KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan.....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3
A. Kesimpulan...........................................................................................................12
B. Saran.....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Akibat Kerja (PAK) di rumah sakit dapat menyerang perawat. Perawat
mempunyai resiko untuk terpapar bahan biologi berbahaya (biohazard), dan kontak
dengan alat medis sekali pakai (disposable aquipment) seperti tak sengaja tertusuk atau
tersentuh jarum suntik bekas maupun selang infus bekas, terpapar virus langsung dari
pasien, kontak dengan benda-benda yang terpapar virus, tak sengaja tersentuh cairan
dari pasien yang terinveksi virus, dan masih banyak yang lainnya.
Ada beberapa hal yang melatarbelakangi perawat di dalam terkena penyakit akibat
kerja di rumah sakit, salah satunya adalah masih adanya petugas kesehatan yang tidak
memakai alat pelindung diri berupa sarung tangan saat melakukan tindakan di Instalasi
Gawat Darurat, pencahayaan yang kurang di ruang pasien yang dapat menyebabkan
penglihatan perawat kurang dalam melakukan tindak yang dapat mengakibatkan
terjadinya kesalahan tindakan bahkan dapat menimbulkan penyakit atau cedera pada
perawat ataupun pada pasien, masih ada perawat yang tidak memakai desinfektan ketika
sebelum dan setelah menangani pasien, dan masih banyak faktor-faktor lainnya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
a. Penyakit Menular
Penyakit menular adalah penyakit yang sangat berbahaya karena angka kematianyang
cukup tinggi dan dapat menimbulkan kecacatan. Menurut Kementerian Kesehatan, penyakit
Difteri merupakan penyakit menular mematikan yang menyerang saluran pernafasan bagian atas
(tonsil, faring, dan hidung) dan kadang-kadang selaput lender dan kulit. Penyakit ini disebabkan
bakter yaitu Corynebacterium diphteriae. Semua golongan umur bisa tertular, dan Sangat
perlu diwaspadai bahwa kecenderungan jumlah kasus penyakit ini meningkat sejak 2007. Ada
tiga kelompok utama penyakit menular :
1. Penyakit yang sangat berbahaya karena angka kematian cukup tinggi.
2. Penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan kematian dan cacat,walaupun
akibatnya lebih ringan dariyang pertama
3. Penyakit menular yang jarang menimbulkan kematian dan cacat tetapi dapat
mewabah yang menimbulkan kerugian materi.
Tiga sifat utama aspek penularan penyakit dari orang ke orang :
1. Waktu Generasi (Generation Time)
Masa antara masuknya penyakit pada pejamu tertentu sampai masa kemampuan maksimal
pejamu tersebut untuk dapat menularkan penyakit. Hal ini sangat penting dalam
mempelajari proses penularan. Perbedaan masa tunas denga waktu generasi yaitu Masa
tunas ditentukan oleh masuknya unsur penyebab sampai timbulnya gejala penyakit sehingga
tidak dapat ditentukan pada penyakit dengan gejala yang terselubung, waktu generasi ialah
waktu masuknya unsur penyebab penyakit hingga timbulnya kemampuan penyakit
tersebut untuk menularkan kepada pejamu lain walau tanpa gejala klinik atau terselubung.
2. Kekebalan Kelompok (Herd Immunity)
Adalah tingkat kemampuan atau daya tahan suatu kelompok penduduk tertentu terhadap
serangan atau penyebaran unsur penyebab penyakit menular tertentu berdasarkan tingkat
kekebalan sejumlah tertentu anggota kelompok tersebut. Herd Immunity merupakan faktor
utama dalamproses kejadian wabah dimasyarakat sertakelangsungan penyakit pada
suatukelompok penduduk tertentu.
3. Angka Serangan(Attack Rate)
Adalah sejumlah kasus yang berkembang atau muncul dalam satusatuan waktu tertentu di
kalangan anggota kelompok yang mengalami kontak serta memiliki risiko atau kerentanan
terhadap penyakit tersebut. Formula angka serangan ini adalah banyaknya kasus baru (tidak
termasuk kasus pertama) dibagi dengan banyaknya orang yang pekadalam satu jangka
waktu tertentu. Angka serangan ini bertujuan untuk menganalisis tingkat penularan dan
tingkat keterancamam dalam keluarga, dimana tata cara dan konsep keluarga, sistem
hubungan keluarga dengan masyarakat serta hubungan individu dalam kehidupan sehari-hari
pada kelompok populasi tertentu merupakan unit epidemiologi tempat penularan penyakit
berlangsung.
b. Penyakit Tidak Menular
Penyakit tidak menular merupakan salah satu masalah kesehatan yang menjadi perhatian
nasional maupun global pada saat ini. Data WHO tahun 2008 menunjukan bahwa dari 57 juta
kematian yang terjadi, 36 juta atau hampir dua pertiganya disebabkan oleh Penyakit Tidak
Menular. Empat terbanyak dari penyakit tidak menular yaitu penyakit kardiovaskuler, kanker,
penyakit pernapasan kronis, dan diabetes mellitus.
Penyakit tidak menular muncul dari kombinasi faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi
dan faktor risiko yang dapat dimodifikasi. Fakor risiko yang tidak dapat dimodifikasi oleh
individu adalah usia, jenis kelamin, dan genetika. Sedangkan faktor risiko yang dapat
dimodifikasi adalah faktor yang dapat diubah melalui keadaran individu itu sendiri dan
intervensi sosial.. Faktor- faktor yang dapat dimodifikasi tersebut adalah :
1. Merokok
Efek berbahaya dari merokokterhadap kematian yang disebabkan oleh kanker, penyakit
kardiovaskuler, dan penyakit pernapasan kronis telah lama diketahui. Selain itu, paparan asap
rokok pada perokok pasif seperti ibu hamil, anak-anak, dan orang dewasa yang tidak hamil di
rumah maupun di tempat-tempat umum menyebabkan hasil kelahiran yang merugikan, penyakit
pernapasan pada masa kanak-kanak, dan penyakit lainnya seperti yang diderita oleh perokok
aktif.
2. Konsumsi Alkohol Alkohol
Merupakan zat psikoaktif dengan memproduksi substansi yang membuat ketergantungan
pengkonsumsinya.Dampak alkohol ditentukan oleh volume alkohol yang dikonsumsi, pola
minum, dan kualitas alkohol yang dikonsumsi. Pada tahun 2012, sekitar 3.3 juta kematian, atau
sekitar 5.9% dari seluruh kematian global disebabkan oleh konsumsi alkohol. Konsumsi alcohol
merupakan faktor risiko utama untuk beban penyakit di negara berkembang berkaitan dengan
berbagai penyakit dan cedera, termasuk kecelakaan lalu lintas, kekerasan, dan bunuh diri.
3. Pola Makan yang Buruk
Sekitar 16 juta (1%) DALYs (ukuran potensial kehilangan kehidupan karena kematian dini
dan tahun-tahun produktif yang hilang karena cacat) dan 1.7 juta (2.8%) dari kematian di seluruh
dunia disebabkan oleh kurangnya konsumsi buah dan sayur. Konsumsi cukup buah dan sayur
mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, kanker perut, dan kanker kolorektal. Konsumsi
makanan tinggi kalori seperti makanan olahan yang tinggi lemak dan gula cenderung
menyebabkan obesitas dibandingkan makanan rendah kalori seperti buah dan sayuran. Jumlah
garam yang dikonsumsi merupakan faktor penentu penting dari tingkat tekanan darah dan risiko
kardiovaskuler secara keseluruhan. Diperkirakan bahwa mengurangi asupan garam dari
konsumsi rata-rata 9-12 gram per hari menjadi 5 gram per hari memiliki dampak besar pada
tekanan darah dan penyakit kardiovaskuler.
Faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya PAK adalah sebagai berikut :
1. Golongan fisik
a. Kebisingan dapat mengakibatkan gangguan pada pendengaran sampai dengan Non-
induced hearing loss
b. Radiasi (sinar radio aktif) dapat mengakibatkan kelainan darah dan kulit
c. Suhu udara yang tinggi dapat mengakibatkan heat stroke, heat cramps, atau
hyperpyrexia. Sedangkan suhu udara yang rendah dapat mengakibatkan frostbite,
trenchfoot atau hypothermia.
d. Tekanan udara yang tinggi dapat mengakibatkan caison disease
e. Pencahayaan yang tidak cukup dapat mengakibatkan kelahan mata. Pencahayaan yang
tinggi dapat mengakibatkan timbulnya kecelakaan.
2. Golongan kimia
a. Debu dapat mengakibatkan pneumokoniosis
b. Uap dapat mengakibatkan metal fumefever, dermatitis dan keracunan
c. Gas dapat mengakibatkan keracunan CO dan H2S
d. Larutan dapat mengakibatkan dermatitis
e. Insektisida dapat mengakibatkan keracunan
3. Golongan infeksi
b. Anthrax
c. Brucell
d. HIV/AIDS
4. Golongan fisiologis
Dapat disebabkan oleh kesalahan kontruksi, mesin, sikap badan yang kurang baik, salah
cara melakukan suatu pekerjaan yang dapat mengakibatkan kelelahan fisik bahkan lambat
laun dapat menyebabkan perubahan fisik pada tubuh pekerja.
5. Golongan mental
Dapat disebabkan oleh hubungan kerja yang tidak baik atau keadaan pekerjaan yang
monoton yang menyebabkan kebosanan.
Terdapat beberapa penyebab PAK yang umum terjadi di tempat kerja, berikut beberapa
jenis yang digolongkan berdasarkan penyebab dari penyakit yang ada di tempat kerja.
a. Golongan fisik: bising, radiasi, suhu ekstrim, tekanan udara, vibrasi, penerangan.
b. Golongan kimiawi: semua bahan kimia dalam bentuk debu, uap, gas, larutan, kabut.
c. Golongan biologik: bakteri, virus, jamur, dll.
d. Golongan fisiologik/ergonomik: desain tempat kerja, beban kerja.
e. Golongan psikososial: stres psikis, monotomi kerja, tuntutan pekerjan.
E. Pencegahan Penyakit Akibat Kerja
Berikut ini adalah penerapan konsep lima tingkatan pencegahan penyakit (five level of
prevention disease) pada penyakit akibat kerja, yakni:
a. Peningkatan kesehatan (health promotion). Misalnya: penyuluhan kesehatan dan
keselamatan kerja (K3) pendidikan kesehatan, meningkatkan gizi yang baik, pengembangan
kepribadian, perusahaan yang sehat dan memadai, rekreasi, lingkungan kerja yang
memadai, penyuluhan perkawinan dan pendidikan seksual, konsultasi tentang keturunan dan
pemeriksaan kesehatan periodik.
b. Perlindungan khusus (specific protection). Misalnya : imunisasi, hygiene perorangan,
sanitasi lingkungan, serta proteksi terhadap bahaya dan kecelakaan kerja dengan
menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti helm, kacamata kerja, masker, penutup
telinga (ear muff dan ear plug) baju tahan panas, sarung tangan, dan sebagainya.
c. Diagnosis (deteksi) dini dan pengobatan segera serta pembatasan titik-titik lemah untuk
mencegah terjadinya komplikasi.
d. Membatasi kemungkinan cacat (disability limitation). Misalnya: memeriksa dan mengobati
tenaga kerja secara komprehensif, mengobati tenaga kerja secara sempurna dan
pendidikan kesehatan.
e. Pemulihan kesehatan (rehabilitation). Misalnya: rehabilitasi dan mempekerjakan kemali
para pekerja yang menderita cacat. Sedapat mungkin perusahaan mencoba menempatkan
keryawan-karyawan cacat di jabatan yang sesuai.
Upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mencegah PAK adalah sebagai
berikut:
1. Menyingkirkan atau mengurangi risiko pada sumbernya, misalnya menggantikan bahan
kimia yang berbahaya dengan bahan yang tidak berbahaya.
2. Mengurangi risiko dengan pengaturan mesin atau menggunakan APD.
3. Menetapkan prosedur kerja secara aman untuk mengurangi risiko lebih lanjut.
4. Menyediakan, memakai dan merawat APD.