II. Penyakit Akibat Kerja, Kecelakaan Akibat Kerja dan Cedera Akibat Kecelakaan
Kerja pada Perawat
1. Penyakit Akibat Kerja
a. Definisi
Menurut Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor : 10 tahun 2016 tentang
Tata Cara Pemberian Program Kembali Kerja serta Kegiatan serta Promotif
dan Kegiatan Preventif Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat kerja
menyebutkan penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan dan atau lingkungan kerja. Lebih rinci disampaikan pada PMK
nomor : 56 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Penyakit Akibat
Kerja, yang dimaksud penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan
oleh pekerjaan dan atau lingkungan kerja termasuk penyakit terkait kerja,
penyakit terkait kerja adalah penyakit yang mempunyai beberapa agen
penyebab dengan faktor pekerjaan dan atau lingkungan kerja memegang
peranan bersama dengan faktor risiko lainnya.
b. Jenis Penyakit Akibat Kerja
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER01/MEN/1981 dan Keputusan Presiden RI No 22/1993 terdapat 31 jenis
penyakit akibat kerja antara lain sebagai berikut:
1) Pneumokoniosis yang disebabkan oleh debu mineral pembentukan
jaringan parut (silikosis, antrakosilikosis, asbestosis) dan silikotuberkulosis
yang silikosisnya merupakan faktor utama penyebab cacat atau kematian.
2) Penyakit paru dan saluran pernafasan (bronkopulmoner) yang disebabkan
oleh debu logam keras.
3) Penyakit paru dan saluran pernafasan (bronkopulmoner) yang disebabkan
oleh debu kapas, vlas, henep dan sisal (bissinosis).
4) Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat
perangsang yang dikenal berada dalam proses pekerjaan.
5) Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat
penghirupan debu organik
6) Penyakit yang disebabkan oleh berillium atau persenyawaannya yang
beracun.
11) Penyakit yang disebabkan oleh arsen atau persenyawaannya yang beracun.
12) Penyakit yang disebabkan oleh raksa atau persenyawaannya yang beracun.
14) Penyakit yang disebabkan oleh flour atau persenyawaannya yang beracun.
18) Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan amina dari benzena atau
homolognya yang beracun.
19) Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam nitrat lainnya.
21) Penyakit yang disebabkan oleh gas atau uap penyebab asfiksia atau
keracunan seperti karbon monoksida, hidrogen sianida, hidrogen sulfida
atau derivatnya yang beracun, amoniak, seng, braso dan nikel.
22) Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan.
25) Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektromagnetik dan radiasi yang
mengion.
26) Penyakit kulit (dermatosis) yang disebabkan oleh penyebab fisik, kimiawi
atau biologik.
27) Kanker kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh ter, pic, bitumen,
minyak mineral, antrasena, atau persenyawaan, produk atau residu dari zat
tersebut.
28) Kanker paru atau mesotelioma yang disebabkan oleh asbes.
29) Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit yang
didapat dalam suatu pekerjaan yang memiliki resiko kontaminasi khusus.
30) Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah atau panas radiasi
atau kelembaban udara tinggi.
31) Penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia lainnya termasuk bahan obat.
c. Penyakit Akibat Kerja pada Perawat
Suatu penyakit bersifat multifaktor, oleh katena itu suatu oenyakit tidak dapat
disebabkan oleh satu factor saja karena terdapat keterkaitan yang kompleks
antara berbagai macam agen, pejamu, dan lingkungan. Berdasarkan Agen
penyebabnya penyakit dapat dibedakan menjadi :
1) Agen Biologi
Agen biologi adalah seperti bakteri, mikroba dan lain-lain dimana penyakit
yang dapat timbul baik dalam suatu komunitas maupun fasilitas kesehatan
yang dapat mengkontaminasi warga fasilitas kesehatan, termasuk perawat
antara lain seperti Methiciliin resistant Staphylococcus Aureus (MRS),
vancomycin resistant Mycobacterium enterococcus (VRE) dan multidrug
resistant Mycobacterium tuberculosis (MDR-TB). Bahaya biologic
ditempat kerja terdiri atas infeksi akut dan kronis, parasite, bahan beracun,
reaksi alergi dan iritan. Perawat sangat rentan terhadap risiko lecet ataupun
tertusuk jarum yang kemudian luka tersebut dapat terinfeksi oleh agen
biologi yang terdapat di fasilitas kesehatan.
Penyakit akibat kerja berdasar agen biologi yang dapat menjangkiti pekerja
rumah sakit seperti Brucellosis dapat disebabkan oelh brucella abortus
dapat terpajan pada petugas laboratorium, Hepatitis Serum (Hepatitis B,
HBV) dan Tuberculosis juga beresiko pajanan pada pekerja medis.
2) Agen Kimia
Sebagian besar agen kimia dapat menyebabkan reaksi yang berbahaya
pada manusia orang-orang dalam fasilitas pelayanan kesehatan dapat
terjangkit penyakit dermatitis dan reaksi alergik lainnya terhadap pajama
pada agen kimi tersebut, seperti penggunaan lateks, hydrogen peroksida,
merkuri, gas anastesi, obat-obatan sitotoksik, Aldehid (formaldehid) di
kamar mayat, dan glutaraldehid untuk endoskopi dapat menimbulkan
masalah pernafasan.
3) Agen Fisika
Agen fisika seperi panas, dingin, listrik, cahaya dan radiasi ionisasi dapat
menyebabkan penyakit pada petugas difasilitas pelayan kesehatan seperti
Konjungtivitis akibat pajanan sinar ultraviolet (UV).
Agen fisika seperti suhu panas biasanya didapat pada trowongan bawah
tanah untuk pemasangan pipa dan kabel rumah sakit, fasilitas binatu dan
dapur di rumah sakit. Agen fisika lainnya seperti kebisingan yang tinggi
akibat pemajanan pekerja terhadap ultrasound pada pemecahan batu
ginjal. Kemudian radiasi pengion juga tidak luput terhadap perawat
dibagian rontegen, sedangkan radiasi elektromagnetik bukan pengion
sperti laser yang dipakai dibagian bedah, dermatologi, oftalmologi dan
ginekologi juga dapat menimbulkan resiko kerusakan mata.
a. Cidera fatal (fatality) adalah kematian yang disebabkan oleh cidera atau
penyakit akibat kerja
b. Cidera yang mengakibatkan hilang waktu kerja (Loss Time Injury) adalah
suatu kejadian yang menyebabkan kematian, cacat permanen, atau
kehilangan hari kerja selama satu hari kerja atau lebih.
c. Cidera yang mengakibatkan kehilangan hari kerja (Loss Time Day)
karyawan tidak dapat masuk karena cidera.
d. Tidak mampu bekerja atau cidera dengan bekerja terbatas (Restricted Duty)
adalah karyawan tidak mampu mengerjakan pekerjaan rutin sehingga
ditempatkan pada pekerjaan lain yang sudah dimodifikasi termasuk
perubahan jadwal ataupun pola kerja.
e. Cidera dirawat dirumah sakit ( Medical Treatment Injury ) adalah
kecelakaan kerja yang ditangani oleh dokter, perawat atau orang yang
memeiliki kualifikasi untuk menangani atau memberikan pertolongan pada
kecelakaan
f. Cidera Ringan (First Aid Injury) adalah cidera ringan akibat kerja yang
ditangani menggunakan alat pertolongan pertama pada kecelakaan setempat
seperti ; luka lecet dll.( Badraningsih, 2015)
III. Kesimpulan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga
dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang
pada Bahaya terhadap berbagai agen baik agen biologi, kimia, fisika dapat dialami perawat
di fasilitas kesehatan. Agen agen tersebut dapat menyebabkan penyakit menular maupun
non menular yang tentu dapat menyebabkan sakit atau cidera bagi perawat.
Daftar Pustaka
Maria., S., Wiyono, J., Candrawati, J. (2015). Kejadian Kecelakaan Kerja Perawat Tindakan
Tidak Aman. Jurnal Care, 3(2), 10-17.
Badraningsih, 2015. Kecelakaan Akibat Kerja dan Penyakit Akibat Kerja. Dalam https: //
staff.uny.ac.id diakses pada minggu, 28 September 2021
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan dan transmigrasi RI nomor PER.25/MEN/XII/2008 tentang
Pedoman Diganosis dan Penilaian Cacat Karena Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja.
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor : 10 tahun 2016 tentang Tata Cara Pemberian
Program Kembali Kerja serta Kegiatan serta Promotif dan Kegiatan Preventif Kecelakaan
Kerja dan Penyakit Akibat kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI nomor : PER-01/MEN/1981 tentang kewajiban melapor
penyakit akibat kerja
Peraturan Menteri kesehatan nomor : 56 Tahun 2016 tentang Penyelenggara Pelayanan
Penyakit Akibat Kerja
UU No. 14 Tahun 1969 Tentang Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja