahap : perbanyakan, pertumbuhan, pematangan dan perubahan bentuk. Gametogenesis ada
dua yaitu spermatogenesis dan oogenesis. 

Spermatogenesis

Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh hipothalamus. Sedangkan
peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat menstimulasi (positif feedback, pada fase folikuler)
maupun menghambat (inhibitory/negatif feedback, pada saat fase luteal) sekresi FSH dan LH di hipofisis
atau GnRH di hipothalamus. . 

Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa (tunggal : spermatozoon) yang terjadi di


organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di tubulus seminiferus. Sel spermatozoa, disingkat
sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis melewati sebuah proses
kompleks. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses
pembelahan dan diferensiasi sel. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan
dalam epididimis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel germinal yang disebut
spermatogonia (jamak). Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus

seminiferus. Spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk


membentuk sperma.  I

Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses dalam istilah sebagai berikut :   

Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari spermatogenesis yaitu peristiwa


pembelahan spermatogonium menjadi spermatosit primer (mitosis), selanjutnya spermatosit
melanjutkan pembelahan secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid. Istilah ini biasa
disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid. 

Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi sperma yang


dewasa.Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari. Terbagi
menjadi tahap 1) Pembentukan golgi, axonema dan kondensasi DNA, 2) Pembentukan cap akrosom, 3)
pembentukan bagian ekor, 4) Maturasi, reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli.  

Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli ke lumen tubulus
seminiferus selanjutnya ke epididimidis. Sperma belum memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-
motil). Sperma non motil ini ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak
menuju epididimis karena kontraksi otot peritubuler. Sperma baru mampu bergerak dalam saluran
epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan karena motilitas sperma
sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot saluran.  

Hormon - Hormon Yang Berperan Dalam proses Spermatogenesis

Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon, diantaranya:

a.  Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating Hormon  / FSH) dan
hormon lutein (Luteinizing Hormon  / LH).

b. LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa pubertas,


androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.

c. FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan memacu
spermatogonium untuk memulai spermatogenesis.   

d. Hormon pertumbuhan, secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.


Oogenesis

Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium. Oogenesis dimulai dengan
pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia (tunggal: oogonium). Pembentukan sel telur pada
manusia dimulai sejak di dalam kandungan, yaitu di dalam ovari fetus perempuan. Pada akhir bulan
ketiga usia fetus, semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap
pembelahan. Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer. Pada perkembangan
fetus selanjutnya, semua oosit primer membelah secara miosis, tetapi hanya sampai fase profase.
Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan dilahirkan, ovariumnya mampu
menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami kematian setiap hari sampai masa
pubertas. Memasuki masa pubertas, oosit melanjutkan pembelahan miosis I. hasil pembelahan tersebut
berupa dua sel haploid, satu sel yang besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil
disebut badan kutub primer.

Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami pembelahan miosis
II.  Pada saat itu, oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel, yaitu satu sel berukuran normal
disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut badan polar sekunder. Badan kutub tersebut
bergabung dengan dua badan kutub sekunder lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub
primer sehingga diperoleh tiga badan kutub sekunder. Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut
menjadi ovum matang, sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur). Dengan
demikian dapat disimpulkan  bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum. 

Hormon - Hormon Yang Berperan Dalam proses Oogenesis

Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon, diantaranya:

Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis hipothalamus -hipofisis -
ovarium. Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH (gonadotropin releasing hormone) yang
menstimulasi hipofisis mensekresi hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing
hormone). FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi sekresi hormon
estrogen dan progesteron. LH merangsang  korpus luteum untuk menghasilkan hormon progesteron
dan meransang ovulasi. Pada masa pubertas, progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin
sekunder. FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen, memacu
perkembangan folikel. Hormon prolaktin merangsang produksi susu.

Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis ovarium.

Anda mungkin juga menyukai