5. Terapi Bermain
Seorang anak suts membutuhkan pertolongan dalam belajar bermain, Dengan
bermain bersama teman sebaya dapat berguna untuk anak autis belajar bicara,
komunikasi dan interaksi sosial. Seorang terapis bermain bisa membantu anak
dalam hal ini dengan teknik tertentu.
B. Peran Perawat pada Individu Penyandang Autisme
Peran perawat dalam menjalankan peran dan fungsinya selama merawat anak
dengan autisme harus melibatkan tiga jenis spesialis dalam keperawatan untuk
bekerja sama yaitu perawat komunitas, anak dan jiwa. Susanti (2005) menjelaskan
bahwa perawat komunitas berperan dalam deteksi dini anak dengan autisme di
dalam masyarakat, melakukan optimalisasi peran dan fungsi keluarga selama
merawat anak dengan autisme, pencegahan peningkatan angka autisme melalui
perbaikan gaya hidup dan penyuluhan tentang penyebab autisme melalui serta
melakukan rujukan ke tingkat pelayanan kesehatan yang lebih tinggi. Perawat anak
lebih berfokus terhadap keadaan anak itu sendiri, dimana perawat berperan dalam
deteksi dini keberadaan anak autisme melalui observasi tumbuh kembang anak
dalam keluarga , melakukan stimulasi anak autisme sesuai dengan tahap
perkembangan usia serta melatih keluarga untuk melakukan stimulasi tumbuh
kembang anak dengan autisme. Sementara perawat jiwa berperan dalam melakukan
deteksi dini masalah psikososial dan kejiwaan dalam keluarga yang merawat anak
dengan autisme, mengajarkan keluarga untuk memilih strategi koping dalam
menghadapi masalah selama merawat anak dengan autisme, memberikan dukungan
secara psikologis kepada keluarga serta memberdayakan keluarga khususnya dalam
hal psikologis selama merawat anak dengan autisme.
III. Kesimpulan
Berdsarkan hasil penjelasan dari pembahasan di atas, dapat ditarik berbagai
kesimpulan bahwa anak penyandang autis masih dapat diobati dan mampu menjadi
anak yang normal seperi anak-anak yang lainnya tentunya dengan bantuan, bimbingan
perawat dan dukungan keluarga.
Keberhasilan terapi bagi penyandang autisme dapat dilakukan dengan berbagai
metode dan terapi, antara lain dengan terapi psikofarmaka, terapi perilaku, terapi
bicara, terapi okupasional, terapi fsik, terapi sosial, terapi bermain, terapi
perkembangan, terapi visual, pendidikan khusus, terapi alternatif. Selain terapi
tersebut, dapat juga dilakukan dengan cara memberikan perhatian, pelatihan dan
pendidikan secara khusus bagi penyandang anak autis. Sehingga anak autis tersebut
mampu mengembangkan dirinya dalam berkomunikasi maupun berinteraksi dengan
teman-teman sebayanya.
Daftar Pustaka
Townsend, MC. (2010). Diagnosis Keperawatan Psikiatri Rencana Asuhan & Medikasi
Psikotropika. Jakarta : EGC.
Muhith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa (Teori dan Aplikasi). Yogyakarta : Andi.
Yusuf, Fitriyasari, R., & Nihayati, H. E. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Jakarta : Salemba Medika.